~ Zhivana Khoirun Nisa ~
Seorang gadis bercadar yang mengalami kecelakaan tragis, harus kehilangan penglihatannya. Belum lagi kabar duka kalau kedua orang tuanya telah meninggal akibat kecelakaan itu.
Hingga suatu hari, tanpa diduga teman masa kecilnya yang dua tahun lebih muda dari zhivana akan menikahinya secara mendadak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewiprnmsi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 : Syal Dari Seina
"Orang kuat bukan berarti ia tidak pernah menangis tetapi orang yang terus istikamah dalam menghadapi setiap ujian dan godaan"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hari ini reno dan luchia akan pergi ke rumah zhivana, untuk menanyakan perihal tentang kemarin. Sekarang reno bersama luchia sudah sampai di depan rumah zhivana.
"Assalamualaikum" Ucap reno dan luchia bersama.
Tak lama kemudian, pintu rumah pun terbuka dan terlihatlah zhivana.
"Waalaikumsalam, kak reno, kak luchia."
"Iya zhi ini kita" Ucap reno.
"Apakabar zhivana" Tanya luchia.
"Alhamdulilah baik, bagaimana kabar kak luchia dan kak reno?"
"Alhamdulilah kami juga baik" Ucap luchia.
"Kalau begitu mari masuk ke dalam kak"
Luchia dan reno pun masuk ke dalam rumah, langsung mendudukan diri di kursi ruang tamu. Setelah menutup pintu zhivana pun ikut duduk bersama.
"Zhivana jelaskan semuanya kenapa kamu menerima,nya?" Ucap reno to the point.
"Maksud kak reno,apa?" Tanya zhivana bingung.
"Jangan pura-pura aku tak suka" Ucap reno ketus.
Zhivana mengerjitkan dahinya, memang benar dia tidak tahu apa yang sedang reno tanyakan kepada dirinya.
"Tapi aku tidak tahu apa maksud kak reno"
"Kenapa kamu menerima lamaran dari azwar? Kenapa kamu tidak membicarakan soal ini pada kami? Aku tidak masalah dengan siapa kau menikah tapi bagaimana dengan arrsyad dia pasti akan sangat kecewa dan marah besar. Bukankah, kamu dengan arrsyad sedang dekat? Tapi kenapa kamu malah menerima lamaran dari azwar zhi, jelaskan semua,nya?" Ucap reno dengan melontarkan banyak pertanyaan pada zhivana.
"Maaf, maafkan aku kak, aku tahu aku salah tapi ini semua ada alasannya. Maaf karna aku juga tidak memberitahu kak reno dan kak luchia terlebih dahulu, bukannya aku tidak menghargai kalian aku hanya berpikir aku takut menganggu kalian saja. Aku dan arrsyad tidak sedekat yang kalian pikirkan, aku memang telah membuat perjanjian dengan arrsyad tapi aku sangat bersalah sekaligus berdosa karena telah mengingkarinya"
"Perjanjian, apa?" Sahut luchia.
"Maaf aku tidak bisa mengatakan nya, soal arrsyad yang akan kecewa dan marah besar itu pasti akan terjadi. Tapi, biarlah dia merasa kecewa padaku karena aku mengakuinya aku salah aku juga pasti akan meminta maaf, marah biarlah dia marah karena seharus nya dia memarahiku soal ini, aku akan menerima,nya" Jelas zhivana panjang lebar.
Reno dan luchia diam, mereka tengah berpikir. Berpikir kenapa harus merasa kesal pada keputusan zhivana yang menerima lamaran dari azwar, bukankah ini semua pilihan dan hak zhivana sendiri? Tapi, sebagai seorang kakak yang mengkhawatirkan perihal adiknya pasti kesal karena arrsyad pasti akan merasa sedih. Apalagi, arrsyad sangat mencintai zhivana.
"Terus kapan kamu menikah?" Tanya reno.
"Masih lama"
"Bukannya niat baik itu harus segera di lakukan?" sahut luchia.
"Tadi nya begitu. Tapi, karena ustadz azwar akan pergi lagi ke kairo selama tiga tahun maka pernikahan di tunda dulu"
"Bukannya azwar sudah pergi ke kairo kenapa sekarang harus pergi lagi selama tiga tahun,pula"
Reno merasa ada yang janggal disini, maksud nya ada sesuatu yang tidak beres. Apakah ada masalah? Waktu 3 tahun itu waktu yang sangat lama apalagi ini dari kalangan keluarga yang terpandang dari segi agama biasanya hal seperti ini tidak bisa tunda dalam waktu lama.
"Aku merasa ada sesuatu yang terjadi, tapi apa itu." Batin reno.
"Apakah pihak keluarga dan azwar sendiri menerima keadaan kamu yang sekarang ini" Tanya reno.
"Alhamdulilah mereka nerima aku apa adanya" Jawab zhivana seraya senyuman.
"Apakah azwar yang ingin menunda pernikahan ini selama tiga tahun, karena alasan dia harus pergi ke kairo?" Tanya reno kembali.
"Iya kak, ustadz azwar sendiri yang punya rencana ini, kiai husen dan umi aisyah sendiri menyuruh kami menikah bulan depan tapi ustadz azwar bilang itu tidak bisa karena dia akan melanjutkan pendidikan S2 nya"
"Bukannya bisa ya sebelum pergi kesana kalian menikah terlebih dahulu?" Tanya reno kembali.
"Kiai husen berbicara seperti itu, tapi umi aisyah tidak setuju kalau kami menikah terlebih dahulu, alasan umi aisyah sendiri karena kasian sama aku harus di tinggal lama sama ustadz azwar jadi lebih baik aku menjalani hidup seperti biasa saja"
"Begitu rupanya."
"Iya kak, memanya kenapa" Tanya zhivana.
"Tidak, apakah kamu sudah yakin dengan keputusan yang kamu ambil untuk menerima lamaran dari azwar?" Tanya reno.
"Iya zhi, apakah kamu bahagia dengan keputusan mu itu" Tanya luchia yang kini mulai merasa penasaran.
"Insya alloh, kak aku sudah yakin dengan keputusan yang sudah ku ambil. Bahagia ataupun tidak aku tidak tahu, aku hanya bisa menjalaninya saja" Jawab zhivana penuh keyakinan.
"Tapi bagaimana dengan arrsyad nanti." Batin reno.
***
Amerika Serikat
Seina tengah tersenyum-senyum sendiri di depan gedung apartemen dimana arrsyad dan adzril berada. Seina memengang paper bag yang berisi syal berwarna abu untuk diberikan kepada arrsyad, ia sengaja membelinya hanya untuk arrsyad. Sebenarnya seina memberikan ini agar lebih dekat lagi dengan arrsyad.
Seina masih tetap berdiri dengan senyum masih mengembang di bibir tipis nan ranum itu, udara malam yang dingin tidak seina hiraukan karena semangat untuk bertemu arrsyad sangatlah menggebu-gebu.
Sebelumnya seina sudah membuat janji bahwa dirinya akan datang berkunjung ke apartemen dimana arrsyad tinggal.
Dua pria jangkung keluar dari apartemen, terlihat memakai mantel bulu berbahan tebal. Seina yang melihat kedua pria itu langsung tersenyum manis, sudah 10 menit seina menunggu akhirnya mereka keluar juga, seina tidak tinggal diam ia langsung berlari kecil untuk menghampiri keduanya.
"Ada apa" Tanya arrsyad dengan dinginnya.
"Senang sekali, akhirnya kalian mau menemuiku" Ucap seina dengan ceria.
"Ada apa" Tanya arrsyad kembali dengan nada yang sama.
"Kau terlalu kaku arrsyad, bisa tidak memakai gaya bahasa yang biasa saja. Masa iya kau berbicara seperti itu pada setiap orang" Ucap seina dengan tersenyum-senyum.
"Ya, tuhan dia tampan sekali kalau malam hari seperti ini." Batin seina
Arrsyad memutar bola matanya malas, sangat malas sekali rasanya harus bertemu dengan spesies wanita seperti seina. Kalau adzril tidak memaksanya pasti arrsyad memilih diam saja di apartemen.
"Merepotkan." Ketus arrsyad.
"Ada apa seina? Kenapa kamu mau datang ke sini" Ucap adzril yang melihat arrsyad sudah tidak bisa diajak berkerja sama.
"Aku hanya ingin main saja, lagi pula kita teman kan? Masa iya aku tidak bermain untuk menemui temanku sendiri" Jawab seina masih dengan tersenyum manis.
"Bisa tidak kita langsung ke intinya saja, lagi pula ini sudah malam" Ucap arrsyad dengan dingin.
"Oh iya, arrsyad aku membawa sebuah syal hangat untuk mu tolong pakailah" Ucap seina dengan memberikan paper bag yang ia bawa pada arrsyad.
Arrsyad melihat ke paper bag yang masih dipegang seina, tatapannya tajam mengisyaratkan bahwa dirinya tidak suka.
"Terima kasih, tapi berikan saja pada adzril dia lebih membutuhkan dari pada aku" Ucap arrsyad.
"Loh kenapa jadi aku" Sahut adzril.
"Aku tidak butuh, bukankah kamu kemarin bilang membutuhkan syal. Nah terima saja pemberian darinya"
Adril langsung mengerjitkan dahinya, apa maksud arrsyad dirinya tidak pernah berbicara seperti itu. Apa arrsyad menolak syal pemberian dari seina dengan alasan seperti itu.
"Kamu berikan saja pada adzril dia kan teman mu, juga" Ucap arrsyad kembali.
Seina tersenyum kikuk, ia merasa bahwa arrsyad menolak syal ini dengan alasan seperti itu saja. Menyedihkan sekali, arrsyad sangat kaku, dingin, dan datar. Sangatlah sulit untuk mendekati dirinya, seina memaksakan senyumannya. Lalu, memberikan paper bag itu pada adzril.
"Kalau begitu ini untukmu, saja" Ucap seina.
"Eh, tapi seina bukannya kau akan memberikan ini untuk arrsyad?" Ucap adzril tidak enak dengan seina.
"Tidak ini untukmu saja karna kau lebih membutuhkan nya bukan, jadi terimalah aku ikhlas kok, anggap saja ini hadiah pertemanan untuk mu dari, aku." Ucap seina.
"Kalau begitu terima kasih banyak seina" Ucap adzril dengan menerima paper bag yang diberikan seina.
"Sama-sama, semoga kamu suka"
"Tentu." Adzril pun tersenyum pada seina begitupun dengan seina yang membalas senyuman dari adzril.
"Apa sudah, kalau sudah aku akan kembali lagi ke dalam" Ucap arrsyad.
"Yasudah aku pulang dulu, selamat malam arrsyad, selamat malam juga untuk adzril" Ucap seina dengan menampilkan senyuman manisnya.
"Hem." Ucap arrsyad yang langsung berbalik badan dan langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan adzril dan seina yang kini tengah menatapnya.
"Si arryad memang bener-bener manusia kulkas, ngidam apa ibunya waktu masih mengandung kok bisa ya ngelahirin manusia dingin seperti itu." Batin adzril
"Malam juga seina, maaf dengan sikap arrsyad yang cuek dan dingin seperti itu" Ucap adzril.
"Tidak apa, aku juga tidak memasukkan nya ke dalam hati"
"Baguslah, sebaiknya kamu segera pulang ini sudah malam tidak baik untuk seorang wanita yang masih berada diluar rumah. Bagaimana, kalau aku mengatarkan mu pulang." Tawar adzril.
"Terima kasih, tapi aku bisa pulang sendiri. Nah, adzril kau sebaiknya masuk ke dalam saja tidak usah mengkhawatirkan diriku"
"Kalau begitu aku pulang dulu" Pamit seina.
"Hati-hati"
Seina hanya mengangguk saja, ia langsung melangkah pergi meninggalkan adzril yang masih menatap dirinya.
Syal ini seharusnya untuk arrsyad, tapi arrsyad menolaknya dengan alasan aku yang membutuhnya padahal itu tidak benar. Ya sudah aku terima saja. Batin adzril
Setelah sosok seina tidak terlihat lagi oleh adzril, ia memutuskan untuk langsung masuk ke dalam apartemen kembali dan menyusul arrsyad.
'
'
Bersambung
tpi mantap 👍
semangat thor ceritanya bagus banget.
like and vote back ya... 😍😍😍
soalnya dia aktor China kan😊
pokoknya dia pernah main dracin tapi lupa judulnya 😌😌