Tiara tidak menyadari perasaan apa yang bersarang di hatinya kini. Ia hanya tahu saat ini dia menginginkan takdir terindah harus diperoleh oleh Rangga, sahabatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Enab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akur
Pkl : 24,15
kelopak mata perlahan-lahan terbuka. Namun, tangan dan kaki masih kaku untuk digerakkan akibat pingsan yang teramat lama. Rangga melirik ke samping kirinya, nampak Tiara terlelap berbantalkan lengan. Rangga melanjutkan tidurnya.
Keesokkan paginya.
Tiara terbangun dan mendapati dirinya berada di atas ranjang pasien. Dilihatnya arloji di pergelangan tangannya menunjuk angka tujuh.
"Kemana dia?", tanya Tiara khawatir.
Orang-orang yang sama dengannya menginappun masih terlelap.
"Tiara kamu mahu kemana?", tanya Surya, baru saja tiba bersama Mariah.
"Aku baru saja terbangun tapi, Rangga sudah nggak ada", jawabnya cemas.
"Mungkin, dia di kamar mandi ", tebak Mariah.
"Aku sudah memeriksanya, kamar mandi kosong".
"Kemungkinan dia sudah siuman dan sedang menghirup udara pagi. Kamu mandilah. biar kami yang mencarinya ".
Mariah memberikan tas berbahan kain berisikan pakaian milik Tiara.
"Terima kasih".
Selagi Tiara membersihkan dirinya, Surya dan Mariah mencari Rangga dan berlawan arah dengan tibanya Andika. Rangga melihat Andika berjalan memasuki ruangannya.
"Mahu apa kamu kemari?", tanya Rangga kepada Andika yang belum sempat duduk.
"Syukurlah kamu sudah siuman. Aku datang untuk menjengukmu".
"Jangan sok akrab".
"Mumpung Tiara tidak ada disini. Aku mahu minta maaf padamu jika kehadiranku kemarin, membuatmu marah dan cemburu. Memang aku menyukai Tiara tapi, setelah melihat kekhawatiran Tiara kepadamu, aku putuskan mundur dan tidak mahu mengganggu hubungan kalian. Tapi, jika kamu melukainya, jangan salahkan aku jika suatu saat aku maju dan merebutnya ".
"Kamu memberikan restu atau ancaman?".
"Kedua-duanya".
Andika dan Rangga tersenyum bersama.
"Apa ada yang ku lewatkan?", tanya Tiara dengan rambut hitam panjangnya yang basah .
Andika dan Rangga hanya terdiam terpaku menatapnya .
"Kami tidak menemukannya", ucap Surya menyadarkan Andika dan Rangga.
"Hi tampan. Kau juga ada disini?", Tanya Mariah, manja.
"Kenapa kalian juga ada disini?", Rangga heran melihat mereka datang diwaktu bersamaan.
Surya menjitak kepala Rangga.
"Apa yang kau lakukan?!".
"Kalau bukan karena kamu pingsan kemarin, kita semua tidak ada disini", ucap Surya kesal.
Mariah hanya menatap wajah Andika hingga Andika merasa risih. Tiara menarik Mariah ke arahnya.
"Kamu darimana tadi?", Tiara akhirnya membuka suara.
"Aku mahu membayar biaya rumah sakit tapi, katanya sudah lunas. apa kamu yang membayarnya?".
"bukan", jawab Tiara.
"Bukan kami juga".
"Aku yang melunasinya. tidak apa-apa kan?", jawab Andika membuat mereka memandangnya.
"Kali ini aku terima kebaikanmu tapi, lain kali jangan mencoba melunasi iuranku".
"Memangnya kamu ada niat masuk ramah sakit lagi?", goda Surya membuat Rangga hampir menjitaknya lagi.
Tiara menyentuh perutnya yang keroncongan. Andika melihatnya dan mengajak mereka semua sarapan di rumah makan terdekat. Rangga ingin menolaknya tapi, mengingat Tiara, Rangga hanya diam tanpa berkomentar.
...****************...
"Papa. Kenapa sejak kemarin aku nggak melihat kak Dika?", tanya Sarah ditengah sarapan.
"Dia sedang ada urusan pribadi. Kemungkinan nanti malam baru pulang".
"Yah!. Tiara ke luar kota, kak Dika juga ke luar kota. Lalu aku main dengan siapa dong?".
"Calon mamamu mahu belanja siang ini. Kamu temani saja dia. Sekalian mengakrabkan diri".
"Ogah!".
"Aku mahu video callan sama Tiara saja", lanjutnya meninggalkan ayahnya sendirian di meja makan.
"Sarah..Sarah... Kapan kamu dewasanya?".
"Tiara sahabatku sayang!. Aku merindukanmu", ucap Sarah dari balik panggilan video.
"Aku juga merindukanmu".
"Kapan kamu pulang?".
"Pertanyaanmu mengalahkan pertanyaan seorang kekasih", Andika mengintip ke layar ponsel.
"Sedang apa kakak disitu?!. Kalian diam-diam janjian, ya di belakangku?".
"Ti, matikan ponselmu. Aku nggak suka kalau kamu menelepon orang lain saat kamu bersamaku".
Sarah kesal dengan suara Rangga yang selalu mengganggu kebersamaannya dengan Tiara.
"Cemburu banget, bung", ucap Andika.
"Andika benar. Kamu keterlaluan, belum jadi pacar saja sudah cemburu apalagi kalau sudah jadian, Tiara bisa dikurung", imbuh Surya.
"Kalian tidak tahu kalau mereka sudah jadian?", tanya Andika membuat Mariah tersedak.
"Ti, Ti, apa yang baru saja ku dengar?. ku pikir ...", ucap Sarah sebelum melemas dan Tiara menghentikan panggilan videonya.
"Aku sudah mencurigai mereka sejak kemarin. Awas saja kalian kalau sampai Putus, akan ku buat hidupmu dalam penyesalan".
"Kenapa kalian berdua suka mengancamku?!. Memangnya apa yang akan aku perbuat kepadanya?!", protes Rangga.
"Buat jaga-jaga saja", imbuh Andika.
Rasa-rasanya Rangga ingin meninggalkan mereka. Namun, mengingat ada Andika, Rangga tidak mahu Tiara pulang hanya diantar oleh Andika bukan dirinya.
"Ok, aku harus kembali ke hotel sekarang. pesawatku akan terbang jam dua. Kalau berjodoh, kita bisa bertemu lagi", Pamit Andika.
"Terima kasih untuk semuanya. Aku minta nomor ponselmu sebagai awal pertemanan kita", ucap Rangga.
"Mintalah pada Tiara. Ok, semuanya sampai jumpa "
"Sampai jumpa", jawab mereka bersamaan sambil melambaikan tangan.
...****************...
Bersambung. ...
awal huruf dlm percakapan sebaiknya huruf kapital juga thor🙏