Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30. Cerita Agus
Bu Lusi mengangguk sembari tersenyum, tapi air mata masih membasah kedua pelupuk matanya.
"Iya Bu Martha, melindungi April sudah kewajiban ku dan putraku, April ini menantu kesayanganku." Jawab Bu Lusi.
Juni dan Agus yang baru turun dari lantai dua, dia langsung buru-buru menghampiri April.
Juni menjadi cemas karena melihat April menangis, Juni sangat Tidka bisa melihat April menangis, Juni sangat mencintai April istrinya, dan dia sudah berjanji tidak akan membuat April menangis.
"Sayang, ada apa, kenapa menangis, siapa yang menyakitimu ?" tanya Juni kedua jempolnya mengusap lembut air mata April.
April menggeleng, dia menangis bukan karena disakiti, tapi karena sedih dan bahagia karena bertemu dengan Ibu dan adiknya.
"Tidak mas, tidak ada yang menyakiti ku, aku hanya sedih, aku sudah bertemu Ibuku, kenalkan ini Ibuku, mas tidak usah mencarinya lagi." Ujar April memperkenalkan Bu Martha pada Juni suaminya.
Juni langsung menjabat tangan Bu Martha dan mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.
"Saya Juni Bu, saya suaminya anak Ibu, maaf baru bisa bertemu dengan Ibu, aku sudah kerumah Ibu waktu ingin menikahi April, tapi Ibu sudah tidak ada disitu." Juni memperkenalkan diri dan bercerita tentang dia kerumah Bu Martha.
"Iya nak, terimakasih sudah mencintai dan melindungi putri Ibu." Bu Martha sangat berterimakasih pada Juni, apa lagi dia sudah melihat sendiri bagaimana Juni cemas saat melihat April menangis tadi.
"Ini Ayu adikku, dia yang membawa Ibu kesini tadi." April juga mengenalkan Ayu pada suaminya, April tidak menceritakan kelakuan Ayu dulu, dia tidak mau Juni benci sama Ayu, biar bagaimanapun April tidak menganggap Ayu orang lain, mereka bertiga keluarga.
Juni menoleh ke Ayu, yang ternyata gadis yang pernah meminta tolong padanya dan Agus, Juni juga tau kalau Ayu sudah menjadi tunangan Agus.
"Kamu, kamu tunangan Agus 'kan ?" Juni sedikit kaget tapi dia bisa menguasai diri, Juni tidak mau semuanya tau kalau Ayu pernah dijual.
Ayu mengangguk, dan dia berterimakasih karena Juni sudah pernah menolong dirinya bersama Agus saat itu.
Setelah pertemuan yang menguras air mata dan berkenalan, Juni mengajak semuanya duduk, mereka mengobrol apa saja.
Juni juga meminta Agus segera menikahi Ayu dan menyuruh Agus mencari ayahnya Ayu agar Ayu ada wali, karena Juni pikir tidak baik hidup dalam satu atap tanpa ada pernikahan atau hubungan yang sah.
Mendengar Juni menyuruh mencari Ayahnya Ayu, Agus menatap Juni, dia ingin mengatakan kalau ayahnya Ayu sudah meninggal, tapi Agus tidak mau mengatakan didepan Ayu, Agus takut Ayu akan sedih.
"Kenapa kamu menatapku, apa kamu tidak mau menikahinya, kamu jangan jadi pengecut, ingat dia sekarang adik iparku, Ayu adik istriku." Omel Juni pada Agus.
Agus tidak menjawab, dia masih menatap juni dan mengedip-kedip mata agar juni mengerti.
"Tidak usah mengedip-kedip kan mata, kalau ada yang ingin kamu bicarakan, bicara aja, lebih baik kita tau semua dari pada nanti menjadi bencana." Ujar Juni lagi tidak peduli pada Agus yang mengedip padanya.
Agus menunduk sesaat, lalu kemudian dia menatap Ayu penuh rasa iba.
"Ayu maafkan aku, ada sesuatu yang tidak aku katakan padamu, aku akan menikahi mu Minggu depan, tapi aku tidak bisa membawa ayahmu menjadi wali." Ujar Juni.
Ayu mengangguk mengerti, Ayu pikir Agus tidak suka melihat ayahnya, Ayu tidak tau kalau Ayahnya sudah tiada.
"Iya kak, aku tau, aku juga sangat membenci ayah, aku tidak mau melihatnya lagi." Jawab Ayu tidak keberatan.
"Apa dia pikir aku tidak menyukai ayahnya, apa aku harus jujur aja, aku juga tidak mau dia membenci Ayahnya yang sudah meninggal, lebih baik aku kasih tau aja." Gumam Agus.
"Ayu, aku minta maaf, sebenarnya Minggu yang lalu aku sudah menyelidiki semua yang menyangkut dirimu, tapi ada satu berita yang mungkin membuat kamu sedih dan menyesal." Ujar Agus memutuskan ingin memberitahu Ayu kebenaran kalau Pak Alan sudah meninggal.
Semua mata sekarang beralih menatap Agus, terlihat kerutan di kening semua yang ada disitu, mungkin semuanya penasaran dengan apa yang Agus katakan.
"Apa maksudmu, dan berita apa ?" tanya Juni penasaran dengan berita yang Juni bilang Ayu akan sedih.
"Iya kak, berita apa, katakan saja, aku janji tidak akan sedih." Desak Ayu.
Agus menatap Ayu wanita yang sebentar lagi akan dia nikahi, Agus mencari ketegaran Dimata Ayu.
"Aku menyelidiki tentangmu dan Ayah mu, tapi saat itu Ayahmu sudah meninggal, dia dimakamkan oleh pihak rumah sakit karena tidak ada yang datang dari keluarganya." Agus menjeda sesaat dia melihat wajah Ayu memastikan bagai mana reaksi Ayu saat tau ayahnya sudah meninggal, tapi Ayu biasa saja dia sedikitpun tidak sedih.
Melihat Ayu tidak ada sedikitpun rasa sedih, maka Agus melanjutkan ceritanya lagi.
"Dia tertabrak mobil saat menyeberang jalan dengan buru-buru." Lanjut Agus lagi.
"Kenapa dia menyeberang buru-buru, apa kamu tidak menyelidiki lebih lanjut ?" tanya Juni karena Agus tidak menceritakan dengan detail.
"Dia dikejar oleh anak buah orang yang bernama juragan Sofyan, dan juragan Sofyan itu orang yang menjual Ayu ke hotel sebelum bertemu dengan kita." Agus selesai bercerita.
"Itu lebih baik, aku tidak sedih, karena itu lebih baik dari pada dia terus berbuat dosa, semoga saja tuhan mengampuninya." Ayu pasrah dan berserah, mungkin itu lebih baik bagi Pak Alan.
Bu Martha juga sama, namun dia terlihat sedikit sedih, biar bagaimanapun dia pernah menjadi bagian dalam hidup Alan.
Disaat semua sedang melanjutkan obrolan tiba-tiba ponsel Juni berdering, Juni segera menjawab telepon itu tanpa berpindah tempat.
"Bos, kami sudah mendapatkan bukti, dan kami sudah membekuk juragan Sofyan dan kedua anak buahnya, sekarang apa lagi yang harus kami lakukan ?" tanya orang yang menelepon Juni yang tidak lain anak buahnya yang Juni perintahkan untuk menangkap juragan Sofyan yang telah menyerang istri dan Ibunya.
"Bagus, kalau sudah ada semua bukti, serahkan mereka ke polisi, dan pastikan mereka akan mendapatkan hukuman seumur hidup, aku tidak mau mereka mengincar istriku lagi."
"Siap bos," jawab anak buahnya Juni dan telepon pun berakhir.
"Ada apa ?" tanya Agus bersamaan dengan Bu Lusi yang penasaran dengan penelepon tadi.
"Juragan Sofyan yang menyerang April dan Ibu kemaren, mereka sudah menangkapnya, dan aku menyuruh mereka menyerahkannya ke polisi." Ujar Juni santai.
April, Ayu, dan juga Bu Martha semua menatap Juni, benarkah yang Juni katakan, seperti itulah pertanyaan yang ada dipikiran ketiga wanita itu.
Jujur ketiga wanita itu sangat senang mendengarnya, mereka berterimakasih banyak pada Juni karena sudah membuat juragan Sofyan masuk penjara.
Bersambung.
tapi thor jangan tamat dulu dong..
Saran az y thor klo bisa yg lbh menantang sedikit atau misteri" gtu pasti seru..
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu