NovelToon NovelToon
Heroes

Heroes

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi
Popularitas:87.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Agam menyusup ke dalam organisasi rahasia bernama Oscuro. Sebuah organisasi yang banyak menyimpan rahasia negara-negara dan juga memiliki bisnis perdagangan senjata.

Pria itu harus berpacu dengan waktu untuk menemukan senjata pemusnah masal yang membahayakan dunia. Apalagi salah satu target penyerangan adalah negaranya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertikaian

Dengan cepat Lavi mencengkeram leher Aisyah cukup kuat. Ayumi berusaha menolong Aisyah, namun tubuh wanita itu didorong dengan kencang hingga terjatuh.

Sambil terus mencengkeram leher Aisyah, Lavi mendorong tubuh wanita itu hingga punggungnya menyentuh tembok di belakangnya. Sekuat tenaga Aisyah mencoba menyingkirkan tangan Lavi dari lehernya, namun cengkeraman pria itu begitu kuat. Cengkeraman Lavi sekarang sudah berubah menjadi cekikan.

Aisyah mulai kesulitan bernafas. Namun begitu, dia tetap berusaha melepaskan tangan Lavi dari lehernya. Di saat genting seperti itu, tiba-tiba saja sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangan Lavi. Tenaganya yang cukup besar, berhasil membuat Lavi melepaskan cekikannya.

Tanpa melepaskan cengkeraman tangannya, pria yang ternyata adalah Liam menghajar wajah Lavi sebanyak tiga kali. Lavi mencoba melawan. Dia berusaha menendang perut Liam dengan lututnya, namun berhasil ditahan oleh pria itu. Kemudian dengan lututnya, dia menghajar perut Lavi hingga tubuh pria itu membungkuk kesakitan. Terakhir Liam memukul punggung Lavi dengan sikunya. Pria itu jatuh ke lantai sambil mengerang kesakitan.

“Ais, kamu tidak apa-apa?”

“Iya, dok.”

Tak puas sudah menghajar Lavi, Liam berjongkok. Dia menarik kaos yang dikenakan pria itu dan hendak menghajarnya lagi.

“Liam, sudahlah. Aku akan melaporkan ini pada Ortega,” cegah Agam setelah pria itu membantu Ayumi berdiri.

“Kalau kamu berani menyentuhnya lagi, aku tidak akan mengampuni nyawa mu. Aku akan membawa mu ke meja operasi dan mengeluarkan semua organ mu satu per satu. Ingat itu!!”

Setelah melontarkan ancamannya, dengan kasar Liam melepaskan cengkeramannya. Lavi masih belum bisa bangkit karena sakit di beberapa bagian tubuhnya.

“Ada apa ini?” tanya Jerry yang baru saja tiba.

“Dia menghajar ku,” adu Lavi pada Jerry sambil menunjuk pada Liam. Hubungan keduanya memang cukup dekat.

“Apa kamu punya masalah dengan teman ku?” tanya Jerry sambil melemparkan tatapan tajam.

“Aku tidak pernah mencari gara-gara dengan siapa pun. Tapi teman sialan mu ini sudah menyakiti perawat ku. Aku hanya memberikan peringatan saja padanya,” balas Liam tak kalah gahar.

“Kamu itu hanya seorang dokter di sini. Jangan bertingkah, apalagi sampai menyakiti teman ku.”

“Lalu, aku harus diam saja saat dia menyakiti orang ku? Bajingan itu teman mu, tapi Ais adalah keluarga ku! Aku peringatkan, jangan pernah macam-macam padanya.”

“Aku juga peringatkan pada mu. Jangan menyentuh teman ku lagi.”

Seketika suasana di ruang santai menegang. Jalal menelan ludahnya kelat. Pria itu sama sekali tidak menyangka sambutan seperti ini yang mereka terima setibanya di Oscuro. Melihat itu, Agam segera mendekat. Dia mengambil posisi di depan Liam. Hanya berjarak beberapa senti saja dari Jerry.

“Kamu macam-macam dengan mereka, maka akan berhadapan dengan ku. Katakan pada teman sialan mu itu untuk tidak mendekati Aisyah lagi atau aku sendiri yang akan membunuhnya dan melempar mayatnya keluar sana.”

“Kamu pikir bisa melakukannya?”

“Kamu pikir aku tidak bisa? Apa kamu lupa luka tembak yang ku berikan pada mu?”

“Hei ada apa ini?” tanya Rene yang baru memasuki ruang santai.

“Lavi sudah merundung Aisyah. Bahkan dia mencekik lehernya,” jelas Agam.

“Lavi, apa itu benar?”

“Ya,” jawab Lavi pelan.

“Kenapa?”

“Karena dia seorang Palestina. Kamu tahu sendiri aku benci orang Palestina!”

“Ini Oscuro! Kita tidak pernah mempermasalahkan dari mana kita berasal. Setelah masuk ke sini, kita meninggalkan identitas kita yang dulu. Kalian bekerja untuk Oscuro dan harus mematuhi peraturan di sini. Apa kamu lupa, Lavi?”

Tak ada jawaban dari Lavi. Pria itu hanya menundukkan kepalanya. Rene adalah salah satu tentara senior di sini seperti halnya Jerry dan Hugo.

“Mario, bawa Liam dan yang lain pergi dari sini.”

Agam segera mengajak Liam dan yang lain berlalu dari ruang tengah. Rene masih bertahan di sana, urusannya dengan Lavi masih belum selesai.

“Lavi, aku harap soal ini berhenti sampai di sini. Jangan sampai Ortega sendiri yang menghukum mu.”

“Rene, kenapa kamu hanya menegur Lavi? Harusnya kamu menegur Liam juga. Dia sudah menyakiti Lavi.”

“Dia melakukan itu untuk melindungi Aisyah. Lagi pula mana ada lelaki yang menyakiti wanita yang lemah. Kalau kamu berani, tantanglah Ilsa atau Lucia,” Rene melihat pada Lavi.

“Apa kamu tahu kalau Mario juga menentang ku tadi? Dia semakin arogan saja.”

“Berhentilah mengusik Mario, Jerry. Kita ini satu keluarga sekarang.”

“Kenapa kamu membelanya? Kamu berubah Rene.”

“Kamu yang berubah, Jerry. Kamu menjadi menyebalkan sejak Mario mengalahkan mu dalam duel senjata.”

Wajah Jerry mengeras mendengar ucapan Rene. Namun pria itu tidak mempedulikannya. Rene berjalan meninggalkan Jerry dan Lavi.

Sementara itu, Agam melanjutkan turnya. Membawa Liam, Aisyah dan Jalal menuju dapur. Ayumi juga ikut bersama mereka.

“Liam, inilah tempat favorit ku,” ujar Agam saat memasuki dapur.

“Felix, kenalkan anggota baru kita. Liam, Jalal dan Aisyah,” Agam memperkenalkan semua anggota baru Oscuro.

“Selamat bergabung. Kalau kalian ingin makan sesuatu bilang pada ku. Aku akan membuatkannya untuk mu.”

“Kalau begitu, bolehkah aku mencicipi makanan buatan mu? Aku lapar sekali,” jawab Liam.

“Tentu saja. Silakan duduk.”

Semuanya menduduki kursi yang ada di depan meja panjang. Dari tempatnya duduk, mereka bisa melihat Felix dan Curtis beraksi membuat makanan. Felix menaruh piring berisi Burrito yang sudah selesai dibuatnya. Di saat bersamaan Ilsa masuk. Wanita itu langsung mengambil tempat di samping Agam.

“Curtis gunakan alat di lemari atas untuk membuat makanan Aisyah dan Jalal.”

“Oke.”

“Kenapa alatnya harus berbeda?” tanya Liam. Dia sudah mengambil Burrito dan siap menyantapnya.

“Aisyah dan Jalal adalah muslim, sama seperti Mario, Ayumi dan tiga tentara lainnya. Aku selalu menggunakan alat yang berbeda saat memasak untuk anggota muslim. Supaya tetap terjaga kehalalannya.”

“Bagaimana dengan Burito ini?”

“Itu kubuat untuk anggota lain yang non muslim.”

Mulut Liam kembali mengatup setelah mendengar ucapan Felix. Dia menaruh kembali Burrito ke atas piring.

“Aku juga seorang muslim.”

“Benarkah? Ya ampun, maafkan aku. Curtis, buatkan satu porsi lagi untuk Liam.”

“Oke, Bos.”

“Ilsa, Burito ini menjadi milik mu.”

“Thanks Felix.”

Dengan senang hati Ilsa menerima Burito dari Felix. Perutnya memang sudah lapar. Tanpa menunggu lama, dia langsung menyantap Burrito tersebut.

***

Usai mengisi perut, Agam melanjutkan tugasnya mengajak Liam berkeliling. Ayumi juga hendak melanjutkan turnya dengan Aisyah, namun perawat wanita itu menolak. Dia masih cukup trauma atas kejadian tadi. Akhirnya mereka berkumpul di kamar bersama dengan Ilsa. Sementara Jalal memilih masuk ke dalam kamarnya.

Agam berjalan memandu Liam menuju lantai atas. Dia terus berjalan hingga menemukan tangga ke atas. Dengan gerakan jarinya, Agam meminta Liam mengikutinya menaiki tangga. Sesampainya di ujung, dengan sebelah tangannya di membuka pintu di bagian atas, sementara tangan yang satunya masih berpegangan pada tangga.

Begitu pintu terbuka, Agam sedikit terbatuk karena pasir yang masuk. Liam sampai menutup hidungnya. Agam segera keluar melalui pintu berbentuk kotak itu. dia membantu Liam keluar melalui lubang pintu yang sama. Sesampainya di luar, Liam langsung melihat pemandangan gurun yang luas.

“Ini Bir Tawil?” tanya Liam.

“Ya. Kamu pernah ke sini sebelumnya?”

“Tidak pernah.”

“Oscuro memiliki empat pintu keluar. Satu di Abu Hamad, tempat kita masuk dari kota itu. Tiga berada di sini. Satu pintu masuk untuk kendaraan, dua pintu masuk untuk personil. Pintu masuk lain berada agak jauh di sana,” Agam menunjuk ke arah sebelah kirinya.

“Dan ini pintu yang terakhir. Pintu di sini hanya untuk personil yang ingin mencari udara segar. Kamu tahu tinggal di bawah tanah dalam waktu lama cukup menyesakkan juga.”

“Ya, kamu benar. Jadi, kamu sering ke sini?”

“Ya, kadang aku ke sini selesai shubuh atau sore seperti ini. Untuk melihat sunrise atau sunset.”

Liam memandang ke arah barat. Nampak semburat kuning kemerahan menghiasi langit di sekitar sang surya yang bersiap kembali ke peraduannya.

“Aku minta maaf atas yang terjadi pada Aisyah. Lavi memang brengsek.”

“Bukan salah mu. Tapi aku tidak akan melepaskan Lavi kalau dia menyakiti Ais lagi.”

“Tenanglah. Aku akan mengawasinya. Kamu peduli sekali pada Ais. Apa kamu dan dia…”

Agam sengaja tidak melanjutkan ucapannya. Dia yakin kalau Liam mengerti arah pembicaraannya. Liam melihat pada Agam, memandanginya sejenak kemudian pria itu tertawa kecil.

“Hubungan kami tidak seperti yang kamu pikirkan. Ais sudah seperti adik ku sendiri. Dia memutuskan mengikuti ku dan tentu saja dia menjadi tanggung jawab ku. Kamu tenang saja, Ais masih available hahaha..”

“Hei, apa maksud mu?”

“Kalau kamu menyukai Ais, dekati langsung.”

“Tidak.. tidak.. kenapa kamu malah berpikir ke sana,” Agam tertawa sendiri.

“Kalau begitu, apa kamu menjalin hubungan dengan Ayumi?”

“Ayumi?”

“Ayolah, aku lihat dia menyukai mu.”

Agam hanya mengibaskan tangannya sambil tersenyum. Niatnya ingin menggoda Liam, kini justru dirinya yang terkena sasaran.

Suasana santai di antara mereka berubah ketika terdengar suara mobil dengan kecepatan tinggi mendekati mereka. Tak berselang lama, terdengar suara tembakan. Beberapa menit kemudian mobil yang dikendarai Shalom, salah satu tentara Oscuro melintas di depan Agam dan Liam. Namun mobil berjalan oleng hingga akhirnya menabrak bebatuan yang tak jauh dari tempat Agam dan Liam duduk.

***

Apalagi ini?🤔

1
nelynovianti
cerita yg menginspirasi dan menambah wawasan ttg dunia yg lenuh intrik dan rahasia
Cindy
lanjut kak
⍚⃟𝐑ͮ𝐡ͥ𝐬ᷮᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐🍻
pasti Zayn dan Armin sudah punya planing jika mereka terpojok.pasti udah di amankan itu senjata oleh Penti dengan bantuan atasannya.
⍚⃟𝐑ͮ𝐡ͥ𝐬ᷮᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐🍻
kalau Ferdy bertemu Ayumi,apakah dia masih menganggap Ayumi sebagai tunanngannya?atau berpura2 seolah2 mereka adalah orang asing yang tidak saling mengenal?
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
aamiin
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
jadi ikutan deg2an nih,semoga saja Febri baik2 saja dan penyamaran Agam gak terbongkar
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
hah kamu gak tahu aja klo Ayumi adalah Dela
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
nah kan bener Ferdy ini pengkhianat negara yg dicari Zyan,tapi wajar sih dia berbuat begitu bagaimana pun dia pasti marah dan kecewa sama negaranya apalagi hasil otopsi ayahnya mendapatkan keracunan
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
apa yg terjadi sama Duta ya,apa bener dia menyimpan kemarahan atau akting semata
yuqana
agam dan penti beraksi🤩🤩🥰🥰
Febri Nayu
aamiin.. ada apa dibalik kisah ferdy
Febri Nayu
Ferdy jare teko Indonesia tapi kok jahat
Febri Nayu
aku Ferdy muncul.. apakah Ferdy bagian dari Zyan ?
choowie
dia tunanganmu dodol
choowie
siapa ya...kayanya ada yg memfitnah duta ya
dewi rofiqoh
Semoga penti mengirimkan sinyal palsu keberadaan truk senjata itu, seperti dulu waktu menyamarkan lokasi markas kepada musuh
🇮🇩2Z◌ᷟ⑅⃝ͩ●🤎⃟dí́ժαհᄂ⃟ᙚ🥑⃟𝐐⃟
heuheuheuheu jd ikut resah dan gelisah 🤭
Ria alia
Semoga truk ama c penti ga ada disitu 🤲
Kaya’y c dela ga bakaln mau nerusin deh tapi dia bingung jg apa alasan’y ya 🤔
Endang 💖
gimana ni penti DLAM bahaya ini
🇮🇩2Z◌ᷟ⑅⃝ͩ●🤎⃟dí́ժαհᄂ⃟ᙚ🥑⃟𝐐⃟
keputusan yg tepat Yum..... kamu bagus milih Agam untuk mengungkapkan perihal Ferdy......👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!