Kemalangan adalah hal biasa Riki dapatkan. Namun, kali itu berbeda.
Hanya dalam satu hari, dunianya telah berubah.
Dia baru saja mengetahui jika dia dijebak dan dipermalukan oleh seseorang. Lalu saat dia pulang, dia harus menghadapi kenyataan bahwa adiknya, satu-satunya keluarga yang tersisa harus meninggal karena bunuh diri.
Saat dia tahu apa yang terjadi, dia melaporkan semuanya pada pihak berwenang tapi lagi-lagi dia hanya pecundang.
Hanya kematian saja yang tersisa baginya, lebih baik mati daripada hidup penuh dengan kesengsaraan.
[Apakah anda ingin membalaskan dendam anda?]
Hah? Apa itu?
[Bergabunglah dengan sistem yang akan membantu anda mendapatkan keadilan dan kekayaan]
Kekayaan apa?
[Apakah anda setuju?]
Tapi, bukankah Riki sudah meninggal?
Saat dia bangun, kehidupan baru telah menunggunya.
Saatnya pembalasan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Tubuh baru
Riki membuka kedua matanya.
Dia berada di tempat yang sama sekali asing.
Itu bukan rumahnya, bukan pula rumah sakit.
Dia berada di kamar yang mewah, dengan berbagai perabotan canggih. Televisi besar, komputer gaming mahal, kursi gaming, pajangan action figure mahal, dan lainnya yang tidak pernah Riki bayangkan sebelumnya.
“Aku ada dimana?“ Tanyanya dengan suara bergetar, antara takut dan antusias.
[Anda berada di tubuh baru anda, silahkan lihat di cermin]
Riki pun turun dari ranjang.
Belum juga turun, dia terkejut dan hampir saja berteriak melihat kakinya sendiri yang gemuk.
Kaki Riki itu kurus dengan kulit kecoklatan eksotis khas negara Asia Tenggara. Bukan gemuk dan putih seperti susu.
[Saya sudah mengatakan jika anda berada di tubuh yang baru, master]
”Ah, benar juga. Tapi kenapa? Bagaimana dengan tubuh ku sendiri?“
[Tubuh anda hancur berkeping-keping setelah kecelakaan, tidak mungkin bisa diselamatkan kembali]
[Disisi lain, ada jiwa yang sudah tidak ingin hidup lagi, jadi jiwa anda dipindahkan ke tubuh ini]
Riki sudah sampai di depan standing mirror setelah perjuangan melangkah sebanyak tiga langkah yang berat.
Bocah gendut dan putih menatapnya di cermin.
Riki bisa melihat jika sebenarnya wajah tubuh baru itu tampan. Hanya tertutup dengan lemak pipi dan jerawat, serta kulit berminyak.
”Dia ini anak orang kaya tapi penampilannya seperti ini?“ gumam Riki heran, karena dia yang miskin lebih baik dalam merawat tubuhnya sendiri.
[Anda akan mendapatkan jawabannya setelah mendapatkan ingatan pemilik tubuh]
[Persiapkan diri anda]
Belum juga Riki bersiap, rasa sakit yang teramat sangat muncul dalam kepalanya, membuat tubuhnya limbung hingga terjatuh ke lantai yang dilapisi karpet lembut.
Pemilik tubuh adalah Ricky Anggara, anak diluar nikah dari hubungan gelap Edwin Anggara. Edwin Anggara adalah adik dari Edward Anggara, ayah dari Anton Anggara dan Andre Anggara.
Pemilik tubuh biasa di panggil Kiky, atau babi jika keluarga Anggara yang memanggilnya. Tapi kadang dia juga dipanggil gajah, gembrot, karung dan panggilan menyebalkan lainnya.
Ricky hidup dalam kesengsaraan meski keluarganya kaya raya. Dia tidak dianggap ada, jika salah satu keluarga kesal, dia yang menjadi samsak untuk dipukuli.
Mereka bilang, “tubuhmu kan gendut, banyak lemaknya, pasti nggak sakit kan?“
Tentu saja sakit, sialan!
Riki yang hanya melihat dalam ingatan pemilik tubuh saja merasa sangat sakit melihat semua itu.
Keluarga Anggara memang sampah semua, kecuali pemilik tubuh.
Pemilik tubuh selalu mengurung diri di kamarnya, untuk sekolah, dia sekolah di dalam rumah.
Pemilik tubuh pura-pura bodoh agar ayahnya tidak menyekolahkan dia ke sekolah seperti Anton dan Andre. Dia hanya suka di kamarnya saja, mengurung diri dan bermain game.
Ricky memiliki tabungan sendiri dari keahlian dia bermain game, seperti menjual item-item langka yang dia dapat dari game atau dari pertandingan online.
Tapi tabungan itu dia gunakan untuk membeli action figure yang sangat dia cintai.
Benar-benar payah.
Ricky juga tidak bagus dalam bersosialisasi dengan orang lain, selain dari internet.
Dia tidak tahu siapa ibu kandungnya, kata Edwin, ibunya meninggal saat melahirkan, karena dia malu memiliki anak seperti Ricky.
Pemilik tubuh sangat memercayai omong kosong itu.
Tapi tentu saja tidak dengan Riki.
Ibu mana yang berpikir seperti itu? Apa dia bahkan sudah sempat melihat putranya yang telah dia lahirkan?
Terdengar suara ketukan pintu, Riki menoleh pada arah pintu dengan cepat. Lalu dia berusaha untuk berdiri, meski sangat susah.
Baru saja dia bisa berdiri, pintu kamarnya sudah dibuka seenaknya.
Orang yang dia benci muncul.
Anton Anggara, manusia bermuka dua yang pura-pura baik di depan orang lain, tapi busuk di dalamnya.
”Kenapa kau menatapku seperti itu, Ndut? Aku kesini cuma mau pinjam salah satu patung kecil itu, yang captain America! Sama Deadpool, oke? Nanti ku balikin.“
Ingatan pemilik tubuh yang asli tiba-tiba terlintas begitu saja. Action figure yang disebut memiliki harga yang fantastis, dan Anton tidak pernah mengembalikan apapun yang dia pinjam. Jika Ricky menanyakan barangnya yang dipinjam, Anton akan berkata jika barang yang telah berada ditangannya telah menjadi miliknya.
Dia tahu itu, tapi tidak berani melawan Anton. Padahal tahu jika barang kesayangannya akan diambil selamanya.
Bahkan, parahnya Ricky pernah memergoki Anton menghancurkan action figure itu di depan teman-temannya yang juga kaya raya, lalu dia mengatakan “benda remeh kayak gini, aku bisa beli lagi, ini murah banget.”
Padahal Ricky bekerja keras untuk mendapatkan uang demi membeli action figure itu.
Riki meremat tangan gemuknya karena sangat marah. Dia ingin melawan, tapi saat ini belum sanggup. Jangankan melawan, untuk berjalan sepuluh langkah saja sudah ngos-ngosan.
“Gi-gimana ya… yang itu baru masuk ke toilet tadi, aku mau bersihin, tapi nyemplung gitu aja, soalnya aku susah bergerak…” ucap Riki dengan terbata-bata, agar lebih meyakinkan. Dia juga memasang wajah ketakutannya di depan Anton, persis seperti yang biasa Ricky lakukan.
Anton berdecih dan ekspresinya terlihat jijik.
“Kalau kamu mau, aku ambilin—”
“Nggak usah, tanganmu kotor, kan? Mending mandi kembang tujuh rupa dulu, bau bangke!”
Anton pun pergi dengan ekspresi kesal dan jijik seolah-olah, Riki adalah kecoa paling bau seantero jagat raya.
Ekspresi Riki berubah datar setelah Anton pergi dan menutup pintu kamar Ricky dengan keras.
“Kau yang bau bangke, bangsat.” gumam Riki.
[Anda berhasil melawan Anton!]
[Anda menyelamatkan barang berharga anda!]
[Anda mendapatkan hadiah menarik, namun anda harus memilih salah satu dari hadiah besar yang sistem berikan]
Riki pun duduk di ranjangnya, karena dia sudah capek berdiri.
“Aku harus memilih?”
[Benar, master!]
[1. Uang senilai 10.000.000 rupiah]
[2. Menghilangkan 10 kg lemak dari tubuh]
[Anda hanya dapat memilih salah satu saja]
Riki terdiam untuk beberapa saat, tentu saja hadiah uang itu yang terbaik. Mana pernah dia mendapatkan uang sebanyak itu selama hidupnya menjadi Riki?
Namun, dia tahu untuk saat ini yang terbaik adalah nomor dua. Karena untuk menurunkan berat badan itu susahnya minta ampun.
“Aku memilih nomor dua, tapi setelah turun, berapa berat badanku?“
[Berat anda saat ini adalah 130kg dengan tinggi badan 170 cm]
[Sekarang berat badan anda adalah 120 kg!]
Riki mencoba berdiri lagi, sekarang sudah sedikit berkurang. Dia bisa berdiri dan berjalan dengan cukup baik.
Tapi masih ngos-ngosan.
Tidak masalah, dia akan fokus pada olahraga untuk saat ini.
[Misi anda saat ini adalah makan makanan sehat dan juga olahraga jalan kaki selama sepuluh menit]
”Se-sepuluh menit? Itu sangat lama.“ gumam Riki. Bagi tubuh barunya, sepuluh menit adalah waktu yang sangat lama, tapi jika itu tubuh lama, satu jam berjalan kaki pun tidak ada masalah.
[Selama tiga puluh menit ke depan, sistem akan membuat tubuh Anda membakar lemak tiga kali lipat saat anda berjalan dan melakukan aktifitas apapun]
Mendengar itu, Riki pun langsung membersihkan dirinya sebentar lalu keluar rumah— tidak, maksudnya kamar.
Beberapa pelayan yang melihat Ricky keluar dari kamarnya terlihat terkejut.
”Ini masih pagi dan si babi itu sudah keluar?“
”Tuan muda Andre tidak akan nafsu untuk sarapan, bagaimana ini?“
”Hush! Dia melihat pada kita!“
Riki hanya bisa berdecak malas melihat para pelayan rumah yang meremehkannya. Bahkan para pelayan tidak menyukainya.
Yah, tidak masalah sih.
Riki yang berjalan dengan santai, malah bisa dibilang lambat itu, tiba-tiba saja terjatuh. Dia tidak tahu ada kaki yang sengaja menghalanginya.
mau lanjut atau nggak thor