NovelToon NovelToon
Fix You Heal Me

Fix You Heal Me

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika
Popularitas:44.8k
Nilai: 5
Nama Author: Base Fams

Ditipu tidak membuat kadar cintanya berkurang malah semakin bertambah, apalagi setelah tau kejadian yang sebenarnya semakin menggunung rasa cintanya untuk Nathan, satu-satunya lelaki yang pernah memilikinya secara utuh.
‎Berharap cintanya terbalas? mengangankan saja Joana Sharoon tidak pernah, walaupun telah hadir buah cinta.. yang merupakan kelemahan mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

◉ 24

‎Nathan terbangun. Menemukan Joana masih terlelap di dalam dekapannya, menjadi sebuah pemandangan yang indah. Ditatapnya wajah Joana, pria itu tersenyum samar seraya membelai rambut istrinya. ciee istri 🤭

"Dia pasti kelelahan." Niat hati ingin membangunkan Joana, melihat istrinya masih terlelap, membuat Nathan mengurungkan niatnya itu. Ia tidak tega membangunkannya.

‎‎Ponsel Nathan yang tergeletak di meja bergetar. Dengan pelan, Nathan memindai kepala Joana ke atas bantal, lalu membubuhi kecupan di kening. ‎Segera pria itu turun dari ranjang. Diambilnya celana yang tergolek di lantai, kemudian ia mengenakannya.

Ponselnya kembali bergetar. Nathan memandangi lagi wajah Joana, sebelum akhirnya ia mengambil ponsel lalu keluar menuju balkon.

‎Beberapa saat kemudian, Joana menggeliat dari bawah selimut. Ia menoleh, tidak mendapati Nathan di sisinya. "Apa Nathan berada di kamar mandi?" Joana beranjak, membuat selimut yang dikenakannya merosot. Buru-buru ia menarik lagi selimutnya untuk menutupi tubuhnya yang masih polos. Melihat tubuhnya terdapat banyak tanda cinta yang diberikan Nathan, membuat pipinya terasa panas.

‎‎"Aku akan menghubungimu lagi."

‎Suara Nathan dari arah balkon terdengar, reflek Joana menoleh. Dilihatnya Nathan masuk sambil tersenyum ke arahnya. "Selamat pagi, sayang." Nathan memberikan lagi kecupan di kening lalu di bibir yang langsung di sambut Joana.

‎"Selamat pagi juga, suamiku."

‎Perasaan Nathan menghangat mendengar panggilan Joana untuknya. ‎Panggilan yang sangat manis.

Nathan mendaratkan bobot tubuhnya di dekat Joana. "Kau masih mengantuk, hmm?" Nathan memegangi wajah Joana yang terlihat lelah, tatapan sayu, tapi masih bisa tersenyum.

‎‎"Hmm ya Nathan. Sepertinya aku kelelahan."

‎"Ya, kita menghabiskan malam yang panjang." Timpalnya.

"Apa kau menikmatinya?"

"Tentu saja, aku menikmatinya. Kau sangat memabukkan. Tubuhmu begitu nikmat dan candu. Terimakasih, sayang. Terimakasih atas persembahannya, dan maaf telah membuatmu kesakitan." Nathan tersenyum, malam pertama yang sukses. Meskipun awal terasa sulit, tapi ia berhasil membobol pertahanan Joana.

‎Rasa bahagia memenuhi perasaan Joana. Ia tersanjung mendengar pujian yang dilontarkan Nathan. Dan ucapan terimakasih membuatnya merasa dihargai.

‎‎"Kau tidak perlu meminta maaf." Joana menggenggam tangan Nathan. "Bukan hanya kau saja yang menikmati malam kita, aku pun demikian." Ujar Joana blak-blakan, membuang rasa malunya jauh-jauh demi suaminya, separuh jiwanya. "Kau sangat tangguh, Nathan." .

‎"Oh ya Tuhan." Nathan terkekeh, "ingin rasanya aku mengajakmu bercin^ta lagi, sayang. Tapi aku harus menahannya karena kau harus sarapan, tapi mungkin setelahnya...... Bagaimana?"

‎‎"Hmm ya, aku siap kapanpun itu."

‎‎"Good. Kau ingin mandi?" Joana mengangguk. "Aku akan menyiapkan air hangat untukmu. Kau tunggulah, disini."

Sesampainya, ‎Nathan menyiapkan air hangat di dalam bathtub lalu menuangkan cairan aroma terapi.

Setelah selesai, ia keluar. "Air hangatnya sudah siap, sayang." Nathan berhenti di dekat Joana lalu mengangkat tubuh istrinya ke dalam gendongannya.

‎Reflek, Joana mengalungkan tangannya di leher Nathan. Dilihatnya dada Nathan, mendapati beberapa goresan disana, menciptakan rona di pipinya. Goresan itu adalah hasil karyanya. Joana pun menyentuhnya, "apa ini terasa perih?" Ia meringis, melihatnya.

‎Nathan menundukkan kepalanya, membalas tatapan Joana, "tidak sayang. Tidak perih sama sekali." Nathan tersenyum lebar mendapatkan perhatian dari istrinya.

‎"Benarkah?"

‎"Hmm ya.. justru aku mengkhawatirkan-mu. Apa masih terasa sakit?" Nathan mulai melenggangkan kakinya menuju toilet.

‎"Hanya sedikit perih. Kau jangan cemas, aku baik-baik saja."

Kini keduanya sudah sampai. Perlahan Joana diturunkannya. "Mandilah, aku akan memesan sarapan untuk kita."

Nathan menelan salivanya susah payah. Melihat istrinya yang polos, pria itu harus menekan hasratnya. Bukan karena ia mesum. Ini masih pagi, hormon libido meningkat tinggi. Tolong pahami.

‎‎"Nathan.. "

Nathan membalikkan tubuhnya, mendekati istrinya. "Ada apa, sayang?" Nathan memandang lagi tubuh istrinya. Ia mengeram pelan, berperang menahan hasrat nyatanya sangat sulit .

‎‎"K-kauu tidak ikut mandi?"

Seulas senyuman terbit di wajahnya. ‎"Oh sayang... pertanyaanmu sangat berbahaya. Secara tidak langsung kau mengajakku untuk bergabung dan aku tidak akan menolak hal itu. Mari kita mandi bersama." Dan menit berikutnya Nathan meloloskan celananya.

‎Selanjutnya yang terjadi, mereka bukan sekedar mandi. Tapi beraktivitas yang mengeluarkan keringat. 😌 Jadi mandi keringat.

‎.

‎.

.

Joana menggunakan dress usai merias dirinya. Setelah selesai, ia menyusul Nathan yang menunggunya di balkon. Pintu penghubung di gesernya. Saat keluar, ia melihat Nathan sedang memeriksa pekerjaan di layar laptopnya. Joana berjalan mengendap-endap. "Maaf telah membuatmu menunggu lama." Joana memeluk pundak Nathan dari belakang, dan memberikan kecupan di pipi.

"Tidak masalah, sayang. Duduklah di sisiku." Pintanya dengan nada lembut seraya menarik Kursi disisi kirinya.

Joana tersenyum, sebelum akhirnya ia duduk di sisi suaminya. Joana dengan sikapnya yang manis, meletakan pancake di piring Nathan, "kau ingin saus apa? blueberry, strawberry, or coklat?

Nathan mengalihkan fokus dari layar laptopnya, menatap Joana. "Blueberry." Nathan melanjutkan pekerjaannya. Rencananya siang ini, ia akan membawa Joana berkencan sebelum mereka kembali ke Bern.

Joana mengambil saus blueberry lalu menuangkannya diatas pancake Nathan. Kemudian, ia memotong pancake-nya. "Bukalah mulutmu." Nathan membuka mulutnya, membiarkan Joana menyuapinya.

"Kau tidak sarapan?"

"Setelah kau makan."

"I'm sorry, " Nathan menggeser laptopnya, ia mengambilkan pancake untuk Joana, menuangkan saus strawberry lalu memberikannya kepada Joana. Keduanya menikmati sarapan diiringi dengan obrolan ringan hingga sarapan mereka pun selesai

"Aku memutuskan untuk berhenti bekerja, Nathan." Joana berpindah, ia duduk diatas pangkuan suaminya. Bergelayut manja seperti baby koala.

"Apa kau ingin menjadi, pengangguran?" Keduanya bertatapan, dengan jarak yang sangat dekat.

"Hm.. ya.. aku ingin fokus mengurus-mu." Jawab Joana seraya memainkan jemarinya di rahang tegas suaminya, nyatanya sudah menjadi hobinya. "Aku juga ingin belajar masak, aku ingin seperti Mommy. Pintar memasak. Kau dan anak-anak kita hanya memakan masakanku." .

"Kau sungguh ingin berhenti, bekerja?" Joana mengangguk, "apa kau sudah memikirkan baik-baik?

‎"Tentu saja. Bahkan, aku sudah memikirkannya sebelum kita menikah. Apa kau senang dengan keputusanku?"

"Ya, aku sangat senang, sayang. Aku pria yang sangat beruntung bisa mendapatkan hatimu." Tangan Nathan bergerak, menyentuh kaki Joana lalu mengusapnya dengan perlahan.

"Apa kau sedang merayuku?"

"Anggap saja seperti itu, dan aku berharap kau senang."

"Harapanmu terkabul. Aku sangat senang. Sh... hentikan tanganmu, Nathan." Joana ingin beranjak, namun tangan Nathan bergerak cepat, merengkuh pinggang Joana dengan erat. Ia tidak ingin melepaskan istrinya begitu saja.

"Kau ingin kemana?" Nathan mencium pipi Joana yang merona.

"Aku ingin mengambil ponsel lalu menghubungi Mommy." Joana baru mengingat sejak makan malam, ponselnya dalam keadaan mati.

"Sebentar lagi," Nathan menahan Joana. Ia menatap lekat wajah cantik Joana. "Katakan, kau ingin berkencan kemana?"

"Ke gunung Alpen."

‎"Apa kau ingin mendorongku?" Bibir pria itu tersungging ke atas, menggoda istrinya dengan sengaja mengungkit pertemuan mereka.

"Nathan," mendengar pertanyaan Nathan, sontak Joana menghadiahkan pukulan di dada suaminya itu.

Nathan tergelak lalu berhenti ketika istrinya melayangkan tatapan horor ke arahnya, "kau pernah mengatakannya saat pertama kali kita bertemu, sayang. Di cafe, jika kau lupa. Kau mengatakan seperti ini." Nathan berdeham, "Aku bisa menarik-mu sampai ke puncak gunung Alpen lalu mendorongmu hingga kau terjatuh dan bertemu dengan malaikat kematian!" Nathan mengulang perkataan Joana, sama persis, tidak dikurangi apalagi dilebih-lebihkan.

"Woah... Kau tidak hanya mengingatnya, bahkan kau menghafal ucapanku, Nathan."

"Um.. jangan lupa, jika suamimu ini mempunyai IQ yang tinggi, jadi jangan heran jika daya ingat-ku sangat kuat, sayang." Ujarnya tidak bermaksud sombong, tapi terdengar meninggi😌.

"Aku mengingat semua. Kau memakai kaos oversize berwana putih, celana pendek, dan kau menggunakan sandal berwarna kuning. Benar kan?" Tanya Nathan dan Joana langsung membenarkannya. "Kembali ke topik dan jawab pertanyaanku."

"Aku hanya asal bicara. Pada saat itu aku sedang marah padamu, Aku tidak serius. Lagipula, aku tidak akan kuat menarik-mu." Akunya.

"Kau belum mencobanya."

"Apa aku perlu mencobanya?"

"Ya, cobalah."

"Baiklah." Joana berdiri. Dengan susah payah Joana menarik tangan Nathan, mengeram sampai wajahnya memerah tapi hasilnya nihil, Nathan masih berada di posisinya.

Nathan tergelak, tingkah Joana selalu bisa menghiburnya.

"Sudah aku katakan, aku tidak akan kuat." Tanpa dipinta Joana kembali duduk di atas pangkuan Nathan. "Berhentilah tertawa!"

"Jadi seperti itu jika kau sedang marah?" Nathan merapikan rambut Joana yang berantakan terkena angin, lalu menyelipkan di belakang telinga.

"Ya.. seperti itu."

"Menggemaskan. Kalau begitu, aku akan terus membuatmu marah."

Joana membeliakkan matanya, "jangan coba-coba. Aku pastikan kau tidur di luar dan tidak mendapatkan jatahmu, Tuan."

Nathan bergidik ngeri. "Ancaman yang mengerikan."

"Omong-omong, apa pekerjaanmu sudah selesai?"

"Sudah sayang. Aku ingin menghubungi Gabriel, memintanya mencarikan sekretaris baru untuk menggantikan-mu."

"Apa kau akan mencari sekretaris seorang wanita?"

"Tergantung. Kenapa? apa kau cemburu?" Nathan mengerlingkan matanya, menggoda istrinya lagi.

"Iya, aku cemburu. Jika kau macam-macam, tidak ada kata maaf untukmu. Aku tidak menyukai pengkhianatan. Apa kau mengerti?"

"Ya, aku mengerti sayang." Nathan menarik tubuh Joana, memeluk istrinya itu.

1
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
jlebbb...
tertohok kn hatimu Nat, ayo jawab ..
cowok sebrengsek Marco aja tau menghargai wanita
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
nah kan bener, karena gak terima diusir dan dicere ma Nathan makanya dilampiaskan amarahnya sama Jo
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
pasti disuruh si Bri, cuma gagal karena ada Marco dan mobil oleng duluan
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
tanda cintanya sampai bikin muka gak terbentuk ya Nat /Facepalm//Facepalm/
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
wwkkk panasin terus tuh si Nathan
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
pasti semakin didera perasaan bersalah kn
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
kan ..kan...apa yg dilakukan Marco bikin meleleh
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
wahh Marco juga penyayang anak ya dah cocok juga jadi Daddy 🤭
🍁 ¢ᖱ'D⃤ ̐Nuyy ☕🏠⃟🌹
Salut buat Marco keren dan bijak,tidak menghakimi tapi kasih petuah yang sangat bagus.
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
dan itu yg membuat Nathan juga jatuh cinta dulunya
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
karena terbiasa dari orok dan Nathan tipe hot Daddy makanya Marvel sangat tergantung juga ma Daddy nya
🍁 ¢ᖱ'D⃤ ̐Nuyy ☕🏠⃟🌹
Hadeuh Marco memang temen sejati yaa,jadi gak ada rahasia lagi,tahu kelemahan nya.
Mungkin sekarang bukan cinta ,tapi perasaan Marvel yang utama
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
untung mobilnya oleng dan Marco tahu ada bahaya jadinya gercep menyelamatkan Jo dan Marvel
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
sen kanan kiri jgn lupa ya Jo 🤣
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
gassss co janur kuning blum dirangkai /Facepalm//Facepalm/
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
nah kan nyicil dulu tuh Mayan meski gak langsung dilunasi /Facepalm//Facepalm/
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
paling dikit ya co cicil2 gitu mah ada /Facepalm//Facepalm/
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
blum benar2 bertemu pawangnya nih Marco, padahal ada yg stalking akunmu kan Co sampai berbunga2 karena kamu membalas komentarnya 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
karena mungkin Paulina tipe cewek lugu yang lurus2 aja manut 🤣🤣
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
tentu saja Marco pengangguran pengganggu para ciwik sampai baperan 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!