NovelToon NovelToon
Dihamili Musuh Abangku

Dihamili Musuh Abangku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Bara tak menyangka bahwa ią menghabiskan malam penuh gelora dengan Alina, yang ternyata adalah adik kandung dari musuhnya di zaman kuliah.

"Siaap yang menghamili mu?" Tanya Adrian, sang kakak dengan mulai mengetatkan rahangnya tanda ia marah.

"Aku tidak tahu, tapi orang itu teman kak Adrian."

"Dia bukan temanku, tapi musuhku." cetus Adrian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pilihkan Gaun

Sementara diruang lain, tepatnya diruang keluarga. jauh dari kamar Alina dan Bara.

"Ada yang perlu saya bicarakan pada kalian." Ucap Robert menatap satu persatu diantara istri dan anak tirinya.

Lisa berjalan mendekati suaminya lalu mengapit lengan Robert dan membawanya duduk bersama mereka.

"Ada apa sayang?" Tanya Lisa.

"Jelaskan pada ayah Bram, kenapa kamu tadi memanggil kakak iparmu dengan sebutan sayang.....??" Tanya Robert yang saat itu ia mendengar Bram memangil Alina dengan panggilan sayang.

Lisa dan Bram saling bersitatap, demi untuk mencari sebuah alasan yang logis.

"Kamu mungkin salah dengar sayang." Kilau Lisa menutupinya.

"Sepertinya tidak mungkin, waktu itu saya jelas mendengarnya."

"Mungkin reflek aja Bram bilang itu, karena ia terbiasa memanggil sayang pada Naura."

Robert merasa alasan yang dikatakan istrinya tidak logis dan tak beralasan, ia yakin ada yang ditutupi dari keduanya.

"Benar begitu?"

Lisa segera mengangguk.

"Tapi yang aku lihat kekhawatiran Bram tidak beralasan, dan terlalu perhatian pada kakak iparnya. Apa kalian saling mengenal?"

Deg

Jantung Lisa terpompa cepat, ia kembali menjadi kesusahan ingin berkata apa, sedangkan lidahnya terasa kelu dengan pertanyaan suaminya.

Tapi Bram terlihat tenang aja, bahkan Lisa cukup kesal dengan putra semata wayangnya yang tidak mau membantunya memberi alasan pada Robert.

"Kenapa diam?" Tanah Robert mulai tak sabaran menunggu jawaban istrinya.

"Ya aku mengenal Alina ayah." Jawab Bram pada akhirnya.

Netra Lisa membesar dengan kemudian ia mengeleng untuk Bram tidak kelepasan bicara atau berbicara jujur pada Robert.

Apa jadinya jika Robert tahu bahwa Alina yang dinikahi Bara, ternyata lebih dulu dipacari oleh Bram.

"Iya tentu saja Bram kenal Alina, mereka satu kampus. Alina kan kuliah di universitas yang sama dengan Bram? Naura juga kan Bram? Bahkan keduanya satu kelas." Jawab Lisa yang terlihat lancar mengatakannya.

Robert memang tahu Alina kuliah ditempat yang sama dengan Bram, namun ia melupakan itu. Dan Naura satu kelas dengan Alina difakultas yang sama? Tapi jika Robert menangkap interaksi keduanya seperti orang asing diantara Alina dan Naura.

"Tapi sepertinya Alina dan Naura seperti saling acuh." Cicit Robert yang masih dengan keyakinannya ada hal yang ditutupi.

"Itu cuma pemikiranmu sayang, sudahlah kita pergi ke mall saja. Bukankah kamu ingin membelikan baju untuk Alina?" Ujar Lisa yang ingin menghentikan lebih lanjut sesi tanya jawab suaminya yang sudah begitu penasaran akan hubungan ketiganya.

Lisa sengaja mengajak suaminya untuk berbelanja pakaian untuk Alina, karena menantunya itu hanya membawa pakaian tidak banyak.

Mengingat Robert begitu perhatian pada Alina, sehingga Lisa mengajak suaminya mencari beberapa pakaian yang bagus untuk Alina.

Robert pun yang mengingat bahwa Alina hanya membawa koper kecil dari rumah kemaren, memutuskan memberi banyak fasilitas pada menantunya.

"Bukankah kamu tadi bilangnya sangat lelah, dan besok saja mencari nya?"

"Tidak apa sayang, tadi aku sudah minum obat penghilang lelah." Dusta sang istri.

"Tiba-tiba sekali. Tapi ya sudahlah kita pergi, aku ganti baju dulu."

"Bram boleh ikut ayah?" Tiba-tiba saja Bram meminta izin untuk ikut bergabung.

Hening sejenak

Karena Lisa dan Robert saling beradu pandang, apalagi Lisa yang terlihat jelas tidak setuju puteranya ikut.

"Lebih baik kamu dirumah saja Bram, temani Naura." Tolak halus Lisa.

"Tapi Bram jenuh dirumah, lagi pula ada buku yang harus Bram beli untuk menunjang skripsi yang aku buat di bab selanjutnya." Alasan Bram yang sebenarnya cukup logis.

"Baik kamu boleh ikut ayah dan ibumu, ayah ganti pakaian dulu."

"Thabk you ayah." Jawab Bram senang.

Lisa mendekati puteranya dan menepuk kencang bahu besar Bram, setelah suaminya telah masuk ke dalam kamar mereka.

"Kenapa mendadak sekali ingin ikut ibu belanja? Jangan bilang itu alasanmu kan untuk menjauh dari Naura."

Bram malah terlihat santai dan medudukan kembali dirinya di sofa setelah tadi acara tegang tegangan tanya jawab telah usai.

"Bram....!!" Sentak Lisa sewot melihat puteranya.

"Ckkk udah akukan sudah bilang hari ini Bram ingin mencari buku untuk materi skripsi." Dalih Bram.

Lisa terlihat memutar bola matanya jengah melihat Bram dengan santainya meneguk kopi hitam favoritnya.

"Ajak Naura!" Titah Lisa yang terlihat ingin menjadi ibu mertua yang baik di mata menantunya.

"Tidak perlu, dia sering merepotkan." Keluh Bram.

"Bram...!!" Sentak sang ibu membelalakan matanya.

Karena tak ingin membuat ibunya makin marah dan berisik terpaksa Bram pun terpaksa mengajak Naura.

"Baiklah aku akan mengajaknya, ibu puas." Geram Bram yang kemudian ia bangkit dan pergi meninggalkan Lisa.

Bram pun ke kamar untuk memberi tahu bahwa mereka akan pergi berbelanja di mall terbesar dikota itu.

Keinginan Bram yang tadinya ingin refreshing otak menjadi kesal karena ia harus membawa serta istrinya. Padahal rencana nya Bram bersemangat ingin membantu ayahnya memilihkan baju untuk Alina.

Saat baru masuk ke dalam kamarnya, Naura sedang bermain ponselnya. Entah apa yang telah di liat istrinya hingga akhirnya Bram kepo dan melihat sebentar layar ponsel Naura.

Bram dengan kasar mengambil ponselnya istrinya, membuat Naura terjengkit, ia menatap ponselnya yang ada dalam genggaman suaminya.

"Ponsel aku kak?" Naura berdiri dan hendak mengambil ponselnya, namun Bram posturnya lebih tinggi jadi Naura tak bisa meraih miliknya.

"Kembalikan kak."

Bram langsung sebentar mengecek nya lalu memberikan ponsel itu pada Naura.

"Ini punya kamu." Ucap Bram memberikan benda pipih itu ke tangan sang istri.

Naura pun mengecek ponselnya dan ia terkejut karena postingannya bersama Bram telah dihapus.

"Kenapa kak Bram hapus postinganku?" Keluh Naura kesal setelah ia melihat postingannya terhapus.

Foto yang ia unggah adalah foto pernikahan keduanya hampir dua bulan lebih yang lalu.

"Sudah aku bilang kalo aku tidak suka kamu memposting foto kita Naura, ingat pernikahan kita itu atas keinginanmu dan ibuku bukan aku."

"Tapi kak anak yang ada dalam rahimku adalah milikmu, memangnya salah juga ya kalo aku ingin memposting foto pernikahan kita?" Seru Naura mulai emosi.

"Hey kita bukan pasangan yang saling mencintai, disini aku hanya menjadi obsesimu. Jangan seolah kita pasangan serasi. Satu hal lagi aku tidak mau sampai pernikahan kita sampai diketahui oleh kampus." Tukas Bram seakan pria itu mengancam dalam penekanan katanya

"Memangnya kamu mau ya kak telah menikah denganku?" Tanya Naura yang ingin tahu isi hati suaminya selama ini.

"Tidak harus aku katakan sejujurnya bukan? Yang jelas aku tidak ingin hubungan kita diketahui satu kampus." Jawab Bram.

Mendengar perkataan suaminya yang menyakitkan makin membuat hati Naura teriris, terlebih saat ini ia masih belum bisa mencairkan hari Bram yang beku.

Hatinya telah teracuni oleh cinta Alina yang begitu menaburkan, sehingga pria itu sangat sulit move on.

Naura benar-benar kecewa akan sikap suaminya yang tak ingin satu kampus tahu keduanya telah menikah.

Mereka hanya tahu bahwa jalinan cinta diantara hubungan nya dengan Alina telah putus, karena banyak yang melihat keduanya sering bertengkar dikampus dan tak terlihat lagi Bram antar jemput Alina.

Dari situ semua menarik kesimpulan bahwa keduanya telah putus, dan telah sama-menikah. Hanya orang terdekat Alina dan teman dekat Naura yang tahu.

"Cepat ganti pakaian kamu, karena kita akan pergi ke mall bersama ibu dan ayah." Titah Bram yang terpaksa mengajak istrinya.

Naura yang awalnya merengut kini terlihat ceria ketika suami dinginnya itu mengajaknya untuk pergi shoping.

"Kita?"

"Iya buruan."

Dengan antusias Naura pergi mengganti pakaiannya, sedangkan Bara yang sudah rapi memilih bersandar diatas sofa sembari tadi ia membayangkan Alina.

Dan kedua pasangan tua dan muda itu berangkat dengan naik mobil yang dikemudikan oleh Bram. Naura yang duduk berada di depan bersama suaminya terlihat senang.

Dan mereka pun telah sampai di mall terbesar dan termegah di kota dekat perumahaan yang ditempati mereka.

"Aku sudah menulis barang-barang keperluan untuk Alina, bisakah nanti kamu membantu mencarinya?" Tanya Robert memberikan daftar belanjaan untuk Alina.

"Tentu saja ayah, biar Bram yang mencarikan itu semua." Tukas Bram yang mulai membaca satu persatu list yang diminta oleh ayahnya.

Naura mencebik, ia kesal melihat suaminya begitu bersemangat mencari kebutuhan Alina. Dan Naura selalu cemburu dan isi jika itu menyangkut Alina, mantan kekasih suaminya.

"Naura nanti kamu pilihlah gaun pesta yang kamu suka." Ucap Robert pada menantu perempuannya.

Sinar mata Naura yang awalnya sayu kini nampak terlihat bersemangat, Naura sampai menoleh ke kebelakang pada ayah mertuanya.

"Benar begitu ayah? Untuk aku?"

"Iya tentu saja. Lagi pula lusa kita akan mengadakan pesta ulang tahun perusahaan jadi pilihlah gaun yang kamu suka." Jawab Robert.

"Iya Naura, pilihlah gaun yang paling mahal yang bagus kamu pakai nanti di acara anniversary nanti." Imbuh ibu mertuanya.

Naura terlihat senang sekali.

"Terima kasih ibu, ayah. Kak Bram nanti kamu pilihakan ya gaun yang bagus untukku." Rajuk Naura.

"Iya...." Jawab Bram singkat, ia sebenarnya ingin menolak, tapi nanti dia di omeli oleh ibunya lagi karena hal sepele ini.

Apalagi ada ayah Robert yang ia hormati, Bram tak ingin mencari masalah. Mendengar jawaban suaminya Naura tentu saja sangat senang dan antusias.

"Jangan lupa pilihkan juga gaun untuk Alina...." Titah Robert.

"Hampir saja ayah melupakan mantu ayah." Kekeh Robert yang membuat istrinya memutar bola matanya jengah.

Naura yang awalnya merasa diperhatikan, kini malah jadi geram karena mertuanya itu tetap tak melupakan akan memberikan gaun juga untuk saingannya.

"Baik ayah, nanti biar Bram yang pilihkan untuk Alina." Tukas Bram semangat.

Jangan lupa beri bintang 5 dan ulasan yang baik

1
اختی وحی
kalimat ny salah thor, harusnya bukan semalam. tpi malam itu.. krn kejadian ny sudah sebulan lalu
dindaaurora: ok nanti saya cek lagi kak
total 1 replies
vita
suka sm jln ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!