Seorang wanita yang bernama kiyara bernasib malang. ia hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya meninggal. ia harus berjuang hidup sendiri melawan kerasnya dunia.
suatu saat, ia sedang membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya. kiyara menemui sahabatnya regina untuk membantunya mencari pekerjaan. regina pun membantunya untuk bekerja di sebuah club malam sebagai pelayan.
kiyara bertemu dengan Adrian seorang akak kelas yang pernah ia sukai saat duduk di bangku SMP. pertemuannya dengan Adrian akan membuat takdir kehidupan kiyara semakin lebih berwarna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bu Yulia membawa petaka
Setelah 2 jam berlalu, mata kuliah Bu Nurma pun selesai. Adrian dengan cepat meninggalkan kelas dengan di susul Renald.
"Tuan, jangan cepat cepat." ucap Renald dengan membawa beberapa buku ditangannya.
Adrian pun tampak tak merespon Renald. Ia terus berjalan meninggalkan ruang kelas. Kiyara yang melihatnya pun kesal.
"Dasar sombong!" gerutu Kiyara.
"Hah? Siapa yang sombong Kii?" celetuk Renata.
"Bukan siapa siapa Re." jawab Kiyara.
Kiyara dan Renata keluar dari ruang kelas. Mereka memutuskan pergi ke taman kampus untuk bersantai sembari menunggu mata kuliah selanjutnya.
"Permisi.."
Seorang pemuda tampan tiba tiba datang lalu menyapa Kiyara dan Renata yang sedang sibuk ber-selfie.
"Iya?" balas Kiyara yang menoleh kearah pemuda tampan itu.
"Saya mau tanya. Ruangan pak rektor dimana ya?" tanya pemuda itu.
"Oh oh oh! biar aku saja yang nunjukin." celetuk Renata.
Melihat respon sahabatnya itu, Kiyara hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
"Dari sini kamu lurus saja, nanti ada laboratorium penelitian. Disampingnya ada lorong. Kamu masuk saja. Ada tulisannya kok." Tutur Renata dengan bersemangat.
"Oh oke. makasih ya." ucap pemuda itu.
"Oh ya, aku Varrel."
Renata dengan grecep mengulurkan tangannya.
"Aku Renata. Dia temanku. Kiyara." ucap Renata.
Varrel hanya tersenyum melihat tingkah Renata.
"Yasudah aku kesana dulu ya." ucap Varrel.
Renata pun mengangguk sambil melambaikan tangannya.
Setelah Varrel menjauh, Renata tiba tiba tertawa sendiri.
"Tuh mulai lagi kan!"
"Eh Kii? emang kamu nggak sadar ya? Hari ini kita di pertemukan dengan orang orang tampan. Ya nggak sih? Kalau aku disuruh milih antara Adrian, Renald dan Varrel pasti aku bingung. pilih semuanya boleh kan ya??uuuhh.." ucap Renata heboh.
Kiyara hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Ia tau bahwa sahabatnya itu memang suka gesrek ketika bertemu pria tampan.
Ting!
Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Renata. Sebuah pengumuman di grup chat bahwa mata kuliah akan dimajukan dari jadwal sebelumnya.
"Kii, kata Rina jam matkul Bu Yulia akan dimajukan jadi 10 menit dari sekarang."
"Yasudah ayo kita ke kelas saja." balas Kiyara.
Renata dan Kiyara pun pergi menuju kelas. hampir semua mahasiswa sudah berada dalam kelas termasuk Adrian dan Renald.
Kiyara pun memilih menundukkan kepalanya dan sedikit menutupi wajahnya dengan rambutnya yang terurai.
Duukkk!!
"Aaww!!"
Kaki Kiyara menabrak sebuah meja. sontak semua mahasiswa menoleh kearahnya.
"Iishh kiyara!!" teriak Renata.
Renata dengan cepat menarik tangan Kiyara lalu membantunya untuk duduk di tempatnya. Panggilan Renata sontak membuat Adrian menoleh kearahnya. Namun karena Kiyara masih menunduk dan menyembunyikan wajahnya, Adrian tak melihat dengan jelas wajah Kiyara.
"Gimana sih kamu Kii.. Kamu sakit?" tanya Renata sedikit heran.
"Aku tidak melihat ada meja disitu re!" jawab bisik Kiyara.
"Untung aja dia nggak ngapa2in kamu."
"Hah? Memangnya meja siapa yang aku tabrak?" tanya Kiyara.
"Meja Adrian Kiyara." jawab Renata
mendengar jawaban Renata, Kiyara mengerucutkan keningnya.
"Aduh! Mati aku! Apa dia mengenaliku? Apa aku sudah menutupi wajahku dengan baik? aduh! Bodoh sekali kamu Kiyara!" batin Kiyara.
Kiyara kembali menutupi wajahnya dengan sebuah buku. tak lama terdengar suara ketukan pintu berbunyi.
"Permisi Bu.." ucap seorang pemuda.
Melihat kedatangan pemuda asing yang pernah ia lihat sebelumnya, Renata kembali menunjukkan kehebohannya.
"Kii.. Kita dapat rezeki apa ya? dikelilingi cogan cogan gini." bisik Renata.
Kiyara tak merespon bisikan Renata. Ia terus fokus menutupi wajahnya dengan buku.
"Kamu kenapa sih Kii? Dari mata kuliah Bu Nurma nutupin wajah pakai buku?" tanya Renata heran.
"Udah. Urusin aja cogan cogan itu. Biarkan aku begini." jawab Kiyara.
Kiyara tak menyadari bahwa Varrel ternyata duduk disampingnya.
"Kiyara! Kenapa kamu menutupi wajahmu dengan buku?" celetuk Bu Yulia.
"Aduh! Bu Yulia! Kenapa sih pakai negor segala!" batin Kiyara.
"Kiyara!! Kamu tidak menghiraukan saya?"
Kiyara akhirnya melipat bukunya. Namun wajahnya tetap ia tutupi dengan rambutnya.
"Kenapa kamu Kiyara? Ada apa denganmu? Apa kamu sakit?" tanya Bu Yulia lagi.
"Ti..tidak Bu." jawab Kiyara.
"Tegakkan kepalamu itu. Saya tidak suka melihat salah satu murid saya seperti itu." Tutur Bu Yulia.
Kiyara dengan rasa takutnya akhirnya menegakkan wajahnya. Hal itu membuat Adrian yang sedari tadi penasaran untuk segera melihatnya. Adrian begitu kaget bahwa gadis yang saat ini dia lihat adalah adik kelasnya dulu yang telah lama mengejarnya.
"Tuan, bukankah dia.." ucap Renald yang ternyata ikut memperhatikan Kiyara.
"Diamlah." balas Adrian.
"Ternyata selama ini kamu menyembunyikan wajahmu karena aku ya? Hahaha lucu sekali." batin Adrian dengan menahan senyumnya.
Mata kuliah kembali di mulai. Kiyara merasa tak nyaman. Ia takut bahwa Adrian melihat wajahnya. pelan pelan ia menoleh ke arah Adrian. Ternyata Adrian tak sedikitpun melihatnya.
"Apa? Dia benar benar tak melihatku? Apa jangan jangan dia tak mengenaliku? Syukurlah. Kalau begini aku jadi sedikit percaya diri." batin Kiyara.
Setelah itu Kiyara duduk dengan penuh percaya diri. Karena menganggap Adrian tak mengenalinya.
"Baiklah. saya akan memberi tugas kepada kalian. Ini tugas berkelompok ya. Silahkan kalian menentukan sendiri kelompok kalian." ucap Bu Yulia.
Semua mahasiswa menjadi sedikit ribut. Hal itu membuat Bu Yulia menjadi sedikit marah.
"Diam! kenapa pada ribut sih?" gertak Bu Yulia.
Sontak suasana kelas pun menjadi diam.
"Biar saya saja yang memutuskan." ucap Bu Yulia.
Bu Yulia mulai menunjuk beberapa orang untuk menjadi satu kelompok.
"Renata dan Kiyara, kalian satu kelompok dengan Varrel dan Renald." ucap Bu Yulia.
Mendengar itu Renald pun shock karena ia dipisahkan dari tuan muda nya. Renald akhirnya mendekati Bu Yulia.
"Bu, maaf. Tapi saya harus berkelompok dengan tuan muda." bisik Renald.
"Tuan muda siapa yang kamu maksud?" tanya Bu Yulia bingung.
"Tuan Adrian Bu Yulia." jawab Renald.
Bu Yulia pun kaget. Pasalnya ia melupakan bahwa di kelasnya hari ini, ia akan mengajar anak dari grup Dirgantara.
"Maafkan saya. Oke baiklah. Saya akan meralatnya." ucap Bu Yulia.
Renald kembali ke tempat duduknya mendampingi Adrian.
"Maafkan saya. Ada kesalahan teknis dalam pembagian kelompok. Untuk Adrian, kamu satu kelompok dengan Renald, Renata , Varrel dan Kiyara ya." Tutur Bu Yulia.
Mendengar itu, Kiyara membulatkan matanya. Rasa takut ketahuan itu telah muncul kembali.
"Kii.. Kiii.. Kiii.. Tolong! Semalam mimpi apa ya aku?? Tuhan baik banget!! Rezeki nomplok nih!" ucap heboh Renata.
Kiyara tetap pada ekspresinya. Ia masih tak menyangka dengan aturan Bu Yulia. ingin sekali Kiyara protes namun itu tidak mungkin karena Bu Yulia adalah salah satu dosen killer di kampusnya.
"Saya beri waktu kalian selama dua Minggu untuk mengerjakan tugas dari saya. Jika ada salah satu dari anggota kalian yang tidak berkontribusi, silahkan kalian laporkan kepada saya." Tutur Bu Yulia .
Bu Yulia pun pergi meninggalkan kelas. Renata merasa sangat bersemangat dengan keputusan Bu Yulia. namun berbeda dengan Kiyara yang dilanda ketakutan luar biasa.
"Jadi kita kapan akan bekerja kelompok?" celetuk Varrel.
"Oohh.. Iya. Kapan ya?" balas Renata.
Adrian tiba tiba meninggalkan kelas tanpa sepatah katapun hingga membuat Renald kebingungan. Renald merasa tak enak dengan anggota kelompoknya yang lain.
"Aduh. Maaf maaf. Siapa namamu?" tanya Renald yang terlihat bingung.
"Aku Renata." jawab Renata.
"Oke baiklah. Akan kuhubungi nanti." balas Renald yang kemudian berlari mengejar Adrian.
"Lah gimana caranya dia menghubungiku? Kan dia tidak tau nomer ponselku? Aneh." ujar Renata.
"Hei, kenapa kamu diam saja?" tanya Varrel.
"Eehh.. Iya iya. Terserah saja." jawab kiyara.
"Aku boleh mintak nomer kamu nggak?" tanya Varrel.
"Maksud aku buat ini kerja kelompok kita." imbuhnya.
"Kiyara mah tidak punya ponsel." celetuk Renata.
"Oohh jadi begitu." jawab Varrel.
"Nomerku saja gimana?" tanya Renata.
"Yasudah boleh." jawab Varrel.
Renata memberikan barcode yang mengarah ke nomer ponselnya.
"Coba sapa aku." ucap Renata.
Tak lama, sebuah pesan teks masuk kedalam ponselnya.
"Yasudah, aku keluar dulu. Kabari ya kalau butuh sesuatu tentang tugasnya." ucap Varrel yang kemudian pergi meninggalkan kelas.
Jika sudah berhubungan dengan pria tampan, sahabat sendiri pun dilupa. Renata sibuk dengan ponselnya sedangkan Kiyara sibuk dengan ketakutannya.