NovelToon NovelToon
Senandung Cinta Jilbab Reina 2

Senandung Cinta Jilbab Reina 2

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Petualangan / Contest / Tamat
Popularitas:248.4k
Nilai: 5
Nama Author: ingflora

Seorang duda tampan bernama Arya Wiraguna, 29 tahun pengusaha real estate dan kontraktor terlibat cinta segitiga karena menyelamatkan 2 wanita.

Irene Handibrata, 33 tahun, anak pengusaha Amerika keturunan Indonesia China, berusaha menyelamatkan pria pujaannya, Chris dari penembakan oleh kakak Irene sendiri yaitu Daniel Handibrata.

Mariko Matsushita, 23 tahun wanita Jepang yang kabur dari negaranya karena di kejar-kejar oleh seorang penguasa yang sangat kejam yang jatuh cinta padanya. Sebelum koma, ia menyerahkan bayinya pada Chris. Setelah 3 tahun, ia bangun dan mencari bayinya. Arya membantunya agar bisa bertemu dengan anaknya dengan membuatnya menyamar menjadi laki-laki. Dalam perjalanannya, mereka saling jatuh cinta.

Chris dan Reina setelah menikah dan melangsungkan pesta pernikahan, berniat bulan madu di kampung halaman Reina, tapi bulan madu itu menjadi bencana saat Reina hilang dalam sebuah kecelakaan. Ia di culik dan saat ia ditemukan, ia hidup dengan identitas lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ingflora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tekanan

Takk ...!

"Aduh ..." Pras membungkuk memegang tulang kering di kaki kirinya. Ternyata ayahnya memukul kaki Pras dengan tangan dengan cukup keras.

"Aku sudah bilang, kau jangan macam-macam. Kau masih juga tidak mau mendengar."

"Aduh, ayah. Aku tidak bermaksud begitu." Pras masih mengusap kakinya. Ia kemudian duduk. "Maksudku, kebetulan aku sedang mood melihat tunanganmu yang cantik ini, apa kalian berdua tidak ada niat untuk punya foto atau lukisan berdua pasangan?" Ia bertanya pada Arya.

"Eh ...em ...." Arya tak tahu harus menjawab apa sedang Mariko merapat pada kursi Arya.

"Mmh, kalau begitu kalian berdua aku undang untuk datang ke galeriku di Bali. Kau bisa lihat karya-karyaku di sana. Juga aku menjual karya-karya milik pelukis lain."

"Oh, ok." Pikirannya masih sedikit mengambang. Arya masih belum bisa memutuskan apakah bisa mempercayai orang ini atau tidak.

Di sebuah jalan raya besar dua arah, ada sebuah kecelakaan besar truk kontainer yang menabrak jalur pembatas jalan akibat pecah ban di karenakan bertabrakan dengan sedan beda arah yang berjalan keluar jalur dan menabrak truk kontainer tersebut. Beberapa mobil di belakangnya juga ikut bertabrakan tapi tak menyebabkan korban jiwa. Pengendara sedan tewas di tempat, sementara supir kontainer itu selamat tak kurang suatu apa.

Karena ukurannya yang besar menyebabkan sulitnya mengevakuasi truk kontainer itu. Untung saja kontainer di bawa dalam keadaan kosong. Sebuah mobil truk berusaha untuk menarik atau menggeser mobil kontainer itu agar bisa terbuka jalan untuk mobil lewat dan kemacetan bisa terurai.

Mobil Chris berada tidak jauh di belakang mobil yang kecelakaan itu dan beruntung mobilnya bukan salah satu mobil yang ikut bertabrakan di belakang truk kontainer tersebut.

Chris yang mematikan mesin mobilnya dari setengah jam yang lalu, melirik istrinya di samping. Ia mengambil tangan Reina, menggenggam dengan kedua belah tangan dan menciumnya.

"Da ..." Reina menoleh terkejut.

"Maafkan aku ya? Aku belakangan ini mudah gelisah hingga mood bercintaku belakangan ini gampang naik turun. Aku tak tahu kenapa, tapi bukan berarti aku tidak mencintaimu tapi ..." Chris yang masih menggenggam tangan Reina kehilangan kata-kata.

"Kau masih memikirkan Tama?"

"Aku tak tahu."

Reina menggeser posisi tubuhnya menghadap Chris. Ia mencoba tersenyum.

"Sepertinya cintamu padaku dan Tama sama besar hingga kau tak bisa memilih."

"Bukan begitu Reina, aku ..."

"Kau tak bisa memilihnya kan?"

"Reina, aku bukan tidak mencintaimu. Aku hanya ..." Mata Chris mulai memerah.

"Kau sangat menyayanginya melebihi aku, tapi kamu tak berani mengakuinya."

"Reina. Itu tidak benar." Chris mulai merengek.

"Semua orang bisa melihatnya Chris, Walaupun kau tak mengatakannya."

"Reina, maafkan aku. Aku berusaha untuk adil dengan kalian berdua. Sungguh. Aku tidak ingin kehilanganmu, hanya saja pikiranku sedang di penuhi oleh Tama. Itu saja."

"Kamu belum bisa melepaskan Tama kan?"

Chris tertunduk sebentar kemudian mengangkat kepalanya menatap Reina. "Aku hanya ingin memikirkan Tama sebentar saja. Aku mohon jangan pergi."

"Da, aku ini istrimu. Bagaimana mungkin aku pergi meninggalkanmu?" Reina tersenyum.

"Aku takut kau pergi." Chris meletakkan tangan Reina di dadanya. Wajahnya terlihat cemas. "Aku belum bisa memberikan kebahagiaan yang kau inginkan. Tidak saat ini. Tapi aku janji, setelah masalahku dengan Tama selesai aku akan mengurusmu, membahagiakanmu dan memanjakanmu. Jadi tetaplah ada di sampingku. Aku hanya membutuhkanmu. Hanya kamu." Ia menatap Reina lekat.

Reina melepas seatbelt dan meraih wajah Chris dengan tangan kirinya. Chris memejamkan mata saat Reina mencium mata kanannya. "Kata siapa aku tidak bahagia Da? Aku bahagia jadi istrimu. Bukankah tugas istri adalah mendampingi suami dalam suka ataupun duka?"

"Tunggu Reina. Bisakah kau cium mataku yang satu lagi?" Kalimat Chris terdengar aneh.

"Mmh? Ok." Reina hampir tertawa. Ia kemudian mencium mata kiri Chris dengan penuh perasaan. "Sudah?"

"Tunggu ...." Chris seperti menunggu sesuatu.

"Apalagi ...." Reina tergelak.

Chris tiba-tiba melepas genggamannya pada tangan istrinya dan membuka seatbelt. Ia bergerak maju ke arah Reina.

"Eh, Da. Mau apa?" Reina terkejut dengan gerakan Chris yang cepat dan agresif itu. Ia sama sekali tak tahu apa yang terjadi dengan suaminya.

"Aku sedang on." Chris mencondongkan tubuhnya ke depan ia mengalasi kepala Reina dengan tangannya sehingga saat ia mencium Reina, istrinya tak perlu terdorong ke belakang.

"Mmh ...?" Reina merasakan bibir Chris berusaha membekap bibirnya dengan agresif dan penuh kelembutan.

Entah kenapa Chris merasa ciuman istrinya pada matanya malah membangkitkan hasratnya yang mengembara entah ke mana. Hembusan nafas Reina saat menciumnya itu langsung membangkitkan pikiran liarnya yang terdalam hingga ia bisa mencium istrinya dengan penuh cinta. Melakukannya pelan dan dalam. Reina mengikuti permainan Chris, memejamkan mata dan merasakan bahwa ciuman itu penuh kehangatan. Sesuatu yang belum lama hilang dari raga Chris.

Tin tin tin ...!

Chris tersadar dan melihat ke belakang dan kemudian ke depan. Ternyata jalan di depannya sudah mulai terbuka lebar, sementara mobilnya, satu-satunya mobil yang menghalangi jalan untuk maju ke depan.

"Ah, sial." Chris kembali ke kursinya dan segera memakai seatbelt. Ia menjalankan mobilnya seperti orang gila. "Hang on baby, we'll go home soon.(Tunggu sayang, kita akan segera pulang ke rumah.")

"Oh, Da. Hati-hati." Reina segera memasang seatbeltnya.

Di rumah Chris, rombongan tamu berikutnya telah datang. David dengan 3 orang lainnya. Dengan wajah eropanya ketiga orang ini masuk ke dalam rumah.

"Hai."

"Halo." Sahut David pada Shanty yang menyambutnya.

Mereka di persilahkan Shanty untuk duduk di sofa. Salwa dan Aska menambahkan lagi kursi untuk di sofa dan Mariko lebih memilih duduk di samping Arya.

Shanty memperkenalkan pada Arya siapa saja yang datang. Jhon, adik David, Mark, kakak David beserta istrinya Diana. Adik David, Jhon belum menikah tapi sudah punya pacar di Amerika. Orangtua David tidak bisa datang ke Indonesia karena sedang panen jagung di sana. Mereka adalah petani. Petani di Amerika cukup kaya karena mereka pasti memiliki bidang tanah yang luas untuk bercocok tanam dan memiliki fasilitas yang canggih dan berstandar untuk memproses hasil kebunnya.

Tamu-tamu itu saling berjabat tangan dengan Arya.

"Kenapa Arya?" David menanyakannya pada Shanty.

"Oh, Chris terjebak kemacetan. Sepertinya besok kita suruh libur saja dia menghindari hal-hal yang tidak di inginkan seperti ini terjadi lagi."

"Mmh."

"Aku sebenarnya tidak ingin berada di sini." Sahut Arya menjelaskan.

"Oh, tidak apa-apa. Kamu sangat membantu. Agak canggung rasanya bila hanya kami-kami saja yang berada di sini."

Mariko bergelayut manja pada lengan Arya. Tentu saja Arya membiarkan saja Mariko begitu karena ia ingin semua orang melihat wanita itu miliknya.

Sedang ayah Shanty terlihat sedikit curiga dengan keakraban yang tercipta antara Shanty dengan David. "Kalian tidak rujuk lagi kan?" Tanyanya dengan dahi berkerut.

"Eh ...." David dan Shanty menyahut berbarengan.

"Kalian berbaikan kembali?" Suara ayah Shanty meninggi.

Arya melirik Shanty dan David. "Bukankah itu kabar bagus ya?"

Shanty yang duduk di samping Pras mulai bingung menjawabnya.

"Jawab aku Shanty, apa kau mau rujuk kembali dengannya?" Ada nada marah di dalam suara keras ayahnya. Shanty gelagapan untuk mulai menjawabnya.

"Apa itu salah ya?" Arya mempertanyakannya dengan nada ragu. Ia bingung mendengar ayah Shanty yang mulai marah-marah.

"Kau bisa diam tidak!" Hardik ayah Shanty pada Arya. "Jadi, kalian mau rujuk kembali." Ayah menatap Shanty.

"Iya ...." Dengan takut-takut Shanty menjawab.

"Apalagi ini?"

"Biar aku jelaskan." David mulai memberanikan diri menjawab.

"Aku tidak butuh penjelasanmu!" Ayah Shanty beralih pada anak perempuannya. "Kenapa ini bisa terjadi? Apa ia mulai merayumu? Apakah ini penting, kembali padanya?"

"Aku rasa penting." Sela Arya memberitahu pendapatnya.

"Hei, anak muda! Kau jangan ikut campur. Ini urusan keluarga kami." Ayah Shanty menunjuk-nunjuk wajah Arya.

"Lho, aku hanya memberi pencerahan karena aku sekarang tuan rumahnya di sini. Aku tidak ingin ada keributan. Coba tolong bapak sebagai yang di tuakan di sini lebih bijak dalam berpikir. Apa yang aneh bila mereka rujuk kembali? Bukankah ini berita yang menyenangkan? Seorang anak kembali mendapati kedua orang tuanya berdamai dan utuh. Apa itu salah?"

"Yang salah adalah, kenapa putriku bisa memilih pria ini jadi suaminya dulu." Nada suara ayah Shanty tidak lagi marah, tetapi ketus.

David sedikit tidak nyaman ayah Shanty berkata begitu padanya.

"Lalu mau bagaimana? Kalau waktu bisa di putar kembali, menurut bapak, apa putri bapak akan menikah dengan orang lain?"

Ayah Shanty terdiam.

"Kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Yang terbaik adalah saling mengikhlaskan. Toh putri bapak bahagia dengannya. Belum tentu kalau ia bahagia menikah dengan orang lain kan, walaupun pria itu sesuai dengan standar yang bapak inginkan."

"Tapi mereka bercerai. Bukankah itu tanda bahwa mereka tidak saling cocok?"

"Belum tentu. Mungkin saja mereka menemukan kesalahpahaman yang terjadi setelah mereka bercerai."

"Aku tidak ingin mereka kembali." Ayah Shanty berterus terang.

"Bapak sebenarnya mau cari menantu yang seperti apa? Kalau bapak mencari yang kaya. Belum tentu ia bisa menjamin ia bisa kaya selama-lamanya dan hartanya bisa menjadikan anak cucunya makmur seumur hidupnya. Kalau bapak cari orang Indonesia, belum tentu juga mereka bisa saling mengerti satu sama lain dalam rumah tangga. Dan kalau-kalau yang lainnya. Kesempurnaan hanya milik Allah. Maaf, aku tidak sedang berkotbah di sini tapi pria ini mencintai putri bapak dan putri bapakpun mencintainya. Apakah itu tidak sempurna? Mencari yang seperti itu tidaklah mudah. Iya, cinta haruslah sesederhana itu mestinya."

Semua orang terdiam.

Chris memarkir mobilnya di depan mobil Arya. Ia mematikan mesin mobil dan menghela napas. Ia menatap ke dalam rumah. "Aku lupa kita sedang ada tamu."

Reina tertawa. "Ayo, kita hadapi mereka dulu."

Reina dan Chris keluar dari mobil dan menutup pintu. Melihat suaminya yang berjalan gontai, Reina segera mendekat dan menggandeng tangan suaminya sambil memberinya senyum manis. Merekapun berjalan beriringan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikum salam. Ah, Chris. Akhirnya kau datang." Shanty segera berdiri dan menyambutnya.

"Mungkin, sudah saatnya kita menepi." Bisik Arya ke telinga Mariko.

Mariko tersenyum. Ia mengikuti Arya yang pergi ke arah taman belakang. Dilihatnya Aska yang sedang berusaha membakar arang yang tak juga mengeluarkan api.

"Belum juga?" Tanya Arya pada Aska.

"Belum om, dia terbakar tapi tidak mengeluarkan api." Aska sibuk mengibas-ngibas alat pemanggangnya dengan kipas yang terbuat dari kayu. Keringatnya sudah mengucur deras tapi usahanya tidak membuahkan hasil.

"Ya, iya. Kalau pakai kipas ini sih lama. Pakai kipas angin saja, cepat."

"Kipas angin?"

"Iya, kipas angin. Kau punya kipas angin tidak?"

"Oh, ada. Di atas."

"Ya coba bawa turun."

Aska segera naik ke lantai dua melewati tangga sementara Mariko mengecek daging yang akan di panggang di dapur bersama Salwa. Tak lama Sri bergabung datang menggendong Tama. "Mmh, anak mama sudah mandi?"

Tama menyodorkan tangannya pada Mariko minta digendong.

"Oh, nanti ya, tangan mama kotor sedang membumbui ikan dan daging. Turunkan saja Sri sambil mengawasi." Mariko meminta tolong Sri untuk mengawasi Tama.

"Iya Bu."

Tama bergerak ke sana kemari di dapur sebentar kemudian ia pergi ke taman belakang.

Mariko kembali membumbui daging dan melihat Salwa sedikit meliriknya sekali-kali.

"Kenapa?" Tanya Mariko heran.

"Mmh? Tidak. Aku hanya baru melihat ibunya Tama yang asli." Salwa tersenyum.

"Oh, itu. Inilah aku." Jawab Mariko sambil tertawa.

"Rencananya apa Tama tinggal di Jepang?"

"Mmh, aku lebih suka di sini, kalau bisa."

"Kalau bisa, maksudnya apa Tante?"

"Kalau bisa dapat visa ke Indonesia."

"Bukannya Tante mau nikah dengan om Arya?"

"Rencananya, tapi Tante tidak tahu apa yang terjadi."

"Berarti Tama akan tinggal di Jepang ya?" Salwa terlihat sedih.

"Doakan saja Tante bisa kembali lagi ke Indonesia."

"Iya Tante."

Senja mulai bergeser. Lampu-lampu di rumah itu mulai di hidupkan. Cahaya yang menerangi rumah itu menambah indah suasana keakraban di dalam rumah itu. Arya dan Mariko makan hasil panggangan di meja makan bersama Chris, Reina, juga Pras dan ayahnya. Sedang Shanty dan David makan salad buah bersama dengan saudara-saudara David di ruang nonton tv. Sesekali mereka bertukar tempat untuk saling mengenal. Ayah Shanty terlihat berusaha untuk membuka hati dan mulai mengobrol dengan saudara-saudara David yang lain. Ini membuat David sedikit terkejut dan gembira keberadaanya di terima kembali oleh mantan mertuanya. Ada beberapa saudara David yang mengobrol dengan Arya juga mengenai bangunan yang dibuatnya di rumah Chris. Setelahnya mereka masih sempat berbincang-bincang sebentar sebelum berpamitan. Arya melihat Mariko yang mulai terlihat akrab dengan Pras. Ia mendatangi sofa tempat mereka duduk.

"Oh, bagus om." Mariko tertawa.

"Mau dengar yang lainnya?"

"Apa?"

"Bulan terbelah di mataku. Kaulah tujuan hidupku. Jangan kau tanya mengapa karena aku hanya mengikuti kemana aliran deras rindu ini menganak sungai. Lalu ..."

"Kau sedang apa?" Arya tiba-tiba memotong perkataan Pras. Ia tahu, Mariko gampang luluh dengan orang yang pintar berpuisi. Dan ia tidak suka itu.

"Itu kak, om Pras pintar berpuisi ternyata." Dengan mata cemerlang Mariko, Arya sudah tahu apa yang terjadi. Yang tadinya Mariko enggan berkenalan dengan Pras, kini sudah berakrab ria dengan pria itu hanya karena sebuah puisi. Pria ini ternyata pintar mengambil hati wanita.

"Mariko, Tama mencarimu."

"Benarkah?" Mariko segera bangkit dan berlalu.

"Oya, om. Kalau mau pulang, selamat jalan, bai." Arya mengangkat tangan kanannya dan meninggalkan Pras sendirian. Ia kemudian mendekati Mariko yang sedang bersama Sri menggendong Tama. Ia mengambil Tama dan mengangkatnya keatas. Tama tertawa.

"Ayo kita beri susu dia dan temani hingga tertidur."

Arya menemani Mariko ke dapur untuk membuat susu Tama. Tidak ada kehidupan yang lebih menarik dari pada kehidupan kami bertiga. Dan tidak ada yang boleh mengusiknya.

1
Rizal Azizi
Luar biasa
Senandung Rinduw Serin
ko aku sedih baca episode ini ya Thor 🥺🥺🥺
Baby_Miracles: hooh, bersambung soalnya
total 1 replies
Senandung Rinduw Serin
sebenarnya siapa Jesica Thor?
Baby_Miracles: agen rahasia
total 1 replies
Senandung Rinduw Serin
yang ini thorr
Srimurni Murni
semoga anak Reina kembar
Srimurni Murni
waspadaCrys pada Rani
Srimurni Murni
Redi awasi si Rani mencurigakan buat apa cari surat"penting pasti ada yg suruh itu
Srimurni Murni
aduh thor kapan Reina ketahuan hamilnya
Srimurni Murni
Reina coba periksa dulu pakai tespeck
Srimurni Murni
tolong thor biarkan ingatan Reina cepat pulih dan sehat dan Rafi dapat karma
Srimurni Murni
cepat katakan sejujurnya crys
Srimurni Murni
cepat lapor crys
Srimurni Murni
semoga Arya jangan dekat dengan Iren
Aulia Izzatunnisa
cerita raina sm chris nya ko kurang ya thor.bikin cerita mereka yg lbh romantis dan greget dong
Aulia Izzatunnisa
aduh aduuuh
Aulia Izzatunnisa
malas baca
Aulia Izzatunnisa
gara2 chris nih.nambah masalah
Ratih Budiarti
terlalu dibuat panjang n berseri ...
gak nyaman..
bosan ...rasanya gak.kreatif ah...maaf ya ....
Ratih Budiarti
halah ..lebay ahh chris...
Ratih Budiarti
heran...knapa gak jujur...toh dia tau sifat baik istrinya. Itu geng apa ya? yg perempuan itu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!