Thalita, 25 thn seorang dosen sekaligus pengusaha membalaskan sakit hatinya kepada suami dan keluarga suaminya yang sudah menggelapkan uang restoran milik nya hanya karena ia sibuk mengurus ibunya yang sedang sakit.
Ia dianggap miskin oleh keluarga suaminya, karena sewaktu menikah ia di wali kan kepada wali hakim karena ayahnya sudah meninggal ketika ia berusia 17 tahun. Dan ia juga di anggap bodoh, karena selama restoran di handel Dika suaminya, ia tidak pernah menanyakan laporan keuangan restoran tersebut sehingga membuat Dika dan keluarganya besar kepala dan menggelapkan uang restoran untuk gaya hidup mereka.
Hanya Alana lah yang menyukai Thalita dan dialah yang mengirim video Dika dan keluarga nya merayakan pesta ulang tahun selingkuhan Dika di restoran milik Thalita.
Berhasilkah Thalita membalas perlakuan Dika dan keluarga nya? Adakah nanti seseorang yang mencintai Thalita setulus hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24.
"Sopo iku! Datang neng omahe wong ora ngucapin salam! Ora sopan! " gerutu Mamai Sita kesal sambil mengipasi kipasnya.
"Sek ndoro! Mbok bukain pintu dulu! " jawab Mbok Nah dengan pergi tergopoh-gopoh.
Tidak lama kemudian, Mbok Nah kembali ke ruang makan dengan di ikuti seorang perempuan cantik yang berdandan full make up dengan pakaian yang cukup terbuka menyunggingkan senyuman nya terhadap semua orang yang ada di meja makan.
"Hallo semuanya! Bude, Pakde, Kang Mas Bule! " ucap perempuan itu dengan wajah sumringah.
"Koe toh Jeng! Ora sopan masuk omahe wong seenak udelmu wae! " tukas Mami Sita dengan jengah melihat nya.
"Maaf Bude! " jawabnya dengan wajah tertunduk malu di tegur yang punya rumah.
"Sudah... Sudah... Ajeng ayo ikut makan siang dulu! Nanti ngobrol lagi. " lerai Sang Papi dengan tegas.
Dave tidak terpengaruh dengan kedatangan perempuan itu, ia tetap melanjutkan makannya tanpa berhenti sedikitpun. Ia bahkan tidak melihat atau melirik perempuan yang di panggil Ajeng itu. Ia tetap fokus pada makanan yang ada di hadapannya.
"Mi, Pi, Dave sudah selesai! Mau istirahat dulu di kamar! " ucap nya dengan wajah datar dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
Dave segera berlalu tanpa mendengarkan jawaban orang tuanya pergi ke lantai atas ke kamarnya yang sudah lima tahun ia tinggalkan.
Ajeng tersenyum kecut ketika melihat Dave tidak melihatnya ataupun melirik, apalagi menegurnya dengan kata-kata lembut. Mami Sita tersenyum sinis melihat reaksi putra kesayangan nya dengan kedatangan Ajeng ke rumah ini.
Raden Ajeng Batari Kusuma adalah nama perempuan tersebut. Orang tuanya masih saudara jauh dari Mami Sita yang sama-sama keturunan Ningrat. Pihak kerabat mereka saling menjodohkan anak-anak mereka agar keturunan mereka terjaga bebet bobot bibitnya. Namun semua itu tidak berlaku untuk keluarga besar Mami Sita. Mereka tidak pernah menjodohkan anak-anak mereka, atau memaksakan anak-anak mereka harus mempunyai jodoh yang sama-sama orang Ningrat. Maka dari itulah Mami Sita menolak dengan tegas ketika para tetua hendak menjodohkan Dave dengan Ajeng.
Setelah makan, dengan tidak tahu malunya Ajeng membuntuti kemana pun Mami Sita pergi sehingga membuat Mami Sita menjadi risih.
"Kenapa sih Jeng ngikutin Bude terus dari tadi? " tanya Mami Sita dengan jengkel.
"Bude.. Tolong dong rayu Kang Mas Davin agar mau menerima perjodohan ini? " bujuknya dengan tidak tahu malu.
"Sampean kalau ngomong gak usah ngelantur! Saya ora sudi membujuk anak kesayangan saya melakukan perjodohan ini! " jawab Mami Sita dengan ketus.
"Loh... Bude kok gitu sih! Seharusnya Bude senang dong kalau kami berjodoh? Keluarga kita akan semakin besar dan kuat serta bibit bebet dan bobot nya semakin bagus! " jawabnya dengan sombong.
"Cih... Tidak menerima perjodohan ini adalah anugerah buat keluarga saya! "ucap Mami Sita dengan sinis.
"Ajeng gak bakalan gentar! Ajeng bakalan bikin Kang Mas Davin mencintai Ajeng seperti Ajeng yang sangat mencintai nya! Seharusnya Bude berfikir dong kalau perjodohan ini bisa menghilangkan nasib sial yang di alami keluarga Bude. Coba dari dulu Bude menerima perjodohan ini, Kang Mas Davin gak bakalan jadi Duda dalam waktu tiga bulan. " cerocos Ajeng menyalahkan Sita.
"Kurang ajar kamu ya! Berani sekali kamu menyalahkan saya seolah-olah kamu lah yang benar. Kamu itu anak kemaren sore, tau apa kamu tentang nasib baik keluarga saya! Buka telinga kamu lebar-lebar saya dan keluarga saya tidak sudi menerima kamu sebagai menantu saya walaupun saya harus menentang keluarga besar Kusuma. Ingat itu! Sekarang pergi kau dari rumah saya! Pergi! " teriak Mami Sita dengan berang sambil mendorong tubuh Ajeng keluar rumah.
"Pergi kamu dari rumah ini! Saya tidak akan tinggal diam jika kamu masih berani datang dan mengganggu keluarga saya! " hardik Dave yang muncul dari belakang Mami nya.
Ajeng pergi dengan terpaksa sambil menghentakkan kakinya ke lantai karena kesal rencananya memikat Dave gagal total.
"Ayo Mi kita duduk santai aja di belakang! Gak usah dengerin kata-kata buruk dari orang gak waras kayak gitu! Nanti Mami lagi yang sakit! " ajak Dave sambil menuntun Mami nya ke halaman belakang.
"Apa yang terjadi sayang? Papi dengar samar-samar kamu teriak keras dari ruang kerja! "tanya Papi Dayton yang baru saja datang menghampiri mereka.
"Hah... Biasa lah Pi, di ganggu orang gak punya otak! Oh ya Dave, tolong kamu kirim rekaman CCTV di ruang tamu tadi ke ponsel Mami. Mami mau kirim rekaman nya ke eyang kakung mu biar mereka tau bagaimana sikap kerabat jauh nya itu terhadap Mami. " jawab Mami Sita dengan penuh dendam.
"Ok Mi.. Siap! " jawab Dave dengan patuh.
"Papi gak habis pikir. Sudah di tolak dengan tegas, masih saja mengirim anaknya kerumah kita dengan tidak tahu malu. Heran Papi dengan saudara Mami itu! " ucap Papi Dayton dengan menggeleng kan kepalanya.
"Ora sudi Mami ngakuin dia sebagai saudara! Emoh.. " jawab Mami Sita dengan ketus.
"Udah ah Mi, Pi.. Gak usah ngomongin orang bebal kayak gitu. Mendingan kita omongin yang bagus-bagus aja. Asal jangan tentang Dave. " lerai Dave dengan jengah.
"Kalau Mami sama Papi gak ngomongin koe, terus mau ngomongin siapa lagi?? Abeth yang mau di omongin? " ucap Mami Sita sewot.
"Ya terserah Mami aja! Ngomongin Abeth juga bagus. He.... He... " jawab Dave dengan cengengesan.
"Dave, Mami mau ngomong serius ! " ucap Mami dengan suara yang tegas.
"Mami hanya bilang! Kalau sampai kapanpun Mami gak akan menyetujui perjodohan ini apapun alasannya dan apapun keadaannya. Bagi Mami, kebahagiaan anak-anak Mami lah yang penting dari segalanya. Mami tidak peduli mau punya mantu orang Jawa, Sumatera, kalimantan, atau Papua sekali pun yang penting dia sopan, patuh, hormat kepada yang lebih tua, berani, dan tegas. Camkan itu Dave! " ucap Mami Sita dengan tegas.
"Papi setuju dengan perkataan Mami mu Dave! " sahut Papi Dayton ikut bicara.
"Dave akan patuh dengan ucapan Mami! " jawab Dave juga dengan serius.
"Bagus kalau gitu! Itu juga berlaku untuk kakak mu Abeth. " ucap Mami Sita tersenyum puas.
Mereka bertiga pun kembali berbincang tentang apa saja sambil menikmati suasana siang menjelang sore dengan canda tawa. Sesekali Mami Sita dan Papi Dayton meledek Dave yang gagal move on yang mana membuat Dave merengut kesal. Mbok Nah tersenyum hari melihat keluarga majikannya kembali hangat dan ramaikan seperti dulu.
"Mudah-mudahan gak ada yang mengganggu keharmonisan keluarga ini ya Allah. " ucap Mbok Nah dengan haru.
Bersambung...
Selamat membaca dan selamat beraktivitas ya...
Semoga suka dan terhibur...
tanggung jawab thor 😭