NovelToon NovelToon
Ruang Ajaib Antagonis Kesayangan

Ruang Ajaib Antagonis Kesayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa / Masuk ke dalam novel / Ruang Ajaib / Agen Wanita
Popularitas:20.7k
Nilai: 5
Nama Author: Wanita

Sinopsis:

Lilia, seorang agen wanita hebat yang mati dalam ledakan saat menjalankan misinya, namun secara tidak sengaja masuk ke dunia novel sebagai tokoh wanita antagonis yang dibenci oleh semua warga desa. Dalam dunia baru ini, Lilia mendapatkan misi dari sistem jika ingin kembali ke dunia asalnya. Untuk membantunya menjalankan misi, sistem memberinya ruang ajaib.

Dengan menggunakan ruang ajaib dan pengetahuan di dunia modern, Lilia berusaha memperbaiki keadaan desa yang buruk dan menghadapi tantangan dari warga desa yang tidak menyukainya. Perlahan-lahan, perubahan Lilia membuatnya disukai oleh warga desa, dan suaminya mulai tertarik padanya.

Apakah Lilia dapat menyelesaikan semua misi dan kembali ke dunianya?

Ataukah dia akan tetap di dunia novel dan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 : Hujan Turun

Pandu membawa Lilia menuju tempat parkir sepeda ontelnya, yang terletak di sudut jalan yang tenang. "Ayo naik," kata Pandu dengan senyum yang sedikit dingin. Lilia terkejut melihat sepeda ontel itu, yang terlihat sangat jadul dan primitif dibandingkan dengan teknologi canggih yang dia kenal di dunia modern.

"Sial, aku lupa kalau latar waktu novel ini tahun 1983," kesal Lilia dalam hati, sambil mengingat kembali cerita yang dia baca. Tapi tiba-tiba, dia tersenyum sendiri. "Artinya hanya aku yang modern di sini. Mencari uang dan menjadi kaya raya sangat mudah di zaman ini." Lilia tidak jadi kesal, dan malah merasa bersemangat dengan kesempatan yang ada di depannya.

"Ayo naik, aku hanya pakai sepeda hari ini. Mobilku di markas," kata Pandu lagi, sambil menatap Lilia dengan mata yang tajam.

"Kamu punya mobil?" tanya Lilia, dengan nada yang sedikit tidak percaya.

"Aneh, kamu sudah tau sejak awal. Kenapa bertanya lagi?" Pandu kembali bingung melihat perubahan sikap Lilia, yang sepertinya tidak konsisten dengan karakternya yang biasa.

Tapi Lilia tidak peduli dengan kebingungan Pandu. Dia malah tersenyum sendiri, sambil memikirkan kemungkinan yang ada di depannya. "Benar juga, Kak Pandu di novel ini adalah Kolonel yang sangat di hormati. Diakhir cerita dia menikah dengan Diah dan dilantik jadi Jenderal besar. Wow ... Punya suami jenderal boleh juga ... Dia tidak boleh ku lepas, sebelum kembali ke dunia asalmu, aku harus jadi ibu jenderal besar dulu." Lilia tersenyum sendiri, sambil membayangkan kehidupan yang akan dia jalani di dunia ini.

"Tunggu apa lagi? Ayo!" titah Pandu lagi, sambil menatap Lilia dengan mata yang tajam. Lilia mengangguk, dan dengan senyum cerah, dia menaiki sepeda Pandu. Saat berada di belakang Pandu, Lilia menikmati setiap langkah di jalan, merasakan kebebasan dan kebahagiaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Sebagai agen wanita di dunia modern, Lilia tidak pernah setenang dan sebahagia ini sebelumnya, karena hidupnya selalu dipenuhi dengan hal-hal berbahaya yang bisa merenggut nyawanya dalam sekejap jika dia lengah. Tapi sekarang, dia merasa seperti kembali ke masa kecil, ketika hidup masih sederhana dan tidak ada ancaman yang mengintai.

Tanpa sadar, kedua tangan Lilia melingkar di pinggang Pandu, merasakan kehangatan tubuhnya. Saat melewati beberapa anak-anak dan warga di jalan, sebelah tangan Lilia melambai menyapa mereka, dengan senyum yang cerah dan hangat. Anak-anak desa menatap Lilia dengan mata yang lebar, tidak percaya bahwa Lilia bisa tersenyum seperti itu.

"Bu, kenapa Lilia tersenyum? Tumben, biasanya juga cemberut," kata salah satu anak desa, sambil menatap ibunya dengan mata yang penasaran.

"Mungkin dia gila," jawab ibunya, sambil menggelengkan kepala.

Diah Ayu juga melihat Pandu dan Lilia berada di atas sepeda dengan mesra, dan dia tidak bisa menahan rasa tidak suka yang muncul di dalam hatinya. Sudah lama Diah naksir pada Pandu, dan kalau bukan karena Lilia, pasti mereka sudah menikah sekarang.

"Lilia, Kak Pandu hanya milikku. Aku tidak sudi kau jadi istrinya," kesal Diah dalam hati, sambil mengepalkan tangannya dengan keras. Dia tidak akan membiarkan Lilia merebut Pandu darinya, tidak akan membiarkan Lilia menghancurkan kebahagiaannya.

"Dimana rumah kami? Kok belum sampai juga?" tanya Lilia dalam hati. Pasalnya sudah bersepeda begitu jauh, mereka tak kunjung sampai tujuan. "Apa mungkin karena memakai sepeda jadi terasa begitu lambat?" kata Lilia lagi dalam hati.

Sekarang mereka tengah melalui jalan persawahan yang gersang dan tandus. Di kanan dan kiri jalan tampak tanaman padi yang layu dan kering, akibat kemarau yang panjang. "Kak Pandu, kenapa sawah para warga tandus?" tanya Lilia, sambil menatap sawah dengan mata yang peduli.

Pandu menjawab dengan serius, "Sudah enam bulan musim kemarau, tidak ada hujan. Tanah kering, panen gagal, bahkan sumur para warga banyak mengering. Satu-satunya sumber air yang masih tersisa hanya sungai kecil di sana yang terhubung dengan danau tadi." Pandu agak aneh dengan pertanyaan Lilia, terlebih sebelumnya Lilia tidak pernah peduli dengan urusan seperti kekeringan.

Lilia bertanya lagi, "Apa pemerintah tidak membantu warganya?" Pandu menjawab dengan jujur, "Bukan cuma desa kita yang kekeringan, di seluruh negeri pun sama. Sekarang pemerintah sedang mengupayakan bantuan mereka, hanya saja belum maksimal."

"Payah sekali. Kak Pandu, apa kamu mau aku menurunkan hujan untuk kalian?" tawar Lilia.

"Jangan bicara aneh!"

"Baiklah, aku akan buktikan. Hujan, turunlah!" kata Lilia dengan yakin. Tapi Pandu hanya tersenyum, tidak percaya pada perkataan Lilia. Dia menganggap Lilia hanya beromong kosong.

Lilia berpikir dalam hati, "Kalau aku bisa membantu mengatasi kekeringan desa ini, kira-kira berapa ya koin emas yang ku dapat? Aku pasti kaya." Dia tersenyum sendiri, membayangkan kemungkinan yang ada di depannya. Dengan kemampuan yang dia miliki, mungkin dia bisa membantu desa ini dan mendapatkan koin emas yang banyak.

Lilia memanggil sistem dengan suara hatinya, "Sistem!"

Sistem pun datang, menjawab dengan suara yang jernih, "Ada apa nona?"

Lilia bertanya dengan penasaran, "Air suci di ruang ajaib apakah bisa membuat tanah subur dan sumur terisi lagi?"

Sistem menjawab dengan bangga, "Tentu saja nona, produk air suci kami sangat hebat. Setiap tetes air suci mampu mendatangkan banyak air sampai ribuan kali lipat."

Lilia berpikir sejenak, lalu bertanya lagi, "Dengan koin emas ku yang sekarang, berapa liter air suci yang bisa ku dapat?"

Sistem menjawab dengan jelas, "1 liter air suci harganya 10 koin emas."

Lilia menghitung dengan cepat, "Berarti cuma bisa membeli 10 liter? Mana cukup."

Sistem memberikan saran, "Kalau begitu cepatlah berbuat kebaikan lagi agar koin emas nona semakin banyak."

Lilia tersenyum, "Oke, tapi aku beli dulu air sucinya, simpan air suci itu sebelum aku gunakan." Sistem menjawab, "Siap. 100 koin emas sudah ditukar dengan 10 liter air suci, saldo koin nona sekarang sudah kosong." Lilia merasa puas, dia telah membeli air suci yang dibutuhkan untuk membantu desa. Sekarang, dia hanya perlu mengumpulkan koin emas lagi untuk membeli lebih banyak air suci dan membantu desa lebih banyak lagi.

"Sistem, gunakan 5 liter air suci untuk mendatangkan hujan!" titah Lilia.

"Siap nona!" Tiba-tiba langit berubah jadi hitam, awan menggumpal dan menghitam. Tidak lama kemudian turunlah hujan yang begitu lebat, menghujani desa yang kering dan tandus.

Pandu berhenti mengayuh sepedanya, menatap langit dengan kagum. Dia tidak percaya hujan tiba-tiba turun. Lilia senang bukan main, dia tersenyum lebar sambil menikmati hujan yang turun. Pandu juga terlihat gembira, dia mengangkat wajahnya ke langit, membiarkan hujan membasahi wajahnya.

"Ini keajaiban, sudah lama hujan tidak turun," kata Pandu, sambil menatap Lilia dengan kagum. Pasalnya apa yang Lilia ucapkan tadi menjadi kenyataan. Semua warga terlihat bergembira menyambut turunnya hujan, mereka berteriak gembira dan menari-nari di bawah hujan.

"Berarti desa ini sangat diberkati," jawab Lilia dengan senyum. Dia merasa puas, karena telah membantu desa ini dengan menggunakan air suci. Pandu menatap Lilia dengan mata yang penuh kekaguman, dia tidak tahu apa yang membuat Lilia bisa membuat hujan turun. Tapi satu hal yang pasti, Lilia telah membawa keberkahan bagi desa ini.

1
Dania
semangat
SENJA
hilih udah nikmatin aja dulu peranmu sebagai lilia ga usah bawa2 dewi pembunuhlah agen rahasia toplah 🥴🥱
SENJA
pandu yang aslinya kemana yah , aku kok kepikiran 😂
Dewi hartika
wah jadi ketahuan nich🙂🙂🙂lanjutttt
SENJA
wiwkww narsis juga ini pandu 😂 ehh titan yah 😂
SENJA
ga niat jahat apa!?! ngerusak kebon warga yah jahat namanya 😂😂😂
Erna Fkpg
bagu
Lily Blassom: mksih kak rate-nya❤️
total 1 replies
SENJA
kirain bisa suruh sistem buat jaga kebun 😳 kasih formasi atau array penjagaan 🤭
Cha Sumuk
jd bingung sy nya bc ni novel
Lily Blassom: jgn bingung kak. ikuti aja alurnya, ceritanya seru
total 1 replies
Yuliana Tunru
smiga sistem taro.mendeteksi pengfusakan lahan desa dan likia mengajak warga menagkap boni dan klga gugu jgn sampai lahan rusak kasihan warga yg sdh cape mengurus lahan
SENJA
hmmmm awas kalian bertiga 😤 tinggal tunggu apesnya 🤭
SENJA
laaah situ punya lahan juga ga digarap woeee koplok! 🤣 situ bisanya korup doang maunya 😓😤
SENJA
aduh ini si antagonis kita 🤣🤣🤣
SENJA
masa ga punya cheat? kan situ yang bikin 😂
SENJA
waaaah hebat juga titan ini 😳
Cindy
lanjut kak
Yuliana Tunru
ya pandu tewas kasihan likia apa bisa raga pandu di ambil alih titan biar ttp versama lilia ..tak.kembali.kedua nyata buar bisa bahagia tanpa kelompok mafia
Erna Fkpg
mungkinkah jiwa baru yg dimaksud yg akan masuk ke tubuh pandu
Mamta Okta Okta
masuk ke tubuh pandu yaaa.....
SENJA
jangan bilang pemain baru nya masuk ke tubuh pandh weeeh 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!