NovelToon NovelToon
Legenda Seorang Gus

Legenda Seorang Gus

Status: tamat
Genre:Spiritual / Tamat
Popularitas:984
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Kisah kehidupan seorang Gus yang membawa obor kebenaran di medan gelap perjuangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melewati Abad

Terdampar di Pulau Kadal Raksasa

Gus terbangun. Ia berada di pinggir pantai di waktu petang yang sepi.

Gus terdampar di pasir yang tampak hitam karena matahari sudah tenggelam.

Ia tengkurap. Sebelah matanya perlahan terbuka melihat pantai yang sunyi.

Separuh wajah Gus terpendam pasir.

Sapuan air laut dari jauh belakang tidak lagi menjangkau seorang anak manusia yang mulai siuman.

"Astaghfirullah",

Itulah kalimat pertama yang diucapkan oleh Gus ketika terbangun.

Gus membalikkan badan.

Kini ia terbaring menghadap ke arah langit yang berawan.

Gus terus berdzikir menyebut nama Allah sampai ia sadar apa yang sebenarnya telah terjadi padanya.

Terdengar suara langkah-langkah yang berat.

Gus menoleh ke arah sumber bunyi.

Kawanan komodo berukuran raksasa sebesar tubuh manusia datang menghampiri Gus yang masih lemas.

Komodo-komodo itu saling berbicara.

"Rupanya anak manusia ini masih hidup",

"Sayang sekali",

"Kita tidak jadi makan enak malam ini",

Mendengar percakapan itu Gus langsung berbicara kepada kadal-kadal raksasa yang menghuni pulau ini.

"Aku masih hidup"

"Nama aku adalah Gus",

Sebuah permulaan yang baik. Gus masih mengingat namanya.

Kawanan komodo itu pun terkejut ada seorang anak manusia yang mampu berbicara dengan bangsa binatang.

"Bagaimana kamu bisa terdampar di Pulau kami anak manusia?",

Gus mulai mengingat-ingat apa yang menimpanya.

"Aku ingat apa yang terjadi padaku",

"Dan juga teman-teman ku",

Gus menceritakan kisahnya kepada para komodo.

Saat terakhir yang Gus ingat sebelum ia kembali membuka mata.

"Aku bersama teman-temanku sedang dalam perjalanan pulang naik kapal layar",

"Ada gelombang ombak laut yang sangat tinggi",

"Memakan kapal kami",

"Kapal layar yang kami tumpangi sampai terbelah",

"Seluruh penumpang tenggelam",

"Aku tenggelam",

"Aku tidak bisa bergerak karena tubuhku tertindih bongkahan kapal di dasar laut",

"Aku ingat ada gurita raksasa yang datang menolong ku",

"Aku dibawa masuk ke dalam cangkang tiram raksasa yang di dalamnya memiliki udara",

"Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi",

Itulah peristiwa yang terjadi menimpa Gus dan enam kawan lainnya.

Tujuh manusia yang dikirim oleh sang Pangeran.

Hanya satu manusia yang berhasil pulang.

Tapi Gus masih belum mengerti bagaimana ia bisa terdampar di pantai yang penuh dengan komodo ini.

Pemimpin kawanan komodo memberitahu jawabannya.

"Beberapa waktu yang lalu sebelum matahari terbenam",

"Paus biru datang menepi",

"Mamalia laut itu yang memuntahkan kamu dan membawa kamu ke daratan",

Gus tiba-tiba teringat sesuatu yang sangat penting.

"Tahun berapakah ini?",

"Memangnya kapan terakhir kali kamu membuka mata dan tersadar wahai anak manusia?",

"Aku datang dari abad ke 18",

"Apakah negeri ini sekarang sudah bebas?",

"Sepertinya seperti itu",

"Belum lama ini peperangan sudah pergi jauh meninggalkan negeri kepulauan ini",

"Sekarang sudah abad ke 20",

"Alhamdulillah",

"Apakah kalian tahu dimana tempat tinggal pemukiman manusia terdekat?",

Selama berabad-abad seorang Gus tertidur di dalam rumah tiram raksasa.

Sekarang ia kembali ke negeri asalnya.

Sesuai dengan harapan dan doa bersama bangsa ini sudah merdeka.

Pemukiman warga

Gus yang berpakaian gamis serba putih dengan rambutnya yang gondrong.

Mendatangi sebuah perkampungan yang terdapat di pulau kadal raksasa.

Yang pertama kali Gus datangi adalah sebuah masjid.

Gus bersyukur sudah ada tempat untuk sholat berjamaah di kampung ini.

Itu artinya penduduknya sudah mengenal ajaran islam.

"Siapa kamu?",

Seorang warga yang membawa obor memergoki Gus yang sedang duduk di teras surau yang gelap.

"Assalamualaikum",

Gus terlebih dahulu memberikan salam.

"Waalaikumsalam",

"Siapa kamu anak muda?",

"Namaku Gus",

"Kamu bukan warga sini",

"Bajumu basah kuyup",

"Kamu kenapa?",

"Namaku Gus",

"Beberapa waktu yang lalu aku terdampar di Pulau ini",

"Kapal yang aku tumpangi karam dan teman-temanku tidak ada yang selamat",

"Kasihan sekali kamu Gus",

"Ikutlah denganku",

"Rumahku yang itu",

Pantas saja warga itu bisa melihat kedatangan Gus.

Rumah orang itu dekat sekali dengan masjid.

Gus dipersilahkan untuk masuk dan menjadi tamu.

Gus diberikan baju ganti yang masih kering dan bersih. Alangkah baiknya tuan rumah ini.

"Nama ku Sambut",

"Kebetulan aku memang pengurus masjid di kampung ini",

"Terimakasih sekali pak Sambut",

"Kebaikan bapak dan keluarga semoga dibalas berkali-kali lipat dengan kebaikan yang lebih dari Allah",

"Aamiin",

"Aamiin",

"Silahkan dimakan nak Gus",

"Kita makan sama-sama",

Kebetulan Sambut bersama keluarganya baru mau makan malam bersama.

Gus pun diajak sekalian.

Sambut memanggil Gus dengan sebutan "nak" karena memang perawakan dan wajah Gus yang terlihat jelas awet muda.

Padahal umur Gus sudah melampaui abad.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!