KENZO (Pernikahan Rahasia Saat SMA)

Melihat keadaan Naura yang masih terlihat lemas dan pucat, akhirnya Ken tidak tega. Ia segera menuntun Naura agar segera naik ke motornya dan mengantarkan nya pulang.

“Pakai,” ken melepaskan jaket nya dan memberikan nya kepada Naura, karena saat ini Naura hanya memakai kaos kebesaran milik Susan dan celana jins panjang yang juga kebesaran. Tentu saja kebesaran, karena tubuh Naura dan Susan sangat berbeda jauh, maka dari itu, Ken sering menyebut Susan dengan sebutan donat bantet, karena memang badan Susan yang lebih berisi di banding Naura yang seperti lidi.

“Pegangan, lo mau mati karena kejungkal ke belakang!” cetus Ken yang masih kesal terhadap Naura. Bukan kesal karena Naura melakukan kesalahan besar, tapi Ken kesal karena Naura begitu ceroboh dan sembrono tidak bisa menjaga kesehatan nya.

Begitulah persahabatan antara Naura dan Ken sejak dulu, bila di antara keduanya ada yang sakit, maka salah satu di antara mereka akan langsung marah marah karena khawatir. Bila Ken sering sakit karena jarang makan hingga membuat magh nya kambuh, sementara Naura, ia paling tidak bisa kena air hujan, pasti dirinya akan sakit.

“Kalau gue pegangan, nanti ada yang marah!” kata Naura tak kalah ketus sambil memanyunkan bibir nya dengan kesal.

“Berisik banget sih lo, emang siapa yang mau marah?”

“Cewek lo lah, emang siapa lagi? Ya kali om Kaisar sama tante Kiara yang marah, itu gak mungkin!” kata Naura menggelengkan kepala nya.

“Arsy gak akan marah karena dia gak ada, kalaupun dia lihat dan tahu, gue yakin dia gak akan marah. Karena hatinya gak secetek cewek cewek biasa. Dia pasti tahu kalau gue lagi mau nolongin orang sekarat!” tutur Ken begitu santai.

“Sumpah, mulut lo pedes banget sih Ken! Heran gue tuh dulu tante Kiara ngidam apaan. Ngidam seblak setan level seratus kali ya, makanya lo sejahat ini,” gumam Naura sambil melingkarkan tangan nya pada perut Ken, kepalanya yang masih terasa pusing ia sandarkan pada punggung lebar milik Ken.

“Lo di pedesin gini aja masih suka ngeyel dan ceroboh kok. Gimana kalau di kalemin, bisa lebih parah lo! " cetus Ken.

“Udah kek jangan marah marah terus, cepet tua lo ntar. Kasian si Arsy kalau nikah sama lo, jadinya bukan kaya suami istri, tapi kakek sama cucu!” kata Naura sedikit bercanda.

“Enak aja!” jawab Ken dengan cepat, “Gini gini, gue masih muda dan ganteng ya!”

“Mulai deh kumat nya.” Naura semakin mengeratkan pelukan nya, menghirup harum maskulin dari tubuh Ken yang begitu menenangkan nya.

“Masih pusing?” tanya Ken saat merasakan pelukan tangan Naura semakin erat.

“Hemm, makanya jangan ngomel terus. Ngomel nya tunda dulu sampai gue bener bener pulih, biar bisa bales omelan elo.” Gumam nya sedikit manja.

“Makanya jangan bikin gue khawatir." Kata Ken menghela nafas nya kasar, "Lo udah tahu sifat gue Ra. Gue bisa jadi lebih gila kalau lihat lo kaya gini terus!"

“Hemm, iya iya," jawab Naura ikut menghela nafas panjang.

Dan sepanjang perjalanan, Ken terus mengajak Naura mengobrol. Lebih tepatnya menanyakan mengapa dirinya sampai sakit dan tidak pulang. Hingga terdengar kekehan kekehan kecil dari keduanya, tak jarang juga Naura memberikan hadiah berupa pukulan di bahu Ken hingga membuat cowok itu tergelak.

Tanpa keduanya sadari, saat berhenti di lampu merah. Ada sepasang mata yang melihat dari balik kaca mobil nya, melihat bagaimana Naura yang terus memeluk Ken dari belakang sambil memejamkan matanya, di tambah suara Ken yang terus menggoda bercanda yang mengakibatkan keduanya tertawa.