Bagaimanakah jika bisa menyewa gadis cantik untuk jadi pacar sehari? Hanya dengan membayar segepok rupiah, sudah bisa menyelesaikan masalah anak muda yang di jodohkan atau bahkan hanya untuk have fun saja.
Keira, dialah gadis cantik belia yang menjadi pencetus ide bisnis unik ini bersama kedua sahabatnya. Tujuan bisnis yang awalnya demi meraup rupiah, jadi meleset kala bertemu dengan seorang anak kecil yang ingin menyewanya menjadi Mama dan sekaligus istri sewaan untuk Papanya. Akankah tugas kali ini sukses atau jadi merubah hidup Keira?
Cussss, ayo segera berkelana ke dalam hidup Keira!!!
Jangan lupa juga follow IG @dydyailee536 makasih 🙏❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25 Masih Merawat Marvel
Roti sobeknya bikin panas dingin 😁😁
Kevin sendiri sudah berada di kantor, ia menyempatkan untuk memerika tumpukan dokumen yang ada di mejanya. Namun tiba-tiba terlintas sesuatu dalam benaknya. Ia lalu mengalihkan perhatiannya pada layar laptopnya. Ia membuka browser dan mencari situs pacarsewaan.com. Dan ternyata benar situs itu telah di tutup dan sudah tidak aktif beberapa hari lalu.
''Ahhh untuk apa aku mencarinya?'' gumamnya lalu menutup laptopnya dengan kasar.
''Tok tok tok tok!" suara Krisna mengetuk pintu.
''Masuk!"
''Ada masalah apa, Kris?''
"Tidak ada, tuan. Saya pikir anda tidak kembali ke kantor. Bagaimana kondisi tuan muda Marvel?"
"Sudah lumayan membaik, Kris."
"Maafkan kami tuan, saya dan Siska belum bisa menjenguk. Karena tadi kami harus menghibur klien yang kecewa karena tuan membatalkan mendadak meeting hari ini."
"Tidak masalah, Kris. Biarkan saja mereka marah. Kondisi Marvel memang sangat mengkhawatirkan. Dia tidak mau makan atau minum obat. Aku sangat lelah dan pusing," cerita Kevin sambil memiji keningnya.
"Tuan tenang saja, saya dan Siska akan mengurus semuanya."
"Aku sudah memeriksa dokumen dan menandatanginya tapi ada satu dokumen yang membuat hatiku mengganjal. Periksa kembali laporan penjualan dan laporan pembelian bahan baku. Karena itu tidak sesuai dengan barang yang telah di produksi dan juga hasil penjualan."
"Baik tuan. Saya akan memeriksanya kembali dan mencari tahu penyebabnya."
"Sekalipun aku tidak di kantor, aku tetap bisa dengan mudah menemukan celah kecil yang tidak beres. Kamu mengerti kan?"
"Mengerti tuan!"
"Baiklah, aku pulang dulu! jangan kecewakan aku, Kris." Kata Kevin sembari berlalu meninggalkan ruangannya.
Kevin lalu segera kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, ia segera membersihkan dirinya. Guyuran air shower, mampu mengembalikan kesegarannya. Namun mimpi itu sangat mengganggunya. Kenapa harus ada Keira dalam mimpinya?
-
Keira sendiri sudah memiliki janji dengan Marvel, untuk kembali ke rumah sakit. Jam 7 malam, ia pun memutuskan untuk menjenguk Marvel kembali. Keira membawa kan puding coklat dan nasi tim ayam sayur buatannya.
''Selamat malam,'' sapa Keira saat membuka pintu kamar rawat inap Marvel. Disana sudah ada Kevin yang duduk di kursi samping ranjang Marvel.
''Kamu, ada apa kesini?'' tanya Kevin ketus. Kevin sendiri baru saja tiba, bergantian dengan Mbak Rima.
''Menepati janji ku pada Marvel.'' Jawab Keira.
''Aku senang sekali tante kembali.''
''Kamu sudah makan dan minum obat?'' tanya Keira. Marvel hanya menggeleng sambil melempar senyumnya.
''Dia tidak mau minum obat ataupun makan hanya untuk menunggu kamu kembali. Sebenarnya kamu berbuat apa pada putraku, sampai dia begitu membutuhkanmu? apa kamu mendoktrinnya?''
''Saya tidak melakukan apapun, tuan. Pikiran anda ini picik sekali.'' Jawab Keira dengan santainya.
''Tante, itu apa?'' tanya Marvel yang melihat Keira membawa sesuatu.
''Oh, ini puding coklat dan nasi tim ayam untuk kamu. Kata dokter kamu harus makan yang halus-halu dulu. Coba, tante periksa, apa demam kamu sudah turun.'' Keira kemudian dengan paksa, mendesak Kevin yang masih duduk di bangku itu. Namun Kevin kekeh diam saja.
''Tuan, saya mau periksa Marvel. Anda bisa minggir sebentar kan?'' mendengar ucapan Keira, Kevin dengan wajah masamnya pun menyingkir. Ia kemudian beralih duduk di sofa dan memilih memeriksa pekerjaannya dari layar laptopnya.
''Demam kamu sudah turun, syukurlah. Sekarang kita makan dulu ya, masih anget lho nasi timnya.'' Ucap Keira sembari membuka makanan yang ia bawa. Aromanya menyeruak ke dalam ruangan, membuat perut Kevin yang sedari tadi masih kosong, mendadak lapar.
''Hmmmm aromanya enak tante. Aroma gurih dan ayamnya menyeruak.'' Seru Marvel.
''Sebentar!" sahut Kevin.
''Ada apalagi tuan? ini hanya nasi tim biasa dan tidak ada racunnya,'' kata Keira yang benar-benar kesal dengan sikap Kevin.
''Aku harus melihat dan mencicipinya dulu. Aku khawatir kalau kamu memasukkan sesuatu di dalamnya.'' Ucap Kevin seraya berdiri mendekat ke arah Keira. Keira hanya bisa menahan kesalnya saat Kevin tiba-tiba menyambar sendok dan memakan nasi tim itu. Suapan pertama, Kevin merasakan nikat yang luar biasa di mulutnya.
''Kenapa masakannya mirip sekali dengan masakan Kania? saat aku sakit, Kania selalu membuatkan nasi tim ayam sayur.'' Ucap Kevin dalam hati. Keira dan Marvel menatap heran kearah Kevin karena empat suapan sudah masuk ke dalam mulutnya.
''Mau icip apa doyan, tuan?'' sindir Keira. Seketika Kevin pun tersadar dan meletakkan kembali sendoknya.
''Aku hanya memastikan saja,'' ketusnya sembari berlalu menuju sofa.
''Papa ini bagaimana sih? ini kan milikku taoi papa malah menyisakannya sedikit untukku. Apalagi suapannya besar sekali,'' protes Marvel.
''Marvel, papa harus memastikan kalau makanan itu aman dan sehat.'' Kata Kevin yang mencoba mengelak padahal masakan Keira sendiri memang sangatlah enak.
''Sudah, ini masih ada kok. Ayo buka mulutnya,'' kata Keira. Marvel pun menurut dan membuka mulutnya.
''Bagaimana? enak?''
''Enak banget. Aku besok mau lagi ya tante. Aku tidak mau makanan di rumah sakit ini karena rasanya hambar.''
''Iya, besok setelah pulang sekolah tante buatkan lagi.''
''Sekarang ini habiskan dulu, lalu pudingnya di makan ya, setelah itu minum obat dan kamu tidur.''
''Siap tante!" kata Marvel.
''Selamat malam tuan Kevin!" sapa Krisna dan Siska bersamaan.
''Krisna, Siska! masuklah!" kata Kevin. Namun mata Krisna dan Siska langsung tertuju pada Keira yang sedang menyuapi Marvel makan. Keira menoleh dan memberikan senyumnya pada Krisna dan Siska.
''Halo tuan muda Marvel? bagaimana kabarnya?'' sapa Krisna.
''Halo juga Om! aku sudah agak mendingan.''
''Syukurlah. Oh ya, Om bawa buah ini untuk kamu.''
''Dan tante Siska bawa oleh-oleh untuk kamu dari Singapura, coklat dan permen.'' Kata Siska.
''Siska, Marvel itu bukan anak TK. Masa iya kamu selalu memberinya coklat dan permen. Tidak bagus jika terlalu banyak.'' Kata Kevin dengan sikap dinginnya.
''Ma-maaf tuan. Biasanya tuan muda sangat menyukainya. Biar saya bawa pulang saja kalau begitu,'' kata Siska yang merasa tidak enak.
''Nona, tidak apa-apa. Biar Marvel yang menyimpannya. Marvel kan tidak harus memakannya setiap hari,'' kata Keira dengan senyumnya sambil menerima pemberian dari Siska. Siska pun membalas senyuman Keira.
''Kenapa kamu mengatur seperti itu? apa hak kamu mengatur? memangnya siapa kamu?'' kata Kevin dengan suara meninggi.
''Pah, sudah jangan bertengkar kali. Aku menerima oleh-oleh dari tante Siska.'' Sahut Marvel yang mulai lelah dengan sikap keduanya.
''Tuan, apa ini calon anda yang baru?'' tanya Krisna penasaran.
''Bukan!" jawab Kevin dan Keira bersamaan.
''Oh, kompak sekali ya rupanya jawabannya.'' Kata Siska sambil menahan tawanya.
''Krisna, Siska, sebaiknya kalian segera pulang. Terima kasih atas perhatian kalian Marvel.'' Kata Kevin dengan tegas.
''Baiklah, Tuan. Kami permisi kalau begitu. Tuan muda Marvel, cepat sembuh ya.'' Kata Krisna.
''Terima kasih ya Om-Tante sudah menyempatkan waktu untuk menjengukku. Terima kasih juga untuk oleh-olehnya.''
''Sama-sama tuan muda,'' kata Siska. Akhirnya Krisna dan Siska pun pulang setelah menyempatkan untuk menjenguk Marvel.
''Aku peringatkan ya, jangan pernah ikut campur urusan ku apalagi bersikap seperti tadi yang sok mengatur,'' ucap Kevin dengan dingin.
''Tapi sikap anda itu sama sekali tidak menghargai pemberian seseorang. Entah tuan suka atau tidak, bicara seperti itu sangat melukai perasaan orang lain.''
''Sebaiknya kamu segera pulang, aku malas sekali beradu argumen dengan mu.''
''Tentu saja, tuan. Tanpa anda suruh, saya akan pulang. Saya kemari juga karena Marvel, bukan karena anda.''
''Papa, kenapa sih selalu bersikap seperti itu pada Tante Keira? Tante Keira sudah baik dan mau merawatku tapi papa malah seperti itu,'' kata Marvel dengan nada marah.
''Sudah, Marvel. Tante pulang dulu ya.''
''Tante hati-hati ya. Terima kasih sudah menjaga dan merawatku.''
''Sama-sama, Marvel.'' Sebelum pergi, Keira dan Marvel saling berpelukan, seolah enggan berpisah dengan Keira.
''Tante, tidak bisakah temani aku malam ini? menginaplah disini tante.''
''Marvel, maafkan tante ya. Tapi tante sudah punya janji dan tidak bisa tante tinggalkan. Kalaupun tante tidak ada janji, tante pasti akan tepati janji tante.''
''Pasti janji dengan kliennya,'' sahut Kevin. Namun Keira memilih cuek dengan ucapan Kevin.
''Baiklah kalau begitu tapi besok tante kesini lagi ya?''
''Iya, besok tante ke sini lagi. Jangan lupa pudingnya di makan.''
''Pasti tante. Kalau begitu tante hati-hati ya.''
''Iya.'' Keira lalu melepaskan pelukannya pada Marvel dan segera pergi.
''Saya permisi, tuan!" pamit Keira dengan ketus.
''Ya, terima kasih,'' singkat Kevin.
Bersambung....