seorang wanita yang bekerja sebagai guru sudah lama tidak bertemu dengan cinta pertamanya dan di pertemukan kembali di sekolah tempat ia bekerja, tapi memiliki banyak cobaan sehingga perjalanan cintanya harus banyak pengorbanan, air mata, kesetiaan kepercayaan dan keberanian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmadani Harahap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sebuah Peristiwa 1
Dalam pencarian Sakinah, dikerahkan 5 orang panitia untuk ikut serta dan satu orang petuah setempat. Fadli bingung kenapa hanya dia seorang diri yang ikut dalam pencaharian tersebut.
"Buk, saya takut buk!" Ucap fadli
" Kenapa takut nak, kamu gak boleh takut" Rima merangkul dan membelai pundaknya.
" Kenapa saya sendiri yang ikut buk" tanya Fadli lemas.
" Dah tenang jangan takut, ada bapak dan ibu kan, ayok kita cari Sakinah kasihan terlalu lama dia menghilang" Jelas Mario.
Malam itu mereka berjalan selama 10 menit masih belum mendapatkan tanda tanda dari Sakinah, mereka menyerukan nama Sakinah berkali kali. Ketika sampai di sebuah pohon yang sangat besar pak petuah memberhentikan seluruh orang yang ikut mencari.
"Disinilah tempatnya" ucap pak petuah itu.
" Kenapa pak?" Tanya Mario
" mana yang namanya Fadli" tanya Pak petuah itu
"Saya pak" Fadli ketakutan.
"Ada apa yah pak" tanya Rima.
" Tidak apa-apa kok, mari nak dekat sama saya!" Panggil Pak petuah itu
Fadli ragu dan takut, kakinya seperti tidak bisa melangkah " tidak apa-apa nak ibu di belakang kamu" Rima menarik tangan fadli dan menemani Fadli menuju pak petuah itu.
"Jangan takut, kamu hanya perlu mengatakan sesuatu pelan saja tak perlu teriak-teriak tapi lakukan dengan hati yang ikhlas" jelas bapak itu.
" Apa yang harus dia katakan pak" tanya Rima. Pak petuah itu memegang bahu Fadli.
"Rodiah, Aku juga mencintainya jangan ambil dia kembalikan kepadaku sekarang, itu yang perlu kamu katakan dengan tegas dan ikhlas jangan takut" pak petuah itu tersenyum.
"Sebelah mana saya harus mengatakannya" tanya fadli seketika keberaniannya muncul.
" Katakan pada pohon besar itu" seru pak petuah itu
" Kamu bisa nak" tanya Rima.
" Insyaallah bisa buk, doakan saya buk" kata Fadli.
" Pasti " Rima meyakinkan Fadli.
Fadli berdoa sesaat menatap langit kemudian menatap tajam pohon besar itu menghirup nafasnya panjang seraya berkata " Rodiah, aku juga mencintainya jangan ambil dia kembalikan kepadaku sekarang" Teriak Fadli di tengah hutan itu. Dengan sangat lantang Fadli mengucapkan kalimat itu dan terduduk di tanah itu.
" Ayo semuanya panggil nama Sakinah sekuat kuatnya, dan kita cari di sekitaran sini" kata pak petuah itu, seketika para panitia juga ikut memanggil nama sakinah dan mencarinya.
Terdengar suara sayup sayup dari balik pohon Mario menuju pohon itu di temukannya Sakinah yang sudah tergeletak tak beradaya, Mario langsung menggendongnya dan berteriak " Sakinah sudah di temukan" Mario berlari sekencang mungkin.
Rima mendengar teriakannya itu dan menyusul Mario. "Alhamdulillah Sakinah di temukan, Ya Allah nak kenapa baju kamu kotor sekali Rima meneteskan air matanya melihat kondisi Sakinah begitu"
" Sudah sudah mari kita bawa ke pos pengungsian" kata pak petuah itu.
****
Setelah sampai pos pengungsian Sakinah di baringkan disana dibiarkan istirahat sebentar. Mereka berkumpul disana menunggu kesadaran Sakinah.
" Sebenernya apa yang terjadi pak" tanya Mario.
"Sakinah tu suka dengan nak fadli ini, tapi nak fadli tak pernah merasakan cintanya bahkan melirik pun gak pernah, sakinah merasa kesepian" jelas Pak petuah itu.
" Terus hubungan dengan Siapa? Rodiah, siapa rodiah itu?" Tanya Mario.
"Dia itu gadis yang baik gadis yang periang, tapi karena jatuh cinta membuatnya gila, dia mengatakan perasaannya kepada lelaki yang ia cintai tapi yang ia dapatkan hanya penolakan, tanpa ia sadari ia berlari sekencang mungkin hingga ia mengalami kecelakaan, ada yang bilang dia sendiri yang menabrakkan dirinya di jalan itu dan akhirnya dia membawa mati rasa kecewanya itu" jelas pak petuah.
"Astaghfirullah, sampai segitunya pak" tanya Mario.
"Hubungannya dengan sakinah apa pak" tanya Rima.
"seminggu setelah kejadian itu, Arwah Rodiah terlihat di berbagai tempat mengganggu banyak orang bahkan mengganggu orang yang dia cintai, hingga pada akhirnya Rodiah di berikan doa doa agar dia tidak menggangu lagi dan tidak pernah menampakkan dirinya lagi. Anak itu mempunyai kemampuan yang orang lain tak punya, tapi dia udah biasa melihat mahluk mahluk seperti itu, hanya saja dia diam gak terlalu banyak drama, anaknya pemberani. Makanya lebih mudah untuk masuk ke alam mereka" kata pak Petuah menghisap sebatang rokok.
"Udah lama mungkin anak ini menyimpan rasa itu tapi dia tak mampu untuk mengungkapkan jadi Sakina sedih, hingga suatu ketika Sakinah melihatnya Rodiah. dia akan membawa orang yang nasibnya sama dengannya tapi dengan satu syarat ia akan kembalikan kalau lelaki yang di maksud juga mencintainya, itu kelemahannya. Jadi kejadian ini bukan baru kali ini terjadi, udah berkali-kali bapak ibu jadi saya sudah paham, jangan takut lagi sekarang sudah aman!" Jelas pak petuah itu .
"Berarti sudah aman yah pak" tanya Mario.
" Insyaallah, Anaknya kuat kok" kaya bapak itu.
" Sekali lagi terimakasih pak" Mario merangkul bapak petuah itu.
"Kalian tunggu sakinah sadar dia baik baik saja kok" ujar pak petuah itu. Waktu menunjukkan pukul 21.30, Sakinah belum juga bangun dari tidurnya.
" Saya akan ke kamar untuk mengambil baju Sakinah biar sakinah nyaman kalau bajunya sudah di ganti dan teman temannya juga bisa tenang" kata Rima.
"Biar saya saja yang ke sana, nanti sakinah sadar ia merasa canggung" kata Mario.
"Ohh oke kalau begitu"
" Pak buk" kata Fadli.
"Yah kenapa nak?" Tanya Rima.
" Masalah tadi sebenarnya saya gak begitu paham buk, saya bingung kenapa harus saya " ucap Fadli.
" Sudahlah yang terpenting kamu dan sakinah selamat" Rima menepuk pundaknya
" Iya, tenang saja jangan takut dan bingung yah, yaudah Mending kamu ikut bapak saja ke kamar penginapan" ajak Mario.
" Baik pak"
***
Sepanjang perjalanan menuju kamar penginapan fadli hanya terdiam seperti memikirkan sesuatu tapi enggang untuk di bicarakan kembali ia menundukkan kepalanya
"Kenapa nak?" Tanya Mario.
" Tidak pak, hanya saja kejadian tadi saya belum sepenuhnya paham, kenapa harus saya yang berada di sana, kenapa hantu itu melepaskannya, padahal aku tak suka pak" tanya Fadli.
mario tersenyum tipis " fadli, kalian itu masih muda masih belum bisa memutuskan mana yang baik dan mana yang benar, jadi kamu tetap berteman yah dengan sakinah jangan menjadi canggung, anggap seperti biasa saja. yah mungkin kamu gak suka dengan Sakinah tapi kamu itu sayang sama dia, rasa sayang kan relatif, bisa jadi kamu gak mau ini terjadi semuanya pada Sakinah. sudahlah, sabaiknya anggap ini tidak pernah terjadi, bisakan?" Mario merangkul Fadli.
"Mungkin Bapak benar, saya memang masih anak-anak pak, saya memang tidak suka dengan Sakinah tapi saya tidak suka juga Sakinah menghilang seperti itu". Ucap fadli.
" Okelah, sebaiknya kita bersihkan diri terlebih dahulu baru kita menuju kamar, nanti temen-temen kamu semakin khawatir lagi" Mario menepuk pundak Fadli.
"kejadian ini jangan di sebarkan yah pak" kata Fadli.
" iya" Mario mengangguk
****
Sakinah yang masih terbaring tidur di ruangan itu, Rima membersihkan noda yang berada di tangannya.
" Jangan takut buk, ini udah seringkali terjadi" kata Irwan selaku Panitia yang ikut mencari Sakinah.
"Tidak takut kok pak, hanya khawatir sedikit" Ucap Rima membersihkan tangganya Sakinah
" Berarti ibu belum pernah dengar cerita itu yah" kata irwan menyeruput kopinya.
" Cerita kejadian tadi maksud bapak, emang kenapa sih pak?"
" Rodiah yang memendam rasanya sampai mati, dia mengincar perempuan yang dia rasa senasib dengan dia, ibu tau gak dia mencintai siapa"
" Siapa?"
" Pak petuah itu"
Rima shock mendengar kata kata pak irwan itu " Masa sih pak".
" Makanya dia tau dimana lokasinya Si Rodiah itu" kembali menyeruput kopinya.
" Terus"