NovelToon NovelToon
Maafkan Aku Mendua

Maafkan Aku Mendua

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:351.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Mama Lana

Sudah lama menikah, tapi belum pernah merasakan malam pertama?
Mustahil!
Mungkin itu yang akan orang katakan.
Tapi, ini benar-benar terjadi pada Vania.
Saat memutuskan untuk menikah muda,Vani justru dihadapkan dengan kenyataan pahit. Suaminya tidak mau menyentuhnya sama sekali. Bahkan di malam pertama pernikahannya, Faisal meninggalkannya begitu saja.
Entah apa alasannya, Vani sendiri tak mengerti.
Tinggalkan jejaknya sayonk😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Lana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suami Kamu Manager, kan?

"Kamu belum pulang, Van?" Renan terkejut mendapati Vani masih berada di rumahnya saat jam sudah menunjuk angka tujuh malam. Padahal Vani biasanya sudah pulang paling lambat sekitar jam lima sore, itu kata Bik Minah yang setiap kali ada di rumah.

"Em ... anu, Pak. Saya ada perlu sedikit." Vani menunduk, meremas jemarinya yang terasa dingin. Sejujurnya Vani malu, hampir setiap bulan ia selalu mengambil uang gajinya sebelum jatuh pada tanggal gajian. Tapi, mau bagaimana lagi? Uang bulanan yang Faisal berikan padanya sudah menipis. Sedangkan untuk meminta tambahan pada suaminya, Vani harus berpikir berulangkali. Selain Faisal belum tentu punya, pasti nanti malah berujung pertengkaran seperti pagi tadi.

"Ya udah, saya taruh tas kerja dulu. Kamu nggak apa-apa, kan?" Renan berjalan meninggalkan Vani menuju kamarnya. Melepas dasi yang melilit di leher, Renan kembali ke ruang tamu setelah meletakkan benda itu di atas meja kamar.

"Van ... ?"

"Eh, ya, Pak. Saya .....?" Seperti biasa Vani mendadak ragu saat ingin mengungkapkan. Vani terlihat gelisah sendiri hingga akhirnya Renan yang bersuara lebih dulu.

"Apa ini mengenai gaji kamu lagi?" Renan terpaksa memancingnya. Ia tahu jika tanggal-tanggal seperti ini biasanya Vani akan mengambil separuh gaji bulannya.

Kali ini Vani mendongak dengan wajah merah padam. Vani sangat malu karena Renan sampai hapal kebiasaannya yang meminta uang gaji sebelum jatuh pada tanggalnya.

"I–iya, Pak," jawab Vani sedikit gugup.

Renan menghela napas panjang. Ia sama sekali tidak keberatan. Toh, itu memang hak Vani. Tapi yang menjadi pertanyaan Renan, bagaimana tanggung jawab suaminya hingga Vani harus selalu berada di situasi macam itu? Apa suami Vani tidak pernah memberikan nafkah yang cukup untuk wanita itu?

"Van ...?"

"Tapi, jika Pak Ren keberatan nggak apa-apa kok," ucap Vani tiba-tiba. Mungkin Vani menyangka jika diamnya Renan pertanda jika laki-laki itu tidak bisa mengabulkan permintaannya.

"Bukan itu maksud saya, Van." Renan kembali mengambil napas dalam-dalam. "Apa suami kamu nggak pernah kasih nafkah yang cukup? Em .... maksud saya, apa dia nggak pernah tahu kalau uang bulanan yang ia kasih nggak pernah cukup sampai akhir bulan?" Renan terpaksa merubah pertanyaan agar Vani tidak merasa tersinggung.

"Maafkan saya, Pak." Kini Vani malah mengucapkan kata maaf. Entah apa maksud dari wanita itu.

"Kenapa kamu malah minta maaf?"

"Karena udah buat Pak Renan nggak nyaman."

"Bukan itu maksud saya, Van. Suami kamu manager, kan?" tanya Renan kembali. Vani nampak terkejut mengetahui jika Renan tahu mengenai pekerjaan Faisal.

"Iya, Pak. Mas Faisal bekerja sebagai manager keuangan di salah satu perusahaan swasta. Gajinya pun cukup lumayan. Tapi ....?" Vani mendadak bungkam. Haruskah ia berbicara terus terang? Tapi, apa pantas mengumbar aib mertuanya sendiri.

"Cukup, Van. Kamu nggak perlu lanjutin cerita kamu."

Renan hanya tidak ingin memaksa Vani. Biarlah, Renan berikan saja apa yang Vani minta.

"Ini gaji kamu satu bulan. Ambillah." Renan menyodorkan amplop berwarna coklat ke hadapan Vani. Awalnya Vani terlihat ragu untuk mengambilnya. Tapi, Renan buru-buru menarik tangan Vani untuk segera menerima amplop yang sudah ia siapkan dari dalam kamar tadi.

.

.

.

Vani pulang dengan langkah ringan. Ia tidak perlu pusing lagi memikirkan bagaimana besok pagi ia akan berbelanja karena gaji bulan ini sudah tersimpan rapi di dalam dompet.

Vani memeriksa jam pada ponsel miliknya, ternyata sudah menunjuk angka delapan malam saat ia tiba di halaman rumah. Vani tidak tahu apa malam ini Faisal akan lembur atau tidak, sebab pagi tadi Faisal berangkat ke kantor dalam keadaan marah.

Sudahlah. Vani membuka pintu rumah dengan tarikan napas panjang berkali-kali. Vani hampir menutup pintu itu kembali saat sebuah suara seorang wanita tiba-tiba terdengar dari arah luar sana.

"Permisi, Mbak. Apa orang tua kamu ada di rumah?" tanya wanita yang Vani perkirakan berumur empat puluhan itu. Wanita itu bersama seorang laki-laki muda yang berdiri tepat di sampingnya.

"Maaf. Ibu siapa yah?" tanya Vani tak mengerti. Vani sama sekali tidak mengenal siapa mereka.

"Saya tetangga baru yang menempati rumah sebelah. Apa orang tua kamu udah ada di rumah? Kami berniat ingin silaturahmi," ucap wanita itu lagi.

Vani langsung mengembangkan senyumnya. Sedangkan laki-laki muda tadi langsung berbinar melihat senyum indah milik Vani.

Pantas saja Vani belum pernah melihat mereka. Ternyata ibu dan laki-laki tadi adalah orang baru yang menempati rumah sebelah.

"Saya tinggal berdua dengan suami saya, Bu."

Duarrr!

Petir seolah menyambar dengan tiba-tiba. Laki-laki muda di depan sana nampak mundur beberapa langkah dengan kedua mata yang nyaris melompat keluar.

"Beneran, mbak udah punya suami?" tanya laki-laki tadi memastikan. Seakan belum percaya dengan apa baru saja ia dengar.

"Iya. Saya tinggal berdua sama suami saya." Vani mengulang ucapannya lagi.

"Yah ... telat dong!" Laki-laki muda tadi berbisik pelan. Tapi tentu saja Vani dan sang ibu masih bisa sedikit mendengarnya.

"Awww .. sakit, Buk!" pekik laki-laki berumur belasan itu kearah ibunya.

"Kalau ngomong itu di jaga, Le. Kamu macam orang nggak punya sopan santun aja!" Wanita itu melotot kearah anaknya.

"Oh, maaf, Mba. Ibu kira Mbak tinggal sama orang tuanya. Maaf ya?" Wanita itu tersenyum canggung, merasa tidak enak sendiri karena sudah salah sangka.

"Nggak apa-apa, Bu. Mari masuk. Tapi, suami saya belum pulang."

Vani membuka pintu lebar-lebar dan mempersilahkan dua tamunya untuk masuk.

"Eh iya, Mbak, makasih. Mungkin kain kali aja. Soalnya kami juga belum selesai beres-beres. Oh ya, ini ada sedikit oleh-oleh dari Ibu." Wanita tadi menyodorkan satu kotak roti buatannya sendiri pada Vani.

"Saya Bu Ratna. Dan, ini anak saya namanya Bagas."

"Saya Vania, Bu. Makasih oleh-olehnya, jadi merepotkan Ibu." Vani menyalami wanita bernama Ratna tadi, lalu Vani beralih pada laki-laki di sebelahnya, namun hanya senyuman yang Vani berikan.

"Saya nggak di salami, Mbak?" protes Bagas pada wanita anggun di depannya.

1
Elok Pratiwi
tidak menarik .... cerita ga jelas ... pdhal sdh bab 24 ini cerita ttg siapa yg diceritain siapa ... cerita melebar2 ... cerita ga jelas
Advan S5e
Kurang greget.
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚊𝚞 𝚔𝚒𝚜𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚗𝚊𝚔𝚜𝚒𝚛 𝚟𝚊𝚗𝚒 ? 𝚜𝚙 𝚗𝚊𝚖𝚚𝚗𝚎 𝚕𝚞𝚙𝚊. 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚜 𝚊𝚙𝚊 𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜...𝙼𝚊𝚢𝚊 𝚘𝚛𝚐 𝚗𝚘𝚛𝚖𝚊𝚕 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚝𝚗𝚍𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚙𝚛𝚝𝚒 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚛𝚙𝚍 𝚍 𝚏𝚒𝚝𝚗𝚊𝚐 𝚖𝚊𝚗𝚍𝚞𝚕
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚍𝚒𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊𝚗𝚒 𝚗𝚒 𝚛𝚎𝚗𝚊𝚗 𝚜𝚖 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊2😃😃
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚔𝚕 𝚘𝚛𝚐 𝚒𝚖𝚙𝚘𝚝𝚎𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚎 𝚙𝚊𝚊 𝚜𝚒? 𝚊𝚙𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚗𝚢𝚊 𝚕𝚎𝚖𝚎𝚜? 𝚠𝚕𝚙𝚗 𝚍𝚛𝚐𝚜𝚊𝚗𝚐
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚙𝚒𝚛𝚘 𝚓𝚝𝚑,𝚜𝚎𝚔𝚘 𝚊𝚗𝚔𝚖𝚞 𝚋𝚞 1500 𝚝𝚘𝚔 𝚝𝚙 𝚞 𝚖𝚞 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑2
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚝𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚐𝚘𝚋𝚕𝚘𝚔...𝚍 𝚓𝚘𝚗𝚐𝚔𝚘𝚗𝚐𝚔𝚎 𝚊𝚓𝚊 𝚜𝚔𝚊𝚕𝚒𝚗𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚝𝚞𝚊 𝚕𝚞𝚌𝚔𝚗𝚞𝚝 𝚔𝚢 𝚐𝚝..𝚌𝚙𝚔2 𝚔𝚛𝚓𝚊 𝚢𝚐 𝚗𝚔𝚖𝚝𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚕𝚜.. 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚛𝚓𝚊 𝚢𝚐 𝚍𝚗𝚏𝚔𝚊𝚑𝚒 𝚖𝚕𝚑 𝚒𝚋𝚞 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚍𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊..
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚊𝚖𝚒𝚝2 𝚟𝚊𝚗𝚒 𝚋𝚜2 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚜𝚑 𝚋𝚛𝚝𝚑𝚗 𝚜𝚖 𝚔𝚕𝚠𝚛𝚐𝚊 𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔...𝚕𝚐 𝚖𝚊𝚛𝚊𝚔 𝚗𝚒 𝚊𝚕𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚖𝚗𝚌𝚛𝚒 𝚜𝚞𝚛𝚐𝚊 𝚍𝚐 𝚕𝚋𝚑 𝚙𝚝𝚑 𝚔𝚎 𝚒𝚋𝚞 𝚗𝚢𝚊, 𝚢𝚐 𝚙𝚕𝚐 𝚗𝚢𝚔𝚝𝚒𝚗 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚢 𝚋𝚐𝚒𝚗𝚒.𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚐 𝚋𝚜 𝚖𝚒𝚕𝚝𝚎𝚛 𝚜𝚕𝚕𝚞 𝚖𝚖𝚋𝚗𝚛𝚔𝚗 𝚗 𝚖𝚖𝚋𝚕𝚊 𝚒𝚋𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚒𝚊𝚖 𝚜𝚎𝚘𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝 𝚙𝚞𝚝𝚒𝚑 𝚗𝚖𝚗 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚝𝚊𝚖 𝚙𝚎𝚔𝚊𝚝
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚕𝚊𝚔𝚒 𝚘𝚘𝚗 𝚊𝚖𝚒𝚝2 𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚐 𝚔𝚖 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚛 𝚕𝚊𝚔𝚒2 𝚒𝚖𝚙𝚘𝚝𝚎𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚋𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚒𝚔𝚗𝚢?? 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚢 𝚞 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚔𝚕 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚛 𝚞 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊. 𝚕𝚑𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚒𝚓𝚒𝚔𝚊𝚗. 𝚜𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚢𝚊𝚗𝚒 𝚜𝚙 𝚢𝚐 𝚍𝚙𝚝 𝚍𝚞𝚒𝚝𝚎 𝚜𝚙
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚅𝚊𝚗𝚒. 𝚔𝚕 𝚞𝚛𝚞𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚝𝚞𝚊 𝚗𝚐𝚊𝚙𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞𝚗𝚢𝚊. 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚠𝚊𝚗 𝚊𝚓𝚊. 𝚕𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚓𝚐 𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝 𝚐𝚝. 𝚔𝚕 𝚍 𝚌𝚛𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚐 𝚙𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚢 𝚝𝚐𝚐𝚕 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚊𝚓𝚊
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
nah tho g adil
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
waduh trnyata blm dipake y pntas kapan hamidun nya kasian Vani..masa laki betah g hb jangan2 ada pelampiasan lain🤔
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
untungnya suamine bijksana memaklumi nengahi .. dan nenenagin istri. biasane rata2 anak laki2 lbh membela semua perrilaki ibunya
YK
gobloknya...
YK
pak heri ini ngapain sih, wong anak laki aja lho kok bingung suruh nikah lagi...
Nanik Lestyawati
keren
Mama Lana: Makasih Kakak🙏
total 1 replies
Memyr 67
kalau aq punya ibu mertua toxic juga, aq akan mengeraskan hatiq, untuk cerai. menikah itu untuk meraih kebahagiaan, bukan menahan derita, dijulidin mertua.
Memyr 67
hak, maya gigit jari, makanya may, jangan segitu ngebetnya, grusa grusu. dapat apa?
Memyr 67
luna nggak ngaca, bilang dia lebih segala galanya dari vani. lebih segala kebrengsekannya, dibandingkan vani?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!