* Alexandro Hutomo dan Alexandra Narnia *
Kehilangan dokumen membuat Xandra terjebak harus menjadi pembantu di rumah pemilik perusahaan dimana seharusnya ia bekerja.
Susah membuat orang percaya saat kita tak memiliki bukti ~ Xandra.
Penawaran tidak pernah datang dua kali, jika tidak silahkan tinggalkan tempat ini, jika ia mari kita pulang~ Alex.
Kita tidak tahu kemalangan apa yang akan menimpa kita, jika keberuntungan selalu ada dipihak kita~Xandra.
Mari kita lihat siapa pemenangnya~ Alex.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gajian
Xandra membuat sup ayam di dapur, menu aman untuk para pesakitan yang mempunyai masalah dengan pencernaan. Wangi aroma sup tercium dari dalam kamar Alex yang sedang mengerjakan pekerjaan kantor.
Walaupun baru satu hari pulang dari rumah sakit, namun Alex tidak bisa hanya beristirahat, banyak pekerjaan menumpuk setelah tidak masuk kantor walaupun hanya selama 2 hari. Walaupun ada Reno, namun ada beberapa pekerjaan yang mengharuskannya turun tangan.
Ia menutup laptop dan keluar menuju dapur, dimana Xandra saat ini berada.
" Masak apa?" Alex melongok apa yang ada di dalam panci.
" Sup ayam. Apa bapak ingin sesuatu?" tawar Xandra. Alex duduk di meja makan saat ini, sambil menunggu Xandra selasai
" Iya, saya mau sup yang kamu buat. Makanan rumah sakit membuat saya hilang selera" ucap Alex
Xandra membawa semangkuk sup dan nasi lembek untuk Alex
" Kenapa nasinya begini?" protes Alex
" Bapak mau saya buatkan bubur?" Xandra malah balik bertanya
" Tidak, ini saja. Saya tidak suka bubur"
Ya selama di rumah sakit, Alex selalu memakan bubur buatan rumah sakit yang sebenarnya susah untuk dia telan. Jika bukan karena dipaksa Xandra, mungkin ia tidak akan makan makanan bayi itu.
" Saya hanya menuruti anjuran dokter, kalau bapak harus makan yang lembut-lembut dulu. Melihat bapak makan bubur dirumah sakit, saya kasihan. Jadi saya buatkan seperti ini, ini tidak buruk. Coba saja"
Xandra menyiapkan untuk Alex, dan menyiapkan mie kuah penuh cabai untuknya.
" Kenapa makanmu begitu?" Alex menunjuk mangkuk milik Xandra
" Menunggu bapak di rumah sakit juga membuat selera makan saya hilang. Jadi begini cara saya agar mood makan saya kembali lagi" ucap Xandra
" Tapi apa itu tidak pedas?" Alex melihat banyaknya potongan cabai rawit diantara sela-sela mie rebus
" Tidak, tapi ini mantap. Ayo makan pak, saya lapar" ajak Xandra
Mereka makan makanan masing-masing. Terkadang Alex ngeri melihat Xandra menyuap mie penuh potongan cabai ke dalam mulut. Namun ada hal lain yang menjadi sorotannya saat ini, bibir Xandra yang kepedasan serasa menggiurkan dalam pandangan matanya, namun ditepisnya pikiran itu, karena dia tahu bahwa dia tidak akan mungkin memilki Xandra.
Tok... Tok...Tok
" Sebentar" Xandra membuka pintu kamarnya, dan Alex sudah berdiri di sana
" Ada apa pak?" tanya Alex
" Ini gaji kamu, maaf telat sehari. Tapi sudah saya lebihin buat lembur kamu jaga saya dirumah sakit"
Xandra melihat kartu ATM ditangannya, bukan black ataupun gold card ya, tapi ini cuma kartu warna hijau
" Kenapa pakai ini? Kan bisa dibayar tunai pak" protes Xandra
" Kamu mau simpan uang sebanyak 20juta di bawah kasur? Juga itu hanya berisi uang gajimu, dan atas namamu"
Ya Xandra melihat namanya tertera di kartu itu. Ia menimang-nimang, memikirkan sesuatu, dan itu tak lepas dari perhatian Alex yang masih ada di sana.
" Pak, bisakah saya perpanjang masa kerja saya?" pertanyaan Xandra membuat kerutan di dahi Alex
" Bukannya kamu ingin cepat pergi dari sini?"
ucap Alex mengingatkan
" Ya benar, tapi selain sama bapak, saya juga punya hutang sama pak Satrio" ucap Xandra tanpa malu
Alex tersenyum mendengar ucapan Xandra
" Bapak kalau senyum ganteng banget"
Seketika senyuman Alex langsung menyurut
" Pujianmu mengandung banyak makna" ucap Alex
" Bapak tahu saya harus ganti sepeda seharga 17 juta" Xandra mengingat nasib baik pembeli sepedanya itu, beruntung.
" Lalu kamu punya hutang apa dengan pak Satrio?" tanya Alex
" Bukan hutang pak, tapi janji. Orang bilang janji itu juga termasuk hutangkan pak, jadi saya harus bayar juga"
" Lalu kamu punya janji apa sama pak Satrio"
Alex ingin tahu apa pikiran gadis itu
" Waktu saya datang ke kantor bapak, tas saya hilang dibawa jambret tuh. Saya bingung bagaimana harus bertemu harimau betina di kantor bapak"
" Bu Lela maksudmu" potong Alex
Xandra mengangguk
" Nah berkat bantuan pak Satrio saya bisa bertemu dengan har... maksud saya bu Lela" Xandra tidak jadi menyebut harimau betina, karena melihat air muka Alex yang terlihat tidak suka.
" Dan saya janji kalau saya akan kasih gaji saya separo untuknya jika saya diterima kerja"
" Ya sudah, besok kamu bayar hutangmu sama pak Satrio dan Reno. Kamu juga boleh bekerja semau kamu" ucap Alex " Tapi apa kamu tidak ingin bekerja di kantor?" tanya Alex kemudian
" Saya terlanjur nyaman kerja di rumah. Tidak perlu pusing. Jadi tinggal pegang sapu, alat pel, mesin cuci, alat dapur, semua beres" ucapan Xandra membuat Alex tertawa
" Bapak makin ganteng deh...."
" Kamu itu" Alex menyentil dahi Xandra
" Sakit tahu pak" protes Xandra
Alex malah masuk ke dalam kamar tanpa peduli dengan omelan Xandra yang tak begitu jelas di balik pintu kamarnya.
*Siapa yang mau kerja kayak Xandra? Gajinya gede lho...
Tetap ya teman-teman kasih like, komentar yang membangun karena apa...
Jempolmu semangatku...
Salam ~ Fillia* ~