Sang Pemilik Hati

Beberapa jam lalu sebelum petaka siang itu terjadi.

Flashback on.

Mentari mulai naik menggantikan rembulan dan bintang. Cahaya sinarnya mulai menyebar ke seluruh penjuru belahan bumi, hingga cahaya tersebut membangunkan perempuan cantik dari tidur yang tak terlalu nyenyak.

"Hoam.." Chantika menguap sambil merenggangkan otot-otot yang kaku, menyatukan kedua telapak tangan. "Sudah pagi saja, badanku rasanya patah semua" ucap Chantika mengusap kedua mata dan hendak bangun turun dari ranjang empuknya. Namun, ketika saat akan bangun terasa seperti yang menahan kakinya. Chantika pun memutar kepala melihat ke belakang.

Ia menikmati wajah tampan suaminya dengan ekspresi gemes, nyebelin, ngangenin. Baru kali ini ia menemukan seorang laki-laki dengan kepercayaan diri yang tinggi, perintahnya tak boleh terbantahkan. Kalau tidak akan mendapatkan hukuman dari tuan suaminya itu.

Perlahan, Chantika menggeser kakinya dari himpitan kaki Rendy agar ia bisa beranjak dari tempat tidur king size itu. Namun, baru saja ia menggerakkan kaki jenjangnya. Sebuah bisikan maut membulatkan matanya, seketika aura negatif menyebar dalam ruangan yang hening itu, membuat bulu kuduk Chantika berdiri. "Dewi Chantikku, kamu suka sekali membangunkan pak Tani yang sedang beristirahat! Pas banget bercocok tanam di pagi hari, menabur bibit unggul, lalu cangkul-cangkul yang dalam, menanam padi di kebun Chantika."

Chantika melihat ke arah wajah Arjuna yang masih memejamkan mata. Jari jemarinya menjelajahi wajah tampan suaminya, dan berakhir diujung hidung mancungnya sembari dicubit gemas. "Apa kamu sedang ngelindur?" gumam Chantika.

"Auuhh.."

Pekikan Chantika yang berirama slow terdengar merdu ditelinga suaminya. Rendy bergerak cepat menangkap jari lentik Chantika yang mengusik tidur anaconda yang masih lapar ingin memakan sarapan paginya. Sambil membungkam bibir manis yang membuat Rendy chandu dengan bibirnya yang seksi, kini tubuhnya sudah berada di atas tubuh Chantika kembali.

"Rezeki pagi pak Tani, harus menabur pupuk di sawah, biar panennya berhasil dan mendapatkan hasil padi yang bagus, harus sering-sering ditengok dan disiram. Bagaimana, sayang? Serangan pagi sebelum hama wereng menyerang, pak Tani harus lebih giat dan rajin mencangkul sawahnya." bisik Rendy sedikit gigitan kecil ditelinga istrinya.

Chantika hanya bisa menggeliat geli bercampur kaget dengan serangan genjatan ubi jalar Rendy yang ingin dipatahin oleh mesin pemotong ala Chandu Asmara.

Chantika semakin lemah dan tak sanggup lagi menahan setiap cangkulan yang diperdalam Rendy. Darahnya mendesir, suhu tubuh terasa panas. Hingga akhirnya mayones itu meleleh meluber kemana-mana, disaat hap hap risoles yang gurih lezat itu masuk kedalam gua bergigi milik Dewi Chantik yang semakin membuat chandu bagi Rendy. Gua yang mengig1t, mengh1sap, menelan setiap inch risoles sosis berdampingan dengan telur yang sangat makyus disantap hangat di tambah saus pedas yang mengeluarkan sensasi level 10 membakar persendian meremukkan tulang lunak bagaikan dipresto dengan panci made in abang Dhiv no kaleng-kaleng.

Hanya suara misteri kepedesan, orang lari marathon yang di kejar orang sekampung jadi ngos-ngosan, menggema di ruangan yang seketika membakar api cinta CHANDY kian bersemi di musim ciplukan.

Dan, lagi-lagi serangan fajar yang dimenangkan oleh pak Tani dengan ketelatenan dan ketelitiannya, ia menggarap sawah dengan senyum manis yang terus menerus berkembang di sudut bibirnya. Dan dipihak yang terkalahkan berikutnya bagi Chantika, ia hanya bisa memandang mata elang suaminya yang berlahan warna merah yang menyala, kini redup dan tertutup rapat karena lelah telah membajak sawah tiada henti. Dan tubuh kekarnya seketika ambruk terbaring disisinya.

-

-

-

-

Di pagi hari, udara yang masih segar. Chantika telah menyiapkan pakaian kerja suaminya dan membantu memakaikan hingga rapi, pas di tubuh perfect Rendy.

"Sudah tampan, suamiku" puji Chantika kepada suaminya dengan dibubuhi kecupan manis di bibir Rendy.

"Terimakasih, sayang. Sudah membantu untuk menyiapkan semua keperluanku. Dan aku sangat beruntung mendapatkan Dewi cantik seperti dirimu, istriku" kecupan dalam mendarat di kening Chantika seraya memeluk tubuh Chantika yang membalasnya dengan tersenyum renyah.

Tak lama kemudian mereka berdua pun segera bersiap-siap untuk sarapan pagi.

Rendy dan Chantika turun ke lantai satu sambil bergandengan tangan dengan mesra. Para pelayan telah menyiapkan semua makanan di atas meja makan dengan tatanan yang telah rapi tersusun.

Setelah menyelesaikan sarapan paginya, baru Rendy pamit berangkat ke kantor. "Sayang, aku berangkat dulu, ya. Habiskan dulu salad buahnya, tidak usah mengantarkan aku sampai ke depan." Rendy beranjak dari meja makan sembari memberikan ciuman hangat sebentar pada istrinya.

"Hati-hati, sayang." Chantika mencium punggung tangan suaminya dan membalas ciuman Rendy dengan mengecup pipinya.

Rendy yang mendapat perhatian dari Chantika tersenyum bahagia. "Begini ya rasanya, kalau mempunyai pasangan halal yang saling mencintai dan menghargai. Perhatian sekecil apapun akan terasa indah" gumam Rendy terus berjalan hingga masuk ke dalam mobil dan diikuti Jordy dari belakang.

Kini hanya tinggal Chantika duduk sendiri di meja makan melanjutkan sarapannya.

Chantika mengingat kembali masa-masa masih berkumpul di panti asuhan Az-Zahra. Biasanya dia sarapan pagi beramai-ramai bersama adik-adik panti, dengan suara dentingan piring dan sendok yang saling bersautan. Kini, suasana sunyi yang terlihat, ia menatap sedih ke arah sekeliling.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Maka syukuri dan nikmati yang kita punya saat ini, jangan hanya memandang dari luarnya saja dan iri dengan milik orang lain. Karena kita tidak akan pernah tahu isi dibalik covernya.

-

-

-

-

Rendy baru saja menyelesaikan meeting nya dengan perusahaan dari Jepang. Perasaannya kini sangat merindukan sang istri yang beberapa jam lalu meminta ijin untuk berbelanja di Mall Galaxi. Setelah masuk dalam ruangan kerja dan duduk di kursi kebesarannya.

Rendy segera menghubungi Chantika dengan raut wajahnya yang penuh bintang berpijar. Ingin segera menemani berbelanja berkeliling mall bersama orang terkasih. Ia sudah membayangkan bagaimana wajah istrinya ketika dimanjakan nya.

"Kenapa tak dijawab?"

Rendy sudah tak sabar ingin melihat keberadaan istrinya yang sedari tadi tidak menjawab panggilan telepon darinya. Kekhawatiran Rendy sangat besar, ia tak ingin terjadi yang buruk pada Dewi Chantiknya.

Rendy mengusap wajahnya kasar. "Dimana kamu, sayang? Kenapa telponnya tidak dijawab!" gumam Rendy, mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

"Jordy..!" panggil Rendy dengan suara yang kencang.

"Iya bos" jawab Jordy dengan langkah yang tergesa-gesa masuk ke dalam ruangan bosnya.

"Lacak posisi istriku, sekarang juga!" titah Rendy pada Jordy.

"Apa yang terjadi dengan nyonya Chantika, bos?" Jordy membelalakan matanya, ia melihat gurat kekhawatiran diwajah bosnya dengan keadaan istrinya.

"Aku sudah menghubungi ponselnya berkali-kali, tapi tetap tidak ada jawaban." jelas Rendy sembari memijit pelipisnya.

Rendy menyandarkan kembali tubuhnya di kursi kebesarannya.

"Segera aku melacak keberadaan nyonga Chantika, sekarang." jawab Jordy sigap dengan keadaan yang sedang genting.

"Kemana kamu, sayang! Jangan buat hatiku ketar ketir dengan serangan jantung ini! Aku tidak ingin kehilanganmu secepat ini! Kehadiranmu telah merubah hidupku dari keterpurukan, hingga bersemangat kembali untuk merangkai indahnya dunia ini bersamamu! Semoga kau baik-baik saja, Dewi hatiku!"

"Bos?" Jordy bersuara memecahkan keheningan.

"Katakan! Cepat!"

"Bos, aku telah menemukan posisi nyonya Chantika, saat ini. Aku telah melacak dari ponselnya yang telah aku beri pendeteksi." jelas Jordy.

"Aku sudah menghubungi ribuan kali, tapi ponselnya tidak dapat tersambung. Sebelum aku meeting tadi masih bisa dihubungi, tapi kemudian ponselnya mati."

"Tapi, barusan saja aku mendapati keberadaan nyonya Chantika di Mall Galaxi, bos." jelas Jordy lagi.

"Segera kita berangkat ke sana!" titah Rendy pada Jordy dan para bodyguard.

💞💞💞💞

Bersambung...

Jangan lupa di tap jempolna 👍 dan tinggalkan jejak kalian dikolom komentar, rate bintang lima sertakan juga vote dan gift seikhlasna sebagai semangat buat author oleng kesayangan members Love Bee.. Terimakasih🙏🌹😉