TRACE OF LOVE

"Kamu bangun dulu biar aku buka pintunya!" kata Nathan sambil mendorong pelan tubuhnya Kenes yang masih menempel di atas tubuhnya. Tetapi, Kenes kembali terpeleset dan jatuh di atas dadanya Nathan.

Nathan mengerang menahan gairahnya kemudian membopong tubuhnya Kenes lalu berdiri dan melangkah keluar secara perlahan dari dalam bath-up. Kenes memejamkan kedua matanya saat Nathan menurunkannya di atas lantai.

"Ngapain kamu memejamkan mata?" tanya Nathan.

"Mas kan telanjang"

Tok....Tok....tok. Pintu kamar mandi itu terus diketuk dan Nathan memekik keras dengan kesal, "iya sebentar!"

"Buka mata kamu! siapa bilang aku telanjang? aku masih pakai celana kolor nih"

Kenes membuka mata sebelah kanannya dan melihat Nathan. Kenes bisa melihat kalau Nathan tidak membohonginya, Nathan masih memakai celana kolor lalu Kenes segera membuka satu matanya lagi dan meringis ke Nathan.

"Kamu tunggu di sini! aku akan urus siapa yang berani menganggu acara mandi bareng kita" dengus Nathan sambil melangkah lebar meninggalkan Kenes.

Kenes mengikuti arah perginya Nathan sambil bergumam, "acara mandi bareng? mandi bareng apa? dasar gila!"

Nathan membuka pintu dan melihat Arga.

"Kok lama banget bukain pintunya, Pa? Arga mau pipis nih"

Nathan segera meraih Arga ke dalam gendongannya lalu berlari cepat keluar dari dalam kamarnya menuju ke kamar neneknya.

"Pa, Arga mau pipis kok malah digendong dan dibawa ke kamar nenek, sih?"

"Kamar mandi di kamar kita mampet airnya jadi kamu pipis di kamar nenek dan tidur di kamar nenek dulu malam ini, ya?!" kata Nathan sambil terus mengetuk pintu kamar neneknya.

Nenek Anjani membuka pintu kamarnya. Arga segera merosot turun dari gendongan papanya lalu berlari menuju ke kamar mandi.

"Ada apa?" tanya nenek Anjani.

"Nitip Arga semalam aja ya, Nek, Kenes flu, ketularan aku kayaknya dan aku nggak ingin Arga pun ketularan jadi........"

"Kok kamu bertelanjang dada?" nenek Anjani mengerutkan alisnya.

"Aaaaahhh, hahahaha, rahasia" Nathan segera berputar badan kemudian berlari menuju ke kamarnya kembali.

Nenek Anjani menutup pintu kamarnya sambil terkekeh geli dan menggeleng-nggelengkan kepalanya menatap tingkahnya Nathan lalu nenek Anjani bergumam, "semoga, adiknya Arga tercetak malam ini, hehehehe"

Nathan bergegas masuk ke dalam kamar mandi pribadinya yang super luas dan mewah itu kemudian terpaku lalu menutup mulutnya menahan geli ketika melihat Kenes tertidur di dalam bath-up dengan kepala tersandar manis di pinggiran bath-up. Bath-upnya telah kering, Kenes telah membuang air sabun dan membersihkan bath-upnya.

"Kau memang juara dalam hal menyiksa suami kamu ini, Kenken" ucap Nathan sembari jongkok dan merengkuh Kenes masuk ke dalam pelukannya lalu dia membopong tubuhnya Kenes berbalut piyama mandi.

Nathan kemudian merebahkan tubuh Kenes di atas ranjang tanpa mengganti piyama mandi yang dikenakan oleh Kenes. Setelah mengecup keningnya Kenes, Nathan mengganti celana kolornya lalu memakai kaos santainya.

Suaminya Kenes itu lalu merebahkan diri di sebelahnya Kenes dengan posisi miring. Dia menyibakkan rambutnya Kenes yang menutupi wajah manis istrinya itu lalu dia selipkan rambut itu ke belakang telinganya Kenes.

Nathan terus menatap wajah manisnya Kenes dengan senyuman penuh cinta. Dia usap pipinya Kenes kemudian berkata, "good night sweety, have a nice dream" dia kecup kembali keningnya Kenes dan dia pun memejamkan matanya menyusul Kenes ke alam mimpi.

Keesokan harinya, Kenes bangun dia menoleh ke kiri dan tidak melihat Arga. Kenes langsung duduk bersila di atas ranjang lalu menunduk. Gadis manis istrinya Nathan itu melihat dirinya memakai piyama mandi lalu dia melongok ke dalamnya dan tubuhnya polos dibalik jubah mandi itu. Kenes lalu menutup bibirnya yang ternganga saat dia mendengar bunyi guyuran air dan siulan suaminya dari arah kamar mandi.

"Apa aku dan mas Nathan udah.........." gumam Kenes kemudian sambil mencengkeram ujung jubah mandi yang dia kenakan. "Tidak! itu nggak mungkin tapi, kenapa aku bisa lupa kalau aku dan mas Nathan udah........." Kenes kemudian melompat turun dan menyibak selimut. Kenes melihat seprei, dia mencari bercak darah karena, seusai dengan apa yang pernah dia pelajari di sekolah, jika masih perawan maka akan ada bercak darah di atas seprei kalau segel telah terbuka.

Nathan mencondongkan tubuhnya dari arah belakang lalu berbisik ke telinganya Kenes, "sedang mencari apa?"

Kenes memekik kaget lalu terjerembab jatuh ke atas tempat tidur dengan posisi telungkup.

Nathan tertawa keras lalu merebahkan diri di sebelahnya Kenes, "kamu mau gaya kasar? dengan posisi begini? bagi seorang laki-laki, posisi begini sangat menggoda dan memuaskan"

Kenes segera mengangkat tubuhnya lalu berputar badan dan berlari ke kamar mandi sambil berteriak, "dasar gila!"

Nathan bangun dan terus menggemakan tawanya sembari mengambil celana panjang. Kemudian duduk di tepi ranjang karena, untuk kemeja, dasi, dan jas kerjanya, dia sengaja menunggu Kenes yang memilihkan untuknya.

Kenes keluar dari dalam kamar mandi lalu mengambil baju ganti dengan cepat. Tanpa menoleh ke Nathan, dia segera berlari masuk kembali ke kamar mandi.

"Hahahaha, istriku memang menggemaskan"

Kenes keluar dan memandang suaminya. Dia tersenyum saat melihat suaminya masih memakai celana panjang dan kaos dalam. Suaminya menunggu dia memilihkan baju dan itu membuat Kenes merasa tersanjung. Kenes kemudian membuka lemari baju dan tanpa menoleh ke Nathan dia bertanya, "mas jadi ikut outbond?"

"Lho, hari ini outbond-nya?"

"Iya, hari ini. Kalau ikut, aku pilihkan baju santai soalnya kalau mas pakai setelan jas, mas akan kegerahan nanti. Terus Arga mana, mas? kok nggak tidur bareng kita?" ucap Kenes tanpa memandang ke Nathan.

"Arga sepertinya tidur sambil jalan kemarin malam dan dia menuju ke kamar neneknya"

"Hah?!" Kenes menoleh ke Nathan dan Nathan hanya meringis ke Kenes kemudian Nathan berkata, "Oke aku ikut. Aku udah kirim pesan text ke Dion kalau aku nggak ngantor hari ini. Aku milik kamu dan Arga sepenuhnya, sepanjang hari ini" sahut Nathan.

Kenes menghela napas panjang lalu berputar badan dan melangkah mendekati suaminya. Kenes mengambilkan kaos berkerah dengan merk termahal, berbahan lembut, dan tidak akan membuat gerah berwarna krem, cocok dipakai dengan celana panjang berwarna biru gelap yang Nathan pilih sendiri.

"Ini mas, pakailah! aku akan siapkan sarapan dan bekal untuk kita bawa ke outbond. Kalau jajan adanya jajanan kaki lima, mas kan nggak suka. Kata mas, jajanan itu nggak sehat" Kenes segera berputar badan karena, dia ingin segera keluar kamar.

Nathan dengan cekatan berhasil menahan lengannya Kenes, "pakaikan! tugas istri kan, memakaikan baju ke suami dan kamu juga belum kasih aku morning kiss"

Kenes menarik lengannya dengan kuat. Dia masih merasa malas dan malu karena, tidur berduaan aja dengan suaminya semalaman dan hanya memakai piyama mandi. Untuk itulah Kenes ingin segera pergi meninggalkan Nathan dan dia menarik lengannya dengan keras dari genggaman tangannya Nathan.

Nathan justru menarik balik lengannya Kenes membuat Kenes terselip langkahnya kemudian terjebak masuk ke dalam pelukan suaminya.

Nathan menunduk dan melihat muka meronanya Kenes, "kenapa kamu merona?"

"A...apa....a...aku nggak merona" Kenes meronta ingin melepaskan diri dari pelukannya Nathan tapi, gagal.

"Kamu merona, titik nggak koma! Tapi kenapa kamu merona?" Nathan mencubit dagunya Kenes lalu mengangkat pelan wajahnya Kenes.

Kenes memejamkan mata lalu berucap lirih, "apa kita kemarin malam udah......."

Nathan tersenyum geli dan segera berucap, "sudah"

Kenes segera membuka kedua matanya lalu melotot, "mas! jangan bercanda!"

Nathan menggelengkan kepalanya dan mempererat pelukannya, "aku nggak bohong"

"Ta.....tapi di seprei nggak ada bercak darah" ucap Kenes lirih.

Nathan tertawa lepas dan menengadahkan kepalanya ke atas lalu kembali menunduk untuk bertanya, "sudah apa maksud kamu?"

"Sudah itu mas, masak harus diperjelas sih"

"Sudah mandi iya, kita kemarin malam sudah mandi" sahut Nathan sambil mengulum bibir menahan tawa.

"Dasar gila! mas! berhenti ngerjain Kenes bisa nggak? Kenes udah hampir kena serangan jantung karena, berpikir yang enggak-enggak dan Arga......Arga kok nggak ada di kamar ini, apa Arga beneran tidur sambil jalan ke kamar neneknya? Kenes...........hiks, hiks, hiks"

Nathan melepaskan pelukannya lalu berkata, "maafkan aku. Aku antarkan Arga tidur di kamar neneknya kemarin, dia rindu neneknya dan........"

Kenes mengusap kedua pipinya dengan asal lalu memakaikan kaosnya Nathan kemudian mengecup pipi kanannya Nathan. Kemudian berputar badan dengan cepat sambil cemberut dia meninggalkan Nathan begitu saja.

Nathan memegang pipinya yang dikecup Kenes lalu melangkah pelan menyusul Kenes dan bergumam, "sia! Kenken beneran marah nih, aku mesti gimana?"