Anastasia, seorang gadis cantik namun bernasib malang.
Dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini hidup sebatang kara.
Tapi, hal itu sama sekali tak melunturkan semangat hidup Anastasia.
Dia tetap tumbuh jadi gadis yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Hingga pada suatu hari, kehidupan Anastasia seketika berubah drastis saat ia harus terjebak dengan seorang pemuda tampan, kaya raya, namun berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Sedangkan di markas bagian barat, ketua mereka sedang mengamuk.
"Membunuh satu orang saja kalian gagal." Gustavo marah besar pada salah satu bawahannya yang berhasil kabur.
"Kalian semua kerahkan semua anak buah yang ada, kita akan menyerang mereka. Berani sekali mereka melakukan itu padaku, mereka belum tahu siapa aku sebenarnya, lihat saja aku akan membuat Adam memohon ampun di kakiku."
***
Sudah pukul 12 malam, Putri dan Lisa kembali ke kontrakan, mereka juga membawa beberapa jajanan dari luar.
"Ana .. Ana .. kamu dimana, apa dia di kamar mandi?" Lisa mengecek ke kamar mandi tapi tidak menemukan Ana.
"Dia tidak ada, apa Adam menculik Ana?" gumam Lisa.
"Bagaimana? Apa dia ada?" Tanya Putri.
"Tidak ada, apa jangan-jangan Ana di culik?"
"Kita harus mencari Ana, tapi kemana kita harus mencarinya?"
Putri dan Lisa sangat menghawatirkan Ana.
***
Drt... drt...drt...
Ponsel Ana bergetar, tapi pemilik ponsel tersebut sudah terlelap.
Adam yang mendengar suara ponsel Ana tidak menghiraukannya.
Saat ini yang ada dipikirannya hanyalah gadis yang saat ini berada di hadapannya.
"Cantik." gumam Adam, dia sesekali mengecup bibir Ana, tapi Ana tidak sadar.
Sudah dua jam Adam memandang wajah gadisnya, akhirnya dia pun ikut terlelap, dalam posisi dirinya memeluk Ana dan Ana juga memeluknya.
***
Pukul 7 Ana terbangun, seperti biasa dia hendak melangkah ke arah kamar mandi, tapi tiba-tiba tubuhnya mematung.
Dia melihat ke arah Adam, yang masih terlelap. Ana tersenyum saat melihat Adam tertidur begitu tenang.
Dia langsung bergegas membersihkan wajahnya kemudian meninggalkan hotel tersebut.
Ana bergegas mencari taksi menuju kontrakannya.
"Pasti Putri dan Lisa mencariku." Dia melihat ponselnya yang sudah kehabisan baterai.
Tak lama, taksi yang ditumpangi Ana sampai di depan kontrakan, Ana langsung berlari kedalam.
Putri dan Lisa yang sedang bersiap menuju kampus langsung terkejut.
"Kamu kemana saja, Ana? Dari semalam kita mencari kamu." Putri terus mengoceh, memberi deretan pertanyaan pada Ana.
"Nanti aku ceritakan, sekarang aku sedang buru-buru." Ana menuju kamar mandi mengganti pakaian dengan pakaian yang biasa dia gunakan untuk pergi ke kampus.
Setelah mereka selesai bersiap, mereka langsung menuju kampus.
Sedangkan Adam baru yang terbangun, dia mencari Ana di kamar mandi, tapi tidak menemukan gadis itu.
"Kebiasaan?" Gumam Adam.
Adam menuju kamar mandi, 20 menit kemudian dia meminta Leon memantau kegiatan Ana, dia tidak ingin melihat Ana dekat dengan pria manapun.
Setelah selesai Adam langsung menemui Elliot dan Joane.
"Apa kalian sudah menemukan bajingan itu?" Tanya Adamm
"Sudah, dia ada di jalan XX di dekat danau, di rumah sederhana yang terlihat tidak ada penghuninya." Jelas Joane.
Sedangkan Elliot sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Baiklah, kita akan kesana setelah pertemuan ini selesai." Adam langsung meninggalkan sahabatnya menuju tempat yang sudah di tentukan untuk menemui kliennya.
***
Sedangkan Ana saat ini sedang berada di kantin, Ana bercerita pada sahabatnya kemana dia tadi malam.
"Apa dia melakukan hal-hal yang aneh?" Tanya Putri begitu penasaran.
"Tidak, setelah mengobatinya aku langsung ketiduran, dia juga tidak melakukan apapun, hanya tidur saja?" Putri menatap lekat wajah untuk memastikan Ana apa ada kebohongan disana.
"Ya sudah lah, yang penting Ana selamat, lain kali kamu harus hati-hati, kemarin kita mendengar ada wanita yang di temukan tidak bernyawa di dekat club, kita langsung melihat kesana, kita takut Adam membunuhmu, lalu membuangmu ke sana." Ucap Lisa dengan segala dramanya.
"Kamu ini ada-ada saja, membuatku ngeri saja." Ana seketika bergidik.
Setelah menghabiskan makanannya, mereka langsung menuju kelas, karena masih ada satu mata pelajaran lagi yang harus di ikuti.
30 menit kemudian mereka selesai, hari ini Putri memiliki janji dengan pacar barunya, sedangkan Lisa dan Ana langsung pulang.
Mereka hari ini akan melamar kerja untuk Ana, karena Lisa dan Putri masih ingin bekerja di club.
"Kita akan mencoba melamar kerja di dekat sini, siapa tahu ada kafe yang sedang butuh karyawan."
Mereka melangkah ke dalam kafe yang terletak di samping bangunan megah.
Ana langsung masuk ingin melamar pekerjaan, tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat Bu Tiara juga berada disana.
"Ternyata jalang kecil ini juga bekerja di dekat sini, apa siang-siang begini ada yang mau booking kamu?" Ejek Bu Tiara yang membuat teman arisan Bu Tiara langsung menoleh.
Lisa sangat geram saat melihat wanita yang terlihat masih muda, tapi otak dan mulutnya sangat licik.
"Jeng .. Jeng .. hati ya kalau ada anak laki-laki di rumah, jaga mereka baik-baik, jangan sampai mereka terpikat oleh jalang murahan seperti dia, bukan hanya anak kalian, suami kalian juga dia mau, jadi hati-hati." Bu Tiara langsung mempermalukan Ana di depan teman-temannya.
'Kasihan ya, cantik-cantik kok jadi jalang.'
'Aku harus pilih-pilih calon menantu, wajahnya saja yang terlihat lugu, tapi dalamnya menjijikan.'
Semua teman-teman arisan Bu Tiara berbisik-bisik.
"Hey kalian!!! Jangan repot-repot mengurus kehidupan orang lain, urus saja kehidupan kalian sendiri." ucap Lisa.
"Dan Tante, apa Tante tidak malu melihat penampilan Tante sendiri? Sudah tua juga masih saja berpenampilan seperti remaja, warna lipstik yang Tante pakai juga terlihat norak, mirip lipstik yang sering di pakai banci. Seharusnya Tante berkaca dulu sebelum menghina orang lain." Lisa hendak menarik tangan Ana dari sana.
Namun, Bu Tiara langsung menjambak rambut Lisa, baru kali ini dia di hina oleh bocah ingusan seperti mereka.
"Kurang ajar kamu ya!!! Kamu belum tahu siapa saya? Berani sekali kamu berkata seperti itu padaku." Bu Tiara menarik rambut Lisa dengan sangat kuat.
Ana membantu memisahkan Lisa dan Bu Tiara hingga sedetik kemudian...
PLAKKKK!!!
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Ana, Tiara juga menyiram Ana dengan jus yang ada dihadapannya.
Lisa dan yang lainnya seketika tercengang, sedangkan Ana masih memegang pipinya yang terasa nyeri.
"Kalian semua lihat baik-baik, dia ini adalah jalang, dia sudah ...." Ucapan Bu Tiara terpotong saat seseorang sudah lebih dulu berdiri di hadapan Ana.
"Apa yang kamu lakukan?" teriak Adam, dia baru saja selesai bertemu dengan klien, saat keluar dia melihat Bu Tiara menampar dan menyiram Ana.
Wajah Adam terlihat sangat murka, semua teman Bu Tiara langsung tersenyum.
'Akhirnya putra kebanggaan Tiara datang.'
'Rasakan kamu jalang, memangnya dia pikir, dia siapa.'
"Sudah aku katakan jangan pernah mengganggu kekasihku. Aku sudah memperingatkan sebelumnya, jadi jangan salahkan aku jika mulai sekarang aku akan menghancurkan anda?" Adam menarik tangan Ana untuk dari sana.
Lisa yang merasa menang langsung tertawa mengejek, saat hendak melangkah dia melirik ke arah minuman yang berada di atas meja.
Byuurrr!!
Lisa menyiramkan minuman itu ke wajah Bu Tiara.
"Yahhhhh!!! Maaf Tante, aku tidak sengaja." Lisa tersenyum mengejek lalu langsung berlari mengikuti Ana.
***********
***********