NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Kakek

Suami Pilihan Kakek

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

"Ka-kakak mau apa?"
"Sudah kubilang, jaga sikapmu! Sekarang, jangan salahkan aku kalau aku harus memberimu pelajaran!"



Tak pernah terlintas dalam pikiran Nayla Zahira (17 tahun) bahwa dia akan menikah di usia belia, apalagi saat masih duduk di bangku SMA. Tapi apa daya, ketika sang kakek yang sedang terbaring sakit tiba-tiba memintanya menikah dengan pria pilihannya? Lelaki itu bernama Rayyan Alvaro Mahendra (25 tahun), seseorang yang sama sekali asing bagi Nayla. Yang lebih mengejutkan, Rayyan adalah guru baru di sekolahnya.

Lalu bagaimana kisah mereka akan berjalan? Mungkinkah perasaan itu tumbuh di antara mereka seiring waktu berjalan? Tak seorang pun tahu jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Ternyata Mereka Suami-Istri?

"Gila suami lo, seenaknya banget ngasih ulangan," omel Tania sambil menyuapkan bakso bulat ke mulutnya.

"Enak aja! Dia itu waras kok!" bela Nayla cepat, "cuma hobinya aja suka bikin kejutan," lanjutnya sambil nyengir lebar.

"Wih, wih, wih ada yang mulai jatuh hati, nih?" celetuk Tania sambil melirik Alika dengan alis naik-turun.

"Udah mulai kecantol sama pesona guru satu itu," sahut Alika seraya tersenyum geli.

"Apaan sih, kalian! Gue belum jatuh cinta, tau!" elak Nayla.

"Masa?" goda Tania, "tapi diliat dari wajah lo, kayaknya udah cinta deh sama dia. Buktinya waktu di mall lo cemburu, kan, pas ngeliat Pak Rayyan bareng cewek lain."

Nayla terdiam. Apa iya gue udah jatuh cinta? batinnya.

"Perlu lo tau Nay. Kalau hati lo sakit dan kecewa liat cowok jalan sama cewek lain, itu tandanya lo udah jatuh cinta," ujar Alika bijak.

"Lo tau dari mana?" tanya Nayla menatap Alika, tak percaya. Soalnya Alika belum pernah pacaran atau deket sama cowok. Bukan berarti gak ada yang suka ya! Justru banyak banget cowok yang ngejar Alika di sekolah atau di luar. Tapi Alika selalu menolak. Alasannya? Karena kakek-neneknya gak izinin dia pacaran. Kalau ketahuan, langsung dikirim ke pesantren milik kakeknya.

Beda sama Tania. Dia justru cewek yang haus kasih sayang. Karena itu, dia udah punya pacar, seorang mahasiswa. Usianya tiga tahun lebih tua, bikin Tania sering dimanja.

"Gue tau itu dari buku yang sering gue baca," jawab Alika, bikin Nayla dan Tania ngakak.

"Kenapa? Emangnya salah?"

Nayla mengibas tangannya, sementara Tania susah payah nahan tawa. "Bukan salah Ka. Aneh aja, gue kira lo ngomong dari pengalaman, ternyata dari buku," kata Nayla.

"Ya gak lah! Gawat kalau gue pernah ngerasain!"

"Tapi Ka. Beneran gak pernah ada cowok yang bikin hati lo bergetar?" tanya Tania.

Alika terdiam sebentar. "Kalau jatuh cinta, kayaknya belum. Tapi kalo rasa suka ada sih. Gue cuma bisa merhatiin dia doang," jawabnya pelan.

"Wah, siapa Ka?" Nayla langsung kepo.

"Adalah eh Nay. Lo tadi belajar duluan jangan-jangan udah tau ya, kalau Kak Rayyan bakal ngasih ulangan mendadak?" tanya Alika, cepat mengalihkan topik.

Nayla menggeleng. "Gak, gue cuma nebak aja. Lo tau sendiri gimana orangnya."

Tania dan Alika manggut-manggut. Mereka memang udah bisa nebak karakter gurunya itu.

"Berarti tadi lo gampang dong ngerjain ulangannya?" Tania penasaran.

Nayla menggeleng lagi. "Tetep susah lah. Lo tau sendiri, gue paling lemah di Matematika."

Tania dan Alika sepakat mengangguk. "Eh Nay. Cerita dong waktu itu, yang di mall. Lo belum cerita detail," ucap Tania sambil ngunyah baksonya.

"Cerita apaan?"

"Soal Pak Rayyan sama perempuan itu."

"Oh itu. Dia cuma jalan sama mantan istrinya yang minta balikan," jelas Nayla santai sambil nyuap mi ayam.

"WHAT!!" Tania dan Alika kompak teriak.

Nayla mendengus kesal. "Apaan sih kalian! Jangan kenceng-kenceng dong," sahutnya sambil merasakan tatapan orang-orang di sekitar.

"Lo bilang apa? Mantan istri?" Tania tak percaya.

"Berarti Pak Rayyan duda?"

"Gue ralat ya! Bukan duda. Tapi mantan duda," tegas Nayla. Gimana gak, Rayyan itu suaminya, masa disebut duda.

"Oke, oke sorry," Tania langsung mereda.

"Berarti lo nikah sama duren dong Nay," bisik Alika.

Nayla mengangguk sambil menyeruput es teh.

"Wah, ternyata duda makin di depan ya!" seru Tania, bikin Alika geleng-geleng kepala.

"Nayla!"

Saat mereka masih ngobrol, tiba-tiba ada suara memanggil Nayla.

"Ya?" sahut Nayla melihat Indri berdiri di sana.

"Lo dipanggil Pak Rayyan ke kantor," kata Indah.

"Hah? Pak Rayyan manggil gue? Ada apa ya?" Nayla bingung.

Indah mengangkat bahu. "Gak tau. Pas keluar kelas gue tadi, dia cuma bilang gitu."

Nayla mengangguk. "Oke deh, makasih ya Dah."

"Sama-sama," jawab Indah lalu pergi.

"Kira-kira Pak Rayyan mau apa Nay?" tanya Alika.

Nayla menggeleng. "Gak tau juga." Ia merogoh saku, mengeluarkan uang dua puluh ribu, lalu menaruh di meja.

"Gue ke kantor dulu ya."

Tania dan Alika mengangguk, melihat Nayla berlalu.

"Gak nyangka kalau Pak Rayyan itu duda," gumam Tania.

"Iya."

"Lo percaya gak sih kalau Pak Rayyan bener-bener belum ngapa-ngapain Nayla?"

"Kenapa gitu?"

"Ya, dia duda. Pasti udah pernah ngerasain. Tapi kok sekarang bisa nahan diri? Kayaknya aneh."

Alika merenung. "Hmm mungkin aja dia beneran bisa nahan karena sayang sama Nayla."

"Ada kemungkinan. Tapi gue tetap gak yakin. Minimal pasti udah pegang-pegang," ujar Tania pelan.

"Ish lo parah deh!"

"Loh, wajar dong mikir gitu. Lo pasti bakal mikir sama kayak gue," sahut Tania.

Alika terdiam.

"Ada kemungkinan lain juga sih," tambah Tania.

"Apa?"

"Mungkin dia belum move on dari mantan istrinya."

...****************...

Di ruang guru Rayyan sedang menyiapkan materi untuk kelas berikutnya, sambil melihat lembaran ulangan barusan. Ia berhenti saat mendengar suara salam. Rayyan menoleh, melihat Nayla masuk.

"Permisi Pak. Bapak manggil saya?" tanyanya sopan.

"Iya duduklah," jawab Rayyan ramah.

"Terima kasih Pak."

Cukup lama Nayla duduk tanpa kata. Rayyan pun belum bicara, membuatnya bosan.

"Pak, ada apa ya saya dipanggil?"

"Sebenernya gak ada. Aku cuma kangen sama istriku," jawab Awan lirih, membuat Nayla terbelalak.

Ia lega karena ruangan sepi, hanya ada satu guru yang sedang memejamkan mata.

"Pak! Jangan ngomong gitu di sekolah. Bahaya kalau ada yang dengar," bisik Nayla kesal.

Rayyan terkekeh. "Tenang aja Sayang. Aku udah pastikan dulu kondisinya."

Nayla melotot. "Pak plis, jangan manggil gitu. Ingat, ini sekolah!"

Rayyan tersenyum melihat wajah gemasnya. "Oke, maaf. Sebenarnya aku panggil kamu buat ngasih ini." Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil.

"Apa ini?" Nayla heran.

"Buka aja."

Nayla membuka dan menemukan gelang perak yang cantik.

"I-ini buat saya?"

"Tentu aja. Masa buat orang lain," sahut Rayyan.

Nayla cemberut manis. "Siapa tau Bapak cuma ngerjain."

"Memangnya aku pernah main-main sama kamu?"

Nayla menggeleng, tersenyum. "Gak."

"Ya udah, simpan baik-baik. Jangan sampe ketahuan," pesan Rayyan.

Nayla mengangguk lalu menyelipkan kotak ke sakunya. "Oh iya Pak. Katanya tadi pagi ada rapat penting. Kok tiba-tiba malah ngasih ulangan?"

"Itu sengaja. Buat nguji kesiapan kalian."

"Terus hasilnya?"

Rayyan mengangkat bahu. "Lumayan."

Nayla sumringah. "Itu berarti nilai saya juga naik dong?"

"Ya ada peningkatan dikit."

"YEAY!" teriak Nayla spontan.

Guru yang tadi tidur mendadak membuka mata. "Apa-apaan kamu, Nayla!" bentaknya.

Rayyan langsung pasang wajah datar, menahan diri agar tidak membela terang-terangan.

"M-maaf Pak," Nayla menunduk takut.

Guru itu mendengus lalu kembali memejamkan mata. Rayyan menggeleng, lalu berkata, "Udah, kamu balik ke kelas. Jam pelajaran bentar lagi mulai."

"Baik Pak. Saya permisi."

"Hmm."

Nayla keluar dari ruang guru. Sementara itu, di balik pintu ruang tunggu, seseorang berbisik lirih, "Ternyata mereka suami-istri?"

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!