🏆 Novel Tahun 2022 🏆
Bo Li dibesarkan oleh kakeknya yang sangat kaya raya dan memiliki perusahaan dan bisnis hampir diseluruh belahan dunia ini.
Bo Li tumbuh dewasa nyaris sempurna, cantik, anggun, dan sangat kaya raya bahkan kekayaannya mampu membeli separuh dunia.
Bo Li adalah seorang CEO perusahaan setelah kakeknya mengangkat dirinya untuk menggantikannya sebagai regenerasi pimpinan perusahaan.
Tapi itu semua tidak membuat Bo Li besar kepala dan manja, dia adalah sosok wanita yang sangat mandiri selain itu dia mendapat anugerah kehormatan sebagai salah satu bintang masa depan yang memiliki reputasi yang baik.
Dibalik itu semua Bo Li memiliki sesuatu kisah yang sengaja dia sembunyikan dari kehidupan sosialnya...
Bo Li juga mendapatkan warisan dari seorang pria yang tidak dia ketahui identitas dirinya ketika dia masih kecil...
Lalu siapakah sosok pria tersebut dan mampukah Bo Li menemukannya...
Apa yang disembunyikan oleh Bo Li selama ini dan mengapa dia menyem
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Yang Memilukan
Laki-laki muda itu lalu mengarahkan pedangnya kearah pria yang duduk bersimpuh di atas lantai itu, akan tetapi pria itu lalu menghentikan laki-laki muda itu untuk menebaskan pedangnya kepada dirinya dengan berkata, "Ijinkan aku untuk menuaikan ibadahku terlebih dahulu sebelum engkau membunuhku, Abbiyu ! Aku hendak bersujud untuk terakhir kalinya menghadap Tuhanku dan setelah itu ambillah nyawaku dari ragaku ini !"
Laki-laki muda itu ketika mendengar ucapan pria itu hanya menertawakannya seakan mencemooh pria yang disebutnya raja itu dengan menatap sinis.
"Apakah kamu takut baginda raja menghadapi ujung akhir kehidupanmu ini ?", kata laki-laki muda itu menyeringai kejam.
"Tidak ada yang aku takuti dimuka bumi ini, keponakanku Abbiyu tersayang ! Tiada kehidupan abadi di dunia fana ini dan semua hanyalah titipan semata ! Dan ketahuilah keponakanku tersayang, jika kekuasan bukanlah ujung kehidupan yang harus engkau raih melainkan amal ibadah yang baik untuk kehidupan setelah kematian yang seharusnya engkau kejar, keponakanku !", ucap pria yang disebut raja itu.
"Berhentilah menasehati ku putera Raja Kuota, aku tidak membutuhkan sesuatu pesan yang tidak bermutu itu darimu wahai baginda rajaku yang terhormat !", kata laki-laki muda itu marah.
"Wahai Elmar ! Seharusnya kamu tidak membiarkan tangan anakmu penuh dosa dan engkau sebagai seorang ayah sebaiknya membiarkan Elmar tumbuh seperti anak-anak lainnya yang penuh keriangan bukan dengan api kebencian yang engkau tanamkan kepadanya sedari kecil !", ucap raja prihatin.
"Oh Raja Kuota Sanders Yang Termulia ! Ucapan mu seakan bahwa engkau tidak pernah luput dari kesalahan !?", sahut pria dengan ikat kain di kepala.
"Tidak Elmar, sebagai manusia biasa tentunya aku meski seorang raja pasti mempunyai kesalahan baik itu sengaja ataupun tidak disengaja saudaraku akan tetapi setiap kesalahan memiliki cara pertobatan untuk memperbaikinya !", sahut raja.
"Apakah kamu tidak mengingatnya wahai raja ?", tanya pria dengan ikat kain di kepalanya dingin.
"Tentu saja, aku mengingatnya saudaraku !", kata raja sendu.
"Ha Ha Ha Ha Ha...! Mengingatnya ? Engkau tidak pernah mengingatnya wahai baginda raja terhormat ! Bagaimana ibuku mati dibakar oleh rakyat Negeri Kuota ini !?", ucap pria dengan ikat kain di kepalanya penuh kebencian. "Aku melihat rumahku terbakar hangus ! Dan aku melihat tubuh ibuku hangus terbakar disaat usiaku masih sepuluh tahun !?"
"Aku tahu itu Elmar...", ucap raja sambil memejamkan kedua matanya.
"Mereka membakar seluruh rumahku hanya karena kesalahpahaman yang tidak terbukti akan kebenarannya, raja !?", kata pria dengan ikat kain di kepalanya seraya memicingkan kedua matanya.
"Tetapi sidang kerajaan telah menetapkan bahwa ibumu telah menggunakan sihir hitam untuk membunuh permaisuri raja Kuota, Elmar !", jawab raja dengan menatap tajam. "Tidak itu saja, ibumu meracuni setiap anak-anak yang baru lahir dengan ilmu sihir hitam agar mereka binasa dan supaya mereka tidak menghalangi niat ibumu menguasai negeri ini !!!", sambung raja marah.
"Itu semua bohong ! Itu fitnah raja ! Tidak mungkin ibuku yang cantik nan lembut mampu melakukan perbuatan sekeji itu wahai baginda raja, saudaraku !", teriak pria dengan ikat kain di kepalanya penuh emosi.
"Tidak itu saja Elmar, ibumu telah membuat sumber mata air di negeri ini kering dengan meracuninya agar penduduk negeri ini mati semuanya ! Ibumu juga memakan jantung laki-laki untuk kekuatannya dan ia bahkan menggunakan kecantikannya untuk memikat kaum pria untuk mendapatkan jantung mereka ! Jika kamu tahu bahwa ibumu telah mandi darah dari bayi-bayi yang baru lahir, Elmar !", kata raja bersedih telah terpaksa mengatakan cerita yang sebenarnya kepada sepupunya itu.
"Tidak ! Tidak ! Ha...Ha...Ha...Ha...Ha...!? Itu tidak mungkin raja !", sahut pria bernama Elmar tercengang.
Raja hanya menundukkan kepalanya dengan perasaan pedih serta pilu karena terpaksa membuka kisah kelam ibu dari Elmar yang merupakan sepupunya itu. Ia selama ini berusaha menerima kejadian itu, dan bertahun-tahun telah menyembunyikan kebenaran cerita pahit tersebut dari Elmar dan berusaha memaafkan kejahatan ibu Elmar yang dengan keji telah membunuh ibu kandungnya yang merupakan permaisuri raja dari Negeri Kuota ini. Ia selalu memperlakukan Elmar dengan sangat baik bahkan ia menganggap Elmar adalah saudara kandungnya.
Namun sekarang raja lebih menyesal telah membuat kehidupan seluruh keluarganya dalam bahaya dan ia lebih merasa menyesal karena tidak dapat menjaga keselamatan puterinya dari ancaman kematian.
Penyesalan ini sungguh dirasakan oleh raja sebagai bentuk keteledorannya karena telah bersikap lembut kepada seorang musuh yang jelas-jelas sangat membenci dirinya.
"Bersiaplah baginda raja untuk menerima kematian mu ini !", ucap pria dengan ikat kain di kepalanya dan ia memberi isyarat kepada laki-laki muda disebelahnya.
"Tunggulah sejenak agar aku menyelesaikan ibadahku untuk sujud terakhir kalinya sebagai bentuk penghormatan terakhirku kepada Sang Khalik !", ucap baginda raja.
"Baiklah ! Aku akan mengijinkannya raja dan silahkan kamu menjalankan ibadahmu yang terakhir kalinya !", sahut pria dengan ikat kain kepala.
"Ijinkan aku mengganti pakaianku ini dengan pakaian putih yang bersih saudaraku agar ibadahku berjalan sempurna !", ucap raja.
"Iya, iya, baiklah ! Silahkan kamu mengganti pakaianmu dengan yang bersih dan segeralah !", sahut pria dengan ikat kain di kepalanya.
Baginda raja lalu beranjak berdiri dan bergegas menuju lemari pakaiannya serta diikuti langkah kakinya oleh permaisuri dari arah belakang.
Terlihat ratu mengganti pakaian raja dengan menangis terisak, ia memakaikan pakaian raja satu demi persatu dengan tangan gemetaran. Raja hanya menatap permaisuri tercintanya dengan mata teduh dan penuh kasih sayang meski ia tidak mampu untuk menutupi perasaannya yang sangat pedih.
"Maafkan aku, ratu ! Aku tidak bisa menjaga keselamatanmu dan membawamu dalam kematian !", ucap raja berbisik dengan suara bergetar.
"Meski aku harus mati tetapi mati bersamamu dan menemanimu adalah sebuah anugerah besar untukku, raja !", sahut permaisuri berusaha menahan tangisannya.
"Terimakasih telah menemaniku hingga akhir, ratuku ! Maafkan aku !", ucap raja memandang permaisuri dengan sendu.
"Terimakasih juga telah menjadi suamiku dan mendampingiku dalam hidupku, raja !", sahut wanita berkulit putih dengan kain panjang sebagai penutup kepala menahan linangan air matanya tetapi ia tidak mampu menahan isak tangisnya dihadapan orang yang paling ia cintai dan ia hormati itu.
Raja lalu menyelesaikan ibadahnya kemudian memeluk permaisuri tercintanya dengan erat dan akhirnya mereka menemui ajalnya ditangan laki-laki muda bernama Abbiyu itu didalam ruangan kamar istananya.
***
Bocah perempuan berusia sepuluh tahun itu terus berlari melewati jalan istananya.
Tampak raut wajah ketakutan tergambar jelas di wajah gadis kecil malang itu. Ia menahan air matanya setelah melihat kedua orangtuanya mati didepan kedua matanya dengan cara yang mengenaskan. Ia melihat saat detik-detik kedua orang tuanya meninggal dan dihabisi nyawa mereka oleh kerabatnya sendiri.
Gadis kecil itu terus berlari dan ia tidak mendapati siapapun didalam istananya bahkan pengasuh pribadinya tidak terlihat di istana.
Beberapa orang berjubah hitam mengejar dirinya yang berlari melewati anak-anak tangga istananya. Mereka nampak lari berlompatan di atas tangga istana dan memburu gadis kecil itu yang tengah lari ketakutan.
"Apakah ia seorang anak kecil biasa, Abbiyu ?", kata seorang pria dengan ikat kain di kepalanya.
"Entahlah, ayah !? Aku juga tidak tahu, apakah gadis kecil itu memiliki kekuatan murni darah biru Kuota yang ajaib itu !?", sahut pria muda itu seraya menatap dari bawah ruangan istana.
"Konon hanya pewaris murni dari keturunan raja yang memiliki kekuatan ajaib itu dan mampu hidup kembali meski mereka mati berkali-kali !?", ucap pria yang mengenakan ikat kepala kain itu dengan wajah sangarnya.
"Tetapi aku tidak melihat kekuatan ajaib itu pada diri kedua orang tua gadis kecil itu !? Kenyataannya mereka mati dan tidak hidup lagi seperti kabar berita yang disampaikan oleh rakyat Kuota selama ini !", ucap laki-laki muda itu.
"Hmm...!?", gumam pria dengan ikat kain di kepalanya.
"Aku rasa itu hanya kabar bohong dan tidak benar beritanya, jika memang raja dan ratu memiliki kekuatan ajaib itu maka mereka dapat menyelamatkan diri mereka dari kematian !", kata laki-laki muda itu tersenyum kecut.
"Tapi ibuku selalu menceritakan kekuatan ajaib para penguasa Negeri Kuota yang tidak tertandingi kesaktiannya bahkan mampu menaklukkan para raja jin penguasa rimba negeri ini !?", kata pria dengan ikat kepala kain itu.
"Benarkah !?", sahut pria muda itu sambil mengernyitkan alis.
"Mungkin saja mereka telah menyembunyikan kekuatan ajaib itu atau telah mewariskan langsung kepada keturunannya agar tidak diketahui oleh musuh kerajaan seperti kita, anakku", ucap pria berwajah sangar itu.
"Heh !? Apa mereka begitu ketakutannya jika kerajaan ini dicuri dari tangan mereka !? Lalu kekuatan ajaib apakah yang dimiliki seorang keturunan raja dari Kerajaan Kuota ini !?", tanya laki-laki muda itu menatap tajam.
"Pancasona !", sahut pria dengan ikat kain di kepalanya.
"Ilmu yang konon jika orang memilikinya tidak akan pernah mati meski ia mati berkali-kali !? Apakah ilmu itu masih ada, ayah !?", kata laki-laki muda itu menatap kearah ruangan dilantai atas.
"Ada ! Tapi aku tidak tahu apakah masih ada orang yang memiliki ilmu kesaktian itu !? Jika ilmu itu ada pasti raja telah mewariskan kepada anaknya !", sahut pria dengan ikat kain di kepalanya.
"Apakah itu adalah tujuan ayah selama ini untuk mendapatkan ilmu ajaib itu ?", tanya laki-laki muda itu.
Pria dengan ikat kain di kepalanya hanya terdiam tanpa menjawabnya dan menatap lurus kearah gadis kecil berusia sepuluh tahun yang tengah berlari dilantai atas istana.