NovelToon NovelToon
Be Mine

Be Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Perjodohan / Bad girl / Idola sekolah
Popularitas:833
Nilai: 5
Nama Author: Mellmei

Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.



Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.


akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?

atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Sinar matahari masuk merambat melalui celah jendela, seorang cowok yang tengah berbaring diatas tempat tidur meringis, karena sinar matahari mengenai wajahnya, ia membuka mata kebingungan melihat ruangan yang ia tempati saat ini, karena ruangan ini bukanlah kamarnya, terlihat warna merah muda dan biru langit menghiasi ruangan ini, seperti kamar cewek, ia bangun berjalan ke jendela, ia membuka curtain, melihat sekeliling, ia benar-benar sangat kebingungan sekarang karena tempat ini sangatlah asing.

Ceklekkk

Suara pintu terbuka,membuat andika mengalihkan pandangannya, tampaklah seorang cewek berambut sepunggung masuk ke dalam kamar dengan 1 gelas susu di tangannya, andika membalikkan badan agar bisa melihat cewek itu, ia mengangkat satu alisnya bingung, karena ia tidak mengenali cewek itu.

"Lo udah bangun?" tanyanya bersahabat

"Lo siapa?"

"Lo gak perlu tahu gue siapa, cukup gue aja yang tahu lo 🙂, nih diminum, lo tenang aja gue gak kasih racun kok" aurent menaruh susu itu di atas nakas, kemudian melangkah keluar dari kamar, andika yang masih kebingungan Ikut melangkah keluar dari kamar.

"Eh tunggu dulu" cegah andika sebelum aurent hilang dibalik tembok, ia berbalik dengan senyum yang tidak luntur dibibirnya

"Kenapa" tanya aurent lembut

"Itu.... hp gue"

"HP, kunci mobil, semua barang-barang lo ada di nakas, dan mobil lo ada di bawah" potong cewek itu cepat, iapun berbalik berniat melanjutkan langkahnya.

"Tunggu dulu"

"Kenapa lagi?" tanya cewek itu tanpa menoleh pada andika

"Thanks karena udah nolongin gue, gue pamit pulang" aurent menggangguk, iapun kembali melangkah dan di detik berikutnya tubuhnya menghilang di balik tembok.

Andika kembali masuk ke kamar yang ia tempati, mengambil kunci mobil dan hp miliknya, setelah itu ia melangkah keluar dari rumah itu untuk pulang.

Aurent tersenyum di balik jendela, menatap kepergian andika dengan senyuman

"Gue berharap lo bahagia ka, dan klo bisa, saat lo lagi butuh sandaran gue harap lo datangnya ke gue, walaupun lo gak akan jadi milik gue, tapi gue berharap masih bisa jadi teman sama lo, dan semoga arletta nggak datang" batin cewek itu tersenyum miris.

💫💫💫

"Guys, lo lihat andika gak?" tanya reza khawatir, cowok itu melangkah mendekati revan dan kelvin yang sedang duduk santai di sofa

"Gue gak tahu" jawab kelvin seadanya

"Gue juga nggak lihat si nenek sihir, ke mana dia?" tanya revan setengah berpikir karena dari kemarin sewaktu ia kembali dari perkemahan ia tidak melihat raisa.

Seseorang membuka pintu, membuat atensi ketiga cowok itu teralih, menoleh pada orang yang datang, andika berjalan dengan santai melewati ketiganya dengan wajah datar, penampilannya benar-benar sangat acak-acakan dan berantakan, bahkan bau alkohol sangat tercium menyengat dari tubuhnya.

"Lo habis dari mana sih ka?" tanya reza khawatir, ia menyentuh bahu andika pelan

"Lepas" balasnya andika dingin, ia melanjutkan langkahnya menuju kamar tidak memperdulikan ketiga cowok diruang santai, saat ini perasaan cowok itu sedang tidak bersahabat, entah apa yang sudah terjadi sehingga cowok itu jadi sangat dingin, reza sudah sangat faham dengan saudara kembarnya itu, ia hanya bisa menghela nafas pasrah mengingat bahwa jika itu sudah kehendak andika, maka tidak ada seorang pun yang bisa membantahnya.

Raisa berjalan masuk kedalam mansion, lagi-lagi ketiga cowok yang berada disana memfokuskan diri padanya, penampilan raisa juga tidak kalah berantakan dari andika, rambut cewek itu benar-benar acak-acakan seperti badai, matanya terlihat begitu sebab seperti habis menangis, ketiganya mengernyit bingung melihatnya.

"Lo kenapa ra? habis dari mana? lo kan belum sembuh total" tanya reza beruntun

"Bukan urusan lo" balas raisa dingin tanpa menghiraukan mereka, iapun kembali melangkah menuju kamarnya.

Reza menggaruk pelipisnya yang tidak gatal cowok itu menoleh pada revan dan kelvin, menatap keduanya seakan-akan bertanya, "mereka kenapa sih?" revan dan Kelvin kompak mengangkat bahunya tidak tahu, mereka juga tidak mengerti dengan kedua insan itu.

💫💫💫

Malam yang sangat sunyi, bintang-bintang tidak lagi menghiasi langit, bulan pun tertutupi awan, sama persis dengan perasaan kedua orang yang sedang berdiri di balkon kamar masing-masing, mereka berdua menatap lurus ke depan menikmati udara malam yang menusuk pori-pori, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Apa mungkin bener ya kata denny? gue udah jatuh cinta sama tuh cowok rombeng" batinnya berujar

"Apa lo juga suka sama gue sa, makanya lo langsung lari waktu lihat gue kemarin, tapi kenapa lo panggil nama reza pas di jurang bukan gue?" batin andika sambil memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam.

Mata kedua insan itu saling bertabrakan, saling bertatap mata tapi sibuk dengan pikirannya masing-masing, andika menunduk memutus kontak mata mereka, membuat raisa ikut menunduk, bibir mereka sama-sama kelu untuk saling mengungkapkan sepatah kata, dada raisa kembali sesak, memori itu kembali berputar bagaikan kaset rusak di kepalanya.

"EKHEMMM"

Suara dehaman membuat atensi kedua insan itu beralih, melihat asal suara

"Vin, serasa nonton drama korea ya" seru revan sambil menatap andika dan raisa bergantian

"Panas dingin, panas dingin, filmnya romansa banget van, mana gak peka-peka" balas kelvin sok sedih

"vin sedih banget dramanya, aku jadi ikut sedih deh, tisu mana tisu" cowok itu mengusap wajah lembut dengan tangannya.

"Hiksss, aku gak kuat lihatnya" kelvin berlagak seperti orang yang sesegukan karena lama menangis.

"Brisik lo ah kambing" maki andika kesal, cowok itu pun melangkah masuk kedalam kamarnya, ia sempat melirik ke arah raisa, cewek itu hanya diam.

"Yah yah, pemeran wanitanya ditinggalin van, sumpah kasihan banget, aku nggak kuat" seru kelvin dengan suara yang dia buat-buat sedih.

"Ngomong sekali lagi, gue lem mulut lo berdua" raisa berujar sadis menunjuk revan dan kelvin, ia ikut melangkah masuk kedalam kamarnya, cewek itu ikut tidak tahan dengan sikap kelvin dan revan, namun entah mengapa ia tersenyum karena tingkah mereka, dan ia bahagia saat melihat ekspresi yang ditunjukkan andika tadi karena ulah kelvin dan revan.

Tawa kelvin dan revan seketika pecah saat melihat wajah kesal andika dan raisa yang masuk kedalam kamar masing-masing.

"Nasib kisah cinta yang aneh" gumam kelvin pelan, revan menggangguk mengiyakan, setelah itu mereka ikut masuk ke dalam kamar mereka masing-masing, karena cuaca mulai mendung dan sebentar lagi mungkin akan turun hujan.

💫💫💫

Raisa berjalan santai menuruni tangga, cewek itu melangkah ke arah meja makan mengambil sepotong roti yang diolesi selai strawberry, ia menikmati makanannya dengan santai.

"Kok cuma roti doang ra, gak makan nasi lo?" tanya kelvin, cowok itu ikut duduk di depan raisa

"Diet" jawab raisa asal

"Badan lo udah kerempeng kali ra, entar dibawa angin tahu rasa" lho protes kelvin

Raisa hanya mengangkat bahunya tak acuh, membuat kelvin berdecih kesal karena raisa tidak begitu meresponnya, cewek itu memilih diam dan menyantap makanannya.

Revan dan reza baru saja turun dari kamar mereka masing-masing, ikut duduk dengan raisa fan kelvin.

"Andika mana?" tanya kelvin

"Katanya enak badan" jawab reza seadanya, raisa yang mendengar itu menghentikan kunyahannya, entahlah perasaannya menjadi sedikit tidak enak saat mendengar cowok itu sakit.

"Udah makan atau minum obat za?" tanya revan

"Mogok makan dia dari kemarin, gue juga gak tahu kenapa"

Raisa menghabiskan susunya, setelahnya ia berdiri melangkah meninggalkan meja makan.

Revan, kelvin dan reza saling pandang lalu melanjutkan aktivitas makan mereka yang tertunda.

💫💫💫

"Kakak cantik mau apa" tanya seorang anak kecil berumuran sekitar 3 sampai 4 tahunan, anak itu menarik kaos yang dipakai raisa, ia sudah berdiri cukup lama di depan kamar andika, ia sendiri tidak tahu untuk apa dan mengapa ia berdiri di sana, raisa berjongkok menyamakan tingginya dengan tinggi anak ini.

"Nama kamu siapa? kok ada di sini?"

"Aku cakla, cakra verdlino abraham" jawab cakra dengan suara yang sangat menggemaskan, raisa tersenyum sambil mengelus rambut cakra dengan lembut "abraham" adalah salah satu dari 5 keluarga besar yang terpilih, ia sekarang paham mengapa cakra ada di sini.

"Nama kakak siapa"

"Nama kakak raisa" jawab raisa lembut membuat anak itu mengerti.

Pintu disampingnya terbuka menampilkan seorang cowok, sontak cakra dan raisa menoleh pada andika yang berdiri di depan pintu, cowok itu terlihat seperti baru saja selesai mandi, raisa refleks berdiri membetulkan posisinya.

"Bukannya dia lagi gak enak badan ya?" batin raisa, cewek itu memalingkan wajah tidak mau menatapkan wajah andika, andika dan raisa hanya diam di tempat tidak tahu harus melakukan apa.

"Cakra" panggil seorang wanita yang masih terbilang cukup muda memecahkan keheningan diantara mereka, raisa menghela nafas lega, ia melihat wanita itu berjongkok menyamakan tingginya dengan tinggi cakra

"Mama"

"Ayo pulang sayang"

"Nggak mau, cakra mau tinggal di sini, cakra udah besar ma, cakra mau sama kak raisa" cakra memeluk kaki raisa erat, raisa tersenyum ke arah wanita itu membuatnya ikut tersenyum

"Maafin anak saya ya, dia emang gitu kalau udah suka sama orang" jelas felly, mama cakra.

"Nggak papa kok mbak" Jawab raisa santai

"Aku titip cakra ya sama kamu, nggak papa kan dia tinggal di sini bareng kalian" tanya felly sambil menatap andika dan raisa bergantian, ia menganggap kedua orang ini adalah pasangan.

"gak papa kok, malahan aku senang kalau ada cakra disini dan mau tinggal disini" jawab raisa cepat

"Emang nggak ganggu itu..... kalian" tanya felly polos, membuat raisa mematung di tempat mendengar pertanyaan polos dari felly, lain hanya dengan andika yang menahan tawa mendengar perkataan polos felly.

ketiga cowok datang dari arah tangga

" gak bakal ganggu kok mbak fell, santai aja" jawab kelvin mewakili andika dan raisa

"Eh kelvin, kalau gitu aku pulang dulu ya, titip cakra disini, cakra jaga diri ya sayang, mama pulang dulu, awas jangan nakal-nakal" ucap felly lalu mengecup kedua pipi putranya.

"Salam sama papa ya ma" wanita itu menggangguk, tersenyum pada anaknya ini, setelah berpamitan, wanita itu akhirnya pulang, raisa cepat-cepat menggendong cakra melangkah kekamarnya, cewek itu tidak mau berlama-lama dekat dengan andika.

"Emang gak ganggu itu......" kelvin mengulang ucapan felly tadi, ketiga cowok itu tertawa mengejek, andika hanya diam cowok itu mendengkus kesal lalu masuk kembali ke dalam kamarnya.

"Berisik" ucap andika dari dalam kamar karena tawa ketiga temennya yang tidak berhenti

"Andika anak bini lo gimana, nggak diajak masuk ke dalam?" canda kelvin masih tertawa

"Ngomong sekali lag, gue tembel mulut lo semua pakai lem" bukannya takut, tiga cowok itu hanya tertawa menanggapi ancaman andika

💫💫💫

Setiap hari, setiap waktu, kedua orang itu saling menghindar, mereka berdua bagaikan orang asing yang tidak pernah mengenal, baik disekolah maupun di mansion, suasana sekolah sudah mulai ramai karena para guru sedang rapat, dan guru piketpun tidak ada, raisa berjalan santai menuju rooftop sekolah.

Saat ia membuka pintu,ia dibuat mematung ditempat,karena orang yang beberapa hari ini ia hindari ada didepannya, ia mengurungkan niat untuk masuk, ia berdiri didepan pintu sambil memandangi jalanan ibu kota yang ramai dari jendela disampingnya, menikmati suasana ramai namun membuatnya tenang, saat ini ia benar-benar bingung dengan perasaannya sendiri, ada perasaan rindu yang menyusup dihatinya, membuatnya sesak, yah raisa merindukan sosok itu, sosok yang kini berada tak jauh dari hadapannya, tapi apa yang bisa ia lakukan? TIDAK ADA.

Raisa melangkah mundur tanpa disengaja kakinya tersandung pot bunga yang berada didekat pintu

Brakkkk

"awwww"

Andika mengangkat alisnya bingung, melangkah keluar dari pintu untuk melihat siapa yang jatuh.

Raisa mengumpat dalam hati, karena bisa-bisanya disaat seperti ini kakinya malah tidak bisa digerakkan, ia menundukkan kepala karena mendengar suara langkah kaki yang mendekat

"lo gak papa?" tanya andika mengulurkan tangannya berniat membantu, raisa menggeleng pelan, ia tetap menunduk

"lo bisa berdiri gak?" tanya andika lagi, andika berjongkok karena uluran tangannya tidak diterima, raisa kembali menggeleng dengan kepala yang tetap menunduk, andika menghela nafas dengan kasar, karena cewek dihadapannya ini hanya menunduk dan tidak bicara.

"gak usah takut gitu, gue gak bakal makan lo kok, jadi jangan nunduk gini" ucap andika mulai kesal karena orang dihadapannya ini tidak berbicara sepatah katapun

"gimana mau ngomong ka, entar gue malu adanya" batin raisa lemah, andika pun menyentuh bahu raisa dengan geram

"klo lo masih nunduk dan gak ngomong, gue bakal hamilin lo disini" entah muncul keberanian dari mana andika berkata seperti itu, sedangkan raisa membulatkan matanya lebar, membuat ia refleks mendongakkan kepala.

Andika bergeming, sangat terkejut, karena cewek yang berada dihadapannya adalah raisa, cewek yang beberapa hari ini berusaha mati-matian ia hindari meski ia begitu merindukannya.

Mata mereka bertemu, kini giliran andika yang menundukkan kepala, entah mengapa jika berhadapan dengan cewek ini nyalinya seketika menciut, mereka sama-sama diam, bahkan raisa melupakan rasa sakit dikakinya karena terjatuh.

"maaf sa" yang tambah andika dalam hati

"kenapa minta maaf sama gue ka? harusnya gue yang minta maaf sama lo" ucap raisa tersenyum lalu menundukkan kepala, cowok itu mendongak, mengulurkan jari kelingkingnya pada raisa

"janji buat jadi temen, dan gak berantem lagi" ucap andika membuat raisa mendongak "dan klo bisa, jadi temen hidup gue selamanya" tambahnya dalam hati

Raisa tersenyum lalu mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking andika, cewek itu tersenyum, tersenyum paksa lebih tepatnya, harusnya ia bahagia karena ia sudah berbaikan dengan andika, tapi entah mengapa kata teman yang keluar dari mulut andika membuat hatinya sedikit teriris.

"okay"

💫💫💫

1
danisya inlvr
Wajib lanjutin ceritanya thor!
Amellia: iya, semoga kalian suka ya
total 1 replies
Leblanc🌶️
Gila seru!
Amellia: oh thank you yaa sudah mau baca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!