NovelToon NovelToon
Arshaina & Alzeera

Arshaina & Alzeera

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan / Cinta Murni
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: FZR

ini karya author yang ke empat, mohon dukungan nya ya....
**************

alzeera sabrina akira, telah lama terpisah dengan saudara kembar nya dan ia berusaha mencari nya dan akhir nya ia di pertemukan dengan kembaran nya arshaina sandrina axira yang ternyata satu kampus dengan nya bahkan mereka satu kelas.

****************

sudah 14 tahun lama nya arzaneo giondra berpisah dengan adek kembar nya karna pembantaian pada keluarga nya 14 tahun yang lalu. ia juga sudah memiliki perusahaan yang ia beri nama 'zan group' yang sudah menempati no.2 di dunia setelah perusahaan 'ad company', dan ia juga membangun sebuah kampus yang ia beri nama 'az univercity'.

setelah mengetahui bahwa adek kembar nya berkuliah di kampus milik nya, ia pun meminta asisten pribadi sekaligus sahabat nya untuk mencari data tentang kehidupan adek kembar nya, sedangkan kepala kampus yang juga sahabat nya di mintai untuk menjaga kedua adek nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FZR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

part 24

  Tak terasa sudah satu minggu Sabrina dan Syakira berada di desa pelosok tepat nya di atas bukit, dan mereka sama sama menikmati suasana di sana.

    Saat ini Sabrina dan Syakira sedang menikmati sejuk nya udara di pagi hari di teras rumah sederhana yang mereka tempati saat ini.

    Sedangkan Afzan tidur di salah satu kamar yang di tempati Sabrina.

    Rumah itu sangat sederhana, hanya memiliki ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan yang gabung dengan dapur, satu kamar mandi dan dua kamar tidur. Letak rumah tersebut jauh dari penduduk dan berada di bukit, di sana juga terdapat sumber air yang mengalir langsung dari pegunungan yang bisa mereka gunakan untuk minum dan masak.

"Sab, lo mau sampai kapan di sini?" tanya Syakira sambil menatap pemandangan yang ada di depan nya.

"entahlah Sya, gue juga gak tau sampai kapan" jawab Sabrina yang juga menatap lurus kedepan melihat pemandangan.

"kayak nya gue gak bisa dateng ke pernikahan lo deh, gak papakan Sya"

"lo bukan gak bisa Sab, tapi lo takut ketemu sama keluarga dan suami lo"

"sorry Sya, gue masih belum siap buat ketemu mereka"

"it's ok, gue ngerti kok perasaan lo"

"gue ke dalem dulu ya Sya, takut nya Afzan bangun"

"iya Sab, ingat bentar lagi kuliah nya mau di mulai"

"iya"

    Sabrina pun masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamar nya untuk melihat putra nya, dan benar saja ternyata putra nya baru saja bangun dan duduk di kasur sambil menggosok mata nya.

"anak bunda sudah bangun ya, mandi yuk bentar lagi bunda mau belajar oke" ucap Sabrina berjalan menghampiri putra nya dan menggendong nya.

    Sabrina pun membawa nya ke kamar mandi untuk di mandikan, setelah itu ia memakaikan baju dan membawa nya ke ruang keluarga karna ia akan mengikuti kelas kuliah melalui vc an di laptop nya bersama Syakira.

"bik, tolong suapi putra saya ya karna saya mau kuliah dulu" pinta Sabrina pada salah satu maid nya.

   Ya, Syakira mempekerjakan dua maid untuk membantu mereka membersihkan rumah tersebut serta menjaga Afzan seperti saat ini.

"baik neng, ayo den Afzan makan dulu" ucap sang bibik seraya mengarahkan sendok kecil ke arah Afzan yang duduk di samping Sabrina sambil bermain mainan nya.

Sabrina dan Syakira mulai serius mendengarkan dosen mereka dan sesekali Sabrina melihat putra nya yang makan dengan lahap seperti biasa kemudian meminum susu nya di dot.

Dua jam telah berlalu, akhir nya pembelajaran mereka pun selesai dan mereka pun menutup leptop mereka masing masing.

.

.

Di kota, saat ini Arvan menjadi lebih dingin dari biasa nya bahkan pada keluarga nya yang biasa nya hangat kini dingin dan ia hanya akan bicara seperlu nya bila di tanya.

Mommy dan daddy Arvan telah mengetahui pergi nya Sabrina dan putra nya dari putri nya karna saat ini Arvan dan Alma tinggal bersama kedua orang tua nya.

Mommy sangat merasa bersalah karna memang di awali dengan diri nya yang tidak menyukai anak angkat.

Saat ini mommy sedang duduk sendiri di taman belakang mansion nya, pandangan nya lurus ke depan namun pikiran nya entah ke mana hingga sebuah suara menyadarkan nya.

"mommy, are you okey?" tanya daddy.

"apa mereka sudah ketemu dad? Mommy ingin minta maaf pada mereka, karna mommy mereka jadi pergi dari kehidupan putra kita" bukan nya menjawab, mommy malah balik bertanya.

"belum mom, anak buah Arvan masih mencari keberadaan mereka bahkan Arvan sendiri juga sesekali ikut mencari mereka" jawab daddy.

"mommy kasihan melihat Arvan jadi susah tidur karna terus memikirkan mereka, bahkan ia jadi gila kerja dan terus mencari keberadaan mereka"

"seharus nya mommy lebih mengerti karna mommy juga seorang wanita, bagaimana perasaan seorang ibu saat tau anak nya di pukul dengan keras walaupun itu hanya anak angkat. Entah ke mana pikiranku saat itu sampai aku tidak bisa berpikir bahwa sifat semua orang itu beda beda termasuk anak angkat, bahkan anak kandung aja ada yang seperti adek angkatku padahal aku sudah menganggap nya seperti adek kandung sendiri" lanjut mommy dengan berdrai air mata.

"sudah mom, daddy mengerti, maafkan daddy belum bisa jadi suami yang baik untukmu" ucap daddy seraya memeluk istri nya

"tidak dad, mommy yang harus nya minta maaf karna selalu meminta daddy untuk selalu menuruti ke mauan mommy dan mengatur daddy sesuka hati mommy padahal mommy tau bahwa daddy adalah kepala keluarga"

Tanpa mereka sadari bahwa putra putri mereka mendengar semua pembicaraan mereka, hingga mereka sepakat untuk menghampiri orang tua mereka.

"mommy daddy" panggil Alma yang datang bersama sang adek.

"ah sayang, kalian sudah pulang?" tanya mommy seraya cepat cepat menghapus sisa air mata nya.

"sudah mom" jawab Alma.

Alma pun duduk di samping mommy nya dan langsung memeluk sang mommy, sedangkan Arvan memilih duduk di bangku yang tidak jauh dari tempat mommy nya dan memainkan ponsel nya.

"maafkan Alma mom, Alma tidak bisa mencegah mereka untuk tidak pergi"

"tidak apa apa sayang, mommy tau mereka butuh waktu untuk menenangkan diri apalagi saat itu tidak ada yang mendukung nya kecuali sahabat satu satu nya itu"

"mommy lupa kalo Sabrina juga anak angkat sahabat mommy, maafkan mommy sayang"

"it's ok mom, aku mengerti"

Kemudian daddy memberi isyarat pada mommy untuk melihat putra bungsu mereka yang duduk diam sambil bermain ponsel nya.

Mommy pun beranjak dari duduk nya dan menghampiri putra nya itu yang masih betah menatap ponsel nya meskipun ia tahu bahwa putra nya menyadari kehadiran nya.

Dan saat sang mommy duduk di samping nya barulah Arvan menyimpan ponsel nya di saku celana nya dan menatap lurus ke depan serta membiarkan mommy nya membelai nya yang sudah lama tak ia rasakan belaian lembut itu.

Daddy yang melihat itu hanya bisa diam meskipun hati nya sudah terbakar api cemburu melihat istri tercinta nya membelai putra nya, tapi ini bukan saat yang tepat untuk cemburu pada putra nya maka dari itu ia membiarkan nya.

Sedangkan Alma hanya bisa mengulum senyum nya karna ia tahu bahwa daddy nya sedang menahan cemburu pada adek nya yang di belai oleh mommy nya.

"maafkan mommy ya boy, karna mommy istri dan putramu pergi meninggalkanmu"

"bukan salah mommy" ucap Arvan yang tetap menatap ke depan.

"tidak, ini salah mommy, entah ke mana pikiran mommy saat itu sampai lupa bahwa sifat orang orang itu berbeda"

"menangislah pada mommy boy, mommy tau kamu selalu menangis setiap malam di saat semua orang telah terlelap" ucap mommy seraya membawa putra bungsu nya ke dalam pelukan nya.

Arvan hanya diam membiarkan mommy nya memeluk nya tanpa berniat untuk membalas, hingga air mata nya menetes dengan sendiri nya padahal sudah ia tahan dan kian lama air mata nya kian deras yang membuat tubuh nya bergetar dan menimbulkan suara isakan dan akhir nya ia membalas pelukan sang mommy serta menangis sejadi jadi nya di sana.

Mommy hanya mengusap punggung Arvan namun tak jarang air mata nya juga ikut mengalir tanpa isakan, sedangkan Alma dan daddy terkejut melihat Arvan menangis seperti itu karna yang mereka tau Arvan jarang sekali menangis dan hampir tidak pernah, tapi yang mereka lihat saat ini Arvan menangis pilu dan rapuh.

"Arvan rindu mereka mom hiks hiks Arvan tidak menyangka hiks hiks bila akhir nya hiks akan seperti ini hiks hiks hiks, seharus nya sebagai suami hiks hiks Arvan bisa hiks mengerti perasaan istri nya hiks hiks, Arvan salah mom, Arvan menyesal"

Mommy hanya diam sambil terus mengusap punggung nya dan membiarkan putra nya meluapkan semua nya, hingga kemudian Alma dan daddy ikut memeluk mereka.

...----------------...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!