Adrian adalah pemuda biasa yang berasal dari kampung. berkat kehebatan dan kejeniusannya, dia berhasil bangkit dan menjadi pemuda yang paling di takuti di dunia bawah tanah Eropa. bahkan negara-negara di benua Eropa maupun di luar Eropa, sangat menghargai Adrian berkat kejeniusan dan latar belakangnya sebagai raja bawah tanah Eropa.
Namun Adrian meninggalkan semua status dan gelarnya yang telah dibangunnya itu demi baktinya kepada bibinya. Namun, sebuah hal buruk terjadi pada kekasih dan keluarganya. dengan terpaksa, dia menggunakan kekuatan dan pengaruhnya lagi demi melindungi kekasih dan keluarga tercintanya.
Untuk kisah lengkapnya, silahkan lanjutkan membacanya di karya baru saya ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elang Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 : Zhao Haito
Begitu memikirkan Cecilia Lin, Amanda juga tidak dapat untuk tidak memikirkan Adrian, dan ide gilanya yang membuat hubungan palsu di atas kertas, hanya demi menolak kencan buta.
“Apakah Adrian Dan Andini telah kembali berbelanja membeli kebutuhan mereka?”
Amanda bergumam, dan tidak lupa juga untuk tidak memikirkan Adrian yang berlatih pagi ini, yang di selimuti kabut putih itu. Membuat Amanda sedikit penasaran dengan Adrian.
“Tok Tok Tok”
Di saat Amanda memikirkan semua itu, pintu ruangan CEO itu diketuk dari luar oleh seseorang, yang membuatnya langsung tersadar dari lamunan.
Setelah dipersilahkan masuk oleh Amanda, masuk seorang wanita cantik berpakaian profesional kantor, menghadap Amanda, yang tidak lain adalah sekretaris Amanda sendiri.
“Maaf CEO!, saat ini di luar ada utusan dari Grup Haito yang memaksa ingin bertemu dengan anda!”, ucap sekretaris.
Mendengar utusan Grup Haito yang mendadak ingin bertemu dengannya malam-malam begini, membuat Amanda sedikit mengerutkan kening. Namun, dia tetap menerima utusan Grup Haito tersebut. “biarkan dia masuk”, ucapnya kepada sekretaris.
Beberapa saat kemudian, sekretaris Amanda masuk lagi bersama seorang pria paruh baya mengenakan setelan jas dengan perut yang buncit.
“Tuan Haito!, silahkan duduk”, sapa Amanda mempersilahkan utusan Grup Haito itu sambil tersenyum dengan sopan, menunjuk sebuah kursi.
Utusan itu menatap dan tersenyum ke arah Amanda dengan rakus. Dia bernama Zhao Haito, yang tidak lain adalah ayah dari Zhao Lee sendiri.
Benar kata pepatah, buah itu tidak akan jauh jatuhnya dari batang. Begitu juga dengan Zhao Haito. Dia adalah pria paruh baya yang haus akan sex, setiap kali melihat wanita cantik.
Tidak diragukan lagi, Amanda adalah seorang wanita dewasa dengan dengan bodi yang aduhai, menyerupai gitar spanyol. Tentu saja membuat mata keranjang Zhao Haito menjadi luar.
Zhao Haito tidak dapat menahan diri untuk tidak menaik turunkan jakunnya, sambil menelan ludah. Bahkan dia telah membayangkan, wanita dewasa seperti Amanda itu berada di atas tempat tidurnya, pasti sangat menggoda dan berpengalaman.
Merasa pikirannya semakin liar memikirkan Amanda, Zhao Haito meraih gelas yang berada di atas meja dan langsung meminumnya sampai habis.
Di saat Zhao Haito meletakkan gelas itu kembali di atas meja, tiba-tiba tangannya menyentuh kulit putih dan halus Amanda. Yang membuat Zhao Haito berfantasi kembali.
“Tuan Haito!, sebenarnya ada hal apa yang membuat direktur utama Grup Haito menemui saya malam-malam begini?”, tanya Amanda dengan sopan, yang tidak menyadari pikiran Zhao Haito itu.
Mendengar Amanda yang mulai bicara, membuat Zhao Haito tersadar dari fantasinya. Dia buru-buru merapikan jas yang dikenakan demi menutupi kegugupannya.
“Nona Amanda, saya ingin mengingatkan anda saja, untuk mempertemukan saya segera dengan pemilik Grup Lin, yang kita bicarakan tempo hari!”, sahut Zhao Lee dengan nada yang sedikit memaksa.
Amanda tersenyum dengan sopan, “maaf tuan Haito!, saya telah membicarakan soal keinginan tuan Haito yang ingin bertemu dengan pemilik Grup Lin dengan sekretarisnya. Mereka telah menyetujui. Hanya saja, sekretarisnya mengatakan saat ini pemimpin mereka belum ada waktu. Namun, dia telah berjanji kepada saya, akan meluangkan waktu di untuk bertemu dengan tuan Haito!”, sahut Amanda dengan sopan. Karena dia tidak ingin menyinggung grup besar seperti Grup Haito yang berasal dari Beijing itu.
“Ha Ha Ha!, Nona Amanda tidak perlu terlalu sopan!”, Zhao Haito menanggapinya hanya dengan tertawa.
Zhao Haito sadar diri. Dia juga mendengar desas desus tentang Grup Lin yang didukung oleh kekuatan misterius yang banyak dibicarakan oleh para pengusaha Beijing. Begitu juga dengan Grup Haito, dia tidak akan punya keberanian memprovokasi Grup Lin. Jadi, sebelum dia datang ke perusahaan Melati, dia sudah memprediksi hasilnya.
“Nona Amanda, apakah nona punya waktu malam ini?. Bagaimana kalau kita berpesta malam ini di hotel!”,ucap Zhao Haito lagi sambil menaikkan ujung bibirnya sedikit ke atas.
Amanda mengangkat ujung alisnya ke atas dengan kening yang mengkerut. “Apa maksud Tuan Haito?”, ucap Amanda yang sudah sedikit mengerti akan makna dari kata-kata Zhao Haito.
“Ha Ha ha!”
Zhao Haito terkekeh, dan tatapannya langsung tertuju pada bagian dada Amanda yang menyembur keluar itu. “Baiklah Nona Amanda!, bagaimana kalau anda menemani dan memuaskan saya malam ini?. Jika anda berhasil membuat saya senang, maka saya akan menginvestasikan dana sebesar dua ratus milyar di perusahaan Melati anda!”, ucapnya sambil terkekeh yang tidak lagi menutupi otak mesumnya.
Sebelumnya Amanda sempat mendengar, bahwa pemilik Grup Haito adalah pria tua mesum. Tapi, setelah melihat dan mendengar oleh mata dan telinganya sendiri, barulah Amanda mengetahui siapa itu Zhao Haito. Saat ini dia benar-benar merasa jijik terhadap pria tua mesum di hadapannya itu.
Amanda langsung meraih gelas yang berisi kopi panas yang berada di hadapannya, dan bersiap menyiramkannya ke wajah.
“Tut…!!”
Akan tetapi, ponsel Zhao Haito berdering. Yang membuat Amanda menghentikan tindakannya tersebut.
Merasa ada yang mengganggu pembicaraan, Zhao Haito menjadi marah, “sialan!, siapa sih yang berani mengganggu kesenangan saya!”, umpatnya dalam hati dengan kesal.
“Halo!,” sapa Zhao Haito dengan nada kesal.
“Bos!, Tuan muda dan teman-temannya dipukul seseorang, kebanyakan dari mereka dipukuli sampai lumpuh. Tapi, dengan tuan muda……!!”,
“Apa,,,!!, tunggu saya. Saya akan kesana sekarang juga” ucap Zhao Haito dengan cemas, dan langsung memutuskan panggilan.
Belum sempat orang yang bicara melalui sambungan telepon itu menyudahi kata-katanya dan memberitahukan jika Zhao Lee tidak apa-apa. Zhao Haito langsung berteriak dengan kencang, yang membuat orang di seberang telepon menjauhkan ponsel itu dari telinganya.
“Apa!,”, teriak Zhao Haito sambil membelalakkan kedua matanya lebar-lebar, saking terkejutnya.
Sedangkan dengan Andini yang mendengar sedikit sayu-sayu, bahwa Tuan muda Grup Haito dipukul hingga lumpuh, membuatnya cukup terkejut. Tapi setelah mengingat-ingat kembali, bahwa Ayah dan anak itu seorang bajingan. Dalam sesaat, Amanda tidak dapat menahan diri untuk tidak mencibir, “putramu pantas mendapatkannya!,” gumam Andini dalam hati.
Walaupun Zhao Lee besar dan tinggal Beijing. Akan tetapi, watak dan kepribadian Zhao Lee yang seorang bajingan itu telah menyebar seantero negeri Tiongkok dan banyak dibicarakan orang-orang. Begitupun juga di kota Guangzhou.
Setelah memutuskan panggilan itu, sorot mata Zhao Haito menjadi tajam. Terlihat jelas kebencian dari wajahnya.“Siapa yang telah berani memukuli Tuan Grup Haito!. Lihat saja, Grup Haito akan membuat perhitungan dengan mereka!”, gumam Zhao Haito dengan menggebu-gebu.
Zhao Haito tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya, lalu melirik Amanda dengan sekilas, “Nona Amanda, saya ada urusan pribadi yang perlu diurus. Saya pergi dulu”, ucapnya dengan dingin, yang langsung melenggang pergi meninggalkan Ruangan Amanda.