NovelToon NovelToon
Transmigrasi Calon Ibu Muda

Transmigrasi Calon Ibu Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Sistem
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Q Lembayun

Tamara adalah seorang wanita muda yang independen dan mandiri. Ia bisa hidup bahagia dan kaya tanpa dukungan seorang laki-laki. Ia juga membenci anak-anak karena menurutnya mereka merepotkan dan rewel.
akan tetapi takdir membuatnya harus mencicipi kehidupan yang paling ia benci yaitu bertransmigrasi menjadi seorang ibu muda dari anak yang bernasib malang...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Q Lembayun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu

Keluarga adalah sesuatu yang dimiliki semua orang. Tapi ada beberapa orang yang beruntung karena keluarga nya tetap utuh hingga akhir dan mendapatkan kehangatan kasih sayang. Keluarga semacam itu diimpikan oleh hampir setiap orang, termasuk Adam. Sebagai seorang dokter ia terbiasa sibuk dan menghabiskan banyak waktunya di rumah sakit. Setiap kali ia pulang ke rumah, hanya akan ada ruangan dingin yang menyambutnya. Walaupun keluarganya masih ada, tapi kehangatan itu tidak pernah ia rasakan.

Saat Adam masuk ke ruangan Tamara, hal pertama yang ia lihat adalah keharmonisan keluarga ini. Tamara yang sedang menggendong bayinya, Dave yang bermain bersama sang adik dan Vin yang sedang mengupas buah untuk sang istri. Mereka terlihat seperti keluarga yang begitu bahagia.

Adam menyadari bahwa ketika ia masuk keruangan ini, hatinya dipenuhi oleh rasa iri. Jika ia berada di posisi Vin saat ini, ia mungkin akan sangat bahagia. Ia akan mengupas buah untuk Tamara dan mengusap rambut Dave serta tersenyum pada Yumna setelahnya. Tapi apa boleh buat, itu hanya angan-angan. Sebelum keinginan Adam tumbuh, Vin muncul lebih dulu dan menghancurkan fantasinya.

Semua orang mungkin tak akan bisa melihat sudut mata Adam yang memancar rasa iri dan kesedihan, tapi Dharma dapat dengan jelas melihatnya. Laki-laki itu sangat baik dan menolong Tamara dan Dave berulang-ulang kali. Hanya satu hal yang membuat Dharma tak menyukainya adalah karena Adam memiliki keinginan yang lebih dari sekedar teman pada kakak iparnya. Walaupun Dharma tau bahwa saat Adam bertemu dengan Tamara, Adam hanya mengetahui bahwa Tamara adalah seorang janda dan bukan seorang wanita yang sudah bersuami.

Dharma mendekat ke arah Adam dan tersenyum ramah padanya.

"Bagaimana keadaan Tamara dan Yumna?"

"Keduanya baik-baik saja, kami akan memastikan dalam beberapa kali pemeriksaan setelah itu mereka bisa pulang."

Keduanya pun melewati satu sama lain. Hal tersebut terasa begitu aneh, mengingat keduanya selalu berkelahi setiap kali mereka bertemu. Akan tetapi mungkin karena suasana hati Adam yang terbilang rumit saat ini membuatnya tak punya waktu untuk berkelahi dengan Dharma. Begitu pula dengan Dharma, mungkin karena ia paham bahwa Adam mengalami kesusahan, jadi ia enggan untuk memulai perkelahian dan membuat laki-laki itu marah.

"Mau minum kopi?"

Dharma tak tau kenapa ia harus menawarkan sesuatu pada Adam, tapi yang pasti ia ingin menemani Adam untuk saat ini. Walaupun Dharma tau bahwa tawarannya sedikit konyol, mengingat mereka bukan teman ataupun sahabat, jadi tidak mungkin Adam menerima tawarannya.

"Boleh."

Jawaban itu adalah hal yang paling tidak ia duga keluar dari mulut Adam. Dharma pikir laki-laki itu akan menolaknya, tapi siapa yang menyangka bahwa Adam justru menerima tawarannya. Sepertinya Adam memang sedang butuh seseorang menemaninya melepaskan penat.

Keduanya segera pergi ke sebuah kedai kopi yang relatif sepi. Tempat itu tidak jauh dari rumah sakit sehingga Adam dapat segera kembali jika ada sesuatu yang darurat terjadi.

"Kamu memesan Vanilla latte?"

Dharma tak tau harus memulai percakapan dari mana, saat ia melihat vanilla latte di depannya, ia pun langsung mengatakannya untuk berbasa-basi.

"Ya. Kamu mau rokok, disini adalah area yang diizinkan merokok."

Dharma pun menganggukkan kepala dan keduanya merokok bersama. Mungkin karena mereka memiliki hobi yang sama sehingga percakapan mereka mengalir setelahnya.

"Aku tidak menyangka seorang dokter yang terlihat taat sepertimu memiliki kebiasaan merokok."

Adam pun tersenyum, akan tetapi senyumnya terlihat berbeda dari biasanya. Jika biasanya Adam tersenyum sopan dan lembut, kali ini Adam terlihat tersenyum dengan sedikit menyeringai. Terlihat jelas bahwa Adam memiliki kepribadian yang sedikit nakal dan telah disembunyikan dengan baik selama ini. Dharma pun mengumpat di dalam hatinya dan mengakui bahwa laki-laki di depannya memang sangat tampan. Beruntung Vin segera pulang, karena kalau tidak mungkin Vin akan kehilangan Tamara selamanya.

"Kamu juga seorang tentara, aku pikir seorang tentara selalu menjunjung tinggi kesehatan fisik mereka sehingga tidak akan menyentuh barang berasap seperti ini."

"Yahh, laki-laki tetaplah laki-laki. Mereka suka sesuatu yang merusak seperti ini."

Keduanya pun tersenyum. Mereka menikmati obrolan hingga akhirnya Dharma pun bertanya terkait perasaan Adam untuk Tamara.

"Apakah kamu menyukai Tamara?"

Mendengar pertanyaan itu, Adam terdiam sejenak. Ia tidak menyangka Dharma akan mempertanyakan pertanyaan semacam itu. Tapi entah kenapa Adam merasa bahwa itu bukan pertanyaan yang sulit untuk di jawab.

"Mungkin."

"Kenapa mungkin? Jawab saja ya atau tidak."

"Memangnya kalau aku jawab iya kenapa? Apa pengaruhnya? Apakah kalau aku menjawab iya maka Tamara akan menjadi milikku dan Dave menjadi anak ku? Bahkan jika aku mengatakan bahwa aku menyukainya itu tidak berpengaruh apa-apa. Tamara akan tetap menjadi istri orang lain."

Dharma pun terdiam untuk sesaat, ia tidak berani menghadapi orang yang sedang patah hati karena orang semacam itu bisa melakukan hal-hal nekat. Dharma pun terdiam untuk sejenak, setelah perasaan Adam terlihat kembali seperti semula, ia pun bertanya lagi.

"Jadi kamu sudah menyerah pada Tamara?"

"Siapa yang bilang?"

"Tadi..."

"Aku mengatakan bahwa rasa suka ku tidak berpengaruh apa-apa pada Tamara karena dia sudah punya suami. Tapi bagaimana jika Tamara dan Vin berpisah, tentu ceritanya berbeda."

"Apakah kamu akan menghancurkan rumah tangga mereka?!" ucap Dharma marah.

"Kenapa aku menghancurkan rumah tangga orang lain? Aku terlalu tampan untuk menjadi orang ketiga. Aku hanya perlu menunggu Vin membuat kesalahan dan Tamara muak padanya. Maka Tamara akan datang padaku dengan sendirinya."

Mendengar hal itu Dharma pun langsung mencibir. Ia berfikir hal semacam itu tidak akan pernah terjadi. Vin sangat mencintai Tamara dan dia memanjakan Tamara hingga ke tulang. Jadi Tamara tak mungkin berpaling darinya. Apalagi Vin juga tampan, tak kalah tampan dari Adam. Jadi Dharma yakin bahwa Vin akan tetap menjadi suami Tamara apapun yang terjadi.

"Cihh, kakak ku itu tampan. Dia adalah yang terbaik di angkatan kami. Badannya juga atletis dan sikapnya sangat baik. Bagaimana mungkin Tamara bisa berpaling dari laki-laki sesempurna Vin dan beralih pada dokter mesum seperti mu."

Mendengar pernyataan Dharma, Adam tertawa remeh. "Tamara bisa saja tidak meninggalkan Vin, tapi Vin pasti bisa. Mungkin saja dia akan mati di Medan perang atau menghilang seperti yang dia lakukan pada Tamara beberapa bulan yang lalu."

"Kamu mendoakan kakak ku mati?"

"Aku tidak berdoa, aku hanya memprediksi. Lagipula pekerjaan kalian berhubungan dengan hidup dan mati. Jadi bisa saja hal yang sama terulang kembali dan pada saat itu terjadi mungkin dia tidak akan memiliki kesempatan kedua. Karena ketika dia kembali, aku pasti sudah memiliki anak bersama Tamara."

Dharma pun tak terima. Perdamaian yang awalnya terjadi seperti langsung hilang ditelan bumi. Keduanya terus berdebat dan saling menyerang satu sama lain. Pada akhirnya keduanya berkelahi dan menjadi musuh kembali.

1
Travel Diaryska
up, semangat author ✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!