Semua telah terjadi, Zhang Gu Yue tersadar akan segala kebodohan nya, namun semua telah sia-sia. Kini dengan tubuh yang telah hancur dan bayi nya yang bahkan belum sempat melihat dan merasakan bagaimana hangat nya sinar mentari, mereka sama-sama terkapar di atas tanah yang begitu dingin bak tak memiliki perasaan. Tubuh itu mati dengan segala rasa penyesalan dan rasa sakit yang tak terbayang lagi.
Namun kini ia, Zhang Gu Yue kembali diberi kesempatan terlahir kembali. Ia berjanji akan menebus segala kesalahan dan kebodohan nya di masa lalu.
📌 Note :
1. Jangan plagiat
2. Kalau gak suka ya udah gapapa gak usah di baca
3. Selamat baca bagi yang mau
4. Jangan lupa vote dan komen nya
5. CERITA FIKSI (KHAYALAN PENULIS)
THANK YOUUU🤍
《 va_jiyoon 》
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon va_jiyoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
《 27 》 Permainan
...~ happy reading ~...
...♧♧♧...
Mendengar Hangguang Feng justru membela Zhang Gu Yue, membuat semua nya merasa antara kesal dan iri. Walaupun dipermukaan mereka menunjukan senyuman, namun jauh di lubuk hati mereka pasti merasa tidak senang akan hal tersebut.
"Aw bukan kah ini hanya permainan, kenapa di buat serius. Lagi pula, A Jie juga tidak suka bermain-main" ucap Bao Lei yang juga terlihat membela Zhang Jie.
Song Yuchi mengeratkan kepalan tangan nya saat tunangan nya itu membela Zhang Jie. Kenapa selama ini Bao Lei tidak pernah melihat ke arah nya dan justru mencintai Zhang Jie yang jelas-jelas merupakan anak yatim piatu tanpa keluarga. Jika dibandingkan dengan nya yang merupakan putri bungsu keluarga mentri, jelas dirinya lebih unggul.
"Jika ini memang permainan, bukan kah bermain di hari yang bahagia ini adalah suatu kesenangan? oh ayolah tidak perlu terlalu serius. Bukan begitu, Put- ah maksud ku Nona Fengyin" ucap Song Yuchi menekan amarah nya.
"Benar Nona Yuchi, ini hanya sebuah bermain dan tak ada salah nya bermain sejenak. Apakah permintaan ku ini begitu berat?" sambung Fengyin berpura-pura sedih.
"Bagi ku sama sekali tidak, Nona. Hanya saja tidak tau dengan kakak kedua" ucap Zhang Jie tersenyum penuh arti pada Zhang Gu Yue.
"A Yue, bagaimana menurut mu? tidak perlu dipaksakan" ucap Hangguang Feng penuh perhatian.
Jika dia adalah Zhang Gu Yue yang dulu, sudah dipastikan sekarang dia begitu bahagia karena akhirnya tunangan nya itu memberi nya sedikit perhatian. Tapi sekarang berbeda, justru mendengar kata-kata barusan membuat nya ingin memuntahkan isi perut nya.
"Baiklah" jawab Zhang Gu Yue.
"Haha... Kakak, kali ini kau tidak bisa lepas begitu saja. Walaupun mendapatkan perhatian dari Pangeran Kedua, kau hanya akan mempermalukan diri mu sendiri" batin Zhang Xia.
Zhang Gu Yue tersenyum di dalam hati saat melihat reaksi Zhang Xia yang terlihat begitu puas. Gadis itu hanya bisa berlindung di balik kondisi nya yang lemah, sungguh beban.
"Biar aku terlebih dahulu" ucap Zhang Jie maju dan mulai mengambil panahan.
Dengan posisi yang sempurna, Zhang Jie mulai memfokuskan pandangan dan pikiran nya pada objek yang berjarak sekitar 15 zhàng. Di depan sana semua objek itu bergerak cepat dan tak menentu.
Suttt
Jlebb
Satu anak panah menancap pada papan walaupun posisi nya tidak tepat berada di tengah. Orang-orang disana begitu antusias dengan hasil nya, bahkan mereka berdecak kagum akan kemampuan Zhang Jie.
"Kakak, giliran mu?" ucap Zhang Jie menyerahkan panahan yang ia gunakan tadi. Zhang Gu Yue dengan tenang menerima panahan tersebut dan mulai memposisikan tubuh nya serta anak panah nya menuju target.
Suttt
Jlebb
Anak panah itu memang menancap pada papan target, hanya saja berada di luar garis tepat di paling ujung. Zhang Jie tersenyum, walaupun kakak nya itu berhasil menancapkan anak panah nya, setidak nya hasil milik nya lebih baik.
Masuk ke ronde ke dua, Zhang Jie kembali mengambil panahan tersebut dan menargetkan kembali panahan tersebut.
"Tunggu, bukan kah ini terlalu mudah, bagaimana jika menggunakan penutup mata?" usul Song Yuchi. Jelas ia tak mau jika perempuan itu mendapatkan banyak perhatian terlebih terhadap tunangan nya, Bao Lei.
Mata Zhang Jie terlihat tidak fokus saat ini. Namun itu tidak disadari oleh orang-orang, hanya Zhang Gu Yue lah yang menangkap tingkah sekecil itu.
Benar juga, Zhang Gu Yue pernah mendengar jika saat Zhang Jie kecil. Dia dibawa oleh ibu nya untuk bersembunyi dari kejaran musuh yang mengincar keluarga mereka, namun naas nya ibu Zhang Jie tertangkap dan Zhang Jie dilemparkan begitu saja dengan niat agar Zhang Jie kecil tidak ikut tertangkap dan selamat.
Akibat hal itu juga lah yang membuat pendengaran Zhang Jie sedikit terganggu, mungkin akibat benturan yang mengenai kepala nya dulu. Berita ini sebenarnya hanya beberapa orang yang tau, mungkin hanya tabib yang mengobati, Zhang Yan, dan seorang pengawal yang menemukan Zhang Jie sebelum membawa nya menuju kediaman Keluarga Zhang sambil membawa surat wasiat dari ayah Zhang Jie.
"Ide bagus, itu akan semakin menarik!" antusias Cui Mianmian.
"Kakak, jangan bersedih. Walaupun anak panah kakak meleset, itu sudah mengenai papan target. Dengan mata tertutup, Xia'er yakin kakak pasti bisa lebih baik" ucap Zhang Xia, yang mana membuat Zhang Gu Yue kembali ingin memuntahkan isi perut nya.
"Ya, A Jie, kenapa diam saja?" tanya Zhang Gu Yue.
Zhang Jie sedikit tersentak dari lamunan nya, "Ah tidak apa-apa kakak, hanya sedang memfokuskan pikiran" jawab Zhang Jie.
Tidak mungkin ia menjawab, ia sedang mencemaskan harga dirinya nanti. Kelemahan itu sudah ia kubur dalam-dalam, tapi Song Yuchi itu benar-benar kelewatan.
"Oh iya, bagaimana jika kakak mencoba terlebih dahulu, tadi aku sudah mencoba yang pertama. Sekarang giliran kakak" ucap Zhang Jie.
Setidak nya jika nanti ia merasa malu, maka kakak nya ini terlebih dahulu yang merasakan hal tersebut. Dan jika ia beruntung, maka ia bisa terbebas dari permainan itu nanti.
Zhang Gu Yue tersenyum tipis, paham akan maksud ADIK angkat nya itu. Baiklah, mari menunjukan sedikit kemampuan dirinya dan membungkam orang-orang yang meremehkan nya tadi.
Dia dibantu oleh Song Yuchi yang mengikatkan sebuah kain hitam untuk menutupi mata nya, "Aku harap kamu bisa menang" bisik Song Yuchi diam-diam.
Seperti kata pepatah, jika ia bisa menaklukkan permainan ini, maka sama saja seperti satu dayung dua tiga pulau terlampaui. Zhang Gu Yue tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
Orang-orang yang menonton mulai bertambah sebab pertarungan itu terkesan begitu menarik perhatian. Dimana kedua putri di Keluarga Zhang tengah bertaruh demi harga diri mereka lewat sebuah permainan touhu.
Penutup mata telah terpasang, panah sudah dipegang dengan erat, dan di depan sana papan target sudah berkeliaran tak menentu arah nya. Kini Zhang Gu Yue menenangkan dirinya dan berusaha fokus. Mencoba mengikuti alunan angin serta suara sekecil apapun yang bisa ia dengar.
Posisi nya benar-benar terlihat begitu anggun di bawah cahaya rembulan serta lampion-lampion yang menyala. Sungguh pemandangan yang begitu indah, bahkan Hangguang Feng larut akan keindahan itu.
Suttt
Satu anak panah melesat dengan mulus dan tepat mengenai salah satu papan target dengan skor sempurna. Tak berhenti di situ, Zhang Gu Yue kembali mengambil anak panah yang ada di meja samping nya dan kembali menembakkan anak panah itu dengan skor sempurna juga. Setelah lima anak panah tertancap sempurna di papan target, Zhang Gu Yue berhenti dan tersenyum puas, ia sangat yakin dengan hasil nya.
Semua orang terkejut dengan hasil yang terpampang nyata di hadapan mereka. Dimana kelima anak panah itu menancap dengan sempurna dan yang menembakkan anak panah itu adalah seseorang yang tidak mereka sangka bisa melakukan hal semenakjubkan itu.
Seketika wajah putri Wang Fengyin, Zhang Xia serta ketiga teman nya, Zhang Jie, dan Bao Lei menggelap. Berbeda dengan Hangguang Feng dan Song Yuchi. Jika Hangguang Feng menatap Zhang Gu Yue dengan wajah penuh keterkejutan diiringi rasa penyesalan muncul. Sedangkan Song Yuchi menatap Zhang Gu Yue dengan binar mata yang tampak begitu cerah.
"A Jie, sekarang giliran mu" ucap Zhang Gu Yue menyerahkan kain hitam yang barusan ia pakai.
Zhang Jie menatap kain itu dengan tatapan horor. Mau tak mau ia harus menerima kain itu, pandangan nya beralih melihat satu persatu orang disana. Terdapat harapan di mata mereka, tapi kali ini ia merasa gagal bahkan sebelum berperang. Kepalan tangan nya mengerat menahan rasa kesal.
Song Yuchi maju dan melakukan hal yang sama, yaitu mengikatkan kain tersebut. Sambil berdoa di dalam hati jika perempuan di hadapan nya ini tidak lebih baik dari Zhang Gu Yue.
Dan benar saja, setelah lima anak panah itu melesat hanya dua yang menancap di papan target dan itu pun berada di luar garis. Zhang Jie melepaskan kain penutup mata nya lalu menatap Zhang Gu Yue serta Song Yuchi yang bersebelahan dengan tatapan kesal, lalu pergi begitu saja.
"Apaan itu? tidak sopan sekali"
"Benar, padahal disini banyak orang yang status nya lebih tinggi, tapi dia sama sekali tidak sopan"
"Sungguh kesialan bagi Keluarga Zhang karena sudah mengadopsi anak tak tau diri itu!"
"Tidak heran, dia hanyalah anak pungut"
"Bahkan dia berani menggoda tunangan Nona Song Yuchi, sungguh tidak bermoral"
Makian terus terlontar dari mulut-mulut orang di sekitar nya. Dan itu membuat hati Song Yuchi bahagia, akhirnya ada seseorang yang bisa membuat nya di posisi saat ini. Song Yuchi menatap Zhang Gu Yue dengan binar mata terang nya, dia bertekad akan menjadikan Nona Kedua Zhang itu teman nya, ah tidak sahabat nya!
"A Yue, aku tidak tau kau ternyata sahebat itu. Aku sungguh kagum" ucap Hangguang Feng.
Zhang Gu Yue hanya melirik sekilas dan tak merespon pangeran itu. Omongan itu sudah basi dibenak Zhang Gu Yue. Dimana jika kau mempunyai manfaat, maka orang akan bersikap lemah lembut dengan topeng mengerikan mereka dan jika tidak memiliki manfaat lagi, maka hanya menunggu diri mu dibuang. Pilihan nya hanya tinggal menyerah atau berusaha agar tidak menjadi orang yang menyedihkan itu.
"A Yue, ayo aku antar kamu pulang. Tidak baik seorang gadis berpergian sendiri di malam hari, bahkan ini sudah larut" ucap Hangguang Feng tak menyerah untuk membujuk Zhang Gu Yue.
"Tidak perlu, a-" ucap Zhang Gu Yue terpotong.
Ia ingat, tadi saat ia berpisah dengan Ruyin dan berakhir bersama pangeran ketiga. Ruyin pulang dengan kabar ia sedang pergi dengan pangeran ketiga. Jika ia pulang sendiri, bisa-bisa reputasi nya turun. Sungguh sebenarnya ini bukan masalah besar jika ia pulang sendiri, hanya saja reputasi nya saat ini sangat diperlukan untuk kembali naik ke permukaan.
"Baiklah" jawab Zhang Gu Yue pasrah. Ia bersumpah, ini akan menjadi kali terakhirnya ia berpergian satu kereta dengan Hangguang Feng. Karena setelah pengumuman itu tersebar besok lusa, maka dia akan mulai memperkuat pondasi nya untuk berdiri di kaki nya sendiri.
Hangguang Feng tersenyum senang, dengan lembut ia membantu Zhang Gu Yue untuk naik ke kereta kuda nya. Tapi tangan itu dibiarkan mengembang begitu saja, karena Zhang Gu Yue dengan mandiri naik ke kereta itu tanpa bantuan siapa pun.
Wang Fengyin yang sudah terlanjur kesal dan marah pun pulang bersama pengawal kepercayaan Wang Hangguang Feng. Song Yuchi yang akhirnya bisa memiliki waktu berdua dengan Bao Lei. Lalu keempat sahabat yang tengah dibakar api cemburu serta iri di hati.
...♧♧♧...