Menikah adalah keinginan semua orang, Tentu begitupun dengan Raisa Dirani, apalagi menikahi orang yang sangat ia cintai sejak dulu, akan tetapi pernikahan jauh dari yang ia bayangkan, suaminya yang ia pikir menikahi nya dengan cinta ternyata menancapkan luka dalam untuknya.
Akankah dia bertahan untuk rumah tangga nya?
simak kisah nya dalam
CINTA dan BENCI
Kisah ini di terbitkan atasa izin Noveltoon MaNisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili noveltoon itu sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Srii Ulinna Sembiringg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Kabar Baik
"Belum jelas mas, biar diperiksa dokter dulu ya." Ucap Raisa tenang, ia sebenarnya tak kalah dag-Dig-dug menunggu dokter kandungan.
Tak lama dokter kandungan masuk keruangan itu dan meng USG Raisa.
"Selamat ya tuan, nona, anda hamil usia kandungan nya sudah 4 Minggu, bayi sehat.. Nona jangan capek capek ya, terus jangan banyak pikiran, dan anda sakit ini karna mengalami morning sickness nona, ibu hamil pasti akan mengalami hal tersebut sampai usia kandungan 4 atau 5 bulan." Terang dokter kepada sepasang suami istri yang berbahagia .
"emmm gapapa dok kalo muntah muntah begini dok?" tanya Marcel khawatir.
"Gapapa tuan, itu biasa terjadi pada ibu hamil, dan untuk mengurangi rasa mual ini saya resepkan obat pereda mual nya tuan." Ucap dokter tersebut.
Setelah menebus obat mereka pergi meninggalkan rumah sakit tersebut.
Marcel tak henti-hentinya menciumi istrinya sangking senangnya.
"Makasih ya sayang, udah bikin aku jadi calon papa sekarang, aku seneng bangett akhirnya aku akan jadi papa."Ucap Marcel tersenyum lebar, Ia bahagia tak terhingga sekarang.
"Iya mass... semoga kita sehat sehat terus ya sampai besok anak kita besar, biar kita tetep liat tumbuh besar mereka. "Ucap Raisa, ia juga tak kalah senang sekarang
Mereka sampai dirumah setelah memutuskan membeli makanan direstoran langganan mereka.
Sampai didalam rumah Raisa mendapati Diah duduk di ruang tamu sembari melamun.
"Eh diahhh.. Panggil Raisa, ia senang sahabatnya mengunjunginya."
"Mbak Raisa... IHH kangen banget mbakk.. Baru tiga Minggu ga ketemu," ucap Diah memeluk Raisa.
Sekarang Diah memanggil Raisa dengan nama depannya, tidak lagi Rani. Sebab ia melihat orang disekitarnya manggilnya Raisa buka Rani.
"Mbak apa kabar.. Sehat kan?? Kok lemes banget kaya nya, mbak sakit ya?" Raisa ditodong banyak pertanyaan oleh Diah.
"Aduhhh diahh satu satu dong nanyain nya, aku pusing nih jawabnya." Ucap Raisa kesal, sebab sahabatnya itu menanyakan banyak hal membuat nya bingung menjawab yang mana.
Diah terkekeh pelan.
"tapi kamu agak gendutan deh mba," Tanya Diah memandang tubuh Raisa.
Raisa dan Marcel tersenyum melihat kepekaan Diah.
"Kok pada mesem mesem sihh, kenapa salah ngomong ya ak- ohhhhh.... Kamu hamil ya mbak??" Tanya Diah teriak..
"Sssttt jangan keras-keras kali Diah, IHH kebiasaan banget deh." Ucap Raisa kesal.
Marcel tertawa melihat Diah yang menaikan suara nya seperti suara halilintar.
"Ihhh.. Jawab dulu! Hamil ya beneran serius mbak??" tanya Diah berbondong bondong.
"Iyaaa.." Ucap Raisa tersenyum..
"Ihhh selamat ya mbakk ya Allah aku mau ada keponakan baru.. Alhamdulillah mbakkk." Ucap Diah memeluk Raisa, Raisa dan Marcel tersenyum mereka juga sangat bersyukur.
mereka berkumpul di taman belakang menikmati makanan yang dibeli Raisa tadi dan jus jeruk buatan pelayan.
"Gimana kerjaan kamu? nyaman ngga?" Tanya Raisa pada Diah.
"Nyaman mbak, temen temen kantornya juga baik baik sama aku, jadi aku ga begitu kesulitan." Ucap Diah sembari mencomot kue dihadapannya.
"Kuliah kamu gimana?" tanya Raisa lagi.
"Kuliah juga lancar mbak, kan ga tiap hari, jadi aku bisa bagi waktu," ucap Diah tersenyum.
Raisa yang mendengar nya tersenyum senang, ia sudah menganggap Diah seperti keluarga nya sendiri.
"jadi belakangan ini kamu naik motor pergi ya.. Kan Dion seminggu keluar kota!" Ucap Marcel buka suara.
Diah yang mendengar penuturan Marcel terdiam, jadi selama seminggu ini Dion pergi keluar kota, ia pikir Dion menghindar darinya semenjak kejadian dimobil waktu itu. bagaiman tidak ia berpikir begitu semenjak Dion mencium paksa dirinya didalam mobil, mereka tak pernah bertemu, bahkan dikantor sekalipun, ternyata Dion keluar kota.
"Kok malah ngelamun sih?" Tanya Raisa menyentuh lengan Diah, sebab ditanyain tentang Dion Diah malah melamun.
Ehhh heheh... Diah meringis menggaruk kepala nya tak gatal.
I"ya mas. Lagian aku juga udah gak usah di antar jemput lagi deh kayak nya, aku udah bisa sendiri kok, kasian mas Dion capek pastii.." Ucap Diah meringis.
Marcel menaggguk. Ia seperti nya mencium sesuatu ini.. Hehe apakah rencana berhasil pikirnya dalam hati.
k"aya nya pagi tadi udah pulang deh dia, kebetulan lagi sakit." Ucap Marcel.
Diah yang mendengar itu langsung menatap diah.
"Sakit mas? Sakit apa?? "Tanya nya penasaran.
"emmm.. gatau sih coba aja jenguk mana tau sembuh terus." Ucap Marcel tersenyum.
Raisa yang mengerti maksud suaminya ikut tersenyum.
"Oh iya.. iya deh mending kamu kesana deh, aku sekalian mau nitip ini punya mama nya si Dion sekalian kamu bawa ya." Ucap Raisa tiba tiba membuat Diah menatapnya melotot.
"Siapa yang mau kesana.. Aku gak kesana mbak! apaan sih mbak??" tanya Diah tak percaya, sebab ia tak mengatakan akan kerumah Dion, tapi sepasang suami istri ini malah mengarang cerita.
"Minta tolong deh aku kalo gitu, tolong antarin ya," plisss ucap Raisa memohon.
"Yaudah sana deh, biar di antar supir." Ucap Marcel
Stelah perdebatan panjang akhirnya Diah pergi kekediaman Dion menggunakan mobil Marcel dengan diantar Supir.
Tak berselang lama Diah sampai dirumah yang menurut nya cukup mewah untuk seorang asisten, walau dibanding rumah Marcel memang masih besaran rumah Marcel tapi rumah ini juga cukup mewah.
Raisa berdiri didepan pintu rumah tersebut, ingin mengetuk pintu tapi ia ragu..
Tapi tiba tiba pintu dibuka dari dalam, terlihat wanita separuh baya yang masih kelihatan cantik memandang Raisa dengan tatapan bingung.
Raisa yang sadar langsung memperkenalkan diri.
"Siang Tante.. Maaf ganggu.. Aku Diah temennya mbak Raisa kebetulan mau ngantar titipan Tante sekalian nganter berkas mas Marcel ke mas Dion, mas Dion nya emangnya udah pulang ya Tante??" tanya Raisa gugup..
wanita itu tersenyum lalu mengajak Diah masuk kedalam rumah.
"Kamu kenal sama anak Tante ya? Kok tapi Tante ga pernah lihat kamu ya, Dion juga gapernah ngenin ke Tante punya temen cantik kaya kamu sayang.." Tanya mama nya Dion.
Raisa yang disambut hangat oleh mama dian terharu ia pikir mama dian tak akan menyukai nya pikir nya.
"Iya Tante, kebetulan waktu itu pas mbak Raisa tinggal didesa untuk sementara aku tetanggaan sama dia, kita cukup akrab Tante, aku udh anggap dia seperti kakakku sendiri, kebetulan aku kuliah sekalian kerja disini, makanya ikut kesini Tante." Ucap Diah mejelaskan.
"Oohhh kamu kerja di perusahaan nya Marcel yaa?" Tanya mama Dion.
"Iya Tante.. Mas Dion nya emang nya sakit ya Tante?" Tanya Diah pelan
mama Dion tersenyum. "Iya, kayaknya dia kecapekan aja nya itu, nanti juga sembuh kalo udah istirahat. Ayoo Tante antar kekamar Dion." Ucap mama Dion menarik tangannya Diah.
"Ehhh.. gausah Tan, takut ganggu aku pulang aja, berkas aja aku titipin Tante aja deh." Ucap Raisa ia merasa sungkan masuk kamar laki laki itu. Apalgi semenjak kejadian itu.
"Udah ayooo, masa Udah sampe sini ga ketemu Dion sih.. Ayo Tante anterin." Ucap mama Dion menarik Diah ke lantai atas..
Diah hanya bisa mengikuti langkah mama Dion.
sesampainya didepan salah satu kamar yang mungkin kamar Dion mamanya mengetuk pintu tersebut..
"Sayang.. Dion..."
"Tokk.. Tokk.. Tokkk.."
"Iyaaa.. Ma..." Ucap suara yang Raisa kenal, tapi suara tersebut lebih serak dari biasa nya.
"Mama masuk yaa?" tanya mama nya kepada Dion..
"Hmmmm.." Terdengar gumaman laki laki tersebut.
"Masuk sayang.." Ucap mama Dion membuka pintu dan menyuruh Diah masuk.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...