Berondong Posesif Kesayangan Nona CEO

Pemuda berwajah tampan itu berjalan secara perlahan keluar dari bilik lift yang membawa nya dari lantai atas ke lantai bawah. Pemuda itu menundukkan kepala nya dengan sopan saat berpapasan dengan orang-orang yang bekerja di perusahaan ini. 

Semua orang yang berpapasan dengan nya mengenakan pakaian formal, setelan jas rapi dan sepatu pantofel yang mengkilat. Untuk karyawan perempuan, mereka terlihat mengenakan rok span hitam dengan kemeja berkerah juga cardigan formal. Juga heels yang menempel indah di kaki mereka, membuat Juna sedikit insecure karena melihat cara berpakaian karyawan disini. 

Juna tersenyum kecil saat dia melihat Marco berjalan mendekat ke arah nya, Marco juga membalas senyuman pemuda tampan itu dengan sedikit senyuman yang malah terlihat sedikit menakutkan bagi Juna. Wajah sangar yang di tunjukkan oleh Marco, tidak cocok dengan senyuman seperti itu. 

"Kau sudah selesai, Jun?" 

"Iya, aku sudah selesai." Jawab Arjuna, kedua nya berjalan bersisian. Tapi, kedua mata Marco malah salah fokus ke atan leher Juna yang terdapat beberapa tanda merah kepemilikan disana. 

"Jun, tutupi leher mu dengan Hoodie." 

"Hah, memang nya kenapa?" Tanya Juna. Bisa-bisa nya, dia melupakan kalau di leher nya ada tanda kepemilikan yang di berikan oleh Airyn tadi.

"Leher mu di gigit nyamuk segede apa, Jun? Bekas gigitan nya segede itu." Celetuk Marco dengan senyum menggoda nya, membuat Juna langsung meraba leher nya. Dia pun segera menutupi kepala nya dengan Hoodie. 

'Astaga, bisa-bisanya aku melupakan tanda kasih sayang dari Airyn di sini.' Batin Juna. Pantas saja, sedari tadi dia melihat tatapan para karyawan yang terlihat penuh arti saat melihat dirinya. Ternyata, inilah penyebab nya, karena ada tanda merah di leher nya. Jelas itu adalah penyebab nya. 

"Nyamuk nya agak sedikit agresif ya, Jun?"

"H-aahh?"

"Hahaha, sudahlah Jun." Jawab Marco sambil tertawa pelan. Dia pun kembali menatap Juna yang terlihat tampan, bahkan hanya dengan seragam kurir makanan nya. Apalagi kalau pemuda itu mengenakan pakaian formal, pasti akan jauh terlihat lebih tampan. 

"Kau pemuda yang berharga untuk Nona Airyn, Jun."

"Maksud nya?" Tanya Arjuna, dia berpura-pura tidak mengerti dengan apa yang di maksud dari ucapan Marco. Padahal sebenarnya, dia tahu benar apa maksud dari ucapan Marco.

"Jangan berpura-pura, Jun. Aku tahu siapa dirimu, kau orang istimewa bagi Nona Airyn."

"Tapi kenapa anda bisa tahu?" Tanya Juna, membuat Marco tersenyum kecil.

"Tentu saja aku tahu, Jun. Kau adalah orang pertama yang bisa masuk ke dalam ruangan Nona Airyn, kecuali karyawan atau staf yang berkepentingan. Tapi sejauh ini, kau adalah orang asing yang bisa masuk secara langsung ke ruangan nya dan menghabiskan waktu hampir dua jam, Jun." Jawab Marco sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya. 

"Benarkah?"

"Iya, aku serius. Kau harus tahu, kalau Maudi itu tidak pernah memesan makanan dari luar secara online, dia lebih suka makan di kantin atau membawa bekal dari rumah untuk makan siang nya."

"Jadi, Maudi itu siapa?" Tanya Juna sambil menggaruk tengkuknya yang padahal tidak gatal sama sekali. 

"Asisten yang merangkap menjadi sekretaris Nona Airyn, sekaligus istriku." 

"H-aahh? Astaga, kau sudah menikah?"

"Tentu, aku mempunyai dua anak dan satu istri." Jawab Marco sambil tersenyum kecil.

"Jadi, alasan nya kenapa Airyn menggunakan nama Maudi?"

"Entahlah, tapi dari hal itu di perusahaan ini ada Maudi asli dan Maudi palsu. Yang di maksud Maudi palsu itu adalah Nona Airyn yang selalu memesan makanan atas nama samaran itu. Tapi, selama ini Nona Airyn tidak pernah membiarkan siapapun, apalagi kurir makanan untuk masuk ke ruangan nya, kau yang pertama." Jelas Marco panjang lebar.

"Jadi, aku bisa simpulkan kalau kau bukanlah kurir makanan biasa. Benar kan? Apalagi setelah melihat tanda itu di leher mu, Jun."

"Tidak, aku hanya kurir makanan biasa kok." Jawab Arjuna mencoba berbohong dari Marco. Tapi pria itu ternyata tidak semudah yang dia pikirkan. Dia terlalu peka untuk bisa di bohongi oleh Arjuna.

"Aku tidak peduli tahu siapa dirimu yang sebenarnya, Jun. Tapi Nona Airyn pasti mengetahui siapa dirimu dan aku yakin kau memiliki sesuatu yang tak di miliki orang lain, artinya kau memang pemuda yang istimewa, Juna." Jawab Marco panjang lebar.

"Kau bisa pergi, hati-hati di jalan dan sampai berjumpa lagi." 

Juna mengangguk dan tersenyum kecil, dia pun pergi ke parkiran lalu mengeluarkan kendaraan roda dua nya itu dari sana. Dia pun mengendarai kendaraan yang merupakan fasilitas dari cafe tempat dia bekerja. 

"Memang nya apa istimewa nya kurir makanan dan pelayan cafe? Aku rasa tidak ada." Gumam Juna sambil tersenyum kecil. Tapi jujur saja, dia khawatir kalau hubungan nya dengan Airyn akan di ketahui orang banyak. Dia khawatir kalau sampai orang lain tahu. 

Dia hanya pelayan cafe dan juga kurir makanan, rasa nya dia tidak pantas bersanding dengan Airyn yang memiliki semua nya, termasuk kekuasaan. Dia juga memiliki wajah cantik dan kehidupan yang nyaris sempurna. Berbanding terbalik dengan Arjuna, dia berada di sini pun karena di kampung dia terbelit masalah ekonomi. Disana juga tidak memiliki pekerjaan yang menjanjikan, makanya dia berani mengambil langkah besar untuk pergi merantau ke kota orang. 

'Semoga saja, hubungan ini tidak cepat terbongkar. Aku takut Airyn akan menanggung malu nanti nya.'

......

🌻🌻🌻🌻🌻