NovelToon NovelToon
Skripsi atau Resepsi

Skripsi atau Resepsi

Status: tamat
Genre:Dosen / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Tamat
Popularitas:283.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nabila Diva

Siapa bilang jadi mahasiwa tingkat akhir itu menyenangkan?setiap saat ditanya progresnya sudah sampai mana?skripsi sudah sampai bab berapa?

Jika banyak anak SMA yang ingin cepat-cepat kuliah,maka bagi Kayana Amira(21 th) jika ia bisa memutar waktu kembali ia akan memilih untuk mengulangi masa SMA nya sekali lagi.

Bukannya ambisius dan memaksakan dirinya untuk mengikuti kelas akselerasi,dan sekarang Kayana harus terjebak dengan Adrian Pramudya (25 th), sosok senior galak, yang entah bagaimana semesta mempertemukan keduanya kembali,kini Adrian sudah naik pangkat menjadi Dosen muda dikampus nya dan yang lebih parah lagi pria itu ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing nya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila Diva, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24 - Kamu Baper Sama Saya?

"Mau langsung pulang?" tanya Adrian begitu keluar dari parkiran.

"Hmmm...terserah sih pak. Saya ngikut." 

Sepertinya kebanyakan wanita dimuka bumi pada umumya, jawaban Kayana selalu 'terserah'. Lama-lama dia nikahin juga ini cewek, 'terserah' dia kan?

"Mau ke taman kota nggak? Banyak jajanan juga sih disana, saya yakin kamu suka. Baru jam 7 malam, nanti paling lambat jam 9 saya antar kamu pulang" tanya Adrian, memberi solusi.

Rencananya tadi dia ingin cepat-cepat mengajak Kayana pulang. Biar mereka bisa nge-date dulu gitu loh! Baru malamnya pulang. 

"Boleh deh pak..saya ngikut." Lagi-lagi Kayana menyetujui tawarannya.

Adrian jadi speechles, merasa agak aneh dengan sikap legowo Kayana.

Ini dia nggak salah nebengin orang,kan?

Apa jangan-jangan dia lagi ngobrol bareng skinwalker? serem amat!

"Saya puter lagu Korea ya, pak." izin Kayana begitu mobil memasuki jalan raya.

Adrian menghela nafas lega. 

Alhamdulilah, dia nggak salah orang.

Mana ada skinwalker yang doyan artis korea?

"Saya nggak doyan Korea. Dengar lagu jepang aja, gimana?" 

"Dih! apaan, wibu banget." cibir Kayana.

"Dari pada kamu K-popers!" Balas Adrian tak mau kalah.

"Jangan mencela preference orang lain dong pak!" Respon Kayana sewot.

"Kamu juga jangan jelek-jelekin preference saya!"

"Okedeh,biar fair. Kita dengarin lagu western saja, biar nggak ada korea ataupun jejepangan" putus Adrian lalu menyetel lagu west life.

"Lawas banget ya pak." ujar Kayana mengomentari.

"But still a good one." lanjut Kayana menyetujui.

Setelah dua puluh menit berkendara, akhirnya mereka sampai ditaman kota. Setelah memastikan pintu mobilnya terkunci, mereka berjalan bersisian menuju mengeksplor taman kota.

Alih-alih taman kota suasana disini lebih cocok disebut pasar kuliner,karena banyak sekali pedagang kaki lima yang sedang berjualan.

Mulai dari telur gulung, cilok, seblak, roti bakar, martabak mini, kerak telor bahkan sampai papeda pun ada disini,benar-benar makanan nusantara.

Setelah puas hunting makanan, mereka pun duduk dibangku taman yang memang disediakan untuk pengunjung disana.

"Banyak banget Kay! Habis emang?" Tanya Adrian sangsi begitu melihat jajanan Kayana yang menggunung.

Muka Kayana nyaris ketutupan sama jajanan, apalagi dengan postur tubuhnya yang sekecil kambing. Jelas bakalan tenggelam lah.

"Nggak usah meragukan kemampuan lambung saya deh pak, lambung saya masih kuat kok." balas Kayana sambil asyik mengunyah tahu kripsi bumbu pedas dihadapannya.

"Nggak pedes?" Tanya Adrian dengan nada ngeri saat Kayana tidak berhenti menyelipkan cabe rawit ke dalam tahunya.

"Engga kok,ini cabe rawitnya gede-gede jadi ga pedes."

"Bukannya makin gede, makin pedes ya?" tanya Adrian ngeri.

"Kenapa? mau coba?" tawar Kayana.

"Nggak ah, serem." 

"Tapi kalau disuapin mau." sahut Adrian terkekeh.

"Halah, manja amat." cibir Kayana.

"Beneran dimakan ya." ucap Kayana lalu menyuapkan sepotong tahu yang sudah diselipkan cabe rawit ke mulut Adrian.

Adrian mengunyah tahu dimulutnya dalam keadaan setengah shock, rada nggak expect kalau guyonan nya dikabulin Kayana.  Alhasil, efek pedesnya sedikit delay.

"Hah, pedes banget Kay!" ucap Adrian dengan mata berair.

"Minta minum dong." 

Adrian langsung menyerobot minuman ditangan Kayana.

Mata Kayana langsung melotot.

"Pak, minuman saya!" protes Kayana.

"Ntar saya beliin lagi!"

Bukan itu! masalahnya itu sedotan bekas Kayana. Jadinya mereka nggak sengaja 'kissing' dong?

Ahela! Udah nggak perawan lagi dong bibirnya!

"Pedesnya nggak ilang." Adrian mulai mengeluh.

"Bawa tenang dulu pak, itu karena bapak panikan. Cabenya dikit doang kok, seujung kuku!" kilah Kayana sembari membukakan air mineral baru.

Adrian balas menatap kearah Kayana sebal.

"Tadi yang minta disuapin siapa?" omel Kayana.

"Tapi harusnya kamu nggak kasih cabe." 

"Iyasih..." Kayana mengaku bersalah.

Tapi beneran deh, tahu kan cabe rawit yang gede-gede? itu nggak pedes sama sekali. Bandingin deh sama cabe rawit yang kecil-kecil, mau minum segelas penuh juga nggak ilang-ilang pedesnya.

"Nih, makan cilok aja. Biar pedesnya ilang."

Kayana membuka styrofoam makanan yang berisi cilok.

"Suapin." protes Adrian dengan nada memerintah.

Seriusan ini cowok lama-lama dikasih hati minta jantung. Sama-sama punya tangan, makan sendiri juga bisa keleus.

"Cepetan...saya kepedesan." 

Akhirnya Kayana terpaksa menyuapkan cilok tersebut kemulut baginda raja.

Belum sampai semenit memakan cilok, tampang Adrian sudah kembali seperti biasa.

"Udah ilang pedesnya?" tanya Kayana.

Adrian menangguk. 

Tuh kan, pedesnya pasti cuma akting. Mana ada makan cilok sebiji pedesnya langsung ilang.

Bego banget dia, bisa-bisanya dikibulin.

"Enak ya,rasanya unik." komentar Adrian.

"Bapak nggak pernah makan cilok?" 

"Nggak, saya pernah dengar tapi gapernah makan." 

Kayana speechles, bisa-bisanya ada manusia dimuka bumi yang nggak mengenal cilok.

"Bapak waktu sd makannya apa aja si pak?" Tanya Kayana merasa aneh.

"Makanan kantin dong,kadang saya juga dibawain bekal."

"Gaada pedagang kaki lima gitu? Disekolah bapak?" Tanya Kayana heran.

"Nggak ada, saya kan sekolah swasta. Jadi makanan nya cuma boleh dari kantin. Gaboleh jajan diluar." ujar Adrian menjelaskan.

Kayana merasa gatal mendengarkan penjelasan Adrian, berarti selama ini lidah Adrian cuma menyentuh makanan yang empat sehat lima sempurna. Gapernah ketemu micin, pantesan otaknya encer!

"Ini,coba deh telur gulung. Pernah makan ga?" Tanya Kayana lalu menyuapkan telur gulung pada Adrian.

"Telur gulung? Kayak telur dadar?"  Adrian langsung memakan telur gulung yang disuapkan Kayana dengan lahap.

"Mirip-mirip lah,tapi bukan. Cobain aja."

"Wah..enak. Mau lagi dong." sahut Adrian, excited.

Kayana geleng-geleng kepala, mau bilang ini orang 'katro' tapi nggak salah juga. Makanan legend ini, woy!

Ya, Tuhan.

Masa gapernah makan telur gulung?

"Saya baru pertama kali nemu makanan se unik ini." komentar Adrian sembari menguyah telur gulungnya.

"Sehabis maniak kerupuk, terbitlah maniak telur gulung." komentar Kayana sembari geleng-geleng kepala.

"Kamu mau nambah nggak? kalau enggak saya habisin." tawar Adrian.

"Abisin aja pak." 

Dia bingung antara mau kasian atau mau ngakak melihat Adrian yang takjub dengan jajanan pinggir jalan. 

"Mau lanjut jalan ga? Nurunin makanan? Kalau duduk disini terus lama-lama saya bisa ketiduran karena ngantuk." ajak Adrian setelah mereka menghabiskan seluruh jajanan.

"Boleh deh, ke jembatan itu yuk pak! Jembatannya bagus, kayaknya bagus buat foto-foto." ajak Kayana.

Mereka berjalan menuju jembatan yang langsung berhadapan dengan lampu taman yang tampak bekerlipan dan sangat indah. Dihadapan mereka tampak anak-anak yang sedang asyik berlarian kesana kemari dan beberapa dari mereka juga sedang asyik bermain kembang api kecil.

"Kenapa, kamu mau main kembang api juga?" Tawar Adrian saat tatapan Kayana yang tampak berbinar melihat anak kecil yang sedang bermain kembang api.

"Boleh pak?" tanya Kayana penuh harap, manik matanya tampak berbinar.

"Yaudah..ayuk." 

Kayana yang senang bukan main pun langsung berjalan riang diatas jembatan,semakin lama dia berjalan semakin ketepi.

"Hati-hati, Kay. Kamu jalannya terlalu ke tepi." ucap Adrian memperingati.

"Engga kok pak, masih jauh loh ini." sahut Kayana songong dan langsung kualat karena kakinya terpeleset saat melewati bagian jembatan yang basah.

untungnya Adrian memiliki refleks yang bagus, telat sedetik ini cewek sudah pasti nyungsep ke kolam ikan dibawahnya.

"Kan...." omel Adrian seperti om yang sudah lelah menasehati keponakannya yang bandel.

"Kenapa?deg-degan? Kamu ngeyel sih." 

"Sini jalannya deket saya aja." ajak Adrian lalu menarik bahu Kayana mendekat. 

Kayana yang sudah trauma refleks merapatkan tubuhnya ke arah Adrian dan menggenggam erat ujung baju Adrian. 

Adrian menyunggingkan senyumnya tipis melihat tindakan refleks Kayana barusan. Dengan usil ia sengaja berjalan cepat dan menjauhkan dirinya dari Kayana.

"Pak...jangan cepat-cepat jalannya,saya takut-" seru Kayana panik dan nyaris sesegukan.

"Yaudah, pegang tangan saya aja, gimana? Lama-lama baju saya bisa melar kalau kamu tarik begitu." omel Adrian pura-pura marah.

Refleks Kayana meraih tangan Adrian dan menggenggamnya erat.

Adrian tersenyum puas dalam hati.

Aih, licik banget nggak sih dia?

Sekampret-kampretnya cowok dimuka bumi, kayaknya dia yang paling kampret deh. Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. 

"Kamu se-nggak mau itu ya jauh-jauh dari saya?" Tanya Adrian sambil terkekeh saat menyadari jarak tubuh mereka nggak sampe 10 senti.

"Scew you pak!" Balas Kayana sebal lalu menjauhkan tubuhnya, tapi masih belum berani melepaskan genggaman tangan Adrian.

"Love you? Iya, I love you too."  Adrian tertawa kecil.

"Don't talk to me!" Ucap Kayana tajam.

"Okay."  Adrian mengangkat bahu nya acuh  dan dengan sabar mengikuti langkah demi langkah Kayana dalam hening.

"Pak..are you still there?" tanya Kayana dengan nada ngeri, karena suasana yang terlalu hening.

"You told me,not to talk to you,Kay. Remember?" sahut Adrian pelan tepat dibelakang tengkuk Kayana, membuat bulu kuduk Kayana meremang seketika.

"Jangan deket-deket! Nggak muhrim." sewot Kayana sambil menatap tajam.

"Terus gimana? Mau saya halalin?" Jawab Adrian usil.

"Ngaco banget!" Balas Kayana sebal.

"Lah, ini tangan saya masih dipegang-pegang." 

"Ish." decak Kayana, ngambek. Tapi masih tetap menggenggam tangan Adrian.

"Jalan nya bisa cepetan dikit ga Kay?kaki saya pegel nih." keluh Adrian karena Kayana berjalan selambat siput. Bahkan kukang pun bisa berjalan lebih cepat dari ini.

"Gausah protes! Saya kayak gini juga karena bapak!" Balas Kayana ketus.

"Kay..how could you blame me for such a thing? Kan saya sudah peringati kamu dari awal jangan berjalan terlalu tepi,but you didn't listen." sanggah Adrian tak terima.

Kayana pun hanya bergeming dan tidak merespon ucapan Adrian barusan, memang benar sih salah Kayana juga. 

"Tapi bapak tadi jalannya cepet-cepet. Saya hampir ditinggal!" Seru Kayana tak mau kalah.

"Yaampun Kay, saya juga jalannya nggak sampai 5 langkah didepan kamu!" Adrian tampak gemas.

"It's not gonna work, kalau kamu dan kepala kamu yang cantik itu mau kita tetap berdebat untuk sepuluh atau dua puluh menit kedepan. Besok juga belum tentu kita sampe diujung." ucap Adrian.

"Naik ke punggung saya and if you still scare just close your eyes!"  Titah Adrian.

"Tapi saya-" ucap Kayana terpotong.

"Just believe me Kay, you can do that right?" 

Adrian menatap tepat ke bola mata Kayana meyakinkan,mau tak mau Kayana pun balas mengangguk.

"Berat nggak pak?" tanya Kayana begitu sudah berada diatas gendongan Adrian.

"Enggak."

"Pak, saya takut." keluh Kayana saat melihat suasana jembatan yang semakin keujung semakin gelap, tanpa sadar Kayana semakin memeluk bahu Adrian erat.

"Take a deep breath." ucap Adrian memberi instruksi bak instruktur yoga.

"Everythings gonna be alright." lanjut Adrian lagi.

"Pak..sesek pak." respon Kayana tertahan, yang entah terlalu polos atau bodoh malah lupa menghembuskan nafasnya keluar.

"Napas Kay!Breath out!" Sembur Adrian marah, tak habis pikir dengan keluguan Kayana barusan,barulah akhirnya wanita tersebut dapat bernapas selega-leganya.

"Kayaknya baut dikepala saya lepas satu deh pak,saya susah fokus." keluh Kayana setelah puas mengambil napas.

"Speechless saya sama kamu." respon Adrian heran.

"Oke.. kita ngobrol biasa-biasa saja untuk mengalihkan perhatian kamu." putus Adrian pada akhirnya.

"Kamu tahu? Wajar kalau kita itu punya phobia terhadap sesuatu, tapi kunci nya adalah tetap berpikir positif karena belum tentu hal yang kita takutkan tersebut akan terjadi."

"Saya phobia banget sama tinggi, tapi waktu saya kuliah di Aussie saya memberanikan diri untuk nyoba sky diving." 

"Terus..terus?" Tanya Kayana tampak mulai tertarik.

"Ya terus..saya pergi ke tempat sky diving itu bareng anak himpunan-"

"Always aktif dimana-mana ya pak." cibir Kayana,iri.

"Yah..kamu tahulah saya." ucap Adrian kalem.

"Mau dilanjut gak nih ceritanya?!" Tanya Adrian kesal karena cerita nya selalu dipotong.

"Lanjut pak." jawab Kayana terkekeh.

"Ya, setelah itu kami naik pesawat. Sesampainya diatas, kami siap-siap untuk lompat-" ucap Adrian menggantung karena ia sedang sibuk mengarang adegan selanjutnya, dan Kayana yang sedang menyimak dengan serius mengerutkan keningnya.

"Ya..terus..terus." potong Kayana tak sabaran.

"Sabar kali Kay,saya kan perlu membangun emosi." balas Adrian kalem.

"Emosi dari hongkong! Saya udah emosi dari tadi!" Sembur Kayana galak.

"Yah... iya maaf,biar saya lanjutkan."

"Ya..temen-temen saya loncat lah dari atas pesawatnya terus mereka mendarat dengan selamat. Selesai." tutup Adrian sambil tersenyum manis.

"Terus? Bapak gimana?" Tanya Kayana penasaran.

"Saya? Saya nggak ikutan terjun haha! Saya mual duluan sewaktu ngelihat kebawah,saya langsung ngomong didalam hati 'gila lah gabakalan gue ikut loncat', bisa-bisa saya pingsan sewaktu diudara, kan bahaya." sambung Adrian receh,membuat emosi Kayana memuncak seketika.

"Saya pikir bapak mau ceritain gimana bapak overcome your fear and stuff, lagak banget sok-sokan membangun emosi." kata Kayana kesal sambil menghembuskan nafasnya kasar.

"Terus 'moral of the story' nya apa dong? Buang-buang waktu nih saya,kembalikan waktu saya yang berharga!" Keluh Kayana.

"Moral of the story nya ya kamu bisa dengerin cerita saya lah, gaboleh nge-judge cerita seseorang gitu dong. Gaadil namanya!" Sahut Adrian tak terima.

"Kamu cerita tentang ibu-ibu komplek sebelah beli mobil pajero baru saja, saya dengerin kok meskipun saya nggak kenal." tambah Adrian.

"Mana pernah saya bilang begitu?" Balas Kayana tak terima.

"Perlu saya putar ulang vn yang kamu kirim kemarin?barangkali kamu amnesia." Tantang Adrian.

Seketika Kayana teringat dengan insiden salah kirim tersebut, awalnya Kayana ingin menjulid ria dengan sissy, art-nya dulu yang sekarang sudah menjadi TKI di taiwan, sampai sekarang Kayana masih akrab dengan Sissy, mereka pun masih sering bertukar kabar dan kadang saling melempar lelucon seputar berita terkini yang ada dikomplek mereka, dan mereka tidak benar-benar serius saat menggosipkan hal tersebut.

Saat sedang merekam vn tersebut pesan beruntun terus masuk dari Adrian perihal perbaikan skripsinya, Kayana pun yang sedang fokus merekam suaranya hanya mengabaikan pesan tersebut, namun apesnya VN tersebut malah terkirim ke kontak Adrian,bukan ke kontak Sissy!

From : Adrian Pramudya

"SAYA SURUH KAMU PERBAIKI SKRIPSI,KAMU MALAH NGAJAK SAYA GOSIP! KAMU MAU SAYA LULUSIN TAHUN DEPAN?! "

"Tapikan saya salah kirim-" sanggah Kayana.

"Saya gapeduli,pokoknya kamu perlu menghargai cerita saya juga. Thats it!" Putus Adrian.

Kayana pun merasa kesal karena tak membalas kata-kata Adrian barusan, Kayana kembali mengalihkan pandangannya kedepan dan barulah dia sadar bahwa mereka sudah melewati jembatan tersebut dan kini sudah sampai diujung.

"Pak..kita sudah sampai.. Yeay!" ucap Kayana riang.

"Saya bilang juga apa, kamu percaya aja sama saya,buktinya kamu bisa kan." 

Adrian tersenyum lembut yang membuat kadar ketampanan nya naik berkali-kali lipat.

Kayana yang tidak antisipasi dengan senyuman barusan,langsung ketar-ketir sendiri melihatnya.

****! Kok dia jadi baper beneran-!

1
pangesticass
pie sichh
pangesticass
kangen tapi gengsi
pangesticass
ciee
pangesticass
harus ijhlas
pangesticass
rangkuman ? kamus kok ini
pangesticass
bersyukur
pangesticass
wkwwkwk
pangesticass
iya
pangesticass
ya ampun jangan lah kay kasihan
pangesticass
right
elly fitriyatun
pinter bgt thor...dr bahasanya...ceritanya high quality bgt...smgt ditggu next ceritanya
elly fitriyatun
ikut bahagia jg kanaya & adrian...kelanjutannya domgs thor jgn berhenti disini nanggung hehe
elly fitriyatun
so sweat bgt siich...ikut meleot ini kak
mimief
punya calon mantu parah tuh mah...maunya nyosor Mulu🤣🤣🤣
mimief
kampreeet🤣🤣🤣🙄
elly fitriyatun
cerita yg sgt2 bagus..menginspirasi kita...good job kak lanjutkan...
elly fitriyatun
sakitnya sich gak seberapa...tp malu ny itu loooh gal bgt
mimief
punya sohib gini hidup Lo never flat🤣🤣
mimief
aku suka keributan ini🤣🤣
mimief
hayoooloh
ke gap🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!