NovelToon NovelToon
Penakluk Cinta Sang Pewaris

Penakluk Cinta Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:741.4k
Nilai: 5
Nama Author: Najwa Camelia

"5 milliar untuk rahimmu! Lahirkan seorang pewaris untukku! Setelah dia lahir, kau boleh pergi!"


Nayla bingung untuk mengambil keputusan secepat itu. Tetapi dia sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi Ayahnya yang mengalami kecelakaan lalu lintas beberapa waktu lalu.


"Jika sampai satu tahun, aku tidak kunjung melahirkan. Apa kompensasinya?"


"Kau harus tetap mengembalikan uangku dengan menjadi budak wanitaku!"


Bagaimana reaksi Nayla? Akan kah dia tetap melanjutkan syarat pernikahan kontrak dengan CEO di tempat dia bekerja? Bagaimana nasib Keluarga Nayla Suherman selanjutnya? Akan kah tumbuh benih-benih cinta di dalam nya. Yuk kepoin cerita Nayla dan Mahendra Wijaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konser Tunggal

Selamat membaca..

🍒

🍒

🍒

Hari yang benar-benar menyebalkan bagi Mahen. Mulai dari pertengkarannya dengan Giska, hingga gagalnya si Jalu keluar dari persembunyiannya tanpa mendapatkan hasil yang memuaskan. Alhasil konser tunggal terlaksana juga di dalam kamar mandi.

Saat mobil SUV memasuki gerbang gedung pencakar langit yang berdiri megah. Ponsel Mahen bergetar lalu berbunyi silih berganti. Ia membiarkan benda pipih itu berteriak sepuasnya, tanpa ada niatan sedikit pun untuk membungkamnya. Sekilas Mahen melirik siapa orang yang menghubunginya di jam-jam sibuk begini.

Mama Siska?

Ada hal pentingkah, hingga Mama Siska menekan tombol angka angka yang tertuju pada ponsel canggih sang putra tunggalnya. Berulang-ulang kali, Mama Siska menghubungi Mahen, tapi nihil yang didapat.

Pria tampan yang memakai stelan jas berwarna navy itu, menghembus nafas panjang begitu keluar dari elevator khusus CEO. Saat akan menuju ruangannya, ia dikejutkan oleh Gala yang tengah berdiri di depan pintu yang baru terbuka dengan raut cemas.

"Bos baik-baik saja, hari ini?" tanya Gala seraya mengikuti pergerakan Mahen yang berjalan menuju ruangan bertuliskan CEO di atas pintu berwarna coklat berukir. "Maafkan saya, Bos. Saya sangat khawatir karena Bos tidak membalas pesan maupun mengangkat panggilan dari saya."

"Lihat aku! Bagaimana keadaanku, sekarang! Baik-baik saja kah?" balas Mahen seraya mendaratkan tubuh atletis nya di kursi kebesaran. Saat menoleh ke arah benda bundar yang melingkar di tangan. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang. "Apa agendaku sekarang, Gala?"

Gala bergeming. Tanpa mengeluarkan suara untuk memberikan jawaban atas pertanyaan sang Bos.

Beberapa detik berlalu. Hingga Gala menoleh pada Mahen sang pemilik Wijaya Group dengan gelisah. "Bos, sebenarnya ada seseorang yang sudah menunggu sejak tadi."

Mahen yang baru saja membuka komputer lipatnya seketika menoleh. "Siapa? Di mana dia sekarang?"

"Hai.. Aku di sini!" tiba-tiba seorang wanita yang masih cantik di usianya sekarang itu, muncul dari persembunyiannya. Dan memamerkan senyuman dengan deretan giginya yang putih rapih, bak seorang model iklan pasta gigi yang sedang mempromosikan produk barunya. Saat pria tampan yang duduk di kursi menatapnya dengan ekspresi terperangah.

"Mama?" Mahen dengan segera menelan keterkejutannya. Ia memijat pelipisnya yang tiba-tiba pening.

Gala Hilton yang paham dengan kondisi Putra vs Mama Siska, memilih undur diri. Mundur alon-alon tanpa mengeluarkan suara berisik, ia menutup pintu secara perlahan seraya memandangi wajah Sang Bos dan Nyonya Besar Siska Abdul Malik Wijaya, secara bergantian. Melihat kedua sosok yang berpengaruh di perusahaan Wijaya Group tengah beradu pandang. Dengan pikiran masing-masing yang hendak meledak dalam ruangan yang mencekam itu.

Pintu ruangan belum tertutup sempurna suara bariton milik Mahen memenuhi ruangan yang hening. "Cancel semua jadwal meetingku hari ini, Gala!"

Gala Hilton yang hendak mengayunkan langkahnya meninggalkan ruangan pun segera berbalik dan menjawab cepat perintah sang Bos. "Asshiap, Bos. Jadwal meeting untuk hari ini di cancel," jawab Gala dengan tangan yang memberi hormat pada Mahen.

Gala menghembuskan nafas panjang. Kedua tangannya menangkup pipi yang tengah memanas dengan mulut yang menganga layaknya ikan koi. Saat merasa jantungnya berdegup kian kencang, ia segera pergi melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ruangannya sendiri demi keamanan dan tetap mengalirnya dana ke dalam rekening pribadi miliknya di setiap akhir bulan.

Mahen dan Mama Siska sudah duduk bersebelahan di sofa yang ada di ruang kerja Mahen.

"Ada apa pagi-pagi sudah datang ke sini?" tanya Mahen pada wanita yang telah melahirkannya.

Mama Siska menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan sang putra. "Pagi katamu! Sudah rabun atau buram penglihatan kamu, Mahendra Wijaya?" suara Mama Siska yang mendengung di rungu Mahen.

Meski bibir Mahen menyunggingkan senyum, tetapi dalam hatinya benar-benar mengutuk kesialan hari ini. Setelah pertengkaran dengan Giska semalam. Kini ia harus dihadapkan dengan sang Mama, wanita penguasa di Keluarga Wijaya. Setelah beberapa hari pria itu terus menerus diancam oleh sang Mama, agar segera menikah lagi dan memiliki keturunan. Dan kini, hatinya sudah memastikan ia akan semakin diteror rangkaian pertanyaan dan permohonan serta ancaman dari Istri pria yang bernama Abdul Malik Wijaya.

Mahen menghela nafas lemah, kemudian berkata, "Sudah siang rupanya. Tapi jam tangan Mahen masih menunjukkan waktu, pagi," cengirnya, yang membuat spontan Mama Siska mengetok pelan kening sang putra.

"Benar-benar minta direparasi otak kamu! Biar nggak semakin ngeblank daya ingat kamu!" omel Mama Siska.

"Auww.. Sakit, Ma," ringis Mahen dengan wajah dibuat memelas.

"Enak? Siapa suruh bohongin Mama!" maki Mama Siska sembari mengulang kembali getokkan yang semakin membuat putranya meringis kesakitan dan mengelus dahinya.

"Mama kenapa sih? Datang-datang buat gaduh kantor Mahen?" Mahen berpura-pura tidak tahu letak kesalahannya.

"Dengar Mama!" sentak Mama Siska sembari menjewer telinga Mahen, dengan rasa kesal dan jengkel. Manik coklat matanya menatap tajam ke arah putranya, seperti ujung samurai yang siap membabat habis pria yang duduk di sebelahnya.

"Apa kamu sudah gila!" ucap Mama Siska semakin geram pada Mahen.

Bibir Mahen melengkung mendengar pertanyaan wanita yang sedang meradang duduk di samping nya itu. Tak lama kemudian ia pun memiringkan salah satu sudut bibirnya dan meraup wajahnya dengan kasar.

Wanita paruh baya yang belum mendapatkan jawaban dari putranya, lantas kembali bertanya, "Apakah kamu tidak pernah menganggap Mama dan Papa, masih ada?"

Mahen terkesiap mendengar pertanyaan Mamanya. Wajahnya merah padam yang langsung yang langsung menimbulkan efek seketika di jantungnya.

Saat ini degup jantung Mahen menggila. Ia tak pernah menyangka semua ini bakalan semakin runyam.

Ketika sang Mama mengeluarkan kalimat tanya seperti itu. Mahen merasa jantungnya seolah ditikam kuat-kuat oleh wanita yang sangat berharga dalam hidupnya.

Mahen mendengus keras. Ia sudah mengetahui ke mana arah pembicaraan Mamanya. "Bukan begitu maksud, Mahen. Maafkan Mahen, Ma."

"Bukan begitu maksudnya? Lantas kenapa kamu menikahi gadis itu tanpa sepengetahuan kedua orang tua kamu! Tanpa meminta doa dan restu kepada Papa dan Mama kamu! Sudah nggak butuh orang tua lagi, kamu. Mahen!" sarkas Mama Siska yang tak ada sedikit pun senyum yang terbit di bibirnya.

Mulut Mahen menganga. Mendadak seperti dilempari bom atom yang mampu menghancurkan jiwa besarnya berkeping-keping tanpa tersisa lagi. Ucapan wanita yang sangat disayangi itu semakin membuat diri Mahen bersalah akan tindakannya.

"Mahen bisa menjelaskannya, Ma," Mahen segera berlutut di hadapan wanita yang duduk terdiam dengan kedua netra yang berkaca-kaca.

Kecewa! Sakit! Juga bahagia bercampur aduk menjadi satu. Tapi kesal dan geram, rasa itu yang kini memenuhi hati dan pikiran Mama Siska. Ingin sekali dia menggantung putra satu-satunya itu di pohon mangga. Namun, Mama Siska berpikir kembali dan mengenyahkan pikiran itu. Jika ia menggantung Mahen dan bablas. Dia akan menyesal seumur hidupnya.

🍒🍒🍒🍒🍒

1
NJ🔒♥️
Auwwww🙃
NJ🔒♥️
Jangan banyak tanya Surya nanti kena pentung kamu🤣🤣
NJ🔒♥️
Perintah sang nyonya besar
NJ🔒♥️
Cairan apa dulu ini🙈
NJ🔒♥️
Hmmm🤭
s5
Selalu berusaha dan berdoa Nae
s5
Pakai ada imbalan nya ya
Kamu💖
Abang gojeknya ngelawak 😅😅
Asifa53
Jodoh tak kan ke mana nae🤭
sasa8
Surya tahan telinga diomelin ibu negara 😁😁
Asifa10
karir terus 😬
Asifa09
Nae nae 😆😆
sisi⁴💞
Menunggu Mala junior 😁
s7
Bahagia selalu
shinta2
Happy Ending 🥳🥳
EVOS7
Lanjut lanjut like
Kendra12
Ke puncak menara sutey
Kendra12
Gimana mau cuci otaknya 🤭
Blade
Pindah planet ini
Blade
mahen mulai curiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!