NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Pria Desa Kabut Surem

Misteri Kematian Pria Desa Kabut Surem

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Juniar Yasir

“Arghhhhkkkk mayaaaat!!!’’


Tumini yang sedang mencari rumput untuk makanan ternaknya, tiba-tiba saja mencium aroma busuk dari sekitarannya. Dia yang penasaran meski takut juga memberanikan diri masuk ke kebun lebih dalam.

Saat asik mencari sumber bau busuk, Tumini di buat shock berat karena melihat mayat yang menggantung di pohon cengkeh.

Bagian dada kiri terdapat luka bolong lumayan besar, bagian kaki terus mengucurkan darah, mayatnya juga sudah tidak di kenali.



Apa yang terjadi di kampung Kabut Surem? akankah kematian misterius bisa terpecahkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arum dan Tante misteri

12.15

Pulang dari belanja, Ambar langsung menyusun keperluan dapur ke dalam kulkas, ada juga yang dimasukkan di almari. Setelahnya Dirinya naik ke lantai dua menuju kamarnya. Saat masuk tampak kamarnya uang tadi pagi masih rapi sekarang malah berantakan bukan main.

"Astaga! Ini kok jadi begini!" serunya terkejut sekaligus kesal juga.

"Apa sih teriak-teriak! Berisik tau nggak?!" Sentak Della tiba-tiba.

"Eh, maaf Del. Ini loh kamarku tiba-tiba aja berantakan, padahal tadi pagi masih rapih" Ambar bicara layaknya biasa. Dia lupa jika keluarganya sudah berubah.

"Nggak nanya!" balas Della lalu berlalu.

Ambar menghela nafas berat. Akhir-akhir ini rasanya semua orang berubah sikap padanya. Dalam hati ada keinginan mau pulang ke Kota, tapi mau tinggal dimana? sedangkan rumah sudah di sita bank.

Karena mata juga mulai ngantuk siang begini, mungkin karena kecapekan berkeliling pasar jadi bawaannya mau berbaring saja. Tapi karena bentukan kamar sudah seperti kapal pecah, terpaksa Ambar merapikannya terlebih dahulu. Rasa ingin mengamuk saja Dia ini, tapi mau marah sama siapa? dirinya saja tidak tahu siapa yang sudah membuat ulah begini.

Saat Ambar mengatur alat kosmetik nya, tiba-tiba saja Arum datang dengan boneka di tangannya.

"Mbak lagi ngapain?" tanya nya.

"Eh sayang. Ini Mbak lagi beresin kamar yang berantakan sekali" Ambar memasang wajah sedih, bocah itu tertawa.

"Ih masa kamar anak cewek berantakan sih?!" Arum makin tertawa melihat wajah mewek sepupunya ini.

"Udah berani ngeledek Mbak kamu ya?!" Ambar beranjak memeluk Arum menggelitiknya.

Arum menggeliat karena kegelian, bocah itu Tan henti tertawa. Ambar juga rasanya senang sekali karena ada teman bercandanya setelah beberapa hari ini merasa sendirian dan tak ada teman ngobrol juga. Sebenarnya ada Darma dan Dimas juga yang sesekali ngobrol, tapi yang namanya laki-laki mana bisa ngobrol santai atau mau curhat soal wanita. Biasanya laki-laki hanya akan bahas soal pekerjaan dan seputar dunia hobby, Berbeda dengan perempuan tentunya.

"Hahaahaa udah ah Mbak. Ampun ampun!" pekik gadis kecil itu sambil tertawa.

"Nah kapok kan kamu. Udah, Mbak mau lanjut beberes lagi" Ambar mendudukkan Arum di ranjang nya.

"Yah, padahal kan Arum mau ajak Mbak main boneka" ucap Arum cemberut.

"Maaf sayang, Mbak lagi beresin ini dulu. Nanti sore atau malam saja kita mainnya ya!?" Ambar mengelus kepala Arum dengan lembut.

"Sore ini nggak bisa. Arum mau jalan-jalan sama Tante cantik" jawab Arum, wajahnya terlihat murung.

"Jalan-jalan kemana? Tante mana? Maksud kamu mama atau Mbak Della?" Ambar membereskan yang lain sambil mengajak bicara Arum kasian juga gadis ini tidak ada teman mainnya, karena di daerah rumah Eyang Gayatri ini tidak ada anak kecilnya.

"Nggak. Mama sudah nitipin Arum pada Tante cantik, tapi Arum nggak suka, Arum mau sama Mbak Ambar aja!" sekarang wajah gadis ini sudah merah karena menahan tangis.

"Yah.... Kacian. Ya deh, main sama Mbak aja ya. Nanti Mbak bilangin sama mama kamu supaya kamu nggak ikut Tante cantik itu. Ok!" Ambar walaupun bingung juga tapi tatap membujuk juga. Dalam hati tidak ada firasat apa pun. Menurutnya mungkin anak kecil biasa memang seperti ini suka bicara sembarangan saja.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 sora. Selesai Ambar membereskan kamarnya, wanita ini langsung membersihkan diri. Saat keluar kamar mandi tampak Arum sudah tertidur pulas di ranjangnya.

"Aduh lucu nya. Anak kecil baik sedang terjaga atau tidur begini, pasti wajahnya tetap polos. Tapi kalo orang dewasa, hemm tidur aja kelihatan polos, pas bangun udah kayak syaiton" gumam Ambar sambil cekikikan. Tak lama Dirinya juga ikut tertidur.

.

.

💀💀💀

.

Ambar terbangun saat pukul 7 malam, menggeliat meregangkan otot yang kaku akibat terlalu lama tertidur. Dirasa dari sore Iya ketiduran, malah sekarang bangun sudah malam begini. Ingat akan seseorang, Ambar menoleh ke sebelah, Arum sudah tak ada di sini.

"Anak baik. Melihat Mbaknya masih molor Dia nggak nganggu langsung pergi saja" Ambar tersenyum ingat tingkah berdua tadi sore.

"Oh iya tadi kan aku janjan mau main sore, tapi malah kebablasan tidurnya. Hem, aku mau bikin cemilan aja lah untuk membujuk Cinderella kecil itu" Ambar beranjak ke kamarnya mandi untuk cuci muka.

💀

Ambar turun ke bawah, tampak yang lainnya sudah selesai makan. Mereka bahkan tak membangunkan nya. Ambar hanya diam saja.

"Eh Ambar, tadi kakak lihat kamu tidur. Kakak pikir mungkin kamu lelah jadi nggak kakak bangunin" Dimas tak enak hati juga.

"Alah, biasa aja keles!" timpal Della.

"Diam kamu!" sentak Dimas tak suka tingkah adiknya ini.

"Maaf ya Mbar, semenjak kesuruan kemarin otaknya memang agak gesrek sedikit" Ucap Dimas santai.

Brakkkkk!!!

Yang lain terperanjat saat Della menendang kursi. Wanita ini kesal sekali kakak malah membela Ambar.

"Della! Jaga sikapmu!" sembur Darma.

Della tersenyum miring dan menatap tajam Ambar. Lalu wanita itu meninggalkan meja makan. Ambar hanya diam saja, mau membalas juga percuma, yang ada masalah makin rumit.

Saat semua orang telah pergi, Ambar langsung membuka kulkas. Dia mengambil pisang yang tadi sempat di belinya. Ambar akan membuat piscok untuk Arum sebagai ganti karena tak jadi menemani bermain boneka. Beberapa menit kemudian piscok telah jadi, Ambar langsung membawa ke ruang tamu. Tampak hanya Darma, Della, Denis dan Dimas saja. Sedangkan Arum dan Ningrum tak ada disini.

"Arum mana om?" Ambar menetap Darma.

"Udah tidur Dia, mungkin kecapean main boneka tadi sore" jawab Darma, pria ini sedang minum teh sambil nonton berita.

Ambar hanya mengangguk saja, lalu menaruh piscok di atas meja. Kebetulan Dia bikin agak banyak jadi bisa di bagi dua. Dirinya kembali ke dapur, lalu memasukkan piscok kedalam box kecil dan memasukkan ke dalam kulkas. Besok bisa Arum makan, pikirnya. Rencana juga akan mengajak Arum jalan-jalan menikmati udara pagi segar di desa ini, agak siang mau di ajak piknik ala-ala di halaman rumah. Ambar kasian juga melihat sepupu kecilnya itu tak ada temannya.

Karena tak ada teman ngobrol juga, Ambar memutuskan akan kembali ke kamarnya.

"Eh Arum, bukannya tadi kata om Darma gadis itu udah tidur?" gumam Ambar melihat Arum berjalan menuju balkon.

Ambar mengikuti dengan pelan, saat sampai balkon tak ada siapa pun disini.

"Ha? Kok nggak ada? nggak mungkin aku salah lihat!" Ambar jadi parno juga, apalagi di luar sana terlihat gelap. Wanita ini bergegas kembali ke kamarnya.

.

"Aruuumm!!!!!" pekik Della.

Wanita ini terduduk lemas melihat Arum mengambang kaku dikolam Ikan.

.

.

Jangan lupa like subscribe vote dan komentarnya 🙏

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!