Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecewa
Alina pun berlari masuk ke ruangan nya dan mengambil tas kerja lalu pulang dengan sedikit berlari ke parkiran.
Untung motor ada di parkiran dan kunci nya pun ada di tangan Alina, karena rencana nya Gilang mau pulang ke rumah nya untuk membicarakan rencana mereka
Alina langsung menyalakan motor dan melajukan nya dengan kecepatan sedikit tinggi.
Tidak ada seorang pun yang tahu akan kepergian Alina, karena semua sedang menikmati waktu istirahat mereka.
"Kenapa mas, kenapa kamu berbohong sama aku, kenapa, kamu tahu kan kalau aku ini paling benci sama kebohongan" teriak Alina sambil menjalankan motor nya.
Alina ngga perduli dengan kendaraan di di sekitar nya, yang dia ingin kan saat ini segera sampai di rumah nya.
Tidak membutuh kan waktu yang lama Alina pun sampai ke rumah nya, di sana sudah ada si kembar yang baru pulang sekolah.
"Kok udah balik sih kak? Ada apa? Tanya si kembar.
"Ibu di mana? Tanya Alina.
"Ibu lagi sama bapak di dalam" jawab si kembar.
"Bapak udah pulang juga? tanya Alina heran.
"Iya, katanya lagi ngga enak perasaan makanya dia setengah hari kerja nya" jawab si kembar.
"Kalian udah selesai kan ujian nya? Tanya Alina.
"Udah kok kak, kan besok perpisahan nya" jawab Nuri.
"Ya sudah kalau begitu kakak masuk dulu" ucap Alina lalu masuk ke dalam rumah.
"Ada apa ya sama kakak, ngga biasa nya pulang jam segini" ucap Nura.
"iya, apa ada sesuatu yang terjadi ya? gumam Nuri.
Si kembar pun menatap heran kepada kakak nya yang sudah masuk ke dalam rumah.
Terlihat kedua orang tua Alina sedang duduk dan berbincang-bincang.
"Bapak, ibu." teriak Alina sambil menghampiri nya.
"Kamu sudah pulang nak? Tanya bu Diah dan pak Abidin.
"Iya pak, bu." jawab Alina sambil duduk diantara mereka berdua,
"Kenapa sayang, ada apa? Tanya pak Abidin.
"Pak, bu, Alina mau pergi dan pindah ke rumah kakek" jawab Alina sambil menunduk.
"Ada apa sayang? Kenapa kamu minta pindah ke kampung kakek? Tanya bu Alina.
"Pak, bu Alina minta maaf sama bapak dan ibu, Alina sudah melakukan kesalahan" ucap Alina dengan deraian air mata nya.
"Kamu melakukan kesalahan apa nak? Coba bicara jujur sama bapak dan ibu, bukan kah kamu paling benci dengan kebohongan? Jadi jujur lah, bapak dan ibu akan selalu menerima kamu apapun kondisi kamu." jawab pak Abidin bijak.
"Iya nak, cerita saja, kami akan mendukung dan menerima apapun keadaan kamu" ucap bu Diah.
Alina pun menarik nafas nya dalam-dalam lalu menghembus kan nya perlahan.
"Ini nak minum dulu," ucap bu Diah sambil memberikan segelas air putih.
Alina pun mengambil gelas yang di berikan ibu nya dan menghabiskan nya.
"Sekarang bicaralah nak bapak dan ibu mendengar kan nya." ucap bu Diah.
"Bu, pak, ternyata mas Gilang orang kaya, dia putra nya yang punya perusahaan, mas Gilang sudah membohongi kita pak, bu" ucap Alina.
"Apa! Jadi Gilang orang kaya? Tanya bu Diah, sedangkan pak Abidin hanya diam dan ingin mendengar cerita selanjut nya dari Alina.
"Iyah bu, Alina tahu nya barusan pas Alina mau makan siang di pantry, di sana sudah ada pak Surya pemilik perusahaan dan Gilang sedang berbicara." ucap Alina meneruskan cerita nya.
"Bapak dan ibu tahu kan kalau kita ini orang biasa, sedang kan mereka orang kaya, perusahaan nya dimana-mana, apa keluarga mas Gilang akan menyetujui nya? Aku rasa tidak bu, maka dari itu Alina ingin menjauh dari mas Gilang" ucap Alina sambil menangis.
"Ya bapak sama ibu sih terserah kamu aja nak? Tapi kalau kita pindah berarti sekolah adik-adik kamu juga ikut pindah" ucap pak Abidin.
"Alina masih punya tabungan pak, cukup untuk hidup kita, dan nanti nya Alina akan mencari kerja di sana, tapi," Alina pun menggantung kalimat nya.
"Tapi apa nak? Tanya bu Diah dan pak Abidin secara bersamaan.
"Tapi, tapi kesucian Alina sudah direnggut nya pak, bu" jawab Alina sambil menangis di pangkuan ibu nya.
"Appa! Teriak pak Abidin dan bu Diah bersamaan, mereka kaget dengan penuturan dari Alina.
"Gimana bisa terjadi nak? Bukan kah kamu selama ini selalu menjaga nya? Tanya bu Diah sambil menangis.
Pak Abidin hanya diam dan mengusap kasar wajah nya, ada rasa kecewa dan marah kepada Alina, tapi dia ngga bisa untuk meluapkan amarah kepada anak nya yang selama ini selalu membantu diri nya sekeluarga.
"Ayo ceritakan nak dari awal hingga kamu harus sampai kehilangan kesucian yang selama ini kamu jaga." ucap bu Diah di sela-sela tangisan nya.
Alina pun menceritakan semua yang telah terjadi dari awal sampai saat ini dia berada di depan ke dua orang tua nya.
"Ampuni Alina pak, bu, Alina salah, Alina sudah mencoreng nama baik bapak dan ibu, Alina siap menerima hukuman dari bapak dan ibu, tapi izinkan Alina untuk pergi dari rumah ini" ucap Alina sambil tersedu.
Pak Abidin dan Bu Diah pun merasa kasihan melihat Alina yang sedang menangis, bagaimana pun juga Alina sudah membantu keuangan mereka selama ini.
"Sebenar nya ada apa ya sama kak ALina, seperti nya kak ALina menangis deh" ucap Nura sambil ngintip di sel-sela pintu yang sedikit terbuka.
"Seperti nya memang ada masalah besar deh, lihat saja kak Alina sampai terisak begitu sama ibu" ucap Nuri yang ikut-ikutan ngintip.
Mereka bertiga pun terdiam, hanya tangisan Alina dan bu Diah lah yang terdengar, hingga suara pak Abidin memecahkan keheningan di rumah itu.
"Baiklah kalau memang kejadian nya seperti itu, kita pindah dari sini, kita jual rumah ini" jawab pak Abidin sambil menatap ke arah anak dan istri nya.
"Tapi kerjaan bapak gimana? Tanya Alina yang masih menangis.
"Bapak akan urus kebun kakek saja di sana, atau nyari kerjaan apa saja nanti nya, yang penting sekarang kita pergi dari sini, bapak juga ngga mau kalau kamu nanti nya hidup dengan mereka yang kaya raya, bapak takut kamu selalu di hina" jawab pak Abidin.
"Makasih pak , bu, sekali lagi maaf kan Alina yang telah membuat bapak dan ibu kecewa." ucap Alina sambil menunduk dan menghapus air mata nya.
"Ya sudah bu ayo siapkan apa saja yang akan di bawa, bapak akan minta bantuan sama pak RT untuk meminjam kan mobil nya sekalian nyuruh pak RT untuk menjual rumah kita ini" ucap pak Abidin sambil berdiri, lalu pergi menuju rumah pak RT.
