Tuan Muda Posesif Itu Adalah Suami Ku

    sampai di amrik Alisha langsung istirahat, dia belum membereskan barang yang di bawa dari tanah air. .

setelah 5 jam tidur Alisha bangun karena perutnya keroncongan, dia langsung membuka kulkas untuk cari apa yang bisa untuk di makan.

     Alisha jarang makan di luar, dia lebih senang memasak di apartemen ya .. walaupun sayuran dan bahan yang lainnya sangat mahal..

    toko asean tidak jauh dari apartemen. toko yang menjual produk Indonesia..

Alisha keluar dari apartemen nya untuk mengajak Maria pergi ke sana.

     ceklek.

   " eh kamu sha, ayok masuk . "

  " aku kesini mau ngajak kamu pergi belanja kesupermarket untuk beli bahan makanan. " ajak Alisha.. maria juga sudah kecanduan sama masakan Indonesia yang di masak Alisha.

   " oke, tunggu sebentar. " maria kembali masuk untuk ganti pakaian nya.

    mereka pun berangkat kesana dengan berjalan kaki,, ini sudah sore juga.

    " berapa bulan lagi kita selesai kuliah sha kamu juga akan balik ke Indonesia. pasti aku kangen sama kamu. " ucap maria.

   " yayaya, momen-monem seperti ini pasti kita bakal kangen. semoga lo jadi dokter yang hebat maria. "

   " kamu juga sha, semoga jadi pengacara yang sukses juga,, aku do'akan semoga menjadi pengacara yang jujur dan berguna untuk orang-orang yang tidak mampu. " ungkap Maria.

    " aminnn,, kamu mau balik ke kota kamu apa tetap tinggal di sini. " tanya Alisha.

    " mau tetap di sini sha.. aku mau lanjut spesialis, kalau sudah selesai semua baru balik ke rumah aku. " jelas Maria.

     mereka pun tiba di toko asean dan bertemu dengan arga dan bundaa nya juga. Alisha sedikit canggung dengan arga setelah dia tahu siapa arga sebenarnya.

    " kalian juga ada di sini.. mau beli apa?. " tanya ajeng.

    " ini tante Alisha mau membeli kebutuhan dapur. " jawab Maria.

    " mumpung kitaa ketemu di sini, tante mau mengundang kalian makan malam di apartemen nya arga. "

   " maaf tante aku gak bisa karena jam 6 aku ada jam praktek di rumah sakit.. mungkin Alisha dan yang lainnya bisa. " kata maria .

" aku juga tidak bisa tante, aku ada pekerjaan.. ayok Maria kita cari bahan makanan dulu. " ajak Alisha.

entah kenapa arga merasa Alisha menghindari nya sejak identitas aslinya di ketahui oleh Alisha.

" kenapa lo seperti menghindar al.. apa lo takut dekat lagi sama gue semenjak lo tau siapa gue sebenarnya.. apa segitu nya lo masih trauma dengan orang kaya. " batin arga..

" gak jadi donk bunda masak banyak Hari ini. "

" kan bisa lain kali bunda.. kemang awal-awal masuk seperti ini kita semua pada sibuk bunda apalagi kami sudah semester akhir. " jelas arga.

karena semua sudah kebeli, arga pun mengajak bunda nya pulang.. arga tidak mau bunda nya terlalu lama di kuat karena belum terbiasa dengan udara negara amrik..

flashback on.

Alisha dan keluarga nya sudah pulang dari kota dan lagi menikmati pisang goreng yang di buat oleh ibunya..

" sha bapak harap setelah ini kamu jangan terlalu dekat dengan arga lagi. kamu ngerti kan apa maksud bapak. " kata rahmat.

" itu benar dek.. abang bisa lihat kalau arga ada rasa sama kamu.. sekarang kita tau siapa arga sebenarnya.. abang gak mau kita di hina lagi sama orang kaya seperti dulu lagi dek. "

" bukan masalah kaya nya abang kenan tapi status Alisha yang janda,, ibu yakin kalau arga dan bunda nya bisa Terima dengan status Alisha itu tapi tidak dengan keluarga besar ayahnya. " ungkap nigrum.

" bapak gak mau kamu tersakiti kembali nak.. kamu lebih fokus aja sama kuliah kamu biar cepet lulus.. "

" baik Pak.. aku akan jaga jarak dengan arga setelah tiba di amrik.. kalian gak usah khawatir, aku juga belum mau buka hati untuk siapa pun. " kata Alisha.

" maafkan aku yang belum bisa melupakan sakit hati aku yang telah Gavin buat.. sakit nya masih terasa sampai sekarang. ," batin Alisha..

itu alasan Alisha jaga jarak dengan arga.. dia gak mau orang tuanya di hina lagi, cukup dulu aja .

" mana ada orang yang mau sama janda seperti gue ini. "

flashback off.

Bab 7: Jarak dan Kedekatan

Hari-hari berlalu di Amerika. Alisha fokus pada kuliahnya, menjaga jarak dari Arga sesuai dengan tekadnya. Ia menolak ajakan Arga untuk bertemu, mengucapkan alasan sibuk kuliah atau janji lain. Ia menyadari bahwa menghindar adalah cara terbaik untuk melindungi dirinya dan mencegah Arga berharap lebih. Namun, ia tak bisa sepenuhnya menghindari Arga. Terkadang, mereka bertemu secara tak sengaja di toko Asia atau di kampus. Tatapan mata mereka bertemu sebentar, lalu Alisha buru-buru mengalihkan pandangannya.

Arga merasakan perubahan sikap Alisha. Ia merasa sedih dan bingung. Ia mencoba memahami alasan Alisha, mengingat masa lalu Alisha yang penuh dengan luka. Ia tahu bahwa Alisha masih trauma dengan kegagalan pernikahannya dan dengan stigma masyarakat terhadap janda. Ia pun berusaha untuk menghormati ruang pribadi Alisha, walaupun hatinya merasa sakit.

Maria, sahabat Alisha, memahami situasi tersebut. Ia mendukung keputusan Alisha, tetapi juga prihatin akan perasaan Arga. Ia mencoba menjadi penengah, menjelaskan kepada Arga tentang trauma Alisha dan pentingnya memberikan ruang bagi Alisha untuk menyembuhkan lukanya. Ia juga mengingatkan Alisha agar tidak terlalu keras pada dirinya sendiri dan pada Arga.

Sementara itu, Ajeng, ibu Arga, mengamati interaksi antara Alisha dan Arga. Ia merasa simpati kepada keduanya. Ia mengerti alasan Alisha menjaga jarak, tetapi ia juga berharap agar Alisha dan Arga bisa menemukan kebahagiaan bersama. Ia mencoba untuk mendekatkan Alisha dan Arga secara perlahan, tanpa memaksa. Ia mengundang Alisha dan Maria untuk makan malam di apartemennya, menciptakan suasana yang nyaman dan hangat.

Suatu hari, Alisha dan Arga bertemu secara tak sengaja di perpustakaan kampus. Mereka terlibat percakapan singkat, dan untuk pertama kalinya sejak Alisha mengetahui identitas Arga, terjadi kehangatan di antara mereka. Arga mengungkapkan perasaannya, mengatakan bahwa ia menghargai keputusan Alisha, tetapi ia berharap suatu hari nanti Alisha bisa memberinya kesempatan. Alisha terharu dengan ketulusan Arga, tetapi ia masih ragu. Ia masih perlu waktu untuk menyembuhkan lukanya dan mempersiapkan hatinya untuk menerima cinta lagi.