Janda Bengsrat Vs Perjaka Tua

Suasana malam kebersamaan semua staf dan editor terlihat sangat meriah. Mereka membuat sebuah permainan seraya menikmati api unggun di tepi pantai. Namun, keceriaan rekan kerja Juki tidak dirasakan oleh laki-laki itu. Meskipun kini dia bersama dengan seorang gadis cantik yang terus menempel kepadanya, tetapi pikirannya melayang pada seorang gadis yang sudah dia ambil kehormatan.

Juki berkali-kali menghembuskan napasnya kasar untuk menghilangkan kerisauan hatinya. Namun, tetap saja pikirannya tidak menentu. Apalagi kini mamanya tahu kalau Shelo sakit, dia khawatir istrinya menceritakan semua yang telah terjadi di antara mereka.

"Kak Jupiter kenapa? Kayaknya gak senang ada di sini. Kita berdansa yuk!" ajak Renata langsung menarik tangan Juki agar ikut bergabung dengan yang lainnya. "Kak Beno fotoin ya!"

"Oke, Bos!" sahut Beno.

Laki-laki yang bertubuh lumayan gempal itu langsung mengambil ponsel Renata dan membidik tiap pose yang gadis itu inginkan bersama dengan Juki. Dari mulai bergelayut manja, berdansa bersama, memeluk Juki bahkan gadis itu mencuri ciuman Juki tanpa permisi. Tentu saja membuat Juki merasa kaget saat Renata tanpa permisi menempelkan bibirnya pada bibir Juki.

"Rena, apa yang kamu lakukan. Malu dilihat orang ," tegur Juki.

"Gak apa Kak. Mereka tidak memperhatikan kita, hanya Kak Beno yang sedang memotret kita yang tahu dengan apa yang aku lakukan tadi. Kakak kenapa kaku, apa Kakak belum pernah melakukannya?" tanya Renata dengan menatap lekat Juki.

"Tentu saja Kakak pernah. Kita belum halal Rena, tidak boleh melakukan hal itu."

"Aku baru tahu, ternyata pemikiran Kakak kolot. Tapi aku jadi makin suka, karena calon suamiku ternyata belum tersentuh oleh gadis lain," ucap Renata dengan tersenyum bahagia. "Kakak, kapan kita akan meresmikannya. Aku sudah tidak sabar ingin cepat-cepat jadi istri Kakak."

"Rena, Kakak bukan laki-laki yang baik. Terlalu banyak kekurangan pada diri Kakak yang tidak kamu ketahui. Kakak khawatir nanti kamu akan kecewa," kelit Juki.

"Aku sudah yakin untuk memilih Kakak, karena aku tahu kalau Kakak itu laki-laki yang baik. Tidak suka mempermainkan hati perempuan."

Apa yang harus aku lakukan agar Renata mau menyerah dengan kemauannya sendiri? Aku tidak tega menyakiti hatinya. Apalagi menjadi penyebab luka hatinya, karena aku menyayangi dia seperti adikku sendiri, batin Juki.

Melihat Juki hanya diam saja, Renata pun mengambil ponselnya kembali. Dia asyik mmeilih foto yang aka dia posting di media sosial miliknya. Setelah menemukan foto yang pas, dia pun langsung meng-upload dan memberinya caption, 'Lelaki Pujaanku'.

Dia tersenyum sendiri melihat foto yang sudah diunggahnya. Renata pun kembali larut pesta dalam pesta yang penuh suka cita, bersama dengan laki-laki yang dicintainya.

Sangat berbeda dengan Shelo yang baru bangun dari tidurnya. Badannya yang sudah membaik, membuat dia teringat dengan ponselnya. Shelo berniat untuk menulis cerita karena hari ini dia belum ada update. Namun, rasa penasaran dengan notifikasi yang masuk, membuat dia membuka media sosialnya.

Dia hanya tersenyum samar melihat suaminya berciuman dengan gadis lain. Padahal baru tadi pagi laki-laki itu merenggut kehormatannya. Shelo pun langusng menutup kembali ponselnya, tidak jadi menulis cerita yang sudah ditunggu oleh pembacanya.

Aku tidak bisa nulis kalau pikiranku sedang kacau begini. Lebih baik aku mandi biar otakku lebih segar, batin Shelo.

Baru saja gadis itu turun dari tempat tidurnya, terlihat pintu kamarnya ada yang membuka. Mama Lintang tersenyum saat melihat Shelo sudah bangun dari tidurnya. Dia pun langsung menghampiri Shelo dengan nampan di tangannya.

"Mau ke mana, Sayang?" tanya Mama Lintang dengan menyimpan nampan yang berisi makanan dan minuman untuk Shelo di atas nakas.

"Shelo mau mandi dulu, Mah!" sahut Shelo.

Mama Lintang tidak berbicara lagi, dia langusng menempelkan tangannya di dahi Shelo. Dirasa panasnya sudah turun, Mama Lintang pun kembali berbicara.

"Pakai air hangat ya! Sebentar Mama siapkan airnya," ucap Mama.

"Tidak usah , Mah. Aku mandi pakai air shower saja," tolak Shelo.

"Memang tidak apa-apa?" Mama Lintang menatap dalam menantunya yang sudah seperti putrinya sendiri. Akhirnya dia pun tidak bisa mencegah keinginan Shelo yang bersikukuh ingin mandi air dingin. Karena di kamar Shelo tidak dipasang keran untuk air hangat seprti di kamar Juki.

Selepas kepergian Shelo ke kamar mandi, Mama Lintang tanpa sengaja melihat foto putranya yang sedang berciuman dengan gadis lain. Emosinya langsung mencuat sampai ke ubun-ubun. Dia tidak pernah menyangka kalau putranya akan berselingkuh dengan gadis lain.

Mama Lintang pun langsung keluar dari kamar Shelo dan masuk ke kamar Juki dengan tergesa. Tentu saja hal itu membuat suaminya merasa heran. Papa Yoga pun akhirnya mengikuti mama Lintang karena merasa penasaran dengan apa yang terjadi pada istrinya.

"Mama kenapa?" tanya Papa Yoga saat keduanya sudah berada di kamar Juki. Dia merasa heran melihat istrinya begitu gemas pada ponsel yang dipegangnya.

"Juki, Pah. Dia memliki hubungan dengan wanita lain. Tapi Papa lihat di ponselnya Shelo, Juki sedang berciuman dengan gadis cantik. Mama menelponnya, tapi tidak dia angkat juga. Awas saja kamu Juki! Kalau beneran berselingkuh akan Mama ...."

"Jangan pernah mendoakan jelek pada anak sendiri, Mah. Sesalah apapun Juki, dia tetap putra kita satu-satunya. Lebih baik Mama mendoakan agar Juki dan Shelo sama-sama saling mencintai. Kita tidakboleh memihak pada slaah satu pihak, karena menurut Papa, baik Shelo maupu Juki memiliki ego yang sama-sama tinggi," tegur Papa Yoga panjang lebar.

"Tapi Mama gemas sama Juki. Coba Papa pikirkan, untuk apa dia melajang terus tapi saat disuruh menikah dengan Shelo dia mau. Meskipun terlihat manolak, tapi Mama tahu kalau dia menyukainya. Pah, Juki sama Shelo udah gitu-gituan belum sih? Masa mereka masih pisah kamar. Apa perlu kita membeli pengharum ruangan yang membuat mereka jadi birahi? Biar keduanya jadi sama-sama saling terikat," usul Mama Lintang.

"Boleh juga, Mah. Kita pesan online saja, biar tidak ketahuan."

"Iya, Papa benar. Biar kita cepat-cepat punya cucu."

Baru saja Mama Lintang selesai bicara, terdengar ponselnya berbunyi. Dia melihat kalau Juki sedang melakukan panggilan padanya. Mama Lintang pun segera mengangkat panggilan telepon dari Juki.

"Halo Mah, Assalamu'alaikum." Juki langsung memberi salam saat sudah tersambung.

"Wa' alaikum salam. JUKI CEPAT PULANG! MAMA TIDAK MAU TAHU, POKOKNYA BESOK KAMU HARUS PULANG. MAMA TUNGGU DI APARTEMEN."

Juki menjauhkan ponselny dari teriakan saat dia mendengar teriakan mamanya. Dia langsung berpikir kalau istrinya pasti sudah mengadu pada mamanya. Saat mamanya berhenti berbicara, barulah dia berbicara pada mamanya.

"Besok aku memang pulang, Mah. Tapi dari sininya pulang sore. Mungkin sampai Jakarta malam."

"Tidak bisa, pokoknya kamu harus pulang pagi-pagi sekali. Mama tidak ingin dibantah, Juki."

"Iya, Mah. Nanti aku ijin dulu pada bos untung pulang cepat."

Klik!

Juki langsung memutuskan sambungan teleponnya. Pikirannya semakin tidak menentu. Dia yakin pasti mamanya sudah tahu kalau dia sudah menjebol gawang Shelo.

Shelo keterlaluan! Kenapa harus ngadu sama Mama. Jadi nyesel nyuruh mama ke sana, batin Juki.

...~Bersambung~...

...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, komentar, rate, vote, gift dan favorite....

...Terima kasih....