NovelToon NovelToon
Pemuda Tampan Incaran Wanita

Pemuda Tampan Incaran Wanita

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Karir / Persahabatan / Harem / Suami ideal
Popularitas:219.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vincar:)

Mengisahkan seorang pemuda yang di idam-idamkan oleh banyak wanita. Bagaimana mungkin tidak menjadi incaran para wanita? Sudah berakhlak baik, sayang dengan keluarga, bertanggung jawab, dan juga di dukung oleh wajah yang tampan.

Dia bernama Devano Alfary seorang pemuda yang yang bekerja di perusahaan "Arkana Group" yang cukup punya nama di ibu kota. Orang yang jujur dan sangat bertanggung jawab pada pekerjaannya menjadikannya incaran para wanita di kantornya.

Manakah wanita yang akan menjadi tambatan hatinya? Temukan jawabannya .... Selamat membaca.

Salam hangat dari Author.
Vincar 💫

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vincar:), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gelisah

Devano yang masih di hantui oleh kegelisahan karena mimpinya, berusaha menghilangkan dan tidak menghubung-hubungkan mimpinya dengan kondisi ibunya yang mungkin sedang sakit.

Dia kembali ke kamarnya dan langsung meraih ponselnya di samping bantal tidurnya. Jam yang terlihat di ponselnya menunjukkan jam lima pagi. Terlintas di pikirannya berniat untuk menelfon ibunya karena sepertinya hatinya tidak akan tenang kalau belum memastikan kondisi ibunya, minimal dia bisa mendengarkan suara ibunya.

Devano mencari kontak ibunya, lalu kemudian dia menelfon ibunya. Biasanya jam empat pagi ibunya pasti sudah bangun, perbedaan waktu di tempat Devano satu jam lebih cepat di bandingkan di tempat ibunya.

Jadi, jika di tempat Devano menunjukkan jam lima pagi, kemungkinan jam di tempat ibunya adalah jam empat pagi.

"Halo Bu?" sapa Devano setelah tersambung panggilan dengan ibunya tercinta.

"Halo, Devan. Tumben kamu telpon ibu pagi-pagi begini. Ada apa? Kamu baik-baik saja kan Devan?" tanya ibunya dengan nada khawatir.

"Devan baik-baik saja kok, Bu. Devan telpon ibu pagi-pagi begini karena Devan sangat kangen sama ibu. Gimana kabar ibu? Ibu sehat kan?" tanya Devano memastikan apakah ibunya baik-baik saja dan tidak seperti yang dia khawatirkan.

"Ibu sehat kok, Nak. Nih ibu baru mau masak untuk bekal Kevin ke sekolah."

"Syukurlah, Bu. Devan ikut senang mendengar ibu dalam keadaan sehat. Maaf yah bu, selama satu minggu terakhir Devano jarang ngasih kabar sama ibu. Devan sangat sibuk dan masih beradaptasi di kerjaan dan lingkungan baru di sini."

"Gak apa-apa, Nak. Ibu ngerti kok, ibu dan adik-adikmu baik-baik saja di sini. Ingat! Jangan terlalu memikirkan ibu, fokus dan konsentrasi pada perkerjaanmu dulu," pesan ibunya dan berusaha meyakinkan Devano agar tidak terlalu mengkhawatirkannya.

Devano sekarang sudah merasa tenang dan lega setelah mendengar suara lembut ibunya. "Iya Bu, Devan akan konsentrasi pada perkerjaaku. Doakan Devan terus yah bu, agar proyeknya dapat cepat selesai," ucap Devano sambil tersenyum.

"Doa ibu akan selalu menyertaimu. Ibu dan adik-adikmu di sini akan terus mendoakanmu. Semangat terus kerjanya, jika ada masalah hadapi dengan tenang dan serahkan sama yang Maha Kuasa, niscaya akan mempermudah," kata ibunya.

Percakapan Devano dan ibunya pun berakhir saat adzan subuh berkumandang di tempat Devano. Perasaan Devano pun lega mendengar ibunya baik-baik saja dan mimpinya hanya bunga tidur semata.

"Syukurlah, semuanya baik-baik saja," lirih Devano dan segera bersiap-siap untuk pergi bekerja. Hari ini Devano bisa tenang melakukan pekerjaannya.

Agenda Devano hari ini adalah mengunjungi proyek tahap ke dua dan bertemu dengan mitra yang akan mensuplai bahan-bahan bangunan untuk pembuatan proyek perumahan.

****

Waktu sudah menunjukkan pukul 12:00 WITA. Tepat jam istirahat Devano bergegas keluar dari kantornya menuju sebuah resto untuk bertemu dengan mitranya. Sebelumnya, Devano sudah membuat perjanjian dengan mitranya tersebut.

Udara siang itu terasa begitu panas, hingga di dalam mobil pun udara dingin AC tidak terasa menyejukkan. Tampak Devano membuka setengah kaca mobil untuk memberi ruang udara masuk. Cuaca akhir-akhir ini memang terasa ekstrim. Di siang hari terasa begitu panas, namun di malam hari terasa sangat dingin.

Sesampainya di sebuah resto, Devano langsung memarkirkan mobilnya di parkiran yang sudah tersedia. Sebuah Resto yang cukup terkenal dengan seafoodnya yang enak. Lalu Devano berjalan masuk ke dalam resto dan langsung menghubungi mitranya memberitahu kalau ia sudah sampai.

Ternyata mitra yang berjanji bertemu Devano sudah lebih dulu sampai dan menyambut kedatangan Devano. "Selamat siang pak Devan, silahkan duduk!" ucap pak Ludra berdiri di tempat duduknya.

"Terima kasih pak Ludra," jawab Devano mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Maaf pak Devan, tadi saya sudah memesan beberapa menu makanan. Barangkali ada menu tambahan yang ingin di pesan pak Devan silahkan," kata pak Ludra.

"Gak apa-apa pak Ludra. Saya kira sudah cukup, ini juga terlalu banyak untuk di habiskan oleh kita berdua."

"Baiklah, kalau begitu sebaiknya kita makan dulu. Baru setelah itu kita bahas bisnis kita," ucap pak Ludra mempersilahkan Devano menikmati hidangan yang tersedia.

"Baik Pak."

Pak Ludra adalah pengusaha batu alam terbesar di kota ini. Hampir semua proyek perumahan dan proyek lainnya bekerja sama dengan perusahaannya.

Dari tampaknya, pak Ludra berusia sekitar 45 sampai 50 tahun dan sangat berpengalaman dalam dunia bisnis, termasuk bisnis batu bara yang di gelutinya juga.

Walaupun usianya lebih senior tapi pak Ludra pandai bagaimana harus menghormati konsumen bisnisnya supaya merasa nyaman, sehingga hubungan kerjasama dengan konsumen bisnisnya dapat terlaksana. Pak Ludra betul-betul menghargai dan menjamu rekan bisnisnya termasuk Devano yang usianya lebih muda hampir setengah dari usianya.

Setelah selesai makan, mereka mulai membahas penawaran harga yang di ajukan oleh pak Ludra. Tampak Devano mengecek berkas file di map yang dia bawa, lalu mencocokkannya dengan harga penawaran yang di ajukan pak Ludra.

Seketika keningnya tampak berkerut melihat ada sesuatu yang tidak beres. Devano menemukan daftar harga yang berbeda, yakni harga yang di file yang ia pegang ternyata lebih tinggi dari harga yang di tawarkan pak Ludra.

"Maaf pak Ludra, ini harga baru atau harga lama?" tanya Devano sambil menunjukkan berkas pengajuan pak Ludra.

"Ini harga dari dulu pak Devan, saya tidak akan menaikkan harga walaupun ada beberapa item yang harganya naik."

Devano mulai mengerti kenapa pimpro yang dulu di minta mengundurkan diri, kemungkinan karena ada mark up biaya belanja. Ini di dasari dari pengadaan batu alam dan belum pengadaan bahan lainnya.

Melihat Devano melamun beberapa saat, pak Ludra pun angkat bicara. "Tenang saja pak Devan, nanti ada persentase buat pak Devan juga. Saya kasih sepuluh persen deh dari total pengadaan, ya ... anggap saja sebagai ucapan terima kasih saya." Terlihat pak Ludra mengukir senyuman di bibirnya dan berfikir pasti ini berita yang menyenangkan buat pak Devan.

Devano terlihat menarik nafas panjang dan kembali berpikir sejenak atas tawaran dari pak Ludra. Ini yang selalu Devano khawatirkan, godaan dalam dunia proyek yang membuat orang gelap mata, mengambil keuntungan demi kepentingan pribadi.

Nah, Devano tidak mau dia tergoda dan terliur dengan bonus yang akan menurunkan harga dirinya. Dia selalu mengingat pesan ibunya untuk mengutamakan kejujuran dan rasa tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan. Jadi, Devano sudah merasa cukup bahkan bersyukur dengan gajinya saat ini, yang ia peroleh dari hasil keringatnya sendiri.

"Jadi, harga ini masih bisa turun sepuluh persen yah Pak? Kalau begitu masukkan saja sebagai diskon untuk perusahaan, jadi diskon on faktur sepuluh persen," kata Devano. "Maaf pak Ludra saya tidak bisa menerima persentase buat saya," kata Devano menolak tanpa bermaksud menyinggung perasaan pak Ludra.

Seketika pak Ludra sedikit kaget dengan pernyataan Devano, karena biasanya setiap yang ia tawarkan persentase bonus atau fee pasti dengan senang hati menerimanya, dan hal ini adalah sesuatu yang di anggap lumrah di dunia bisnis, tapi Devano justru menolaknya.

Pak Ludra pun kagum kepada Devano yang usianya masih muda, namun sudah mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, dia tidak mementingkan keuntungan pribadinya sendiri. Akhirnya pak Ludra menyepakati diskon on faktur sepuluh persen.

Karena pembicaraan mereka telah selesai dan bersepakat untuk melakukan kerjasama bisnis, lalu Devano membereskan berkas dan memasukkannya ke dalam map.

Saat ingin memasukkan berkas ke dalam map, tiba-tiba tangan Devano menyenggol gelas minumnya yang masih terisi air hingga terjatuh, dan menyebabkan gelas tersebut pecah di lantai.

Sontak saja Devano dan pak Ludra kaget. Devano berpikir kenapa ia bisa seceroboh ini, padahal ia merapikan berkasnya dengan hati-hati.

Entah kenapa setelah kejadian itu, perasaan Devano jadi tidak enak dan hatinya jadi merasa tidak tenang.

...~ Bersambung ~...

1
Marlipus Cr Ronal
bru kau tau devano slh pilih istri kan
Namaq Zidane
lanjut jangan lama lama Thor
🟡◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Deva gas trs jgn kasih kendor
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Samsul Acoen
ayolah thor jngn hiatus
Abanx Barkah Panglima Tempur
Kata Nya istri Presdir ngudang makan Malam Mana Nih thour
sella surya amanda
lanjut
Bangun Fitriadi
tulisan Umi Haifa
sella surya amanda
lanjut
Namaq Zidane
cerita bagus 👍 lanjut
sella surya amanda
next
Vincar: oke kakak 🤩
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
DOWEY
vincar mulai nakal,🤧
Vincar: wkwk 🤣
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
Anto D Cotto
lanjut, yg rutin up nya donk thor, klo bisa crazy up
sella surya amanda
lanjut
Namaq Zidane
bagus ceritanya 👍
Vincar: terima kasih
total 1 replies
Hadi Kusumah
sementara aman lah...
sella surya amanda
lanjut kak
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!