NovelToon NovelToon
Menantu Sampah

Menantu Sampah

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / Pelakor jahat / Saudara palsu / Tamat
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: siv fa

simak dan cermati baik2 seru sakali ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siv fa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Untuk apa kau ke sini, Walton? Membuatku kesal?" tanya Julia ketus.

Walton malah melebarkan senyum mencemoohnya, lalu berkata, "Sebentar lagi, kita akan mengadakan rapat khusus untuk membahas Laporan Pertengahan Tahun Wiguna Corp. Di rapat itu, di hadapan dewan direksi, aku akan menyingkirkan kau dari Wiguna Corp. Kamu bisa mulai menghitung hari-hari terakhirmu dari sekarang."

Wajah Walton saat mengatakannya benar-benar seperti wajah tokoh-tokoh antagonis di film-film. Dia menutup gertakannya itu dengan tersenyum miring dan mengangkat alis.

Julia menarik napas dan menahannya di dada. Dia ingin sekali mengatakan sesuatu, tapi saking marahnya dia mulutnya terus terkatup dan lidahnya kelu.

Barulah setelah Walton keluar dari ruang kerjanya, Julia bisa membuka mulutnya lagi.

Terengah-engah, dia letakkan satu tangannya di dada. Matanya berair. Sebentar kemudian setetes air jatuh dari ujung matanya yang kiri.

...

Di Harmony Spa, sekitar setengah jam kemudian...

Martin baru saja selesai memijat klien. Kini dia sedang mencuci tangan di wastafel toilet.

Ponsel di saku celananya berdering. Panggilan masuk dari istrinya. Martin cepat-cepat mengeringkan tangan dengan tisu.

"Halo, Julia?"

[Martin, kau bisa ke kantor sebentar?]

"Ke kantor? Sekarang?"

[Iya, sekarang. Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu.]

Martin terdiam sebentar. Sepertinya istrinya sedang tidak baik-baik saja. Pasti sesuatu hal buruk terjadi di kantor Wiguna Corp.

"Oke. Aku ke sana sekarang. Aku siap-siap dulu, ya."

[Terima kasih, ya. Aku tunggu.]

Percakapan berakhir. Martin langsung ke ruang ganti karyawan dan berganti pakaian. Membawa tas ranselnya, dia menuju ke ruang depan Harmony Spa dengan tekad mantap untuk pulang.

Tentu saja, si resepsionis menatapnya heran.

"Hey, Martin, kau mau ke mana?" tanyanya sambil memutari meja resepsionis.

"Aku mau pulang. Ada urusan mendadak," jawab Martin santai.

"Hah? Enak saja! Mana bisa kau pulang begitu saja? Jam kerjamu masih beberapa jam lagi! Aku laporkan ke supervisor-mu loh!"

"Laporkan saja. Aku tak peduli. Aku harus pulang sekarang."

"Kau!"

Si resepsionis menatap Martin dengan amarah yang tertahan. Dia menatap Martin seperti ingin memuntahkan sumpah-serapah padanya.

Tapi Martin tak peduli. Kalaupun nanti setelah dilaporkan itu dia dipecat, itu bukan masalah baginya.

Saat ini dia telah kembali memiliki akses ke kekayaan Keluarga Linardy. Dia tak lagi butuh pekerjaan ini. Dia pun berpikir mungkin sebaiknya dia berhenti saja supaya bisa fokus membantu istrinya.

Singkat cerita, sekitar setengah jam kemudian Martin tiba di kantor Wiguna Corp.

Setelah mengutarakan maksud kedatangannya ke resepsionis di lobi, dia langsung ke ruang kerjanya Julia.

Julia tampak lesu dan muram. Martin duduk di kursi kosong di depan Julia, menanyakan padanya apa yang terjadi.

Dengan lemas, Julia menjelaskan padanya soal kabar pesta ultah termewah di Hotel Caesars itu. Berkali-kali dia berikan penegasan pada perbedaan antara pesta ultah tersebut dengan pesta ultah putri mereka yang mungkin akan dilangsungkan secara sederhana, di rumah sakit.

Martin menyimak dengan penuh empati, kemudian dia bertanya, "Kau tahu siapa yang akan melangsungkan pesta ultah termewah itu, Julia?"

Julia menggeleng. "Tidak tahu. Tak ada yang tahu. Katanya pihak hotel masih merahasiakan nama orang itu," katanya.

Martin menghela napas. Dia terpikir untuk mengatakan kepada Julia bahwa orang itu adalah dia, bahwa ultah yang akan dirasakan di pesta tersebut adalah ultah putri mereka, Jesina.

Martin hampir saja benar-benar mengatakannya kalau saja seseorang tidak mengetuk pintu.

Tanpa menunggu izin dari Julia, seseorang itu membuka pintu dan mendorongnya. Muncullah seorang pria dengan rambut klimis dan setelan jas navy yang terlihat eksklusif. Di tangannya dia menggenggam sebuket mawar merah yang tampak indah.

"Hai, Julia, kuharap aku tak mengganggumu," ucap pria itu, tersenyum penuh percaya diri.

"Matthew? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Julia.

Pria itu adalah Matthew Liam, anak tunggal dari salah satu keluarga konglomerat di Kota Hagasa. Sudah sejak lama dengan mengejar-ngejar Julia. Bahkan setelah Julia menikah dengan Martin pun, dia masih terus mencoba mendapatkan Julia.

Matthew dan Martin saling menatap satu sama lain. Matthew terlihat kesal, tak mengira akan ada Martin di situ. Martin sendiri manatap Martin dengan dingin.

"Ini untukmu," kata Matthew, menyodorkan buket mawar yang dibawanya pada Julia.

Senyum percaya diri itu kembali mengembang di wajah Matthew. Dia begitu yakin Julia akan menerima buket tersebut, dan ini akan terasa istimewa sebab saat ini Martin ada bersama mereka.

Julia sempat menatap Matthew dengan kening mengernyit, kemudian menggeleng.

"Aku tak bisa menerimanya, Matthew. Lagi pula, kau tak perlu membawakan apa pun setiap kali kau menemuiku," ucap Julia.

Senyum penuh percaya diri Matthew langsung berubah jadi senyum melengkung ke bawah. Dia tak terima pemberiannya ditolak. Apa karena Julia merasa tak enak kepada Martin?

Matthew mendelik pada Martin. Upaya pertamanya gagal, tapi dia masih punya hal lain. Dirogohnya saku jasnya dan dia keluarkan sebuah kotak perhiasan berwarna hitam dengan sentuhan emas.

"Kau boleh menolak menerima buket mawar ini, tapi terimalah yang satu ini," katanya, menunjukkan kotak perhiasan itu lalu membukanya.

Tampaklah sebuah kalung dari Celestial Charms dengan kilau yang mengesankan. Mata Julia tertuju padanya dengan pupil yang membesar.

"Kalung ini harganya 1 miliar 200 juta. Aku berikan padamu karena kau sangat pantas memakainya. Terimalah," kata Matthew.

Julia menatap Matthew dengan mulut sedikit terbuka. Matthew lagi-lagi tersenyum penuh percaya diri. Dia berhasil membuat Julia terkesan, tapi ini masih belum selesai.

"Sebenarnya kalung ini hanya pemanasan saja. Nanti, Julia, aku juga akan membelikanmu satu set perhiasan edisi spesial dari Flowery. Aku sedang menunggu momen yang tepat untuk menghadiahkan itu padamu," kata Matthew.

Pupil mata Julia kembali membesar. Mendengar kata Flowery saja, jantungnya sudah berdegup cepat. Dan Matthew berencana menghadiahkan padanya satu set perhiasan Flowery edisi spesial? Bagaimana mungkin dia tak membayangkannya.

Martin menyadari perubahan di raut muka dan sorot mata istrinya. Dia mengangguk-angguk, sadar betul kalau Julia sebenarnya menginginkan perhiasan tersebut.

"Ayo, terimalah kalung ini, Julia. Memang tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Flowery, tapi ini sudah termasuk perhiasan mahal dan mewah. Kalau kau mengenakan ini saat berada di hadapan orang-orang, mereka akan memperlakukanmu dengan hormat. Aku jamin itu," bujuk Matthew.

Julia memandangi kalung di dalam kotak perhiasan di tangan Matthew itu, menghela napas, lalu menatap Matthew lagi.

Baru saja Julia akan mengatakan sesuatu kepada Matthew, Martin tiba-tiba berdiri dan mengambil kotak perhiasan itu, menutupnya lantas melemparnya ke tempat sampah.

"Istriku tak perlu menerima hadiah perhiasan dari pria mana pun. Aku sendiri yang akan memberikannya perhiasan-perhiasan yang diinginkannya," kata Martin.

1
Joice Tumewu
terlalu di ulur2,
Memed Adrianto
cerita nya tllu berbeneli belit pening kepala membaca nya asuuu
siv fa: jgn jadi pembaca yg gk ber etika. dsar kampungan
total 1 replies
DISTYA ANGGRA MELANI
Smngt kak awal menggapai kesuksesan nie.. Smg cepet naik level ya kak
Ceridwen
Asyik banget nih bacanya, authornya keren abis!
siv fa: terimakasih dukungannya teman. tahap projek selanjutnya
total 1 replies
Kuroi tenshi
Siapin tisu buat nangis 😭
siv fa: arigatau for suport nya kawan. tolong dukung terus ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!