Mencintai Pacar Ibuku

Pergulatan yang hampir nyaris terjadi antara dua sejoli yang sedang memadu kasih terasa nyata di antara keduanya. Deru napas yang tiada tara mereka luapkan dalam ikatan yang masih belum halal namun sudah terasa merasuk ke dalam batin antara hasrat dua insan yang ingin merasakan nikmatnya bercinta.

Semua rasa yang di rasa nikmat itu tertahan mana kala Fabian ingin semua dilaksanakan secara matang yaitu membuka dompet pribadi milik Talia yang dulu gadis kini menjanda.

Meski dalam hal ini ada sedikit kekecewaan kenapa Talia sudah tak tersegel lagi seperti dulu, tapi namanya cinta semua akan tetap manis dan tetap di tunggu. Lagi pula nasi sudah menjadi bubur, label yang terlepas karena kegadisan yang terenggut pun itu murni bukanlah keinginan dari Talia melainkan sebuah paksaan Doni yang sangat kurang ajar itu.

Fabian pun mengehela napas panjang mana kala sebenernya batang kekar itu telah panjang ke atas tidak kesamping, namun tertahan mana kala dirinya belum siap melakukan itu secara tak istemewa dan belum siap juga secara batin. Maklum saja perjaka ting-ting sulit untuk asal coblos aja kedalam lubang kenikmatan milik wanita meski dalam hal ini sudah jelas tahu bahwa Talia adalah pacarnya.

"Sungguh tega dirimu pada ku, aku sangat ingin merasakan batang besar mu yang kekar pasti sangat terasa dalam bila di nikmati sayang sekali bila dilewatkan begitu saja. Kamu mau gaya apapun pasti akan aku layani sebagai pemain cinta aku bisa memberikan apa yang paling kamu inginkan. Pikiran nakal mu, pikiran kotor mu bisa kamu luapkan semua pada ku" kata Talia yang tak senonoh duduk mengangkang di atas ******** Fabian yang memang berdiri kekar dan terasa besar.

Aarrgg fffiiiuuuhhh.. aku tak pernah mengenal Talia sampai seperti ini sungguh diluar perkiraan ku, batin Fabian yang mengembuskan napas perlahan dan terasa panas.

Bahkan tangan lembut yang nakal itu telah berani mengambil alih dengan menggosokkan dan menerawang berapa besar ukuran batang milik Fabian yang tak main besarnya bak orang bule yang di film film biru yang biasa di tampilkan dilayar pipih.

Wajah Talia pun memerah dan membulat mata saat kaget itu karena ada barang sebesar milik Fabian namun jika di banding Doni punya, sungguhlah tak sebanding dengan milik Fabian yang sungguh luar biasa.

"Ada apa?" Tanya Fabian yang bingung.

"Ini sungguh diluar ekspektasi ku" katanya terpukau.

Dengan cepat tangan Talia pun dilempar oleh Fabian, Fabian merasa Talia terlalu jauh berada di posisi yang sangat salah. Meski dalam hal ini dalam hati Fabian sangat lah ingin.

"Hentikan Talia!!!" Kata Fabian yang berusaha untuk menolak agar tak ikut terbawa birahi sebagai lelaki.

Namun bukan berhenti, memang dasar Talia yang ingin merasakan kenikmatan sebagai seorang yang haus akan belaian. Bahkan satu persatu kancing baju yang ia kenakan ia buka secara perlahan hingga saat ini yang tersisa hanya dalam sebuah kacamata perempuan berwarna merah.

Jelas pemandangan yang sangat indah di mata Fabian melihat wanita berusia 35 tahun itu seperti mangsa yang sangat mudah di nikmati, namun berulang kali Fabian menahan agar dirinya tak terbawa suasana nakal yang pacarnya berikan.

Bukan berhenti malah semakin tertantang untuk melakukan hal lebih Talia membuka tali kecamata itu dan terlihat kini sebuah benda kenyal terpampang jelas di depan mata.

Mata Fabian membola namun dengan cepat ia memejamkan mata dengan cepat.

"Peganglah satu-satu ini milikmu" kata Talia yang tak tahan.

"Hentikan Talia, kau sungguh" kata Fabian.

"Oh honey" kata Talia manja dan dengan cepat dada kembar itu di dekat kan ke wajah Fabian hingga Fabian merasa ada yang kenyal di wajahnya kini.

Dan dengan cepat pula Fabian langsung merangkul dan mencium Talia erat dengan bibirnya.

Agar wajahnya tak terus berada di dada milik Talia.

Hingga suara handphone pun berdering.

"Hentikan ini dari clien ku" kata Fabian yang lalu keluar dari mobil dan mengangkat telponnya saat itu.

Beberapa obrolan cukup panjang saat itu dilakukan oleh Fabian membuat Talia merasa bosan menunggu diri Fabian yang malah fokus pada hal yang lain.

Karena rasa bosan itu Talia pun memutuskan untuk kembali mengenakkan kacamata dan pakaian nya kembali. Meski dalam hal ini masih ingin tapi menunggu Fabian yang bicara panjang kali lebar dengan bosnya itu membuat dirinya bosan dan mengantuk.

Hingga Fabian Kemabli ke dalam mobil yang terparkir saat itu dan melihat Talia yang melirik tajam ke arah Fabian dan agak sinis.

"Lama" ucapan itu dilayangkan sambil cemburut tanda tidak senang dengan apa yang dilakukan Fabian.

"Heheh sorry namanya tugas, ya maklum ya" kata Fabian yang masuk kedalam mobil dan memakai sabuk pengamannya.

"Baiklah kita pulang dan mencari tempat makan yang enak ya, dan ingat restorant halal ya" kata Fabian penuh penekanan.

"Emang wajah ku, akan mengatakan suatu yang haram" kata Talia menatap tajam ke arah Fabian.

"Curiga aja kamu akan mengajak aku makan makanan haram bila ingat kelakuan kamu barusan berbanding terbalik 180 derajat dengan Talia yang pertama kali aku kenal" kata Fabian.

"Hah... Munafik kamu juga mau dan punya mu menegang bukan sah saja. Jika kamu mau?"

"Aku tahu, tapi tidak sekarang, oke.. mohon pahami itu" kata Fabian menatap Talia memberi pengertian.

"Oke aku ikut kamu mau makan dimanapun asal?" Kata Talia tesenyum lembut.

"Asal apa?"

"Asal makannya di suapin sama kamu" kata Talia tesenyum.

"Waahh oke siapa takut aku siap suapin kamu, bahkan nanti kita gantian ya saling suap-menyuap" kata Fabian.

"Ya silahkan saja kalau kamu mau dan tidak malu" kata Talia.

"Ya gak apa-apa, walau agak lebay sih nantinya"

"Tidak apa-apa juga, itu biasa terjadi kok pada pasangan yang sedang dimabuk asmara seperti kita" kata Talia.

"Oke oke"

"Tapi, ini apa ya?" Kata Talia yang melihat sebuah Totebag di jok belakang mobil Fabian. Saat itu Fabian memang membawa koper dan Totebag di belakang nya.

"Iya itu buka saja, tapi di tas yang warna coklat ya" kata Fabian.

"Kalau yang putih punya siapa?"

"Aku katakan kamu silahkan ambil yang warna coklat, coba buka sayang" kata Fabian memberikan penjelasan walau dirinya sedang menyetir agar Talia tak membuka tas tote Bag yang berwana putih susu karena itu milik Rosa. Dan tak mau jika Talia tahu bahwa isinya bikini untuk wanita lain.

"Baiklah aku akan buka punya ku" kata Talia yang saat itu mengambil Tote bag warna coklat dan benar saja Talia teramat bahagia mendapatkan gaun yang sangat indah dan bagus dengan balutan mewah dan berwana merah terang.

Talia sangat senang mendapatkan gaun yang di nilai harganya tak murah itu, di desain sangat mewah dan begitu bagus. Dan di buat juga oleh desainer yang handal itu merupakan suatu hal yang cukup berharga dan tiada tara dari seorang pria bernama Fabian.

"Aku ingin mengajak mu makan malam besok dan aku mau kamu pakai gaun itu, bagaimana? kamu suka kan?" Tanya Fabian yang masih tetap fokus menyetir.

"Tidak ada yang aku tidak sukai apa yang kamu berikan semua hal aku sukai Fabian sungguh indah dan bagus" jawab Talia tersenyum bahagia mendapatkan hadiah mewah itu.

"Ya aku senang jika kamu senang Talia" kata Fabian.

"Tapi?" Kata Talia menyipitkan matanya

"Tapi apa?"

"Aku akan tetap membuka apa yang ada tas putih susu itu" kata Talia.

Dengan cepat Fabian pun melarang Talia.

"Jangan Talia itu bukan untuk mu" kata Fabian penuh penekanan karena takut bila Talia tahu jika dirinya ketahuan membeli bikini untuk wanita lain.

"Lalu punya siapa?" Kata talia sedikit emosi dan menaruh rasa curiga dan tak beres mengapa Fabian melarang dirinya.

"Jelas bukan untuk mu dan itu sangat tak sopan jika kamu tahu isi dari semua yang aku bawa. Kamu mengerti privasi kan, jika kamu mau jadi pasangan ku seutuhnya kamu harus bisa hargai privasi aku. Mana yang aku bolehkah dan mana yang tidak boleh" jelas Fabian yang tak ingin Talia dengan lancang mencari tahu apa yang Fabian bawa.

"Ya baiklah, aku rasa kamu cukup keras kepala juga untuk hal ini aku menyerah" kata Talia pasrah.

"Baiklah good ini baru namanya Talia" kata Fabian tesenyum.

Selama perjalan melalui tol Talia dan Fabian pun menyetel musik romantis sambil menikmati jalan yang lurus dan mulus. Maklum pemerintah Indonesia kan bagus dalam membuat jalan tol jadi tidak ada yang namanya jalan rusak atau berlubang semua aman terkendali, asal satu tetap konsentrasi dan jangan mengantuk dalam menyetir.

Hingga selama itu pula mereka menikmati kebersamaan antara dua sejoli yang saling mencinta setelah belasan tahun terpisah karena takdir dan duka yang begitu nestapa.

Hingga ada rasa kebelet pipis yang di rasakan oleh Fabian saat itu, bisa saja Fabian pipis di dalam botol bekas air mineral tapi apa gunanya rest area jika tidak digunakan sebagai mana mestinya. Apalagi toilet jaman sekarang di rest area sudah bersih dan bagus. Dilengkapi dengan restoran cepat dan berbagai mini market bisa sambil jajan dan menongkrong.

Fabian pun juga menawari Talia untuk makan dahulu, tapi ternyata Talia tak mau dia ingin makan di sebuah tukang bakso yang saat ini sedang viral yakni bakso beranak.

"Makan dulu di sini kan lengkap, kamu mau kopi atau sekedar minum teh kan bisa" kata Fabian.

"Gak lah, aku maunya bakso beranak. Itu ibanyak loh, bakso gak hamil aja udah besar bagaimana kalau bakso itu sampai hamil"

"Lalu siapa yang hamilin si bakso nya"

"Ya abangnya lah masa kamu"

"Oh kirain hamil diluar kandungan"

"Hahaha, yaudah gih sana katanya mau pipis nanti pipis di celana loh" kata Talia yang saat itu telah sampai di rest area.

"Iya, kamu mau ikut gak"

"Ih gak ah, di sini aja"

"Jangan kangen ya"

"Iya, jangan genit" jawab Talia tesenyum.

Hingga....

Saat itu Talia pun terdiam merenung dan teringat akan Tote bag bewarna putih susu itu segudang pertanyaan mengapa dianggap privasi dan Talia tak suka menjadi privasi hingga diam-diam Talia pun mengambil barang itu jok yang berada dibelakang.

Talia pun membuka nya dan saat di buka ternyata isinya...

"Ya ampun dia beli boneka onta, buat apalagi dia beli boneka onta. Tapi emang ini onta ya? tapi kaya bukan. Oh iya ini mah kangguru sejak kapan onta bentuk telinga panjang ke atas begini. Hadeh Talia Talia kebanyakan makan mecin jadi gak bisa bedain mana onta mana kangguru. tapi.. jadi ingat waktu nenek pulang umrah yang dibawain boneka unta waktu kecil. Lucu sih bonekanya lumayan buat di jual lagi, hehehe" kata Talia memandang seksama dengan senyuman mereka melihat boneka kangguru yang sangat lucu.

Hingga batang kedua yang kali ini berada di dalam tote bag berwarna putih susu.

"Terus ini apa ya? Lah ini sihh? Ini mah kan bikini. omaygat Apa ini!!!! bikini issshhhhh... Bikini siapa sih ini kenapa ada bikini, sungguh diluar ekspektasi dan nalar gue! Wah wah wah ini sih bener bener masalah ini tak bisa dibiarkan, buat siapa lagi ini!!! awaaasss aja kamu Fabian gak bisa aku biarkan gak boleh ada wanita satupun yang ada selain aku. Kampret!!" Kata Talia yang emosi melihat bikini di dalam totebag itu. Terlebih lagi ada sebuah nama di tas itu yakni untuk Rosa.

"Rosaaaaaaaa!!!! wanita itu lagi. Dasar wanita tengik itu. Siaaalaaaan!!!!!" Teriak Talia kesal.