Seorang wanita yang bernama kiyara bernasib malang. ia hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya meninggal. ia harus berjuang hidup sendiri melawan kerasnya dunia.
suatu saat, ia sedang membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya. kiyara menemui sahabatnya regina untuk membantunya mencari pekerjaan. regina pun membantunya untuk bekerja di sebuah club malam sebagai pelayan.
kiyara bertemu dengan Adrian seorang akak kelas yang pernah ia sukai saat duduk di bangku SMP. pertemuannya dengan Adrian akan membuat takdir kehidupan kiyara semakin lebih berwarna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berubahnya Adrian
"Kayaknya Varrel udah pulang deh." ucap Kiyara.
"Lalu?" tanya Adrian santai.
"Antar aku pulang." jawab kiyara.
"Kalau aku tidak mau?" tanya Adrian dengan suara berat.
"Idiih.. anterin pulang nggak?" rengek Kiyara.
"Iya iya bawel. sebentar aku cek dulu dia bener bener udah pulang atau belum." Tutur Adrian.
Setelah menelfon seseorang, Adrian kemudian menarik tangan kiyara tanpa berbicara sedikitpun. Kiyara pun mengikutinya tanpa berbicara juga.
"masuk." ucap Adrian yang tiba tiba ketus.
kiyara pun bingung sebenarnya ada apa dengan Adrian. Pasalnya kali ini kiyara melihat Adrian sedikit berbeda dari sebelumnya.
mobil melaju hingga sampai di depan kos kiyara. Disitu sudah ada Renata yang harap cemas menanti kedatangan kiyara. Sebelumnya ia sudah di beritahu oleh Varrel bahwa kiyara dan Adrian sedang bersama di sebuah hotel bintang lima.
"kii.. syukurlah kamu tidak di apa-apain sama dia." ucap renata khawatir.
tanpa berpamitan, Adrian dengan cepat masuk ke dalam mobil lalu pergi. Kiyara yang melihatnya pun semakin bingung.
"ada apa dengannya? Aneh sekali." ucap lirih Kiyara.
"kii.. Aku rasa aku punya perasaan buruk tentang adrian." celetuk Renata.
"maksud kamu apa re?" tanya Kiyara bingung.
Mereka berdua akhirnya masuk ke dalam kamar kos Kiyara.
"boleh aku bicara sesuatu denganmu?" tanya Renata.
"bicaralah re, santai saja." jawab Kiyara.
Renata kemudian menceritakan semua yang diberitahukan oleh Varrel. Termasuk memesan hotel bintang lima di kawasan pusat kota.
"oke biarkan aku menjelaskan sesuatu padamu." ucap Kiyara.
Kiyara akhirnya menceritakan apa yang terjadi padanya dan Adrian seharian kemarin. Renata mendengarkannya dengan seksama. Ia akhirnya memahami apa yang terjadi sebenarnya.
"ooh jadi gitu. Aku takut kamu kenapa napa Ki.." tutur Renata.
"enggak. Kita benar benar tidak ngapa-ngapain." ujar Kiyara.
Kiyara pun berpamitan untuk mandi untuk menyegarkan kembali pikirannya. Selama ia di dalam kamar mandi, pikirannya selalu tertuju pada adrian yang berubah tiba tiba.
"nggak bisa, aku besok harus tanya. Kenapa dia seperti itu."
"apa aku nyalain aja ponsel yang dia beri ya?"
Setelah mandi, renata masih di dalam kamarnya. Kiyara melihat Renata yang juga termenung.
"nggak biasanya tuh bocah." ucap lirih Kiyara.
"kenapa kamu re? Tumben sedikit pendiem."
Renata pun melihat Kiyara dengan wajah yang bingung.
"boleh nggak sih kalau naksir temen yang baru aja kita kenal?" tanya Renata.
"hah? Kamu suka siapa re?" jawab Kiyara dengan kaget.
"tidak dengan siapa siapa. Aku hanya sekedar tanya saja." jawab Renata.
Sebenarnya Kiyara tau bahwa ada yang disembunyikan oleh Renata. Namun ia lebih memilih untuk tidak bertanya lebih karena menghormati privasi sahabatnya itu. Karena suatu saat jika sudah memantapkan hati, Renata akan memberi tahunya.
"boleh aja sih. Cinta tak mengenal waktu Re!" tutur Kiyara.
"Jadi boleh ya?"
"Ya boleh saja. Sah sah aja sih. Yang penting jangan berlebihan. Gitu aja." tutur Kiyara.
Saat melihat jam, mereka berdua pun terkaget karena waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam.
"ayo tidur. pagi ini kita harus bangun pagi buat ngeprint re." ujar kiyara.
Akhirnya Renata pun tidur di kamar kos Kiyara. Sebenarnya, mereka berdua sama sama tidak bisa tidur karena pikiran masing masing. Hingga mereka bisa tertidur di pukul 3 dini hari.
saat menjelang pagi hari, Renata dan Kiyara terbangun kesiangan. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Sedangkan jam kuliah dimulai pukul sepuluh pagi. Kedua sahabat itupun akhirnya memutuskan untuk tidak mandi.
"Re? Emang boleh se bau ini?" tanya kiyara.
"Yang penting kita pakai bedak ki.. Udah nurut aja." jawab Renata.
Kiyara hanya menurut saja dengan ide Renata. Mereka berjalan tergopoh gopoh menuju tempat print disekitar kampus. Tiba tiba, terdengar suara dering ponsel Renata.
"iya iya rel. Ini kita lagi ngeprint. Santai. Aman aman." ucap Renata.
Tak lama setelah itu, tiba tiba ada mobil Adrian yang berhenti di tempat print Kiyara dan Renata.
"ngapain?" tanya Renald.
"ngeprint lah. Kita kesiangan nih." jawab Renata.
"Udah beres juga. Ngapain ngeprint lagi." Ujar Renald.
Renata dan Kiyara pun menganga mendengar ucapan Renald. Karena File hasil kerjanya hanya ada di flashdisk Renata saja.
"Yok naik!" Ucap santai Renald.
Kiyara dan Renata pun akhirnya menaiki mobil Adrian. Bau semerbak menghiasi mobil mewah milik Adrian. Ditambah lagi interior mewah membuat Kiyara dan Renata takjub melihatnya.
Adrian sama sekali tak menyapa kiyara. Adrian sudah berubah 180 derajat. Renata yang sudah mendengar cerita Kiyara pun sempat meragukan cerita sahabatnya itu. Ia sempat berfikir bahwa Kiyara sudah di ancam oleh Adrian untuk berbohong.
"bau apa ini?" celetuk Adrian.
Kiyara dan Renata yang merasa memang belum mandi pun saling lihat.
"Maaf, kita berdua kesiangan dan kita belum mandi. Tapi rencananya kita akan mandi kok di toilet kampus." tutur Kiyara.
"turunkan mereka disini!" ucap Adrian.
"hah? Maaf tuan muda. Sebentar lagi kan sampai." ujar Renald.
"baiklah, biar aku yang turun." ujar Adrian.
Melihat itu, relfek Renald menghentikan laju mobilnya. Ia kemudian melirik ke arah Renata dan memberi kode untuk turun.
"Dasar laki laki sombong!" ucap Renata dengan turun dari mobil.
"mulai sekarang, tidak perlu lagi untuk berteman sama mereka. Benar apa kata Varrel bahwa mereka jahat." tutur Renata.
Kiyara hanya diam saja mendengar ucapan Renata. Ia masih merasa bahwa Adrian menyembunyikan sesuatu darinya.
"masih ada waktu 20 menit Ki.. Ayo kita mandi di toilet kampus." ucap Renata.
Kiyara hanya menuruti ide Renata. Karena hanya ada satu kamar mandi di toilet itu, mereka pun bergantian untuk saling menjaga barang. Setelah selesai, mereka pun pergi menuju ruang kelas untuk mengikuti kelas.
Saat masuk ruangan kelas, Kiyara melihat Adrian yang sudah duduk rapi sambil bermain ponsel. Kiyara mencoba untuk tak peduli dengan Adrian. Namun ingin sekali dia menyapa Adrian. Karena bagaimanapun dirinya pernah merasa berbahagia saat bersama Adrian.
"udah, pokoknya jangan mau berteman lagi dengan mereka." ucap renata.
Varrel yang tau bahwa Kiyara sudah berpacaran dengan Adrian pun tak berani menyapa. Namun Varrel juga melihat keanehan antara Adrian dan Kiyara.
"apa mereka bertengkar ya?" batin Varrel.
Varrel mencoba untuk menyapa Kiyara. Namun Kiyara tak merespon Varrel. Ia hanya termenung sembari menunggu sang dosen datang.
Sebuah pesan masuk muncul di layar ponsel Varrel. Isinya membuat Varrel cukup tercengang. Karena isi pesan itu dari Renata yang memberitahukan bahwa sepertinya Adrian dan Renald bukanlah orang baik.
"Ki.." sapa Varrel yang kedua kalinya.
Tak lama terdengar deheman dosen yang tiba tiba masuk kedalam kelas. Kiyara pun tersadar dari lamunannya.
"Ada yang sudah mengerjakan tugas saya?" tanya Bu Yulia.
Renata kemudian memberi kode kepada Renald untuk menyerahkan tugasnya. Namun Renald merasa takut dengan Adrian.
"Kami sudah selesai bu." teriak Renata dengan mengacungkan tangannya.
Kiyara sontak menoleh ke arah Renata. Kali ini dia benar benar memilili perasaan buruk.
"Kumpulkan sekarang Renata." ucap Bu Yuli.
Renata kemudian berdiri meminta kepada Renald dengan menyodorkan tangannya. Renald pun merasa bingung.
"Maaf bu Yulia, kami belum mengerjakan." Celetuk Adrian.
Ucapan Adrian membuat Kiyara menoleh ke arahnya dan memberi tatapan tajam. Sementara Adrian benar benar acuh tak acuh dengan Kiyara.
"Iya maaf Bu, File nya kerendam air. Tadi pagi kami sudah mengeprintnya. Namun karena tiba tiba ada musibah jadi rusak deh." Celetuk Kiyara.
"ah kalian jangan mempermainkan saya ya." ucap bu Yulia dengan kesal.
"maaf bu, kesalahan yang seperti ini tidak akan terulang kembali." tutur kiyara.
Bu Yulia pun kembali tenang. Sementara kiyara menatap tajam ke arah Adrian.
"oke baiklah! Ku ikuti permainanmu!" ujar Kiyara dalam hati.