Dom and Pip Stories
- Dominic Blair O'Connor ( Dom menolak memakai O'Grady karena lucu O'Grady O'Connor sebagai nama belakang ) adalah seorang pilot pesawat tempur dan juga anggota junior Navy Seals, dikirim ke daerah konflik di Libya. Tanpa diduga, timnya menemukan bahwa terjadi korupsi dan pengkhianatan dari kontraktor militer Amerika Serikat yang membahayakan para tentara yang bertugas disana. Dom yang satu tim dengan pilot cantik Gizem Karaman, harus berjibaku melawan anggota mereka sendiri.
- Philip Blair O'Grady adalah fotocopy opanya Bayu O'Grady dengan gaya dan sifatnya yang mirip. Bahkan seleranya pun sama dengan wanita. Pip, biasa dia dipanggil, jatuh cinta dengan sekretarisnya sendiri, Liora Nayla, gadis blasteran Indonesia Perancis yang super koplak macam Oma Ajeng nya. Saking koplaknya, Pip sampai meragukan apakah Liora memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pip dan Hay
POV Philip O'Grady dan Hayden Al Khalifa
Harvard University Massachusetts
"Mas Pip !"
Philip menoleh saat hendak masuk ke dalam mobil BMW nya.
"Hei ! Ada apa Sheikh Bahrain main ke Harvard?" goda Philip yang tahu Hayden tidak kuliah di Harvard tapi di MIT.
"Bosan di MIT," jawab Hayden yang merupakan putra tunggal Sheikh Hisyam Al Khalifa. Hayden adalah keponakan Malik Al Khalifa dan Milly Bradford. ( Baca The Sheikh and Clumsy Girl ).
"Dasar ! Naik apa kemari ?" tanya Philip sambil memasukkan tasnya di kursi belakang mobil sportnya.
"Diantar pengawal. Aku bilang mau menginap di apartemen mas Pip jadi tidak perlu dikawal."
Philip mengangguk karena dia sendiri juga malas kalau ada pengawal. Sudah pasti ngadunya kalau dia malas kuliah. Padahal tanpa perlu ngadu pun Papa dan Opanya tahu lah kalau dia malas kuliah.
"Yuk masuk mobil."
Kedua pria good looking itu pun masuk ke dalam BMW Philip. Hayden sendiri baru berusia 16 tahun tapi seperti halnya para kakaknya, dia sudah masuk kuliah di usia muda. Entah mengapa di keluarganya sering terjadi kompetitif soal bidang akademik dan bagi para orang tua serta opa Oma mereka, itu bagus asalkan tidak pakai acara sogok menyogok.
Semua tetua lebih menghargai kamu tidak lolos Ivy League akibat gagal test ujian masuk dan mencoba lagi tahun depan asalkan tidak ada jalur suap. Macam Azurra Bianchi yang gagal masuk Pennsylvania University sementara kembarannya Azzam lolos. Putri Alano Bianchi itu memilih masuk ke NYU yang sudah lolos test lalu mencoba tahun depannya masuk Penn. Akhirnya Azurra lolos dan pindah dari NYU lalu kuliah satu kampus dengan kembarannya meskipun beda jurusan.
"Bagaimana kabar Maxi ?" tanya Philip sambil menstater mobilnya.
"Maxi ngambek di Cambridge dan dirinya kesal tidak boleh ikut gegeran sama mas Melvin," senyum Hayden. Maxi atau Maximilian adalah putra sulung Malik Al Khalifa. Maxi memiliki seorang adik perempuan bernama Mahreen yang masih duduk di bangku SMA.
"Yang benar saja. Maxi di Cambridge terus terbang ke Glasgow... Ya bakalan diamuk sama bokapnya !" gelak Philip. "Dasar kalian para Emir ya. Senang Gegeran !"
"Memang kalian anak Blair tidak ?" balas Hayden.
Keduanya asyik mengobrol sampai Philip merasa dirinya diikuti.
"Heads up, Hay. Kita diikuti," ucap Philip ke Hayden.
"Aku hanya bawa baton, mas."
"GPS kamu ?"
"Di cincin perak dan jam Patek Philippe aku. Mas Pip ?"
"Anting, jam Audemars Piguet dan gelang Cartier."
Hayden menoleh ke arah belakang. "Mereka yang mengincar mas Dom?"
"Sepertinya begitu." Philip mengerem mendadak ketika mobil mereka dikepung hingga tidak bisa kemana-mana.
"Mas?" Mata biru Hayden yang mirip dengan ayahnya menatap mata hijau Philip.
"Kamu takut tidak ?" tanya Philip sambil melihat orang-orang bertubuh besar dan menggunakan topeng itu turun dari mobil.
"Nope. Maxi akan iri sama aku !" seringai Hayden membuat Philip menggelengkan kepalanya.
"Dasar !"
"TURUN KALIAN !" bentak salah seorang disana.
"Yuk Hay, kita hadapi mereka." Philip membuka pintu mobilnya bersamaan dengan Hayden.
"Ada apa ini ?" tanya Hayden dengan wajah datar.
"Tangkap mereka !"
Philip dan Hayden disergap dari belakang yang langsung memasang penutup kepala bewarna hitam lalu memasukkan ke dalam mobil Van gelap yang bergegas pergi meninggalkan mobil Philip yang masih berada disana.
Seorang pejalan kaki bergegas menghubungi 911 dan menghubungi PRC Group karena melihat stiker perusahaan di kaca belakang mobil Philip.
***
Kedutaan Besar Qatar di Washington
Bayu ngamuk saat mendengar cucunya Philip dan Hayden diculik sementara Melvin dan Rashid berkoordinasi dengan Rauf, Hisyam dan Malik yang sudah emosi tinggi. Sementara semua orang heboh, Dominic memilih memeriksa GPS Philip dan Hayden dari ponsel pribadinya.
"Guys ! Jangan marah-marah !" seru Dominic. "Aku tahu dimana mereka !"
Bayu menoleh ke Dominic. "Dimana?"
"Pelabuhan Massachusetts."
Bayu hendak mengutus Duncan ketika ponselnya berbunyi.
"Ya Hunter ?" sapa Bayu ke pengawal setianya.
"Bay, lihat email yang dikirim !" pinta Hunter.
Bayu memberikan kode kepada Duta Besar Nasir untuk menyalakan monitor besar ruang IT. Pria itu lalu menghubungkan dengan email dari Hunter. Tampak disana Philip dan Hayden diikat di kursi serta wajah mereka babak belur.
Ajeng terkesiap melihat kedua cucunya berantakan. "Ingatkan aku membawa gobang buat menggal kepala si Dourdan !" desis Oma cantik itu.
"Antri sayang !" balas Bayu.
"Bayu O'Grady, Hisyam Al Khalifa ... jika mau melihat kedua cucu dan putra kalian hidup, serahkan Dominic O'Connor dan semua bukti yang dicuri Dominic !" ucap pria dengan wajah ditutupi topeng.
"Memangnya kita setakut itu !" balas Bayu yang memberikan kode Dominic untuk menghubungi Hunter dan Doogie.
"Halo Opa Hunter, Opa Doogie. Aku menemukan lokasi Pip..." ucap Dominic.
"Oom Savero sudah mengirimkan anak buahnya begitu juga dengan Duncan yang sudah terbang dari Poughkeepsie," ucap Doogie. Savero Victor adalah menantu Doogie yang seorang pengusaha perhiasan dari Italia. ( Baca His Little Girl ). "Opa kamu, Shane, juga sudah mengirim Oom Jordan kesana." ( Shane O'Grady bisa dibaca di If You Meet Me First .. ).
"Tidak perlu Boston PD ?" tanya Dominic.
"Kelamaan !" balas Hunter McDouglas judes.
***
Di Sebuah Gudang pelabuhan Massachusetts
Hayden Al Khalifa menatap tajam ke arah para penculiknya dan memindai wajah-wajah mereka. Hukum di Bahrain jauh lebih sadis dibandingkan di Amerika Serikat apalagi yang dihajar adalah calon Emir. Bukan tidak mungkin ayahnya akan memakai kekuasaannya menggunakan hukum yang berlaku disana dengan memotong tangan orang yang sudah menghajarnya.
"Dō shita no ( kamu kenapa )?" tanya Philip menggunakan bahasa Jepang.
"Pantengin satu persatu orang yang menghajar aku dan mas Pip," jawab Hayden yang merasa pipinya nyeri sekarang dengan bahasa Indonesia.
"Memang mau kamu apain ?" Philip juga menghapalkan bentuk tubuh dan gestur orang-orang yang tadi memukuli dirinya.
"Kepaksa aku akan minta Papa pakai powernya menggunakan hukum Bahrain."
Philip mengernyitkan dahinya. "Hukum Bahrain?"
"Yes. Siapapun yang berani menculik Emir Bahrain, akan dihukum mati, siapapun yang berani memukul keturunan Al Khalifa selain olah raga ataupun berlatih bela diri, tangannya dipotong." Hayden menyeringai. "Kalau ini, akan dua-duanya."
Philip tersenyum. "Semoga matinya pada headshot karena akan ada dua dokter jagal yang riang gembira mendapatkan donor lagi."
"Tapi mereka kan di London?" ucap Hayden.
"Kan ada Oom Dipta," balas Philip cuek.
"Kalian berdua ! Shut up !"
Hayden dan Philip hanya tersenyum smirk.
"No, You Shut up !"
Tak lama terdengar suara tembakan di luar gudang dan semua orang yang ada di dalam pun terkejut karena tempat persembunyian mereka cepat ditemukan.
"Kalian menculik orang yang salah, Dude !" seringai Hayden. "Bersiaplah menghadapi hukum Bahrain !"
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
semangat terus ya Terry ....
Yg pnting daigo ga bkin msalh,tar jg d rstuin ko....sklian bkin sjrah 2 yakuza jd dmai....
Btw,kli ni terry bkln d tolak lg ga y???