NovelToon NovelToon
Bukan Menantu Sempurna

Bukan Menantu Sempurna

Status: tamat
Genre:Angst / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / Tamat
Popularitas:301.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Santi Suki

Hafsah, seorang istri yang sering mendapat perlakukan tidak adil dari ibu mertuanya, hanya karena belum bisa memberikan cucu untuknya. Ruqoyah meminta Ali untuk menceraikan istrinya yang dia anggap mandul.

Hinaan, sindiran, dan dijadikan babu di rumahnya sendiri sering Hafsah dapatkan. Meski begitu dia selalu sabar menjalani semuanya dan ada Ali yang selalu menjadi kekuatan dirinya.

Sarah, cinta pertama dari Ali hadir kembali di tengah-tengah kemelut kehidupan rumah tangga Hafsah. Wanita kaya itu banyak menawarkan kebahagiaan untuk Ruqoyah.

Akankah Hafsah bertahan atau memilih pergi? Benarkah Hafsah adalah wanita mandul?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Liburan Di Villa

Bab 25

Liburan di villa pun tiba. Pihak kantor menggunakan dua buah bus untuk membawa para karyawan dan keluarganya. Ruqoyah dan Alika naik mobil pribadi milik Sarah karena mereka juga akan tinggal di villa milik keluarga wanita itu. Bahkan Ali juga disuruh menginap saja di tempatnya. Namun, dengan sopan Ali menolak keinginan itu, dia lebih memilih bersama teman-teman kerjanya. Alasan diadakan liburan bersama juga untuk mempererat hubungan antara rekan kerja.

Apa Ali merasa bersyukur ibu dan adiknya ikut tinggal di villa bersama Sarah? Jawaban adalah antara iya dan tidak. Dia bersyukur karena ibu dan adiknya tidak akan bisa memperlakukan Hafsah seenaknya di depan rekan kerjanya. Tidak bersyukur karena dia dia tidak bisa mengawasi keluarganya. Dia masih tidak mempercayai kelakuan adiknya.

Ali mencari tahu kelakuan Alika di kampusnya. Awalnya semua mengatakan tidak ada yang aneh dari tingkah adik perempuannya itu. Jika banyak laki-laki yang menyukai dirinya itulah heran karena sejak duduk di sekolah menengah pertama sudah banyak anak laki-laki yang menyatakan cinta dan suka memberikan hadiah kepada Alika. Sampai ada seseorang perempuan yang mengira Ali adalah calon teman kencan Alika. Betapa murkanya dia saat tahu kelakuan adiknya di belakang dia. 

Jika tidak dihentikan oleh Hafsah mungkin sudah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh semua orang.

"Pak Ali, tempat kita di sini!" seru Pak Harun.

Ali pun menggandeng tangan Hafsah dan berjalan ke arah beberapa teman kerjanya.

Kening Ali berkerut saat melihat ada Ghani di depan pintu villa. Dia melihat beberapa orang yang memegang jabatan tinggi di kantornya masuk ke villa ini.

"Ayo, masuk! Kita bisa beristirahat atau jalan-jalan di villa ini," ajak Pak Harun bersama istri dan kedua anak mereka.

Ali dan Hafsah menempati kamar di lantai tiga. Untungnya villa ini menyediakan lift, jadi mereka tidak capek naik turun tangga. Sebenarnya Ali ingin di kamar lantai satu tapi sudah penuh oleh yang lain.

Ali dan Hafsah memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar villa. Halaman di sana sangat luas dan tertata dengan rapi. Posisi villa yang ada di atas bukit jadi bisa melihat pemandangan ke kaki bukit. Ada beberapa villa yang khusus di bangun untuk penyewaan berjajar rapi. Karyawan kantor lainnya menginap di sana. Sementara villa tempat Ali ini adalah villa pribadi. 

"Sepertinya itu villa milik keluarga Sarah!" tunjuk Ali ke sebuah bangunan yang lumayan agak jauh.

Hafsah bisa melihat mobil Sarah terparkir di sana. Ibu mertua dan Sarah juga terlihat sedang jalan-jalan di halamannya. 

"Alika tidak kelihatan," gumam Hafsah. Bagaimanapun juga dia mengkhawatirkan keadaan adik iparnya itu.

Hafsah dan Ali memutuskan untuk berjalan ke arah halaman belakang karena terdengar suara-suara anak kecil di sana. Ternyata di bagian belakang ada kolam renang. Airnya terasa sangat panas karena diambil dari aliran sumber mata air panas.

"Kamu kalau mau berenang bisa nanti malam. Airnya panas jadi tidak akan kedinginan," bisik Ali menggoda sang istri.

"Apaan, sih, Bang!" Hafsah mencubit gemas lengan suaminya karena malu. Lagian mana mungkin dia berani mengambil resiko akan kelihatan oleh orang lain.

Ghani menuntun seorang wanita tua dan berjalan-jalan di sekitar villa. Mereka pun menghampiri Hafsah dan Ali yang sedang melihat beberapa bunga yang tumbuh di sana.

"Pak Ali … Bu—" Ghani tidak tahu mana Hafsah karena para karyawan memanggilnya dengan sebutan "Bu Ali".

"Hafsah." Tiba-tiba saja datang seorang kakek-kakek dari belakang mereka.

"Kakek Qomar? Nenek Maesaroh? Ikut liburan ke villa juga," balas Hafsah terkejut dengan kedatangan orang yang pernah ditemuinya beberapa hari yang lalu. Bahkan dia sempat lupa dengan kejadian itu jika tidak melihat wajah mereka lagi.

"Kakek kenal dengannya?" tanya Ghani.

Ali dan Hafsah saling melirik. Ali tidak tahu kalau istrinya kenal dengan pemilik perusahaan tempatnya dia bekerja. Sementara itu, Hafsah juga tidak tahu kalau kedua manula yang pernah ditolong olehnya adalah keluarga dari atasan suaminya.

"Ini perempuan yang dulu kakek ceritakan kepada kamu itu. Wanita sholehah yang ingin kakek jadikan cucu menantu," kata Kakek Qomar dan itu membuat Ali panas.

Hafsah sangat terkejut mendengar ucapan Kakek Qomar dan dia takut terjadi kesalahpahaman di antara mereka semua.

"Kek, kenalkan ini suami Hafsah. Namanya Ali dan bekerja di perusahaan BERKAH JAYA," ucap Hafsah dan tentu saja ini membuat kedua orang tua itu terkejut sekaligus kecewa.

Ali sangat cemburu karena terlihat jelas kalau keluarga atasannya itu sangat menyukai Hafsah. Dia pun merasa kecewa karena istrinya selalu melayani pembicaraan mereka.

"Sayang, sebentar lagi waktu sholat Zuhur. Kita harus bersiap-siap," kata Ali beralasan, padahal masih ada waktu sekitar 30 menitan lagi. Akhirnya mereka berdua pun pergi dari sana dan kembali ke kamar di lantai atas.

Ali diam terus sejak berpisah dengan keluarga Ghani. Ini membuat Hafsah bingung karena dia tidak tahu kalau suaminya sedang cemburu. Padahal Hafsah hanya bicara dengan Kakek Qomar, sementara Ghani hanya diam dan memandanginya.

"Bang," panggil Hafsah.

"Abang marah, ya?" lanjut Hafsah sambil duduk menatap suaminya.

Ali masih diam saja. Maka Hafsah pun duduk di pangkuan suaminya dan memeluk lehernya.

"Hai, cowok ganteng! Kenapa diam saja? Mau mandi bareng, nggak? Sebentar lagi waktu sholat, loh!"

Hafsah mencoba menggoda Ali sambil menatapnya genit. Dia juga memberikan senyuman manisnya yang sering membuat Ali tanpa sadar selalu membalas senyumannya. Kali ini pun begitu, dia tersenyum tampan sambil memencet hidung sang istri.

"Cium," bisik Ali dan Hafsah pun mencium bibir suaminya meski awalnya malu ke sananya tidak lagi.

"Ayo, mandi bersama! Bak mandinya juga lumayan besar," kata Ali sambil mengedipkan mata sebelah dan sukses membuat Hafsah malu. Padahal tadi dia hanya sedang menggodanya agar tidak marah.

***

Sarah dan Ruqoyah tidak tinggal di villa yang sama, apakah liburan Hafsah dan Ali akan berjalan lancar? Ikuti terus kisah mereka, ya!

1
ayu cantik
bagus banget
Nurlaila Hasan
sukaa
Sri Puryani
terima kah thor🙏
Sri Puryani
hafsah telp p rt, rw& polisi
Sri Puryani
bimo termkn omongan yasmin jg
Sri Puryani
yasmin
Sri Puryani
kok kasus alika gk dilanjut ya, kasus ali , sarah bs lolos
Sri Puryani
ali kenapa kamu gk blg ke ibumu klo yg memfitnah ksmu itu sarah
Sri Puryani
jangan mau ali....istrimu sdh hamil itu
Sri Puryani
karma sdh mulai
Sri Puryani
Luar biasa
Sri Puryani
Buruk
Sri Puryani
semoga alikah hamil biar tau rasa
Sri Puryani
anak mantu sholeh sholehah ibunya mlh gk tau agama
Sri Puryani
bakal ada pelakornih
Fida Manja
Luar biasa
Khairul Azam
pokigamu zaman sekarang itu menurut aku selingkuh halus, mendingan pisah klo aku
Silvi Vicka Carolina
gak dilihat sayang dilihat bikin cemut kepala bawah
Jessica
Luar biasa
🌸Santi Suki🌸: Terima kasih, Kak, sudah baca karya aku ini.
total 1 replies
Sri Puryani
yasmin berubah jd mak lampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!