"Anda benar-benar membawa bencana dalam hidup saya Dok!" Sungut Mitha saat berdebat hebat dengan Prasetya didalam mobil SUV Sport hitam milik Pras.
Pras yang diliputi rasa penyesalan mendalam tidak bisa lagi menjawab hanya tertunduk mengeratkan genggamannya pada stir mobil.
Andai siang itu mereka tidak bertemu, mungkin tragedi itu tidak akan terjadi,padahal dalam dua bulan kedepan Mitha sudah berencana untuk melangsungkan pernikahan dengan seorang Pria yang selama tiga tahun ini menjadi kekasihnya.
Prasetya Daniel Wijaya, seorang duda muda berusia 35 tahun dengan profesi dokter sekaligus anak tunggal dari pemilik Rumah Sakit swasta ternama di negaranya. Namun Prasetya memilih untuk mengabdikan diri di sebuah kota kecil yang membuatnya bertemu dengan Paramitha Aloysa seorang gadis biasa yang bekerja sebagai konsultan medis produk susu di divisi sales marketing. Hubungan yang awalnya sebatas bisnis, berubah setelah Pras meminta Mitha datang ke kediamannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black moonlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Don't Be Happier
Waktu resepsi pun tiba, undangan yang di sebar mencapai total seribuan orang. Resepsi pernikahan Pras dan Mitha terhitung mewah dengan konsep outdoor. Matahari bersinar cerah, seakan mendukung penyatuan dua insan ini. Sorot wajah bahagia memancar dari wajah Pras namun sedikit berbeda dengan Mitha yang nampak sayu, selain karena memang tidak mendambakan lagi pesta pernikahan, Mitha juga di sulitkan dengan morning sickness nya yang semakin parah. Namun kali ini Mitha tetap memasang senyum manis dari bibirnya, Mitha menghargai nama baik kedua orangtua, mertua dan suaminya. Mitha menahan segala rasa yang bergejolak dalam dirinya.
" Wah beneran bikin resepsi nih ciee " Sindir Kania.
" Pasangan cinlok terpanas tahun ini di menangkan oleh bapak duda kesayangan kita. " Tambah Bram
" Berisik lu pada ah. Kasian bini gue puyeng lihat kelakuan kalian. " Jawab Pras
" Eh btw Mitha cantik banget .. Dede bayi aman ? " Tanya Kania perhatian.
" Aman dok cuman masih mabok aja. "
" Owalah dah ngisi toh ? Gercep juga si Pras. "
" Yaiyalah udah sering gue asah soalnya haha .. " Mereka tertawa lepas dan saling mengumpat.
Namun sorot mata Mitha berubah menjadi gelap tak kala pria yang tak ingin di temuinya malah menghadiri resepsi pernikahan mereka. Radit dengan setelan formalnya nampak tampan dan mempesona, banyak mata menyorotinya apalagi yang mengetahui kisah Mitha dan Radit seketika menjadi gunjingan mengingat harusnya Radit yang berada di posisi Pras sekarang.
" Kamu undang Radit ? " Tanya Pras
" Enggak, mungkin Ibu. "
" Yaudah sambut aja gak enak sama yang lain. " Titah Pras.
Tanpa ragu Radit melangkah masuk menuju area pelaminan hendak memberikan ucapan selamat, Pras berharap Radit tidak mengacaukan acaranya. Radit mendekat, semua mata tertuju pada tiga insan yang terlihat canggung itu di atas sana.
Radit menjulurkan tangannya pada Pras.
" Selamat, gue titip Mitha jangan sampe Lo sakitin dia lagi atau gue gak akan segan buat langsung rebut dia dari tangan Lo. " Bisik Radit
" Sorry,tapi itu tak akan pernah terjadi. " Jawab Pras yakin lalu melepaskan jabat tangan mereka.
" Mitha .. Aku akan sabar menunggu, kembali lah kapanpun kamu ingin. " Ucap Radit yang langsung di tatap tajam oleh Pras.
Andai kata ini bukan di acara resepsi mereka, ingin rasanya Pras mengajak baku hantam Radit tapi yasudahlah mari kita berikan Radit sedikit kesenangan selagi berada disini. Di tengah jamuan makan para tamu undangan yang mendapatkan hiburan live music, MC menawarkan untuk tamu undangan yang ingin menyumbang lagu.
" Silahkan untuk tamu undangan yang ingin menyumbang lagu boleh banget nih .. " Ucap sang MC
Tak disangka Radit langsung melangkahkan kaki menuju tempat live music lalu menawarkan diri untuk membawakan sebuah lagu.
" Wah ada aa ganteng yang mau nyumbang lagu akustikan katanya. Haduh bisa-bisa neng yang meleleh ini a. " Goda salah satu MC Wanita.
" Kenalan dulu dong siapa namanya kak ? "
" Saya Radit, undangan dari keluarga mempelai wanita. "
" Oke kak Radit mau nyanyiin lagu apa nih ? "
" Lagu Happier dari Olivia Rodrigo. "
" Waduh bakal pada baper nih, boleh kak silahkan gitarnya udah siap di depan ya. "
Radit berjalan menuju kursi yang di sediakan lengkap dengan gitarnya.
" Lagu ini saya persembahkan untuk kedua mempelai. Semoga kalian bahagia. " Radit mulai memetik gitarnya
...I hope your happy...
...Aku harap kamu bahagia...
...But not like how you were with me...
...Tapi tidak (sebahagia) seperti saat bersama ku...
...I'm selfish I know...
...Aku egois Aku tau...
...I can't let you go...
...Aku tak bisa membiarkanmu pergi...
...So find someone great...
...Jadi temukan seseorang yang baik...
...But don't find no one better...
...Tapi jangan temukan yang lebih baik dariku...
...I hope your happy...
...Aku harap kamu bahagia...
...I wish you all the best really...
...Aku berharap yang terbaik untuk mu, sungguh...
...Say you love his baby...
...Katakan kamu mencintainya sayang...
...Just not like you loved me...
...Hanya tidak seperti kamu mencintaiku...
...And think of me fondly...
...Dan pikirkan dengan penuh rasa sayang...
...When your hands are on his...
...Saat kau menggenggam tangannya...
...I hope your happy...
...Aku harap kamu bahagia...
...But don't be happier...
...Tapi tidak (sebahagia) saat bersamaku...
Sepenggal reff yang langsung menohok, mengoyak perasaan Mitha seketika. Sudah sekuat tenaga dirinya menahan air mata sejak kehadiran pria itu disini. Kini pertahanan nya pun roboh. Ingin rasanya Mitha naik lalu memeluk pria yang sangat di cintainya. Tapi yang di lakukannya kini hanya menyelinap ke belakang punggung suaminya mengambil beberapa tissue lalu menangis sesenggukan. Pras yang mengerti hanya melirik sesekali memberikan privasi pada istrinya, Pras membiarkan Mitha meluapkan emosinya.
Di lain sisi bukan hanya Mitha yang hatinya kini terkoyak tapi Radit pun tak kalah hancurnya. Sesekali suaranya terdengar serak bergetar seperti ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya, dada nya terasa begitu sesak dengan mata yang berkaca-kaca sambil melihat ke arah Mitha. Para tamu undangan larut terbawa suasana sebagian ada yang menangis sendu sebagian ada yang ikut iba melihat nasib Radit terutama yang menyaksikan perjalanan Radit dan Mitha berjuang bersama selama tiga tahun kebelakang. Tak di sangka takdir tak memihak mereka.
" Aduh gue ikut nyesek .. " Celetuk Kania
" Iya sih gue juga ngerasa beda aja dalem banget. Lo tau dia siapa ? " Tanya Bram
" Itu mantannya Mitha, mereka udah pacaran tiga tahun katanya. "
" Lah kok bisa malah jadi sama Pras ? " Tanya Gery seorang dokter bedah anak masih sahabat baik Pras
" TAKDIR ! " Jawab Kania ketus
" Udah .. udah itu mah privasi mereka kali. " Agung seorang dokter bedah toraks mengakhiri pembicaraan mereka dengan dingin, lalu menyantap nasi yang ada di piringnya.
" Huuh orang-orang pada baper Lo malah anteng makan. " Ejek Kania.
" Heleh, jangan pura-pura Lu sana tuh dimsum keburu abis. "
" Serius ada dimsum? Lo baru bilang gue sialan gue keabisan .. " Kania langsung beranjak pergi dengan dres yang sedikit di tarik ke atas agar lebih leluasa melangkah.
Ketiga sahabatnya hanya bisa menggeleng heran melihat kelakuan Kania yang tidak seperti wanita pada umumnya.
Radit selesai dengan lagunya lalu turun dan langsung meninggalkan lokasi resepsi pernikahan. Hatinya runtuh tak mampu lagi bersikap tegar melihat kenyataan Mitha bersama pria lain sedangkan seseorang yang harusnya bersama Mitha di atas pelaminan itu adalah dirinya seperti rencana dan cita-cita mereka selama tiga tahun ini.
" Gak papa. Semua pasti baik-baik aja. " Pras mengusap punggung tangan Mitha dengan lembut.
" Baik untukmu saja Prasetya ! " Bentak Mitha, ini pertama kalinya Mitha menyebut nama Pras dengan begitu lantang. Hatinya yang sempat melunak kini mengeras kembali layaknya batu.
Keberadaan Radit kembali mengingatkan luka dan derita yang di ciptakan Pras.