Kinanti Azania, Gadis berusia 19 tahun yang berteman air mata semenjak Ayah nya jatuh sakit.
Hingga akhir nya ia di jual oleh Ibu tirinya kepada mucikari.
Bagaimana nasib Kinan selanjut nya? Ikuti terus ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisnu Keandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan Kinan 25
Hari ini adalah hari ke 2 Kinan tinggal berpisah dengan mertua nya, hari ini juga adalah jadwal periksa Kinan, Kinan memutuskan untuk pindah RS untuk menghindari Bian, ia takut Bian akan menunggu nya di RS lama tempat nya rutin periksa.
Setelah di rasa siap Kinan turun. ia melihat Fina sedang menyapu teras depan.
"Fin, aku mau periksa kandungan, nanti tolong jemput Nasywa kalo aku belum pulang ya, aku mau ada urusan selesai periksa."
"Iya Mbak, Mbak hati-hati ya."
"Iya..."
Kinan melangkah keluar rumah lalu masuk ke dalam mobil lalu meminta supir untuk jalan.
Kinan menikmati lalu lalang kendaraan yang cukup padat, Kinan jadi rindu bekerja, bersenda tawa dengan teman-teman nya, walau sehabis itu akan ada duka menerpa.
Mengingat kenangan itu Kinan jadi teringat seseorang.
"Ibu di mana." Gumam Kinan.
Lamunan Kinan buyar saat Anak kecil mengetuk kaca mobil di lampu merah, Kinan membuka kaca mobil.
"Kakak mau beli tisu."
Ucap Anak kecil yang sekitar berumur.... Ya seperti seumuran Nasywa, Kinan menjadi terenyuh melihat Anak itu lalu memberi nya uang selembar berwarna biru.
"Ambil buat adek semua ya."
"Terimakasih Kak, aku doakan Kakak bahagia selalu." Ujar anak itu riang, Lalu Anak itu pergi.
"Bahagia selalu?" Air mata Kinan menetes.
"Amin..." Tambah nya lagi.
Mobil kembali jalan, sekitar 5 menit kemudian Kinan sudah sampai di RS yang di tujuanya. Kinan segera turun lalu masuk ke area RS dan mendaftar untuk mendapat nomor antrian USG.
Beruntung Kinan datang pagi jadi mendapat antrian nomor 2, Kinan duduk di depan ruang USG, ia tersenyum kepada Wanita di sebelah nya yang Kinan tebak pemilik antrian nomor 1.
"Di temenin Suaminya." Batin Kinan.
Kinan jadi teringat pesan dari ipar nya kemarin.
Kinan Bian pulang pagi ke rumah, katanya semaleman cari kamu sama Nasywa, kamu fikir-fikir lagi ya keputusan kamu tadi.
Hati Kinan sedikit terketuk namun saat mengingat yang ia saksikan tempo hari membuat Kinan menjadi sangat sakit.
Kinan melihat pasutri di samping nya sudah di panggil, tak lama mereka keluar dengan rona wajah yang sangat bahagia.
"Ibu Kinanti Azania."
Nama Kinan di sebut lalu Kinan beranjak segera masuk di ruang USG.
Kinan di periksa tekanan darah, dan di persilahkan untuk berbaring.
"Taksiran usia nya 16 minggu ya Buk, janin nya sehat, jenis kelamin nya Laki-laki. Selamat ya Buk."
Dokter itu mengulurkan tangan nya pada Kinan.
"Alhamdulillah terimakasih Dok."
Kinan turun dari ranjang pasien lalu duduk berhadapan dengan Dokter itu.
"Suaminya tidak menemani Buk."
Kinan tersenyum kecut.
"Ada pekerjaan penting Dok."
"Ini saya kasih resep Vitamin silahkan tebus di apotek di depan milik RS ya Buk, jika sudah habis sebelum waktu periksa lagi boleh di tebus di Apotek lain."
"Iya Dok, terimakasih Dok."
"Sama-sama Buk."
🍃🍃🍃
Setelah menebus resep obat yang di beri Dokter Kinan pergi dengan buru-buru karena akan bertemu seseorang sehabis ini.
Namun Kinan tidak sengaja bertubrukan dengan seseorang.
"Maaf."
Ucap Kinan tanpa melihat wajah orang itu.
"Kinan!"
Kinan mendongak.
"Frans."
Kinan berlari pergi meninggalkan Frans, Frans ikut berlari mengejar Kinan.
"Kinan.... Aku mau ngomong, Kinan."
Namun Kinan tidak menghiraukan Frans, ia langsung masuk dalam mobil dan meminta sopir segera jalan.
Frans mengusap kasar wajah nya melihat Kinan pergi.
Sementara Kinan...
"Apa Frans itu Dokter, aku baru tau."
Gumam Kinan, ia mengingat tadi Frans memakai jas Dokter.
"Kita mau kemana Non."
"Ke makam Ayah saya Pak, jalan aja dulu nanti saya arahin jalan nya."
"Baik Non."
15 menit perjalanan Kinan sudah sampai di TPU tempat Ayah nya di kuburkan.
Kinan mengusap nisan Ayah nya, di taburkan bunga mawar dan air dengan penuh cinta.
"Ayah, Kinan dateng, maaf Kinan baru sempet jenguk Ayah sekarang, Ayah rumah tangga Kinan hancur, Laki-laki yang Kinan kira bisa buat Kinan bahagia ternyata mencintai Wanita lain, di belakang Kinan mereka menikah diam-diam.
Kinan putuskan berpisah dengan dia Yah, Kinan takut jika bertahan akan semakin sakit."
Kinan menghapus air mata nya.
"Nasywa udah sama Kinan lagi Yah, tapi Ibu entah kemana, Ayah di sana yang tenang Ya, maaf Kinan belum jadi Anak yang baik."
Kinan membuka buku Yasin yang di bawa nya dari rumah lalu membaca nya dengan khusyuk.
"Sodaqallahhul Adzim....."
Kinan kembali mengusap air mata nya.
"Kinan pamit ya Yah, Assalamualaikum."
Kinan melangkah dengan gontai menuju mobil.
"Kita kemana lagi Non."
"Ke Cafe xx Pak."
"Baik Non."
🍃🍃🍃
Antara senang dan sedih Mamah menunggu kedatangan menantu nya, senang karena akan mengetahui jenis kelamin Cucu pertamanya sedih karena akan mendengar keputusan akhir menantu nya.
Mamah kembali mengingat keputusan menantu nya tempo hari.
"Kinan ingin pisah Mah."
"Kapan kamu berubah Nak, dari remaja kamu sudah hoby bermain Wanita, sampai kamu menikah dan akan punya Anak belum berubah juga, Ya Allah...."
"Mamah."
"Kinan..."
Mereka berpelukan erat seakan sudah lama tidak bertemu.
"Duduk Nak, minum dulu kamu pasti lelah."
"Iya Mah, makasih Mah, apa Mamah nggak sibuk, di rumah pasti rame."
"Tidak Nak, sudah jangan di fikirkan, sekarang kamu kasih tau Mamah Cucu Mamah Laki-laki atau Perempuan."
Kinan tersenyum lebar.
"Laki-laki Mah, sesuai keinginan Mamah."
Mamah berbinar mendengar nya.
"Alhamdulillah..."
Mamah menggenggam tangan Kinan. Kinan yang seakan mengerti arti genggaman ini mencoba menenangkan mertua nya.
"Mas Bian di mana Mah."
"Bian di rumah Nak, semenjak kamu pergi dia selalu di rumah, pergi juga tidak ada 1 jam sudah kembali."
Kinan menatap mertua nya yang sudah berkaca-kaca.
"Kinan pingin ketemu Mas Bian Mah, Kinan pingin bicara empat mata."
Mamah tersenyum senang.
"Iya Nak, nanti Mamah atur pertemuan kalian. Besok Mbak Anggun nikah, kamu datang kan."
"Insya Allah Mah."
Obrolan mereka berlanjut. Banyak hal yang Mamah ceritakan kepada Kinan, mulai dari hal-hal tentang kehamilan, melahirkan, dan cara mengurus bayi baru lahir.
Kinan sangat bersyukur memiliki mertua yang menyayangi nya tulus.
Kinan melihat jam sudah hampir tiba waktu sholat dzuhur, mereka memutuskan untuk berpisah.
Sedangkan Kinan sebelum pulang mampir di Bank untuk mencairkan cek dari mertua nya sebelum ia pergi.
Selesai mencairkan uang Kinan memutuskan untuk berbelanja buah sebentar.
🍃🍃🍃
Kinan sedang memilih buah-buahan segar, saat Kinan hendak membayar buah-buahan nya tiba-tiba antrian nya di serobot seorang Wanita.
"Mbak saya duluan loh."
Protes Kinan.
Wanita ini menatap Kinan sinis, namun Kinan sedikit kaget melihat wajah Wanita itu.
"Tasya." Batin Kinan.
Kinan menatap sayu perut buncit Tasya di balik baju ketat nya.
"Saya buru-buru, saya duluan nggak apa-apa lah, lebay banget sih!" Bentak Tasya.
Ya Tasya tidak mengenali Kinan karena Kinan mengunakan masker.
Selesai membayar belanjaan nya Kinan bergegas pulang karena waktu zuhur tinggal beberapa menit.