Juan Prakoso, seorang siswa miskin dan bodoh lantaran nilai-nilai yang selalu jelek, wajahnya yang tidak tampan juga dirinya yang menjadi bahan pembullian teman-teman di sekolahnya.
Hal itu dikarenakan Juan harus menjadi tulang punggung untuk dirinya serta kedua adiknya yang masih sekolah menengah pertama lantaran kedua orang tua mereka telah meninggal dunia. Maka dari itu, Juan mau tidak mau harus bekerja dan sekolah.
Hingga suatu waktu, Juan mendapatkan sebuah system yang dimana mampu para penggunanya untuk meningkatkan kekuatan fisik, meningkatkan daya tarik dan meningkatkan IQ serta Daya ingat.
Dengan system' itu lah kehidupan Juan berubah dan dia pun ingin menunjukan kepada semua teman-temannya bahwa dirinya bisa menjadi yang terbaik.
Inilah kisah dari seorang pemuda bernama Juan Prakoso dan Extraordinary System nya.
Season 1: The Students Cheater Bab 1 - Bab 50.
Season 2: Yakuza Madness Bab 51 - Bab 84
Season 3: A Man In Two Worlds Bab 85 - Bab 99.
Season 4: Merubah Takdir Bab 100 - Bab 120.
Season 5: Extraordinary Era Bab 121 - 128
Season 6: Desa kabut Bab 129 - On Going.
Extraordinary System is Back
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Extraordinary System Bab 24
...Bab 24. Revenge....
Setelah Juan mengetahui kebenaran dari kasus tabrak larinya. Dia pun meneror Bu Anita sebagai Phantom yang dimana laptop yang sedang dimatikan juga tersimpan didalam tas tiba-tiba menyala dan memainkan musik metal dengan volume maksimal di tengah malam sehingga Bu Anita yang sedang tertidur pulas menjadi terbangun akan suara itu.
"Suara apa itu?" gumam Bu Anita yang baru bangun dari tidurnya.
Bu Anita pun sontak mencari sumber Sumbar itu yang ternyata itu berasal dari laptop nya dan didalam pikirannya laptop itu sudah dimatikan. Bu Anita dengan perasaan takut membuka laptop itu dan dia pun terkejut saat melihat sebuah logo Phantom di laptopnya.
"Apa ini?!" seru panik Bu Anita yang ingin mematikan musik namun tidak berhasil bahkan laptopnya tidak bisa digerakkan.
Sesaat kemudian, sebuah layar chating terbuka.
Phantom: Hello, Anita. Saya punya file yang harus kamu lihat! [Arsip video]
Melihat itu, Bu Anita pun membuka video itu dan membuatnya terkejut yang dimana video itu rekaman tabrak lari Bu Anita yang membuat sontak dirinya gemetar ketakutan dan dia pun membalas chat Phantom.
Bu Anita: Siapa kamu? Marcella kah atau Alex?
Chat Bu Anita yang menebak-nebak dan disanalah Juan tahu bahwa kedua murid itu terlibat.
Phantom: Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya ingin memberitahumu jika kamu tidak mengaku kepada polisi maka saya akan sebarkan ke media.
Bu Anita: Apa? Saya sudah muak dengan ancaman seperti ini.
Bu Anita pun dengan kesal ingin mematikan laptop namun tidak berhasil maka dengan marahnya Bu Anita membanting laptop itu hingga laptop itu pun hancur.
Disisi lain, Juan tersenyum dengan melihat koneksi yang tertutup dan itu menandakan bahwa Bu Anita menantang diri nya.
"Waktunya ke rencana berikutnya."
Juan pun membuka software Cloning Share. Sebuah software yang mampu mengirim masal berkas ke seluruh media sosial dan hanya dalam beberapa jam saja, video Bu Anita pun menjadi viral yang mana video itu juga sudah di edit Juan lengkap dengan kebocoran soal yang diberikan Bu Anita.
Keesokan harinya, Utopia High School di kerumuni oleh para awak media yang ingin meminta keterangan dari video itu.
Bu Maya pun sebagai Kepala Sekolah memberikan pendapatnya di konferensi pers yang diadakan di sekolahnya bahwa kejadian yang ada di video tidak ada hubungan nya dengan sekolah Utopia High School.
Media pun percaya akan hal itu.
Lalu, Bu Maya memecat Bu Anita dari sekolah. namun, Bu Maya pun masih melindungi Bu Anita dengan mengatakan bahwa kejadian tabrak lari itu tidak mengakibatkan korban meninggal dan pelakunya sudah ditangkap.
Mendengar itu, Juan pun menjadi sedikit emosi yang saat itu sedang menonton streaming konferensi pers Kepala sekolah nya.
"Mungkin, aku harus turun tangan sendiri."
Sewaktu Bu Anita ingin memasuki mobil dengan membawa peralatan nya didalam kardus.
Tiba-tiba lampu tempat parkir menjadi padam. Menyadari itu, Bu Anita pun menjadi panik.
"Halo, ada orang tidak! Disini gelap sekali!" seru keras Bu Anita.
Namun, tidak ada jawaban satu orang pun. Bu Anita pun menyalakan senter dari ponselnya dan melangkah ingin meninggalkan tempat parkir tapi, pintu masuk terkunci.
Buk! Buk! Buk!
"Hei, tolong! Saya terjebak disini!" seru Bu Anita sambil menggedor-gedor pintu dan tetap tidak ada yang merespon.
Bu Anita pun semakin takut lalu, dia memutuskan untuk kembali ke mobil dengan langkah cepat. Setibanya, didalam mobil dan ingin menyalakan mobil tiba-tiba ada seseorang yang mengenakan jaket hitam dengan memegang tongkat bisbol memecahkan kaca mobil.
Gprakkk!
Bu Anita sontak terkejut dan berteriak.
Lalu, seseorang yang menyerang Bu Anita membuka pintu secara paksa dan menyeret Bu Anita keluar dari mobil serta menjatuhkan nya di tanah.
"Kamu siapa?!" tanya Bu Anita.
"Phantom."
Mendengar itu sontak membuat Bu Anita ketakutan.
"Saya mohon siapapun kamu, Tolong jangan bunuh, Saya!" pinta Bu Anita yang sudah berlutut dan memohon.
"Kedua anak kecil yang masih tidak mengerti apa-apa sedang tidak sadarkan diri sampai hari ini."
Mendengar itu ekspresi bu Anita pun berubah menjadi wajah kecewa dan berputus asa.
"Benarkah? maaf kan, aku!"
"Tenang saja, saya tidak akan membunuhmu melainkan merasakan apa yang dirasakan kedua anak yang malang itu. Gigi balas gigi, mata balas mata dan Koma balas koma."
Tatapan Bu Anita menjadi kosong dan berpasrah diri.
Phantom tidak mempedulikan nya. Dia pun mendekati Bu Anita dan memukul kepalanya tepat di titik saraf otak yang dimana titik saraf cedera kedua adiknya. Pengetahuan itu Juan dapat dari skill kedokteran nya.
Buk!
Dalam sekali pukulan pun Bu Anita pun pingsan dan kepalanya bercucuran darah.
Setelah itu, Phantom membuang tongkat itu dan meninggalkan lokasi.
Keesokan harinya, Bu Anita pun dikabarkan mengalami mati otak oleh serangan dari seseorang yang tidak dikenal dan dilarikan ke rumah sakit. Bu Maya pun juga menentang bahwa orang yang menyerang Bu Anita merupakan muridnya.
Melihat kabar itu, Juan pun tersenyum yang saat itu dirinya sedang duduk dikelas. Lalu, dia menaruh ponselnya diatas meja dan melihat langit.
"Masalah satu usai. Selanjutnya, mencari solusi untuk menemukan cara untuk menyadarkan Yuda dan Yuri ... Ibu, Ayah, sistem. Bantulah aku!" batin Juan.