NovelToon NovelToon
MY HOTTEST CAT

MY HOTTEST CAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Transformasi Hewan Peliharaan / Persahabatan
Popularitas:16.5k
Nilai: 5
Nama Author: jihadinraz

Kucing jadi cogan?!

-
-

Memiliki kehidupan yang kelabu dan membosankan, siapa sangka suatu hari Moza malah menemukan seekor kucing di jalanan.

Tapi bagaimana jadinya jika ternyata kucing yang gadis temukan justru berubah menjadi sesosok laki-laki tampan yang manja, berisik dan rewel?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jihadinraz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Di dalam ruangannya, Billy nampak menatap lurus pada Mogi yang sedang terduduk di depannya.

Laki-laki dengan sweater oversize berwarna biru muda itu terlihat asyik memainkan kuku-kukunya tanpa menghiraukan Billy yang sedari tadi menunggunya untuk bicara.

"Jadi... udah berapa lama dia kerja di sini?"

Akhirnya terpaksa harus Billy yang memulai pembicaraan. Cowok itu menatap Moza yang memang tengah berada di ruangan yang sama dengan ditemani Hana.

"Udah dua hari sih kayaknya," jawab Moza.

"Jujur, tadinya aku memang mau bilang ke kamu. Tapi bingung harus bilang apa atau mulai dari mana." Moza melanjutkan.

Billy mengernyit, "Apa yang bikin lo bingung tentang itu?"

"Heh, ulet sagu! Ya iya lah kita bingung! Secara kita semua di sini tau identitas si Mogi ini kek apa. Dan pastinya, ni anak gak punya dokumen-dokumen atau apalah itu buat kerja." Hana menimpali.

Moza mengangguk, "Aku gak mau kita semua dipenjara gara-gara disangka punya pegawai ilegal yang gak punya identitas."

"Jujurly, tempat ini udah cukup memenjarakan gue. Kayaknya penjara di kantor polisi gak akan seburuk itu," celetuk Hana tanpa memfilter mulut berbisanya.

"Oke... Itu bukan alasan yang bagus buat merahasiakan ini dari gue. C'mon guys... Gue itu manager yang open minded dan pengertian. Gue pasti paham, kok," lontar Billy.

Hana mendengus, "Ya. Saking pengertiannya, lo membiarkan kami kerja rodi di sini seharian tanpa istirahat. Lo bahkan cuma punya empat pegawai di kafe yang buka hampir dua puluh empat jam. Dan masing-masing pegawai cuma kerja dua orang di setiap sift-nya...."

"...Pengertian sekali."

Setelah berpidato barusan, Hana melemparkan tatapan sinis dan ekspresi geram pada sang bapak manager alias Billy yang kini nampak tertawa-tawa geli.

"Tapi serius. Gue sama sekali gak keberatan kalo Mogi kerja di sini. Gak usah khawatir soal identitas dia. Biar gue yang urus." Billy mengacungkan jempolnya pada Moza.

Dan Hana menyenggol bahu Moza pelan, "Gue bilang juga apa. Kodok rese ini pasti setuju."

"Makasih udah setuju, Bil. Akhirnya aku tenang kalo mau ngajak Mogi ke sini," ucap Moza mengabaikan Hana barusan.

Billy mengangguk, "Gak ada alasan juga buat gue untuk gak setuju. Kinerja dia bisa menambah tenaga di sini...."

"...Iya, kan?" Ini Billy menatap Mogi.

Sejenak, kedua laki-laki itu saling terdiam dengan tatapan datar. Entah karena aura yang dipancarkan kedua lelaki itu, atau memang pendingin udara yang ada di ruangan Billy ini memang sudah seharusnya dikubur, suhu tempat Moza dan Hana berdiri ini tiba-tiba terasa memanas. Keduanya–

"A–aku yakin kamu gak akan menyesal mempekerjakan Mogi di sini. Aku jamin seratus persen!" Malah Moza yang tiba-tiba menyahut.

Billy mengangguk-anggukkan kepalanya seraya tersenyum. Laki-laki itu berdiri dan mengulurkan tangannya pada Mogi.

"Selamat bergabung, Mogi."

Melihat itu, Mogi pun ikut berdiri dan membalas menjabat tangan Billy. Hanya saja Mogi menjabatnya dengan kedua tangan sembari menggoyang-goyangkan tangan mereka dengan cepat.

"Makasih udah izinin Mogi kerja di sini, Om!"

Hana terbelalak, "Pftt... Sumpah gue gak ketawa."

Hana terdengar berbisik sambil menutup mulutnya sendiri. Belum lagi Moza yang terlihat sedikit shock karena panggilan 'Om' yang Mogi gunakan untuk Billy.

Dan Billy? Walaupun sempat agak kebingungan, cowok itu mengangguk paham lalu kembali tersenyum.

"Kalo gitu kita kerja lagi. Semangat, guys!"

Hana tertawa, "Siap, Om."

"Na... Lu turun gaji, ye." Billy melirik sinis.

"Kalo mau tangan ini berakhir di muka lo, silakan aja." Hana tersenyum sembari seolah bersiap untuk menampar Billy.

Moza nampak tertawa kecil melihat itu. Setidaknya sampai ia sadar bajunya ditarik-tarik oleh Mogi. Gadis itu menoleh pada Mogi yang tengah menatapnya dengan kedua alis terangkat.

"Mogi laper...."

...(ฅ^•ﻌ•^ฅ)...

"Za... Moza..?"

"Moza...."

"Mozaaaa...."

"MO–"

"Panggil Moza lagi, putus pita suara lo. Kenape, sih?!" geram Hana yang merasa gerah mendengar Mogi memanggil-manggil Moza sedari tadi.

"Moza di mana?"

Hana kembali fokus dengan ponselnya, "Dia lagi ke luar. Gak tau mau ngapain. Bentar lagi juga balik."

Mogi mengangguk paham lalu terduduk di dekat Hana. Laki-laki itu terlihat melirik keadaan kafe yang mulai sepi pada sore hari.

Fokus Hana pun teralihkan karenanya. Berkat Mogi, ia jadi mengetahui ternyata ada manusia yang sanggup terdiam dan melakukan hal tidak jelas selama beberapa menit tanpa ponsel.

Ya... meski Mogi tidak bisa dibilang 'manusia'.

"Lo ngapain?" tanya Hana dan Mogi langsung menoleh ke arahnya.

"Nungguin Moza."

Hana memutar bola matanya malas. Belum sepuluh menit Moza pergi, bocah ini sudah berisik mencari gadis itu.

Sepertinya Hana mulai percaya saat Moza bilang bahwa Mogi akan mati tanpa Moza walau sedetik saja.

Tapi entah bisikan dari mana, sebuah ide jahil terlintas di kepala Hana yang membuat cewek itu tersenyum miring.

Jujur, itu menyeramkan untuk Mogi.

"Eh, lo tau gak cara melayani pelanggan itu kayak gimana?" tanya Hana kemudian.

Mogi menggeleng, "Gak tau."

Tidak heran memang. Karena selama dua hari ini bekerja di sini untuk membantu, Moza tidak pernah membiarkan Mogi bekerja di bagian 'wajah' kafe.

Moza hanya menyuruh bocah itu untuk bekerja di belakang layar. Seperti bagian cuci piring dan semacamnya.

Alasannya tentu saja sudah jelas. Yakni agar Mogi terhindar dari segala macam jenis dan spesies wanita yang kurang ajar.

Termasuk tante-tante agresif.

"Nah... Berhubung lo gak tau, ini saatnya lo belajar untuk jadi pegawai yang baik buat melayani pelanggan," kata Hana.

"Tapi kata Moza, tugas Mogi cuma cuci piring aja di belakang."

Hana mengangguk, "Oh... Oke. Kerja di sini emang gak gampang, kok. Bahkan buat Moza. Setiap hari dia selalu kerja keras di sini. Dia gak pernah mengeluh walaupun badannya capek...."

"...Cuci piring, sapu-sapu di halaman depan, bahkan melayani pelanggan yang karakternya kek iblis pun sering Moza hadapi. Dia capek, Mogi...."

"...Tapi gue ngerti sih kalo lo gak mau bantu Moza. Lo juga kan gak mau capek ya gak sih? Mending biar si Moza aja yang capek sendiri."

Mogi menundukkan kepalanya, "Mogi gak mau Moza capek."

Hana tersenyum jahil. Sepertinya caranya melebih-lebihkan Moza barusan adalah umpan yang bagus untuk bocil satu ini.

"Kalo gak mau Moza capek, lo harus tau caranya jadi pegawai yang baik biar Moza bangga! Dia juga bisa merasa terbantu banget sama lo, cil."

"Oke. Gimana caranya?"

"Gampang. Semuanya dimulai dari sikap lo di depan pelanggan. Mulai dari ekspresi muka, gestur badan dan lain-lain."

"Coba bayangkan gue ini pelanggan dan mau pesan di sini. Apa kalimat pertama yang harus lo bilang?"

Mogi berpikir sejenak, "Hmm... Ah! Mogi inget! Setiap ada pengunjung, Moza pasti selalu bilang begini...."

"Halo, kakak. Ada yang bisa dibantu?"

Hana terdiam. Susah payah cewek itu untuk menahan tawanya lantaran melihat cara Mogi meniru Moza saat mengapa pelanggan.

"Sakit perut gue," gumam Hana.

Lalu Hana kembali mengatur ekspresinya yang semula nampak ingin menangis karena tertawa.

"Bukan, bukan. Yang kayak gitu terlalu umum. Coba lo ucapkan sesuatu yang lebih ramah. Jadi pelanggan bakal suka nanti."

Mogi menggaruk tengkuknya, "Mogi bingung."

Hana mendengus kesal. Ternyata tidak mudah mengobrol dengan bocah lima tahun yang hanya suka main egrang.

"Coba lo ganti sapaan 'kakak' buat pelanggan. Misalnya jadi sapaan yang romantis...."

"...Ah? Lo tau apa itu romantis, kan?"

Sepertinya Hana harus menyesuaikan bahasanya saat berbicara dengan Mogi yang masih buta akan hal-hal semacam ini. Bahkan–

"Tau."

Hana mengernyit, "Hah?"

"Mogi tau romantis. Meskipun gak terlalu mengerti. Di rumah, Mogi selalu liat Moza lihat dua orang yang ada di dalam alat gepeng besar. Dan saat dua orang itu bicara, Moza selalu bilang 'Ih romantis banget!' gitu...."

Sekali lagi, saat mengerti perkataan Mogi yang memang agak membuat otak panas itu, Hana ingin tertawa sekeras mungkin saking kocaknya.

"Kalo gitu, apa kalimat romantis yang lo tau buat pelanggan yang datang? " tanya Hana kemudian.

Mogi terdiam. Laki-laki dengan poni rambut yang nyaris menutupi seluruh keningnya itu nampak mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan telunjuk.

"Ah! Mogi tau! Mogi harus ngomong begini kalau ada pelanggan yang datang. Ekhemmm...."

"...Hai. Ada yang bisa dibantu, sayang?"

...(ฅ^•ﻌ•^ฅ)...

Pukul sembilan malam, Moza masih terlihat berada di dapur dengan kedua tangannya yang tengah mengaduk segelas susu dan teh hangat secara bersamaan.

"BOOO!!"

Moza berbalik badan dan terlihat Mogi yang sedang memosisikan kedua tangannya seolah hendak mencakar.

"Aw... Kaget," ucap Moza datar.

Sementara Mogi yang terlihat badmood menghela napasnya panjang sambil mencabuti dua kentang goreng yang sengaja ia tancapkan di gigi taringnya tadi.

Moza terkekeh geli melihatnya, "Nih ambil punya kamu." Moza memberikan segelas susu pada Mogi yang langsung disergap dengan cepat oleh laki-laki dengan piyama putih itu.

Mogi langsung mengambil ancang-ancang untuk meminum susu itu dengan cepat. Ya setidaknya jika ia tidak sadar akan tatapan tajam dari Moza.

"Aku bilang apa soal minum sambil berdiri?"

Mogi menjauhkan segelas susu itu dari mulutnya, "Minum itu harus sambil duduk. Gak boleh berdiri."

"Pinter. Ya udah kita duduk di sana, ya."

Keduanya pun terduduk di sofa sembari menyaksikan acara di televisi dengan ditemani beberapa bungkus makanan ringan.

Hal yang biasa.

Nonton film sendirian di sofa malam-malam memang hal yang sudah biasa. Moza pun sering melakukannya.

Tapi kenapa kehadiran Mogi membuatnya berbeda?

Segala hal yang biasa Moza lakukan, tak lagi terasa 'biasa' kala bocah berisik yang tidak bisa diam itu hadir.

Entahlah. Hadirnya Mogi di setiap seluk-beluk aktivitasnya sehari-hari membuat Moza merasa....

...bahagia.

"Moza...."

Moza tersadar dari lamunannya, "Ya?"

"Orang-orang itu ngapain?"

Mogi menunjuk pada televisi yang sedang menampilkan adegan film yang di mana kedua tokoh laki-laki dan perempuannya tengah berciuman di pinggir pantai.

Moza sampai terbelalak melihatnya. Bisa-bisanya Moza melamun sebegitu parahnya sampai tidak menyadari Mogi tengah menyaksikan adegan seperti itu.

Moza sontak menutupi mata Mogi menggunakan tangan kirinya.

"Kamu gak boleh liat ini!"

"Eeehh?? Kenapa ini? Kok mata Mogi ditutup?!" Mogi mulai merasa terganggu karena semuanya tampak gelap.

Menyadari adegan itu sudah selesai, Moza menghela napasnya lega lalu melepaskan tangannya dari mata Mogi.

Sementara laki-laki itu yang nampak cemberut kesal sambil menatap Moza dengan tatapan tidak senang.

"Moza kenapa, sih? Kan Mogi kaget."

"Y–ya maaf... Habisnya kamu itu gak boleh nonton yang begituan."

"Emang kenapa?"

Moza tersentak, "Kamu belum saatnya tau tentang hal itu. Udah tidur sana. Kalo telat bangun kamu gak boleh ikut aku kerja!"

Mogi cemberut, "Iya-iyaaa...."

Laki-laki itu beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamar sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Bukannya segera masuk dan tidur untuk menghindari ocehan Moza, setelah berada di ambang pintu kamar laki-laki itu justru terdiam lalu balik badan untuk menghadap Moza.

"Kalau Mogi udah gede, Mogi boleh tau tentang hal yang barusan kan?"

Seketika, Moza memuncratkan tehnya.

...-TBC-...

1
Keysha Aurelie
udah dewasa si Mogi pemikirannya udah gak bocah lagi🤭 tinggal nunggu ungkapan cinta dari Mogi nih 😂 Moza pasti terkejut dan tidak menyangka apa lagi kalau sampai ngajak nikah 🤣🤣
Keysha Aurelie
terimakasih up nya kak tetap ditunggu kelanjutannya
masih tetap penasaran dengan Flashback Mogi
Keysha Aurelie
serius Mogi udah berubah menjadi pria berkarakter dewasa , berharap mulai ada flashback nya Mogi masih tetap penasaran dengan asal usul nya
Keysha Aurelie
si dedek Mogi lagi sakit tapi tetap cerewet nya masih 🤭 aku lagi menunggu sebuah keajaiban tentang perubahan Mogi menjadi pribadi dewasa , meskipun penasaran dengan flashback nya Mogi
Keysha Aurelie
iya gpp kak tetap semangat , semoga aja up nya besok menceritakan POV nya Mogi
berharap sekali🤭
Keysha Aurelie
astaga Moza apa yang kamu lakukan pada dek Mogi harus bertanggung jawab pokok nya ini 🤣 jadi tambah gemas aja nih , pengen si Mogi bisa berubah menjadi pria yang bersikap dewasa seperti Billi , biar bisa mengimbangi perlakuan Moza🤭😂
Keysha Aurelie
lanjut kak tetap semangat, Jadi tambah penasaran siapa sebenarnya Mogi ini kenapa kucing bisa berubah menjadi pemuda yang tampan🤔 masih tetap berharap ada flashback Mogi dan kenapa juga sifatnya kayak bocah
jihadinraz: Wiii tengcuu!! Ditunggu aja ya bab-bab selanjutnya haha💙
total 1 replies
Keysha Aurelie
mengejutkan sekali ternyata Hana begitu lama menyimpan perasaannya ke Billi . Tahan Na tahan agresif banget bar bar pastinya🤭😂 duh Billi mulai oleng sepertinya
Keysha Aurelie
si Hana ternyata bersikap menyebalkan ke Billi untuk menutup rasa suka nya astaga ini tak pernah terbayang kan , lha si Moza mulai menyukai siluman kucing🤭
aku tambah penasaran dengan POV Mogi
Keysha Aurelie
Bikin penasaran aja jangan-jangan Moza dan Hana sama-sama menyukai orang yang sama yaitu Mogi mungkin gak sih 😂
Keysha Aurelie
lanjut kak, berharap ada POV Mogi tentang jati dirinya sebenarnya siapa , Moza akhirnya mulai tertarik dengan Mogi 😂
Keysha Aurelie
om panggilan yang lucu Gi 😂
pengen Mogi berubah menjadi pribadi yang mempunyai karakter dewasa sebelas duabelas dengan Billi pria dewasa, meskipun masih penasaran dengan asal usul Mogi tapi tetap sabar menunggu kebenaran nya
Keysha Aurelie
Mogi masih merasa kecil terus kan sudah jadi pemuda , pengen banget Mogi berubah sifat semua pemuda biasa yang normal , dan kapan jati diri Mogi terungkap siapa sebenarnya Mogi
Keysha Aurelie
ini ceritanya ngulang lagi sama seperti bab sebelum nya ya kak
Keysha Aurelie
lanjut kak tetap semangat, semakin menarik ceritanya dan juga semakin dibuat penasaran, astaga Moza permintaan macam apa itu kayaknya Moza lagi terMogi - Mogi
Keysha Aurelie
lanjut kak tetap semangat, semakin penasaran tentang jati diri Mogi sebenarnya siapa dan datang dari mana, masih menunggu berharap ada POV atau flashback tentang Mogi
Keysha Aurelie
lanjut kak, Mogi bikin penasaran aja dia pura-pura berperilaku seperti anak kecil atau memang setelah berubah dari kucing ke manusia jadi pemuda yang gak tau apa-apa, Mogi bisa merasakan apa itu jatuh cinta .
Aku menunggu POV atau flashback Mogi
Keysha Aurelie
Gak nyangka ternyata kondisi kehidupan keluarga Moza sangat menyedihkan, Mogi semoga setelah kamu bangun sifat dan tingkah kamu juga akan berubah menjadi pria dewasa yang bisa melindungi Moza
Keysha Aurelie
lucu banget si Mogi yang kelakuannya kaya anak SD ternyata bisa merasakan apa itu jatuh cinta
jadi semakin penasaran tentang jati diri Mogi
Keysha Aurelie
sama aku juga tim lampu nyala waktu tidur , soalnya kalau nyala tidur bisa tenang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!