Ben Wang hidup kembali setelah kematian tragis yang membuka matanya pada kebenaran pahit—kekasihnya adalah pengkhianat, sementara Moon Lee, gadis sederhana yang selalu ia abaikan, ternyata cinta sejati yang tulus mendukungnya.
Diberi kesempatan kedua, Ben bertekad melindungi Moon dari takdir kelam, membalas dendam pada sang pengkhianat, dan kali ini… mencintai Moon dengan sepenuh hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Ruang kantor Direktur Wang terasa tegang. Moon dan Viona berdiri di depan meja Ben, sedangkan Justin berdiri di samping atasan mereka. Sejumlah rekan kerja mengerumuni, menatap dengan rasa ingin tahu.
“Ben, tanganku terluka. Aku hanya mengingatkan dia agar menyelesaikan tugas sebelum rapat, tapi dia malah menyerangku,” tuduh Viona cepat, suaranya penuh kepedihan berpura-pura.
Moon menatap dingin. “Seorang yang berpendidikan tinggi hanya tahu berbohong,” ujarnya singkat.
“Moon Lee!” seru Viona, kesal.
Ben mengangkat tangan, menghentikan keributan. “Di sini tempat kerja, bukan tempat menindas karyawan,” katanya tegas.
Viona mendekat, suaranya semakin sengit. “Dia menjual diri demi uang. Kalau tidak, darimana dia mendapat biaya sebesar itu untuk melunasi pengobatan neneknya?”
Moon kehilangan kesabaran. Tanpa pikir panjang ia menampar wajah Viona di depan semua orang.
Plak!
Viona menjerit, terkejut. Kerumunan kantor terdiam.
Justin terperanjat. "Sejak kapan Moon berani melakukan ini di hadapan bos? pikirnya, cemas."Gawat, bos pasti akan mengamuk lagi."
"Moon Lee, kau berani menamparku!" bentak Viona.
“Direktur, aku memilih berhenti, Aku tidak ingin terus menjadi sasaran,” kata Moon sambil meletakkan kartu identitasnya di atas meja Ben.
Ben menatap Moon, “Siapa yang mengizinkanmu pergi? Aku belum bicara.” Suaranya dingin, menahan emosi.
Viona segera memainkan peran korban. “Ben, dia menamparku! Semua melihatnya.”
Ben mengeluarkan ponsel dan memutar rekaman dari CCTV internal yang baru saja ditunjukkan Justin. Dalam rekaman, terlihat jelas bagaimana Viona yang memprovokasi, menyerang dari depan, lalu terjatuh sendiri setelah Moon menghindar.
Viona terbungkam, wajahnya memucat. “Itu… itu tidak seperti yang kau lihat!” ujarnya tergagap.
"Ben, aku hanya mengingatkan dia, dia menjual dirinya, demi biaya neneknya. Perbuatannya sangat memalukan sekali," kata Viona.
Justin melangkah maju, menyerahkan beberapa berkas. “Nona Lu, mengenai biaya rumah sakit, Tuan Wang memang memberikan bantuan besar sebagai donatur rumah sakit. Biaya perawatan nenek Nona Lee sudah dilunasi atas inisiatif donatur tersebut.” Justin menatap Viona datar.
Moon memejamkan mata sejenak, lalu menatap Ben dengan perasaan hampir tidak percaya,"Ternyata dia."
Ben memandang ke arah Viona. Suaranya dingin namun tegas “Menyebarkan gosip, memprovokasi rekan kerja, dan menindas bawahan adalah pelanggaran serius terhadap kode etik perusahaan. Mulai hari ini, Viona Lu... kamu dipecat. Untuk yang ikut percaya dan ikut menyebarkan fitnah, hak kenaikan gaji akan ditangguhkan dan evaluasi kinerja akan dilakukan, beberapa sanksi disipliner akan diterapkan sesuai ketentuan perusahaan.”
“Ben, kau memecatku? Kita telah bertunangan... karena dia kau menyakitiku!” seru Viona, suaranya bergetar antara marah dan malu.
“Viona Lu,” jawab Ben dingin namun tegas, “Aku berharap kau mengerti arti profesionalisme. Urusan pekerjaan tidak boleh dicampur dengan urusan pribadi. Kau telah melanggar aturan perusahaan dan melakukan tindakan yang merugikan rekan kerja. Sebagai direktur utama, aku tidak bisa membiarkan itu terus terjadi.”
Viona mendongak, menahan air mata. “Ben, keluarga kita sedang menjalin kerja sama. Kalau papaku tahu kau memecatku, papa dan mamaku tidak akan tinggal diam.”
Ben mengangkat bahu pelan. “Aku yakin Paman Lu dan Bibi Ling adalah orang pengertian. Keputusan ini bukan tentang mereka ... itu soal perilaku dan etika yang harus dipertanggungjawabkan.” Ia menatap Justin. “Justin, antar Nona Lu keluar. Proses administrasi akan dilaksanakan sesuai prosedur.”
“Baik, Tuan.” Justin segera maju, menahan situasi agar tidak semakin memanas.
Viona berusaha melawan, namun langkahnya goyah. Sebelum meninggalkan ruangan, ia menoleh ke arah Moon dan berbisik penuh ancaman, “Lihat saja nanti, aku tidak akan membiarkan ini berakhir begitu saja.” Lalu ia melangkah keluar dengan kepala tegak, disertai tatapan penuh kebencian.
"Setelah ini Moon akan terikat oleh kontrak yang ditentukan Tuan Wang," batin Justin.
“Di kehidupan sebelumnya, Viona sering menghasut karyawan dan aku, hingga membuat Moon terluka. Kali ini akhirnya aku berhasil menyingkirkannya. Aku telah bersabar dan menunggu saat di mana Viona melakukan kesalahan. Dan hari itu akhirnya tiba—aku bisa mengeluarkannya, agar Moon tidak tersakiti lagi,” batin Ben.
“Direktur, mengenai biaya rumah sakit… aku sangat berterima kasih,” ucap Moon.
“Tidak perlu. Aku hanya membantu semua pasien yang butuh bantuan,” jawab Ben datar, seolah tidak peduli. “Dan satu lagi, demi meringankan biaya pengobatan nenekmu, perusahaan bisa membantu dengan satu syarat,” lanjutnya.
“Syarat apa?” tanya Moon.
“Tandatangani ini ... kontrak karyawan tetap,” jawab Ben sambil menyerahkan dokumen.
Moon membuka dokumen itu dan membaca, matanya membulat lebar.
“Kontrak selama dua puluh tahun?” tanyanya kaget.
