NovelToon NovelToon
Cinta Naira

Cinta Naira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nelis Rawati Siregar

Sudah di zaman kapan ini masih ada kata "dijodohkan"....
Wah.... ternyata orangtua ku masih sejadul itu, dan juga kenapa coba harus aku???
Abang dan juga kakak ku bahkan adik ku memilih pasangan hidupnya masing-masing...
"Ya Bu nanti aku pulang untuk makan malamnya''..." gitu dong anak ibu" jawab ibu diseberang telpon...
Bagaimana kisah cinta Naira apakah jadi berjodoh dan bahagia????
Yuk baca ceritanya.....
Maaf y masih karya pertama...
Mohon kritik yang membangun dan yang baik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelis Rawati Siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 Masih Naira POV

Aku turun kebawah untuk mencari mbak Inem. Aku ingin meminta bantuan kepada mbak Inem. Mungkin dia ada kenalan ojek. Aku berjalan menuju dapur namun tak melihat Mbak inem. Aku melihat pintu sedikit terbuka. Aku mendorongnya ternyata seperti ruangan khusus laundry dan menggosok. Mbak Inem kaget melihatku.

"Ada apa Non?"

"Mbak Inem ada kenalan tukang ojek?"

"Untuk apa Non?"

"Untuk Naira mbak, besok Naira sudah mulai kerja mbak. Kalau bisa yang bulanan aja mbak kalau mau PP lebih baik mbak"

"Entar ya Non, ada ini mbak tahu tapi sudah agak tua".

Aku melihat Mbak Inem menelpon seseorang. Setelah menunggu beberapa lama mbak Inem mendatangi aku yan sedang duduk di meja makan.

"Non, ada non"

"Terimakasih y Mbak"

"Ya non ngak masalah"

Aku pun beranjak hendak menuju kamar, namun mbak Inem bertanya " Non gak makan siang?"

"Nggak usah mbak nanti Naira pesen online aja".

"Tapi mbak udah masak lho non. Mas Bima tadi yang suruh mbak mulai hari ini agar masak Non terutama kalau Non ada dirumah".

Aku tercengang mendengar penjelasan Mbak Inem.

"Memang Mas Bima ada ngomong apa", tiba-tiba aku ingin tahu apa yang dibicarakan oleh Mas Bima.

"Mas Bima bilang, "kalau Naira ada dirumah masak aja ya Mbak ini uang belanja seminggu aku kasih mbak jangan lupa sediakan buah susu dan roti tawar serta selainya, karena kata Bunda Naira lebih suka sarapan susu dan roti tawar", gitu Non.

Aku tersenyum kepada Mbak Inem sebagai apresiasi atas penjelasan yang gamblang kepadaku.Tapi dalam hati ku berkata hanya formalitas.

"Mas Bima tidak makan dirumah Mbak?". Aku bertanya karena penasaran.

"Jarang Non, tapi terkadang ya mau juga non sesekali".

" Gini aja Mbak saran dari saya kalau memang Mas Bima jarang makan dirumah, saya pun juga gitu mbak. Kalau udah pergi kerja saya sering makan siang di tempat kerja mbak kalau malam saya jarang makan Mbak lebih sering makan buah-buahan. Dari pada nanti ada makanan terbuang kan sayang mbak. Ya itu cuma saran saya aja mbak keputusannya tetap ada sama mas Bima. Mbak kasih tahu aja saran saya".

"Baiklah Non nanti saya akan kasih tahu sama Mas Bima. Tapi sekarang Non makan ya mbak ambilkan piring dulu". Mbak inem membuka laci kitchen set lalu mengambil piring untuk diberikan kepada ku.

"Lho kok cuman satu mbak, piring mbak mana?"

"Gak usah Non, Mbak nanti aja soalnya mbak masih nunggu anak mbak pulang sekolah".

Aku pun makan siang. Aku melihat Mbak Inem keluar dari ruang makan menuju ruang laundry. Setelah merapikan sisa lauk dan sayur serta mencuci piring bekas makan ku, aku pun berniat untuk naik ke kamar. Menaiki tangga satu per satu menuju kamar ku. Namun aku terkejut melihat Mas Bima berdiri didepan pintu kamar ku. Nampak tangannya terayun ingin mengetuk pintu kamar.

"Ada apa Mas?", Mas Bima setengah kaget membalikkan tubuhnya menoleh kearah ku yang tiba-tiba sudah ada dibelakangnya.

"Kamu dari mana?"

"Makan siang dibawah"

"Mas mau minta nomor kamu sekalian memberikan ini"

Aku melihat sebuah kartu debit disodorkan Mas Bima kearah ku.

" Gak usah Mas, Naira nggak apa-apa kok kan Naira ada pekerjaan dan masih cukup untuk kebutuhan Naira sehari-hari".

"Terima ya Nai, jangan buat dosa Mas semakin banyak. Dan maaf secara tidak langsung mas sudah menempatkan kamu di situasi seperti ini".

Mas Bima meraih tanganku dan menaruhnya diatas telapak tangan ku. Aku merasa tersengat ketika Mas Bima menyentuh tangan ku.

"PIN nya tanggal lahir kamu, dan Mas minta nomor kamu agar kita gampang berkomunikasi".

"Bentar ya Mas, Naira ambil ponselnya di kamar", aku melangkahkan kakiku agar tidak berlama-lama didekat Mas Bima. Entah kenapa jika dekat Mas Bima jantung ku lebih cepat berpacu. Aku memberikan ponselku kepada Mas Bima agar ia memasukkan nomor ponselnya.

Setelah mengetik angka Mas Bima memberikan lagi ponselnya kepada ku.

"Ini sudah mas ketikkan kamu simpan ya".

Mas Bima menyodorkan ponselku.Aku melihat layar ponselku yang masih menyala tertera angka-angka. Namun ketika aku mendongak rupanya Mas Bima sudah melangkah pergi. Aku menyimpan nomor mas Bima dan masuk kedalam kamar

1
Isra
ini lagi proses
aLink sword
kok udah gak ada lanjutan nya
filzah
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Isra: saya juga
total 1 replies
Vivi imut i love you
Ceritanya bikin aku merasakan banyak emosi, bagus bgt thor! 😭
Isra: terimakasih atas atensinya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!