NovelToon NovelToon
RAPUH

RAPUH

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Pernikahan Kilat / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Gadis Amnesia / Tamat
Popularitas:36.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Cahaya redup membimbing langkah Sheva di keheningan malam. Desir angin menusuk hangat di langit malam yang muram. Tepian laut yang berbisik dengan keras. Meski dalam kesakitan, dia menunjukkan kekuatan yang rapuh. Ada sebuah suara yang terus berbisik di telinganya.


"Tinggalkan dunia, kamu hanya sampah, dirimu tidak berharga, tidak ada gunanya kamu hidup, kamu harus mati. Kamu harus mati!" Suara itu terus memprovokasi.


"Stop, hentikan! Kamu yang di sana, tolong berhenti!" teriakan seorang pria di belakangnya tidak membuat Sheva menghentikan langkahnya.


Sheva terus mengikuti gemuruh bisikan yang memenuhi relung hatinya yang kosong. Sheva terus berjalan di atas tebing yang menjulang dan mengapit jalan ke arah pantai sehingga terlihat seperti jurang.


Tubuh Sheva terhempas karang, keningnya terbentur benda keras, darah segar mengucur deras. Pandangannya menghitam, dengan senyum terukir dalam hati Sheva berkata 'selamat tinggal dunia'.

Ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Mimpi

"Anak itu anakku."

BRUUUK!

Arkan tiba-tiba pingsan di depan pintu kamar Sheva.

"Arkan!" Papa Adlan dan Ahsan mengangkat Arkan dan membaringkannya ke tempat tidur Sheva.

"Permisi saya akan memanggil Dokter Erin." Ahsan melakukan panggilan telepon.

"Pa, jangan-jangan Arkan ngidam lagi?" Mama Hilla menatap Arkan.

"Ma, kalo dua-duanya ngidam, jangan-jangan yang ada di perut Sheva isinya dua." Bisik Papa Adlan.

"Masa?" Mama Hilla melotot.

"Apa an?" Bunda Nida ikutan berbisik.

Mama Hilla membisiki Bunda Nida

"Haaaaaaah!" Bunda Nida membuka lebar matanya dan menutup wajah dengan kedua tangannya.

Dokter Erin akhirnya tiba. Tidak berapa lama Arkan diperiksa kondisinya oleh Dokter Erin. Ternyata Arkan hanya kelelahan dan pola makannya tidak teratur. Setelah diberikan cairan infus Arkan terlihat lebih baik dari sebelumnya. Dan setelah memeriksa keadaan Sheva, Dokter Erin menyarankan agar Arkan tetap di samping Sheva karena hanya Arkan yang bisa meredakan gejala morning sickness Sheva.

Tapi Sheva menolak dengan alasan Arkan akan segera kembali ke Negara A. Dokter Erin memahami mood Ibu hamil yang terkadang berubah. Dokter Erin kemudian berpamitan. Papa Adlan, Mama Hilla dan Bunda Nida mengantarkan Dokter Erin ke depan.

Dan lagi-lagi Sheva merasakan mual di perutnya. Kali ini mualnya berkali-kali lipat dari biasanya. Padahal pagi sudah lewat bahkan mau masuk sore hari. Sheva merintih menahan sakit. Arkan refleks bangun dari tempat tidur, duduk di sofa sambil memeluk Sheva. Sheva berusaha menjauhkan Arkan tapi Arkan tetap memeluk Sheva.

Sambil mengusap lembut perut Sheva, Arkan berkata, "Sayang Papah, jangan nyusahin Mamah ya. Jangan seperti Papah yang sudah nyakitin hati Mamah. Papah salah, Papah tidak mau kamu seperti Papah. Maafin Papah ya Mah." Arkan terus mengusap perut Sheva.

Apa tadi dia meminta maaf, ah terdengar tidak tulus, Sheva bicara dalam hati.

Entah suatu kebetulan atau memang bayi yang ada di perut Sheva mendengar apa kata Papahnya, mual di perut Sheva hilang. Arkan berdiri mengambilkan buah yang ada di meja dekat jendela dan menyuapi Sheva. Sheva merasa nyaman dekat dengan Arkan, tapi Sheva terlanjur gengsi.

"Makan yang banyak. Sekarang mualnya sudah berkurang?" tanya Arkan.

Sheva mengangguk.

"Maaf Kak Arkan, aku mau istirahat." Sheva berdiri tapi badannya masih terasa lemas.

Arkan tanpa aba-aba menggendong Sheva ala bridal style dan dengan hati-hati merebahkan Sheva di atas tempat tidur.

"Istirahatlah, aku akan menjagamu." Arkan kembali duduk di sofa.

"Maaf Kak Arkan, ini kamarku. Kak Arkan bisa tidur di kamar tamu," kata Sheva.

"Aku ingin tidur di sini." Jawab Arkan.

"Kak, ingat kita sudah berpisah." Sheva berbaring memunggungi Arkan.

"Iya kita memang berpisah sementara. Tapi kita masih terikat dalam pernikahan. Maafkan aku, aku salah, aku salah." Arkan terbaring di atas sofa.

* Di ruang tamu.

Papa Adlan, Mama Hilla, Bunda Nida dan Ahsan sengaja membiarkan Arkan dan Sheva untuk berduaan. Siapa tahu dengan begitu mereka bisa kembali bersama.

Ahsan menceritakan pertemuannya dengan Arkan hari ini. Ahsan selama beberapa bulan ini bekerja di kantor Bunda Nida menjadi Assistennya. Ahsan bertemu dengan kliennya di sebuah restoran. Tidak disangka dan tidak diduga klien yang ditemui Ahsan datang bersama dengan Arkan. Arkan terlihat kusut, kurus dan kurang perawatan. Rambutnya memanjang, ditumbuhi bulu-bulu halus di atas bibir dan di bawah dagunya. Setelah melihat Ahsan, Arkan langsung memeluk dan meneteskan air mata. Arkan juga meminta maaf dan memohon kepada Ahsan agar kembali bersamanya. Arkan juga memohon kepada Ahsan untuk mempertemukan dirinya dengan Sheva.

Melihat betapa kacau dan putus asanya Arkan serta ketulusan dari wajahnya, akhirnya Ahsan memutuskan mempertemukan Arkan dengan Sheva.

Ahsan menjelaskan kepada Arkan mengapa malam itu dia memutuskan untuk berhenti bekerja. Ahsan kecewa, marah, benci setelah mendengar keputusan Arkan yang ingin berpisah dengan Istri yang baru saja kehilangan ayah dan juga bayinya.

Seharusnya Arkan sebagai suami berada di sampingnya bukan malah meninggalkannya. Bukankah Arkan tahu betapa rapuhnya hati Sheva. Oleh karena itu Ahsan ingin melindungi Sheva agar kejadian di masa lalu tidak terulang kembali.

Dan Ahsan juga bertanya tujuan Arkan mencari Sheva. Kalau hanya ingin mempermainkan hatinya sebaiknya Arkan segera kembali ke Negara A. Karena untuk saat ini Sheva sangat membenci Arkan. Sheva tidak ingin lagi bertemu dengan Arkan. Karena Sheva tidak ingin Arkan ketularan kesialan.

Arkan hanya terdiam mendengar penjelasan Ahsan. Arkan juga merasakan apa yang dirasakan Sheva. Dia sungguh sangat keterlaluan. Hanya karena dia pernah merasakan ngidam selama 3 bulan, Arkan merasa punya hak sepenuhnya kepada bayi mereka. Tanpa memikirkan perjuangan dan perasaan Sheva. Arkan juga menyadari yang menyebabkan Sheva melahirkan prematur bukan karena Sheva tidak menjaga kandungannya. Akan tetapi karena keadaan yang memaksanya. Sheva dibawa mantannya untuk dimanfaatkan.

Arkan mencoba untuk memperbaiki kesalahannya. Arkan tidak berharap terlalu banyak kepada Sheva. Arkan akan menerima semua keputusan Sheva.

"Setelah mendengar cerita Ahsan, Papa harap kedepannya ada hal baik dalam hubungan mereka. Apa lagi sekarang Sheva sedang mengandung. Semoga saja mereka bersatu kembali." Harapan Papa Adlan.

"Semoga saja." Jawab Bunda Nida dan Mama Hilla berbarengan.

Di tengah kesunyian malam, seorang anak kecil tampan datang menemui Arkan dan juga Sheva. Anak itu sangat mirip dengan Arkan.

"Siapakah engkau wahai anak yang tampan? Apakah engkau adalah anak Mamah?" tanya Sheva.

"Iya." Jawabnya sambil tersenyum.

"Benarkah ini anak Papah?" tanya Arkan.

"Iya." Jawabnya lagi sambil tersenyum.

Kemudian anak itu berjalan menghampiri Arkan. Dengan lembut anak itu menarik tangan Arkan dan membawanya ke samping Sheva. Anak itu menyatukan jemari Arkan dan juga jemari Sheva.

"Mamah, Papah, jangan marahan lagi ya. Junior sedih. Mamah dan Papah sayang Junior tidak?" tanyanya dengan ekspresi wajah yang menggemaskan.

"Iya." Jawab Sheva diiringi air matanya.

"Papah sayang Junior." Jawab Arkan.

"Papah, kata Ibu Peri, Tuhan sayang sama Junior makanya Junior dipanggil. Jangan nyalahin Mamah lagi, Junior sedih lihat Mamah nangis. Dan tolong Papah jaga adik Junior yang di dalam sana. Mamah dan Papah baikan yaa jangan musuhan lagi."

Arkan dan Sheva menangis bersama, mereka menciumi Junior dan merekapun saling berpelukan. Junior buah hati mereka yang selama ini mereka rindukan menemui mereka.

"Maaf, Maafkan aku, maaf."

Sheva terbangun dari tidurnya, Sheva mendengar suara orang meminta maaf. Semakin didengar suara itu semakin dekat. Sheva menoleh ke samping, ternyata Arkan mengigau. Sheva baru ingat Arkan berada di dalam kamarnya dan tertidur di atas sofa. Sheva mendekati Arkan, dengan sedikit berjongkok Sheva membangunkan Arkan.

"Kak, Kak Arkan." Sheva perlahan menepuk lengan Arkan.

"Ma, Pa, Bund, tolong!" teriak Sheva.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Anai
mantab betul
Utuh Kelana
👍👍👍👍👍
Utui
👍👍👍👍👍
Cogan
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Waluh
mantul
Si Jun
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Saka
menarik
Tia
⭐⭐⭐⭐⭐
Queen
Di tunggu karya-karya selanjutnya 💪
Yenny Een: Mksh 🙏 dukungannya. Untuk sementara karena ada kesibukan di dunia nyata mungkin gak upload dulu beberapa hari ke depan 🙏.
total 1 replies
Queen
/Heart/
Queen
/Facepalm/
Queen
/Sob/
Queen
Elvira pelakunya
Queen
apa? bercerai?
Rosanti
Di tunggu karya berikutnya
Yenny Een: Mksh, ditunggu ya. Untuk sementara karena ada kesibukan di dunia nyata, untuk beberapa hari kedepan mungkin gak upload dlu 🙏.
total 1 replies
Queen
Ngaku juga
Queen
😱
Queen
omg 😱
Queen
😘🥰😍
Queen
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!