BERTEMU LELAKI DARI ZAMAN KUNO

Mendengar penuturan Ayu seperti itu, Satya mengganggu anggukkan kepalanya. sejenak ya melihat ke arah Ibu Sukma yang sedang sibuk menyiapkan sarapan dan menaruhnya di dalam kotak. Satya sudah bisa menebak bawah itu sarapan untuk ibu Sukma dan Pak Santoso di ladang nanti.

"Oh iya Bu. Satya ingin menyampaikan sesuatu biar Ibu nanti menyampaikannya kepada bapak."ucap Satya langsung mengambil posisi dan duduk di kursi meja makan yang sederhana itu. Ibu Sukma pun langsung menghentikan aktivitasnya dan mendengarkan sAtya berbicara.

"Apa yang ingin kamu sampaikan nak..?"tanya orang tua paruh baya itu dengan pelan dan lembut. Satya pun sedikit menokok-nokokkan jarinya di atas meja kayu itu. kemudian ia kembali bersuara.

"Maaf bu, tadi malam aku merasakan aura aura tidak enak melingkupi rumah Ibu. jadi Satya hanya ingin menyampaikan, nanti bapak dan Ibu jangan lama-lama berada di ladang. karena Satya mungkin akan membersihkan rumah ini dari aura yang tidak menyenangkan itu."ucap Satya kepada Ibu Sukma.

Ibu Sukma yang sudah paham arah pembicaraan Satya itu pun mengangguk setuju, sementara Ayu yang mendengar penuturan tersebut menjadi terkejut. pasalnya Ayu sudah tahu siapa Satya itu sebenarnya.

"benarkah Kak.!! apa yang ada di rumah Ayu kak..!"tanya Ayu dengan tidak sabaran. Satya yang melihat mata Ayu melotot seperti itu menjadi terkekeh. Iya masih ingat, Bagaimana takutnya Ayu ketika melihat hantu. dan tentu saja semua ini juga akan berhubungan.

"Iya benar, karena itu kamu jangan jauh-jauh dari kakak."ucap Satya dengan bercanda. mendengar penuturan Satya yang tidak serius itu Ayu pun langsung memanyunkan bibirnya.

"Ayu serius loh kak...!!"ucap Ayu dengan ekspresi lucu. melihat ekspresi Ayu seperti itu membuat Satya tambah menjadi gemas. pengen sekali rasanya mencubit pipi itu, tapi tetap ia tahan dan berusaha untuk tidak melakukannya kepada Ayu.

(aduh kamu kenapa lucu banget sih ay...) batin Satya. ia tidak habis pikir ada ya manusia yang begitu lucu dan imut.

"iya ay...Kakak serius. karena itu kakak menyampaikan hal ini kepada ibu, nanti untuk lebih lengkapnya lagi akan kita bahas lagi. karena sepertinya ibu harus segera berangkat, karena bapak Di sana sudah kelaparan menunggu Ibu hehehe..."ucap Satya lagi. Ibu Sukma pun terkejut mendengarnya, ya semenjak Satya menyampaikan hal itu Ibu Sukma jadi melamun entah apa yang ia pikirkan.

"aduh, astaghfirullahaladzim... Ibu hampir lupa... Ya sudah Ibu berangkat dulu ya, kalian baik-baik di rumah..."ucap Ibu Sukma lagi sambil memasukkan makanan yang ia bawa ke dalam keranjang. setelah itu Ibu Sukma langsung meninggalkan Satya dan Ayu yang masih berada di dapur.

"Oh iya ay, nanti temanin Kakak melapor ke RT setempat ya atau ke kepala desa gitu... biar nanti kakak nggak diamuk berada di desa kamu..."ucap Satya dengan bercanda. namun ia serius untuk mengatakan melapor ke kepala desa mengenai keberadaannya di sini.

agar ia tidak dicurigai dan dituduh macam-macam. Karena pada dasarnya, siapapun yang datang berkunjung dan bermalam di desa desa manapun wajib melapor agar dapat menghindari tindakan tindakan yang dapat merugikan diri sendiri.

"Iya kak nanti Ayu temani. kan tidak mungkin juga Ayu membiarkan Kakak pergi sendiri, sementara Kakak Tidak mengenali daerah Ayu."ucap Ayu lagi. Ayu pun langsung menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

sarapan mereka cukup seadanya saja, yaitu Ayu membuat pisang goreng coklat. karena di daerah tersebut adanya pisang, dan makanan-makanan pokok lainnya. sementara untuk mencari beras sangat sulit didapatkan di daerah tersebut.

"ayo sarapan dulu kak..."ucap Ayu langsung mempersiapkan dan juga menyediakan kopi untuk Satya. dan bagi mereka itu sudah biasa, karena Ayu juga sering melakukannya ketika mereka masih di Padang.

"makasih Ayu nya kakak... hihihi..."Ayu yang mendengar candaan Satya seperti itu menjadi merona.

"Maaf ya Kak sarapannya hanya seadanya."ucap Ayu sambil menunduk karena malu dan menyembunyikan rona merah dari pipinya. dan juga merasa tidak enak, karena biasanya Satya sarapan dengan makanan yang enak. namun ketika ia di sini, makanan yang tersedia sangatlah berbeda.

"tidak apa-apa sayang... aku akan memakan apapun yang kamu suguhkan kepadaku..."ucap Satya lagi. Iya kembali berusaha untuk menggoda Ayu, yang saat ini senyum tipis muncul dari bibirnya.

"berarti kalau Ayu kasih racun, Kakak akan makan begitu..?"tanya Ayu. Ayu juga sedikit cengengesan mendengar ucapannya. Satya yang mendengar ucapan itu pun menyela.

"ya jangan sampai racun juga kali ay.. memangnya kamu mau kakak ganteng kamu ini menjadi kenapa-kenapa...?"timpal Satya lagi. Ayu pun semakin dibuat salah tingkah dengan godaan-godaan yang diberikan oleh Satya itu.

"udahlah, cepat sarapan Kak..."ucap Ayu lagi. ia tidak ingin memperpanjang pembahasannya dengan Satya.

takutnya pembahasan mereka malah merembas ke mana-mana. Mereka pun memulai sarapan dengan diam, sesekali Satya menarik nafasnya dan melirik ke arah Ayu. ya Satya mulai tidak nyaman dengan aura yang dikeluarkan oleh di sekeliling mereka. kejadian ini juga tidak luput dari pengamatan Ayu.

"Kak, Apa benar rumah Ayu ada aura mistisnya..?"tanya Ayu lagi. rasanya Iya belum puas mengetahui kabar itu. Iya juga tidak habis pikir, Apa yang menyebabkan orang lain iri kepada kedua orang tuanya.

padahal, kehidupan mereka sama dengan kehidupan para warga yang berada di desa permai ini. keluarga Ayu juga bukan keturunan dari keluarga-keluarga Sultan maupun PNS. jadi Apa alasan utama mereka melakukan hal itu. mendengar Ayu bertanya seperti itu. Satya pun jadi mengarahkan pandangannya ke arah Ayu.

"jadi ay, kamu tidak percaya sama kakak..?"tanya Satya kepada Ayu. Satya memandang dekat wajah Ayu sehingga kembali membuat air salah tingkah. Satya juga dapat menangkap gelagat aneh dari dalam diri Ayu. mendapati tingkah Ayu yang malu-malu seperti itu, serta salah tingkahnya membuat Satya mengukir senyum tipis di bibirnya.

"eh, bukan begitu kak. Ayu hanya ingin mengetahui alasan orang-orang ini mengirimkan hal ini ke rumah Ayu. kan kakak tahu sendiri, keluarga Ayu bukan orang kaya yang patut dan pantas untuk dicemburui. jadi tidak ada alasan mengapa mereka mau mencelakai keluarga Ayu."ungkap Ayu lagi. Satya pun sejenak menggarut-garut kepalanya yang tidak gatal itu.

"Ya wajar lah ay. keluarga kamu akan dijadikan sebagai tumbal. dan untuk menjadi sub tumbal itu tidak membutuhkan atau memandang orang tersebut itu kaya apa miskin. "ungkap Satya lagi. Ayu pun mengerutkan kenyangnya, tumbal untuk apa mereka menumbalkan keluarganya..? begitulah pikiran Ayu.

"tapi Kak, tumbal itu untuk apa sih..? Kenapa kata tumbal itu kaitannya pasti dengan nyawa seseorang. Kenapa tumbal itu tidak bisa menyangkut dengan tumbuhan, hewan dan lain sebagainya. pasti masalah tumbal ini berhubungan dengan nyawa, maksudnya menghilangkan nyawa seseorang."ucap Ayu lagi. Satya juga dengan sabar menjelaskan hal-hal yang berbau guna-guna dan mistis ini.

"tentu saja. orang yang melakukan pekerjaan guna-guna seperti ini kan menggunakan media jin atau iblis. makhluk-makhluk yang bekerja kepada mereka ini tentu butuh makanan. jadi makanan yang akan diberikan untuk mereka adalah darah atau melakukan ritual-ritual yang dapat menghilangkan nyawa seseorang. karena memang perjanjiannya seperti itu, membuat perjanjian dengan jin atau iblis itu tidaklah mudah.

resikonya adalah nyawa, jika tidak dituruti maka jin dan iblis ini akan mengambil anak-anak keturunan mereka. jadi untuk melindungi keturunan mereka ini, mereka akan mencari makanan untuk para jin dan iblis ini dengan mengorbankan nyawa orang lain." jelas Satya lagi. Ayu pun semakin takut mendengar penuturan Satya. bukan takut karena membahas jin dan iblis, tapi mengkhawatirkan kedua orang tuanya yang saat ini mungkin sudah menjadi calon tumbal bagi mereka yang sedang memelihara jin dan iblis.

"terus Kak, Apakah aksi seperti ini bisa digagalkan. Jujur saja, Ayu benar-benar takut dan cemas. di desa Ayu ini kejadian seperti ini sangat sering terjadi. bahkan anak-anak yang tidak berdosa pun kerap menjadi korban akibat ulah para dukun santet ini. tapi Kak untung mereka itu apa sih ? sampai harus melakukan perbuatan tercela ini."tanya Ayu lagi. Iya benar-benar belum puas mendengar cerita ini. seolah Ayu ingin mengorek informasi mengenai perhubungan ini.

***bersambung***