Naila Callista albirru putri dari seorang konglomerat di kota x, naila si badgirl yang selalu berbuat ulah dan suka balapan liar, sang papa sudah lelah menegur sehingga sang papa mengusir nya dari rumah agar anaknya itu bisa berubah. Karena naila memiliki kelebihan hormon dan tubuhnya bisa mengeluarkan ASI sebelum mempunyai anak,Naila terpaksa keluar dari rumah dan memilih tinggal di panti asuhan dengan sesuatu yang ia janjikan yaitu akan menyusui para bayi dipanti tersebut asalkan dia diperbolehkan tinggal dengan gratis disana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
samar pamit!?
Naila membuka mata dan dia melihat sekeliling nya, kok dia ditempat berbeda?bukan kah tadi dia sedang dikamar? Lalu sekarang kenapa dia ada di sebuah taman yang indah sangat indah, Naila belum pernah kesini sebelumnya.
"Bukankah aku tadi dikamar bersama papa? Terus sekarang kenapa aku ada disini? " monolog Naila yang masih Melihat-lihat sekeliling.
Ada seorang pria yang sedang duduk di sebuah kursi taman itu dan Naila seperti mengenal sesosok pria yang membelakangi nya itu. Naila mendekat dan menyentuh pundak pria itu sambil menyebutkan namanya.
"S-samarr? " panggil Naila.
Pria itu menoleh saat dipanggil oleh Naila dan tersenyum manis pada Naila. Naila yang melihat senyum dari orang yang dia tangisi dikamar nya tadi membuat matanya menjadi berkaca-kaca.
"Kenapa kamu ada disini? " lirih Naila.
"Aku minta maaf tidak bisa menepati janji ku padamu, " ucap Samar. Samar berdiri dan mengajak Naila untuk duduk di kursi. Mereka sekarang sedang duduk di kursi.
"Tidak bisa menepati janji? Maksud kamu apa? " tanya Naila lagi.
"Aku mau pamit pergi, " sahut Samar.
Naila menggelengkan kepala, "gak, kamu gak boleh pergi, aku dan Lala butuh kamu Samar. "
"Maaf Naila, aku tidak bisa bersama kalian lagi, aku harus pergi jauh dan kita tidak bisa bertemu lagi!! "
"GAK SAMAR, KAMU GAK BOLEH PERGI HIKSS, " Naila menangis dan memeluk Samar, Samar hanya diam saja.
"K-kamu udah j-anji buat ni-kahin aku hikss, " Naila berucap dengan terbata.
"Maka dari itu aku menemuimu kesini untuk mengatakan bahwa aku tidak bisa menepati janji itu dan aku mau pamit! Maafkan aku. " jelas Samar.
Naila menggeleng kuat dengan air mata yang terus berjatuhan, Samar menghapus air mata Naila lembut.
"Dengarkan aku, kamu harus ikhlasin aku pergi, kamu carilah pengganti ku untuk Lala dan kamu, "
"Gak, aku sama Lala mau nya kamu Samar. "
"Aku udah pergi, sekarang kita beda alam Naila. " Samar menyebutkan nama Naila bukan menyebut sayang lagi dan itu membuat Naila semakin menangis didalam pelukan Samar.
"K-kalau begitu aku ikut kamu pergi, "
"Jangan, kamu harus tetap berada disisi Lala, dia butuh kamu sebagai ibunya. "
"TAPI LALA JUGA BUTUH KAMU SEBAGAI AYAHNYA SAMAR!! " teriak Naila didepan wajah Samar.
"Aku minta maaf, dan kamu carilah pengganti ku. "
"Sampai kapanpun aku tidak mau cari pengganti mu Samar, aku sangat mencintai kamu, kamu cinta pertama aku, aku tidak bisa pisah dengan kamu." lirih Naila.
"Aku juga mencintai kamu. " Samar mengeratkan pelukan nya pada Naila.
"Tapi kenapa kamu mau ninggalin aku? "
"Karena takdir memisahkan kita,"
"Kenapa takdir begitu jahat kepada kita Samar? " Naila berucap dengan lirih. Dia sangat tidak menyukai takdir seperti sekarang ini, dia baru pertama kali merasakan cinta tapi haruskah cinta pertamanya akan terpisah dengan kematian?.
"Kamu tidak boleh menyalahkan takdir Naila, mungkin emang kita tidak berjodoh didunia, dan semoga disurga nanti kita berjodoh. "
"Kamu gak boleh pergi, kamu harus kembali dan menikah dengan ku, kita bberjodoh Samar jika kamu mau kembali. " bujuk Naila agar Samar mau kembali.
Samar menggeleng, "tidak, aku tidak bisa kembali. "
"Kamu jahat hikss, kamu mau ninggalin aku hikss. " isak Naila.
"Maafkan aku, sekarang aku mau pamit, jaga diri baik-baik ya. " Samar melepaskan pelukannya dan hendak menjauh tapi Naila menahannya.
"Pliss aku mohon jangan pergi hikss, " mohon Naila.
"Maaf aku harus pergi. " Samar melepaskan cekalan Naila dari tangannya dan mulai berjalan menjauhi Naila.
Naila terduduk lemes di kursi sambil menangis menatap kepergian Samar.
"SAMARRRR!!! " teriak Naila saat dia sudah tidak melihat Samar lagi.
*****
"SAMARRRR!!! "
Panraj yang baru saja mengantar dokter keluar pada rumahnya tiba-tiba saja berlari menghampiri kamar sang putri karena mendengar teriakan putrinya itu.
Panraj memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Naila, Naila hanya syok akan kabar yang dia dengar dan membuat Naila pingsan, Panraj menghela nafas lega mendengar penjelasan dari dokter bahwa putrinya hanya pingsan dan tidak apa-apa. Setelah selesai dokter memeriksa Naila dokter pun pamit untuk kembali kerumah sakit, Panraj mengantar dokter tersebut sampai teras rumah sambil mengobrol sedikit. Setelah dokter itu pulang Panraj masuk kedalam rumah.
Skip
Panraj menghampiri Naila yang menangis dalam tidurnya dan bergerak gelisah.
"Sayang bangun," Panraj menepuk-nepuk pelan pipi Naila agar anaknya itu bangun.
Naila membuka matanya dan dia kembali menangis karena mengingat mimpi tadi, mimpi dimana dia bertemu dengan Samar, dan Samar pamit pergi dari kehidupan nya.
"Heyy sayang kenapa menangis hm? " tanya Panraj yang melihat anaknya menangis itu.
"Pa, Samar pamit pergi dan ninggalin Naila dan Lala. " lirih Naila.
Panraj mengusap lembut kepala anaknya itu dia sekarang tahu kenapa anaknya meneriakkan nama Samar dalam tidurnya, ternyata anaknya itu sedang bermimpi bertemu Samar dan Samar pamit pergi. Segitu cintanya Naila dengan Samar sehingga Naila memimpikan Samar berpamitan? Pikir Panraj.
"Kamu yang sabar yah sayang, dan ikhlasin. "Panraj berusaha menenangkan Naila.
"Gak pa, Naila gak ikhlas Samar pergi soalnya Samar udah janji buat nikahin Naila tapi kenapa Samar malah pergi paa,Naila gak kuat jika harus berpisah dengan Samar pa, Naila butuh Samar."isak Naila.
"Kamu harus kuat demi Lala sayang, jika kamu berlarut dalam kesedihan kasian Lala. " Panraj mencoba membujuk Naila dengan alasan Lala agar anaknya itu tidak terus-terusan bersedih.
"Lala juga butuh Samar pa, papa harus cari Samar!!, Naila yakin Samar gak ninggalin Naila dan Lala. Naila gak akan ikhlas jika belum melihat jasad Samar dengan mata kepala Naila sendiri. " ucap Naila dengan yakin. Dia merasa bahwa Samar baik-baik saja walaupun dia sudah bermimpi bertemu Samar tapi tetap saja dia merasa Samar gak akan pergi meninggalkan nya dan Lala.
"Nanti papa minta bantuan para anak buah papa buat bantu pihak berwajib mencari Samar. "
"Papa harus temuin Samar pa, Naila mau Samar hikss, "
"Papa gak bisa janji sayang, pesawat Samar jatuh kesungai dan dan meledak kecil kemungkinan Samar masih selamat, kamu coba ikhlasin dulu ya! "
Naila menggeleng, "gak, Samar pasti selamat. "
"Tenang dan ikhlasin, kamu harus kuat demi Lala. "
"Pa jangan bicara seolah badan Samar hancur bersamaan dengan pesawatnya meledak hikss, Samar baik-baik saja hikss. "
Panraj begitu tidak tega dengan keadaan putrinya yang berpikiran bahwa Samar masih hidup, Panraj bingung bagaimana lagi harus menenangkan putrinya itu. Panraj hanya bisa berdo'a agar kecerian Naila datang kembali.